Keputusan orang tua Jarvis

1168 Words
Ini adalah pertama kalinya Jarvis meletakkan tatapan yang begitu lama pada seorang wanita. Bukan hanya secara fisik, tapi bagaimana Asih bersikap dingin dan tenang, membuatnya terpancing dan penasaran. Untuk pria seumuran Jarvis, menikah bukan hanya tentang kebutuhan biologis, tapi juga pengakuan sosial. Orang lain pasti akan menganggap Ny Carissa terlalu gegabah karena membiarkan sembarang wanita punya kesempatan untuk menikah dengan anak tunggalnya. Tapi sebenarnya itu adalah syarat mutlak dari Jarvis sendiri. Jadi, daripada melajang seumur hidup, lebih baik menurutinya. "Bukankah tidak sopan? Kamu baru pertama kali bertemu anakku. Tapi tanpa tahu malu sudah mengatakan hal sejujur itu. Mana ada wanita yang suka dengan pria sakit?" Ny Carissa akhirnya meninggikan suaranya. Ia tahu benar, menghadapi tipe seperti Asih harus tegas dan keras. Kalau tidak, sifat aslinya tidak akan ketahuan. Tapi Asih sedang tidak sedang berpura-pura. Jadi, meski disudutkan, gadis itu tidak takut sedikitpun. Bagaimanapun caranya, kesempatan ini tidak boleh dilepas, batin Asih menyemangati diri sendiri. Masa bodoh dengan konsekuensi. Tujuannya keluar dari rumah Paman Bagio adalah menghindar dari para lelaki hidung belang. Paman Bagio lantas kembali duduk, memberi isyarat pada Asih agar tidak menjawab. Mereka masih ada di sini saja sudah menjadi sebuah kesalahan. Seburuk apapun perlakuan orang kaya, si miskin akan tetap disalahkan. Itulah yang dipelajari paman Bagio selama hidupnya dan diturunkan pada Asih. Tapi entah kenapa hari ini Asih begitu berbeda. Sosoknya begitu keras kepala. "Maaf, tapi saya orang yang tidak biasa berbohong." Asih sedikit meninggikan suaranya agar Ny Carissa tahu kalau ucapannya serius. Ia tidak lagi peduli dengan apapun sekarang. Prioritas utamanya adalah mendapatkan kesempatan. Jarvis diam-diam tergelak, mengakui kalau tekad Asih cukup berani. Pak Januar juga mulai merasa kalau kali ini gadis yang dibawa sedikit berbeda. Baru sekarang, ada sosok yang membuat istrinya sedikit meradang. Dibanding puluhan gadis berpendidikan tinggi kemarin, Asih lebih menarik perhatian. Ny Carissa jarang sekali melontarkan pertanyaan sentimen. Imagenya sungguh elegan dan anggun. Tapi karena Asih, alisnya menyatu. "Jadi kamu tidak keberatan dengan syarat apapun?" tantang Ny Carissa langsung pada pokok permasalahan. Ia tidak mau berbelit-belit agar pertemuan itu cepat selesai. Tidak ada yang bisa memastikan masa depan, termasuk Asih yang duduk dengan wajah penuh harapan. Pertanyaannya, jika gadis itu tahu kalau jasmani dan rohani Jarvis sehat, apa ia masih bisa melarikan diri dari semua itu? Saat Asih memutuskan untuk mengangguk, Paman Bagio dengan berat hati menurut. Ia sekarang benar-benar duduk dan fokus pada acara pertemuan keluarga itu. Kalau syaratnya terlalu berat, ada kemungkinan Asih akan berubah pikiran. Lihat saja, sampai kapan kamu bisa berpura-pura, batin Jarvis terpaksa menelan apa yang tadinya mau ia muntahkan. Situasinya malah berakhir berantakan dan tidak terduga. Tahu begitu, ia pura-pura sakit saja agar tidak perlu menghabiskan waktu di sana. Di mata Jarvis, Asih hanya gadis sombong dan pembual. Meladeni omong kosongnya adalah tindakan bodoh. "Jadi, Tuan Jarvis punya banyak penyakit dan di masa depan semua perawatan itu akan dibebankan pada istrinya?" tanya Asih mengulang point inti dari puluhan syarat merepotkan tadi. Dari menyiapkan pakaian hingga membersihkan badan, semua disebutkan hingga detil. Memang terdengar risih, tapi Asih sama sekali tidak masalah. Justru Paman Bagio yang berulang kali menggelengkan kepalanya tidak mengerti. Keluarga kaya itu sangat egois. Masa mau membuat anak perempuan keluarga lain mengabdi untuk putranya yang cacat? Ditambah tidak mampu memberi keturunan. "Bukankah itu tugas seorang suster? Terlebih dari syarat sebanyak itu, apa yang Asih dapatkan?" tanya Paman Bagio berusaha memotong pembicaraan itu agar tidak berjalan terlalu jauh. Asih rupanya sangat lugu hingga melupakan haknya sebagai seorang wanita. Jika nantinya terjadi masalah, Paman Bagio akan ikut terseret. Salah langkah sedikit, rencananya untuk melepas Asih akan gagal. Menikahkannya dengan pria kuat dan finansial sedang adalah pilihan paling aman. "Itu tugas seorang istri. Andai perempuan tanpa hubungan apapun menyentuh, memandikan dan menemani Jarvis di kamar, apa itu hal yang dibenarkan? Tahukah Anda? Selama ini saya yang merawatnya. Tapi saya semakin tua dan Jarvis sudah saatnya menikah. Saya tidak mau kalau nanti ia menjalani hidupnya sendirian." Ny. Carissa melontarkan sebuah kebohongan yang benar-benar sempurna. Hingga Pak Januar dan Jarvis bertepuk tangan dalam hati mereka. Nampaknya kalimat itu pun mampu membungkam mulut Paman Bagio. "Sebagai orang tua, kami tahu benar kalau tugas istri Jarvis sangat berat. Oleh karena itu, kami tidak keberatan dengan latar belakang dan pendidikan." Pak Januar ikut bicara. Rupanya ia tidak mau kalah untuk beradu akting dengan istrinya. Jarvis menahan dirinya untuk tidak tertawa. Bualan itu terdengar sangat serius dan nyata. Padahal dalam keseharian, Ny Carissa dan Pak Januar dikenal datar dan tidak banyak bicara. Tapi kalau sudah menyangkut tentang debat, keduanya tidak mau kalah. Asih benar-benar harus pergi kalau tidak berhasil menang dan meyakinkan mereka. Paman Bagio termanggu, curiga kalau Asih mengincar sesuatu. Tawaran itu memang tidak sepenuhnya salah, tapi ketertarikan Asih pada Jarvis tidak masuk akal. "Saya tidak akan mundur," kata Asih sedikit bergetar. Itu adalah keputusan sulit, tapi ia harus melangkah untuk menghindari lubang yang disiapkan oleh sang Paman. Bisa jadi, ini kesempatan terakhir Asih untuk memilih hidupnya sendiri. Semua orang di ruangan itu mendadak terdiam, tidak menyangka kalau ada gadis yang benar-benar sudi untuk tinggal dan menyerahkan dirinya seperti pelayan. Ny Carissa bingung karena belum menyiapkan jawaban untuk pernyataan seperti itu. Terlebih Jarvis, ia tidak menyangka kalau sandiwara yang dijadikan kedok untuk menolak pernikahan, malah menjadi bumerang. Paman Bagio hanya bisa mengelus d**a, mustahil baginya untuk berdebat di acara serius itu. Padahal, bukan hanya rumah ini saja tujuan mereka, tapi ada orang kaya lain yang ingin bertemu Asih. Paman Bagio bisa menjamin, meski tidak sekaya keluarga Jarvis, mereka lebih menghargai. "Tapi, saya ingin mengajukan satu syarat, hanya satu, agar saya lega dan tenang." Asih menatap Ny Carissa yang terlihat menyembunyikan seringainya di pinggir bibir. Wanita itu agaknya tahu apa yang diinginkan Asih. Kalau bukan masalah harta lalu apalagi? Namun, apa yang kemudian dilontarkan Asih menjadi tamparan bagi semua orang, terutama Jarvis. Pria tinggi itu harus mengakui kalau gadis depannya adalah sosok yang pintar berkata-kata. Manis, tapi di saat yang sama menekan dan memaksa. "Saya ingin mendengar jawaban Tuan Jarvis tentang hal ini. Untuk merawat dan menemani seseorang, harus ada ijin juga kerelaan." Asih melempar tatapan seriusnya pada Jarvis, mendesak pria yang menutupi sebagian wajahnya itu-- agar memberikan jawaban yang jujur dan gamblang. Memang tidak dikatakan kalau Jarvis punya gangguan bicara. Apalagi Jarvis sudah muak berpura-pura. Ia gatal ingin memberi Asih pelajaran. Tidak sembarang wanita bisa menjadi pengantinnya. Semua yang ada di diri Asih benar-benar memancing emosi . Kalau bisa, Jarvis akan berteriak keras tentang isi hatinya, kalau ia menolak. Namun, ia terjebak dengan sandiwaranya sendiri. Kini akal-akalan agar tidak menikah malah menjadi bumerang gara-gara satu orang. "Jangan cemas, Jarvis pasti setuju karena dia yang mengusulkan pernikahan seperti ini. Di antara kami sudah punya kesepakatan sendiri. Semua keputusan ada padamu." Pak Januar langsung memotong, memberi isyarat agar istrinya diam. Ia benci orang plin plan, sekalipun itu Jarvis, tidak ada ampun. Setelah melakukan sandiwara rendahan seperti itu, masa iya mereka mundur? "Jadi, kapan kami bisa datang ke tempat kalian untuk membicarakan mahar juga hal penting lain?" Pak Januar menatap Paman Bagio serius. Ia tidak peduli dengan perasaan istri dan anaknya yang sudah jelas keberatan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD