Encounter - 2

1152 Words
                If suddenly you forget about me, do not look for me, for I shall already have forgotten you                                                                                             -  Pablo Neruda -                                                                                                         ❤❤❤ "Lo kenapa sih Bro? Itu Mia! Belahan jiwa, setengah napas lo!" Rino mengingatkan siapa sosok Mia buat Nathan di masa lalu. Bola mata Nathan membulat menatap Rino lekat-lekat, "Lo denger baik-baik sekarang, enggak perlu sebut-sebut dia lagi di depan gue!" Tukasnya. Mata Rino membesar dan Zack tersedak. Mereka berdua berpandangan sambil menggeleng. "Aa-ah, ini pasti di mulut doang, lo liat aja besok kalau mereka ketemu lagi---" "Enggak akan ketemu lagi!" tukas Nathan keras dan pergi meninggalkan ruangan. Lagi-lagi Rino dan Zack saling pandang, cukup lama. Tapi Rino buru-buru mengalihkan pandangannya dengan segera. Ia merinding membayangkan Zack bisa-bisa jatuh cinta padanya kalau mereka bertatapan lebih lama lagi. Rino bergidik ngeri. Hiiyy. "Dasar temen lo sumo tuh!" "Lah temen gue itu ya sobat lo juga, bukan? Sobat kental" sahut Rino. "s**u kali kental!" balas Zack. . . . Nathan sudah duduk rapi di balik mejanya, kemeja biru muda dengan celana biru dongker yang sangat serasi membalut tubuh atletisnya. Jasnya baru saja ia buka dan disampirkan di sandaran kursinya. Nathan dengan tekun memeriksa dokumen-dokumen yang tergeletak rapi di atas mejanya. Kemudian interkom mejanya berbunyi, Nathan menekan tombol bicaranya, "Yes Ana" "Morning Mr. Petra, saya mau mengingatkan ada meeting di YAJ Coorps Building jam 10 ini" ujar sekretaris Nathan, Ana.   "Thanks!" Nathan melirik jam yang melingkar di tangannya, masih jam 8. 30 pagi. Tapi Nathan memerintahkan Ana agar Kevin bersiap-siap mengantarnya ke sana. YAJ Coorps adalah perusahaan yang ber-partner dengan Petra Enterprise dalam bidang property. Yonki sebagai pemilik perusahaan adalah teman bisnis Nathan sejak dua tahun yang lalu. Dan ini adalah ke sekian kalinya Nathan menginjakkan kakinya di YAJ Coorps Building setelah beberapa lama ia tidak berkunjung ke kantor teman bisnisnya ini.   Dokumen yang ia buka di dalam mobil tidak membuatnya lupa akan bayangan Mia semalam di Breeze Caffe. "b******k!" Makinya. Kevin melihat majikannya dari spion, tapi ia tidak berani menyela. Ia tahu Bosnya itu sedang jelek mood-nya. "Bukan kau Kev!" "Saya tahu Bos" sahutnya. .. Kevin menurunkan Nathan di lobi gedung, kakinya yang panjang membuat langkahnya cepat dan lebar menuju lift yang sepi. Jam masih menunjukkan pukul 9.30 pagi. Nathan tidak suka terlambat atau mepet waktu janjian. Ia adalah orang yang tepat waktu dan tidak mentolerir orang yang terlambat. Ting. Pintu lift terbuka dan Nathan masuk ke dalamnya, ketika pintunya akan menutup kembali, sebuah sepatu wanita menghalangi pintunya. Nathan hampir saja tersedak ketika pintunya kembali terbuka dan melihat wanita yang berdiri di depan pintunya. "Ups! Sorry..." serunya sambil masuk ke dalam lift. Wanita itu berdiri dengan kaku di depan Nathan yang juga membeku. Nathan memijat pelipisnya dan bergumam dalam hati. Ya ampun kenapa harus bertemu dia lagi? Mau apa juga Mia di sini? Batinnya. Sementara Mia menghela napasnya dan memutar kepalanya ke belakang, "Hai Nath! Aku bekerja di sini, sudah sebulan, kalau kamu mau tahu" ujarnya. Kemudian ia berpaling lagi menghadap pintu lift. Nathan tidak menanggapinya, malas menanggapinya lebih tepat. Sejak kapan dia bisa membaca pikiran? Batin Nathan. Dan kenapa juga ia baru tahu kalau Mia bekerja di sini? Padahal dia dan Yonki hampir setiap hari berkomunikasi tentang project baru mereka. Ya memang tidak seharusnya juga Yonki menceritakan semua karyawannya sih. Terlebih Yonki tidak tahu siapa Mia untuknya. Ting! Pintu lift terbuka lagi, mereka keluar di lantai yang sama. Mia berjalan lebih dulu masuk ke dalam ruangan Yonki dan Nathan berhenti mendadak. Kenapa jadi dia yang resah dan gelisah bertemu Mia, sedangkan Mia-nya saja santai dan datar begitu. Padahal Mia yang sudah pergi meninggalkannya. Nathan memaksakan kakinya masuk ke ruangan Yonki setelah si sekretaris membukakan pintu untuknya. Matanya mengedar dan melihat Mia di meja rapat sedang membaca dokumen, sementara Yonki berada di balik mejanya. "Nathan! Seperti biasa kau selalu yang pertama datang! Itulah kenapa aku senang bekerja sama denganmu" sambut Yonki seraya berdiri menghampiri Nathan dan menyalaminya sedikit formil. Nathan tidak bersuara, ia hanya tersenyum seadanya sambil melirik ke arah Mia duduk. Yonki memperhatikan, "Dia Tamia, partner baruku. Aku mengajaknya ikut rapat kali ini. Karena aku mau dia yang menangani interior proyek baru kita nanti..." ujar Yonki. Tanpa sadar mata Nathan membesar menatap Yonki. "What??" "Kenapa? Gambarnya bagus! Kau harus melihatnya" tambahnya sembari mengambil selembar kertas bergambar desain interior sebuah ruangan dan memberikannya pada Nathan. "No! Aku tidak mau orang yang tidak berpengalaman ikut dalam proyek kita, Yon!" "Oh, com'on Nath. Dia mungkin belum berpengalaman menangani proyek besar, tapi pengalamannya sudah banyak. Banyak juga perusahaan yang memakai jasanya" Nathan menggeleng serius. Takdir mempermainkannya sekarang. Tidak mungkin ia sanggup bekerja dengan Mia, wanita yang berusaha mati-matian ia lupakan dan hilangkan dari pikirannya. Tanpa disangka Yonki memanggil Mia. Dan Nathan berdecak kesal sambil menggaruk-garuk kepala belakangnya. Mia menghampiri mereka dan Yonki memeluk pundak Mia. "Mia, kenalkan, ini Mr. Petra Wijaya. Pemilik Petra Enterprise, pria dingin yang butuh sentuhan wanita, haha..." Mia menjulurkan tangannya sambil menatap Nathan. Tapi Nathan bergeming sambil menatap Mia tajam dan juga tangan Yonki yang berada di pundak Mia. "Oh iya, Nathan, kenalkan, ini Tamia Woodley. Design Interior Consultant kita, sekaligus kekasihku yang baru..." seloroh Yonki. Glek! Nathan dan Mia menelan ludahnya bersamaan. Mia menyangkal dengan menggoyangkan tangannya di depan Nathan, "Eh, enggak. Bukan. Ish...Yonki, apa-apaan sih?" protes Mia sambil menepis tangan Yonki dari pundaknya. "Cuma bercanda---tapi kalian kok bisa kaget bersamaan gitu sih?" Nathan memutar tubuhnya dan berjalan menuju meja rapat. Jantungnya hampir saja copot ketika mendengar Yonki melekatkan kata 'kekasih' pada Mia tadi. Tapi ia berhasil menyembunyikan rasa terkejutnya sedikit, walau Yonki curiga. Nathan masih melihat Mia yang protes pada sikap Yonki barusan di depannya. Kenapa ia harus protes, toh kalau memang mereka memang sepasang kekasih, itu bukanlah urusannya. Benarkah? Bukan urusannya? Lalu kenapa dadanya meradang melihat tangan Yonki ada di pundak Mia? Duduk satu meja dengan Mia membuat Nathan sedikit kesulitan berkonstrasi, di tambah interaksi yang sangat akrab antara Mia dan Yonki. Terus terang itu membuatnya muak. Ketika rapat selesai, detik itu juga Nathan meninggalkan ruangan. Semua terlihat syok dengan sikap Nathan, tapi Yonki berhasil membuat suasana kembali kondusif. Sementara itu hati Mia bergejolak aneh melihat Nathan kembali. Ia berada satu ruangan, bahkan satu meja dengannya. Tapi tidak sekalipun Nathan menatapnya atau berbicara dengannya. Nathan hanya bersuara saat diperlukan, itupun tidak banyak. Ia menjadi pria dingin yang tegas dan berkharisma. Terlihat sekali semua peserta rapat sangat menghormati pendapat ataupun keputusan Nathan. Mia keluar ruangan setelah mendapat izin Yonki. Ia berjalan setengah berlari, berniat mengejar Nathan dan berbicara dengannya. Ia tidak tahan harus didiamkan seperti ini terus menerus, terlebih mereka akan kerja sama dalam waktu yang cukup lama. Mengejar Nathan bukan perkara mudah, tahu sendiri Nathan kalau berjalan itu cepat.   Nathan berdiri sambil mengetuk-ngetuk ponselnya dengan kesal, sepertinya ia sedang menunggu Kevin, supirnya. Tubuhnya menegang ketika ia tersadar bahwa ada seorang wanita yang sangat ia kenal sudah berdiri di sampingnya. "Aku mau bicara..." suara wanita itu. "I don't have any word to say"  sahut Nathan sedingin es.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD