bc

RODA KEHIDUPAN EVELINE

book_age16+
1
FOLLOW
1K
READ
others
drama
tragedy
twisted
lighthearted
serious
kicking
mystery
scary
like
intro-logo
Blurb

Eveline anggelica 19 tahun, gadis cantik yang punya segudang talenta, hidup dalam keluarga yang berkecukupan dan hari harinya penuh dengan warna seketika berubah menjadi seperti Upik abu ,setelah mereka mengalami kecelakaan tragis dan kecelakaan itu merenggut nyawa papa dan mama Eveline.

Namun beruntung saat itu ada seorang pemuda yang menyelamatkan Evelin.

Zevan Bagaskara "Evan,25 tahun, meski terkenal cuek dan dingin Evan memiliki paras yang begitu tampan dan nyaris menyentuh kata sempurna."

Banyak gadis yang ingin menaklukkan hatinya .Namun, tak satupun yang menarik hati evan.

Entah kenapa hati Evan tidak bisa menghilangkannya wajah gadis yang dia tolongin saat kecelakaan beberapa waktu lalu

Namun sayangnya, Evan kehilangan jejak Eveline saat itu.

Di tengah kegalauan yang di rasakan Evan,malah kedua orang tuanya memaksa Evan untuk menikah dengan "Tania Anjani anak rekan bisnis papanya".

---------

Apakah Eveline bisa melewati hari-hari buruknya? Atau malah semakin terpuruk dalam kesedihannya.

Bagaimana usaha Evan untuk mendapatkan gadis pujaannya, yang terhalang restu kedua orang tuanya ?

chap-preview
Free preview
bab 1 hari buruk ku
Tok -k-tok,l ! terdengar suara gedoran dari balik pintu kamarku, semakin lama semakin keras gedoran nya. "Siapa? teriakku dari dalam kamar. Ini aku Tania cepat buka pintunya, ucapnya tak sabar. Sebentar, lagi pakai baju ini,! Alasanku, sebenarnya aku malas berurusan sama Tania kalau ke kamarku pasti ada yang mau dia incar barang milikku, "Kira-kira kali ini dia mau pinjam apa lagi ya,sepatu,tas,baju,terawang ku dalam hati." "Udah belum,!" lama banget sih pakai baju aja, terdengar suaranya kesel, sambil terus menggedor-gedor pintu kamarku semakin keras. kurasa sudah cukup membuat dia menunggu untuk kali ini. Gegas ku bukakan pintu kamar, dan seperti biasa ,dia langsung nyelonong masuk dan mencari barang incaran yang ingin dia pinjam. Kali ini matanya tertuju pada rak sepatu ku, yang tersusun rapi di pojok kamar ini, dan benar saja dia langsung menenteng sepatu ket putih yang baru aku belikan beberapa hari lalu, saat menemani mama belanja di mall, sepatunya masih sangat baru belum sekalipun aku coba. Astaga manusia ini, betul-betul membuat hari-hari ku hancur, menyesal rasanya sudah berbaik hati dengan mengizinkan mereka tinggal disini, seharusnya aku menolaknya demi alasan apapun saat itu!.tapi mau bagaimana lagi Tante Mila kan,!adik papa satu-satunya apa lagi mereka lagi kesusahan kayak gini? Pekik ku penuh sesal dalam hati. " Eh ! Kak Tania,kalau mau pinjam jangan yang itu ya !,aku mau pakai hari ini soalnya, alasanku lagi supaya dia tidak jadi meminjamkannya,enak aja dia yang memakai pertama kali sepatu baruku, umpatku dalam hati. Yah...!! tapi aku mau yang ini!. kamu pakai aja yang lain, kan masih banyak sepatumu yang masih bagus,ucapnya memaksa " T-Tapi,kak!,aku mendengus kesel." Dia tak menggubris sama sekali pintaku,dan langsung menenteng sepatu putih milikku itu keluar kamar, tanpa menunggu persetujuan dari ku, sebenarnya tak masalah sih bagiku kalau minjamnya itu pakai etika. Tapi ini engak,kalau minjam lupa diri seolah-olah barang yang udah di tangannya sudah menjadi milik pribadi dan lupa balikin nya. dah itu, gak tau ucap terimakasih lagi. Ku lihat jam di dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 8 pagi,cacing di perutku pun sudah ikut mendemo, seolah meminta jatah kayaknya. Gegas ku lempar ponsel ku, kesembarangan arah ke stas kasur, terus melangkah keluar menuruni anak tangga satu persatu menuju ruang makan di dekat dapur. "Pagi non ! "Sapa bi Wati ramah, wanita paruh baya ini sudah sangat lama bekerja di rumah kami. "Pagi juga bi!" Kulihat kursi di meja makan masih kosong. Papa sama Mama belum bangun ya bi? Tuan sama nyonya sudah berangkat tadi pagi-pagi non, jawabnya. Pergi,! Kemana bi? Maaf non bibi kurang tahu. Oh,!! Mungkin ada urusan mendadak makanya mereka pergi sepagi ini, pikirku. Di atas meja sudah tersedia beberapa menu masakan,sangat menggugah selera ku yang lagi lapar,,langsung aja aku tari kursi dan mendudukinya, kemudian ku sendokan beberapa sendok nasi goreng ke piring dengan sepotong ayam goreng di atasnya. Tak lama, kulihat Tania melangkah menuju ke arahku, sepertinya mau ikut sarapan. Namun penglihatan ku tertuju pada penampilan Tania yang sudah rapi, dengan tas selempang mini berwarna hitam milikku yang di pinjamkan dua Minggu lalu,terus sepatu ket putih yang tadi pagi dipinjamkannya juga sudah melekat erat di kedua kakinya. Mau kemana kak Tania ,pagi-pagi sudah rapi? Tanyaku basa basi. Kepo aja sama urusan orang, jawabnya ketus. Mendengar jawaban ketusnya,aku memilih diam , dan kuhabiskan sisa nasi goreng yang ada di piring, kemudian cepat-cepat pergi meninggalkannya sendiri di meja makan, hendak menuju ke kamarku kembali. Namun, baru aja aku menginjak anak tangga ,langkahku terhenti, saat mendengar suara teriakan minta tolong dari kamar tamu. Aku langsung balik badan, melangkah cepat menuju kamar tamu. Benar saja itu, suara Tante Mila teriak minta tolong, kulihat kamarnya masih tertutup rapat, ku bukan pelan ternyata tidak terkunci, dan terlihat Tante Mila sudah tergeletak dilantai dengan posisi terduduk sambil meringis kesakitan..langsung ku hampirinya dan membantunya bangun, terus ku tuntun sampai ke tepi ranjangnya. Kok bisa terpeleset sih Tan? Tanyaku. Gak tau, mungkin itu si bibi gak bersih ngepel nya, jawabannya ketus sambil meringis kesakitan. "Ya, udah Tan." Eveline panggil bi Wati aja ya. Untuk di bersihin lagi kamarnya, dan kemudian Tania datang,aku pun buru-buru pergi dari situ malas bangat kalau harus mendengarkan ocehan ibu dan anak itu. Dan menghampiri bi Wati yang tegah sibuk mengelap debu diruang tamu. Bi, tolong ke kamar tamu ya.!" "Baik, non,!" tapi ! ada apa ya non? Tanyanya dengan nada cemas. Enggak ada bi, tadi tante Mila kepleset di kamar, katanya sih lantainya licin. Jadi tolong bibi bersihkan lagi ya. "Baik, non,!" bibi mengangguk. Kemudian aku melanjutkan langkahku menuju kamar, dan langsung lompat ke kasur dan berniat menarik selimut lagi, namun waktu tak berpihak padaku, suara dering ponselku tak berhenti berdering. Gegas ku raih benda pipih itu dari bawah bantal dan ternyata mama yang mencoba memanggil dari tadi !, dan ada juga notifikasi tiga panggilan tak terjawab. Mati aku, pasti kenak omel ini sama si mama. benar saja begitu ku angkat terdengar suara mama dari sebrang. "Kemana aja sih,capek mama telpon kok enggak kamu angkat-angkat sih,,,"blaa -blaa, panjang lebar." "Maaf ma tadi ponsel tertinggal di kamar, Eveline di bawah tadi Tante Mila terpleset di kamar jelasku, jujur." "Tapi tantemu gak kenapa-kenapa kan? "tanyanya lagi, "Gak ma, cuman terkilir dikit " "Oh !!. jawabnya singkat. Ada apa mama nelpon Eveline berkali-kali , Ini, papa minta kamu ikut ke acara teman papa, kamu siap-siap terus ya, mama sudah nelpon pak Beno untuk mengantar Eveline ke Kantor papa,Tut-tut disusul terputusnya telpon. Ini, ni!, kebiasaan mama kalau ada maunya, habis nelpon langsung dimatikan secara sepihak. Aku menghembuskan napas kasar. "Yuk, Eveline kita siap-siap, "ucapku pada diri sendiri. Setelah mandi, langsung ku pakai baju kemeja lengan panjang putih,dan kupadukan dengan celana kulot warna putih, dan sepatu ket warna hitam, tak lupa berdandan sedikit biar gak di bilang pucat kayak Manyat hidup nanti sama si mama, jadi aku oles sedikit lipstik warna peach, terus bedak tipis-tipis saja, rambut sebahu kubiarkan terurai saja, udah cukup menurut ku, kuraih ponsel dan langsung turun ke bawah. Pak Beno sudah menunggu di bawah,,yuk pak, kita berangkat ucapku, "baik ,non.!" Langsung membuka pintu mobil sambil tersenyum ramah dan mempersilahkan aku masuk dalam mobil. Tak lama di jalan sampai juga di kantor papa, kulihat dari kaca jendela papa sama Mama sudah menunggu. Gegas aku turun dari mobil dan menghampiri papa dan mama yang duduk di sofa berwarna hitam. Pa,ma sapa ku, setelah mendekatkan diri .Nah ini dia yang kita tunggu-tunggu akhirnya nongol juga,ucap mama sambil merangkul pundak ku, Papa hanya tersenyum manis. Ya udah yuk, ajak papa jangan sampai telat kita, Tapi kita kemana pa tanyaku penasaran? Udah Eveline ikut aja ya! Tar juga tahu kalau kita udah sampai titahnya lagi.. Aku menurut saja,ya deh pa. Papa melenggang ke arah parkir untuk mengambil mobil" SUV, berwarna hitam " kesayangannya itu.dan di ikuti mama dan aku dari belakang,, kemudian kami bertiga masuk ke dalam mobil. Di jalan aku menyibukkan diri dengan mendengarkan musik di ponselksedangkan papa fokus menyetir,sesekali terlihat mama mengajak papa bicara, namun aku enggak tahu jelas mereka ngomong apa? Ku lirik dari kaca spion dalam mobil, muka papa mendadak pucat panik! Astaga kok rem blong teriaknya panik dan terus menginjak rem,namun tetap berusaha tenang memegang setir mobil..sontak aku dan mama juga ikutan panik ketakutan.tak lama papa awas teriakku kencang saat pengendara motor melintas dari arah berlawanan kemudian papa membanting stir mobil ke sembarang arah. Dan mobil kamipun terjatuh terjun ke arah sungai, dalam hitungan detik mobil kami penuh dengan air, disini aku masih sadar,melihat papa mama tidak bergerak,,aku sangat takut,,dan sudah pasrah dalam hati terus memanjat doa memohon ampun kepada sang pencipta,mungkin ini memang waktu untuk kami menghadapnya,dan terus berusaha mendobrak pintu mobil tapi terkunci,kemudian ku tutup mata rapat-rapat sambil menahan napas yang tersisa.ya Allah aku pasrah ucapku ku dalam hati..tak lama terdengar gedoran pintu dalam hati pasti buaya,aku tak berani membuka mata..karena suara terus terdengar,aku beranikan diri membuka mata demi mengusir rasa penasaran siapa yang mengendor-gedor pintu kaca mobil.sekilas terlihat seperti bayangan manusia dan ku coba lagi melihat lebih jelas,, ternyata iya, seorang laki-laki yang mencoba menolongnya membuka pintu, Alhamdulillah dan terus mengucapkan syukur dalam hati,, setidaknya ada sedikit harapan dalam hati ini,,tapi kemudian terasa sangat gelap. ______ Melihat gadis yang didalam mobil sudah tidak bergerak pria itu berusaha lebih kuat dan akhirnya bisa ke buka pintunya, dia langsung menarik tangan gadis yang tidak dikenalnya itu, dan menuntunnya naik kepermukaan sungai kemudian merebahkan tubuhnya dengan hati-hati di tepi sungai, sesaat mengedarkan pandangannya ke sekitar sungai, namun tak satupun makhluk hidup yang tampak di matanya, sepi tidak ada satu orang pun. Kemudian pemuda itu mencoba memompa jantung Eveline, dengan cara menyilangkan kedua telapak tanganya, kemudian menekan-nekan bagian atas d**a Eveline. Ayo lah, banguuu...n! kamu pasti kuat ucap pemuda itu sambil tak berhenti mencoba memompanya, dengan penuh harap semoga gadis itu segera terbangun. Namun Eveline tak kunjung sadar juga, pemuda itu terlihat panik, namun berusaha untuk tetap tenang. Sesaat pemuda itu berpikir untuk melakukan napas buatan, mungkin itu cara satu-satunya membangunkan gadis ini, bisik batinnya. Seolah tidak mau membuang-buang waktu lama, dia langsung mengambil posisi, mau tak mau aku harus melakukan napas buatan, ucap pemuda itu. Dan sesekali, menatap wajah gadis malang itu, yang terlihat sudah sangat pucat. Percobaan pertama masih belum berhasil, kedua juga sama, namun pemuda itu melakukan lagi untuk ketiga kalinya. Setelah mencobanya beberapa kali. Akhirnya eveline terbatuk memuntahkan air yang tertelannya saat itu,dadanya masih terasa nyeri dan sesak mungkin karena air yang tertelan terlalu banyak dan masuk ke area paru-parunya, dan berlahan Eveline mencoba membuka matanya. Alhamdulillah! Ucapnya pemuda itu merasa lega Sambil menarik napas barat. "k- kamu siapa ?"Eveline bertanya penuh selidik pada pria yang ada dihadapannya. "Aku Evan"jawabnya singkat." Kemudian Eveline mencoba untuk duduk, namun badannya masih sangat lemas. Evan langsung merangkul kedua bahu Eveline, guna membatu Eveline duduk. Coba deh! kamu ambil napas dari hidung dan kemudian lepaskan perlahan dari mulut. Evan mencoba memberi saran!, Dan kemudian Eveline mengikuti sarannya tanpa membantah. "Sesaat Eveline berpikir! " Eveline menulusuri pandangannya ke sepanjang sisi sungai, namun orang yang dia cari, tak terlihat disekitarnya? Eveline menatap tajam pria yang ada dihadapannya itu. "mama, dan papa dimana? mereka baik-baik saja kan? Tanya Eveline penuh harap, pria itu akan menjawab kalau kedua orangtuanya sudah duluan terselamatkan makanya tidak ada di sini. Maaf !! ,orang tuamu masih di dalam sungai, jawabnya jujur apa adanya, sambil memandang wajah gadis didepannya itu, Evan tertegun saat melihat gadis itu masih terisak-isak pelan. Astaga, mesti sedang menangis gadis ini masih keliatan sangat cantik, puji Evan dalam hati. Suara teriakan Eveline , seketika membuyarkan lamunannya. Eveline berteriak histeris, sambil "Aku gak peduli" jawab Eveline dengan lantang. Eveline tetap ingin menolong papa dan mama.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Anak Rahasia Suamiku

read
3.4K
bc

Perceraian Membawa Berkah

read
17.5K
bc

TETANGGA SOK KAYA

read
51.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

KUBUAT KAU MENGEMIS CINTAKU

read
60.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook