bc

Gudang Hitam

book_age16+
166
FOLLOW
1K
READ
body exchange
dominant
twisted
bxg
scary
ghost
highschool
another world
spiritual
teacher
like
intro-logo
Blurb

Raya adalah seorang anak perempuan dengan rasa penasaran yang selalu menyelimuti dirinya, namun siapa sangka rasa penasaran itu malah membuat Raya diculik oleh makhluk tak kasat mata di SMA angker tempatnya bersekolah.

Ucok melakukan segala cara demi membawa sahabatnya itu pulang, dalam menjalankan misinya Ucok dikejutkan dengan keberadaan makhluk-makhluk menyeramkan dan segala kejadian kelam yang selama ini di tutupi oleh pihak sekolah.

Sanggupkah Ucok membawa Raya kembali ke dunia ini?

chap-preview
Free preview
PROLOG
            Sudah hampir enam puluh empat tahun sejak SMA Negeri 2 ini berdiri dengan kokoh, meskipun sekolah ini terkenal dengan kisah kisah angker nya, masih banyak anak anak SMP yang berjuang sebisa mereka untuk bisa masuk ke dalam sekolah yang termasuk top di kota ini.             Di balik sebuah pohon beringin yang cukup besar, seorang dengan baju serba hitam berdiri disana dengan mulut yang terkomat kamit, tangan nya berayun ayun menaburkan benda seperti bubuk di sekitar pohon tersebut.             “Ku mohon, jangan ambil seorang pun pada tahun ini.” Ucap nya sambil meletak kan sepiring sajen di bawah pohon itu.             “Mang..” Ucap seorang perempuan di belakang nya. Tubuh laki laki itu melompat kaget saat menyadari Bu Dewi, guru Fisika di sekolah ini berdiri di belakang nya.             “Ibu ngapain malam malam ke sini?” Ucap Mang Saleh sambil mengelus elus d**a nya.             “Saya hanya mengkhawatirkan Mang Saleh, dulu saya juga melihat mang Saleh pernah memberi kan sajen di pohon ini. Tepat enam belas tahun yang lalu.” Ucap Bu Dewi dengan senyuman aneh di bibir nya.             “Ah, iya bu. Maaf bu saya melakukan ritual ini bermaksud untuk melindungi anak anak di sekolah.”             “Melindungi mereka dari apa pak?” Ucap Ibu Dewi yang masih saja tersenyum.             Seketika bulu kuduk di seluruh tubuh Mang Saleh merinding tiba tiba, suhu di sekitar nya mendadak terasa lebih dingin dari sebelum nya.             “Ah, maaf ibu, hari sudah malam, mungkin kita bisa melanjutkan percakapan ini besok, kasian istri saya menunggu saya di rumah.” Ucap Mang Saleh pamit pulang.             “Ah iya, silahkan Mang, hati hati di jalan ya.” Ucap Bu Dewi dengan senyuman yang semakin melebar.             Mang Saleh berjalan menuju parkiran motor di sekolah itu di ikuti oleh bu Dewi yang masih saja tersenyum terus menerus.             “Duh, kenapa aku deg degan seperti ini ya?” Gumam Mang Saleh dengan sangat pelan, suara cekikikan muncul dari belakang nya, pelan pelan Mang Saleh melirik ke belakang dan mendapati bu Dewi yang berdiri hanya selangkah di belakang nya.             Cepat cepat tangan Mang Saleh mengambil gelang pemberian istrinya dari saku kemeja lalu memakai gelang tersebut dan bergegas menaiki sepeda motor nya, mata Mang Saleh kembali melirik ke belakang, sudah tidak ada lagi sosok Bu Dewi yang sebelum nya mengikuti, namun dari kejauhan Mang Saleh dapat melihat seorang perempuan berdiri menatap nya dengan tubuh yang seolah melayang.             “Kalau gak karena bapak. Gak akan mau aku kerja di sekolah angker ini!” Ucap Mang Saleh setelah ia berhasil keluar dari sekolah tersebut.             “Tahun depan semua kejadian buruk itu akan dimulai kembali. Hanya kau yang bisa menyelamatkan anak anak malang itu.” Bisik seseorang di belakang motor Mang Saleh.             “Hmm.. iya pak.”             Setiap enam belas tahun sekali, Sekolah ini selalu saja kehilangan seorang murid, selama ini semua orang mengira anak anak yang hilang itu pergi kabur dari rumah dan tidak perah kembali lagi, namun kebenaran yang sebenar nya tidak lah begitu. Hanya Mang Saleh yang tau keberadaan anak anak itu sekarang, tahun ini ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk membawa anak anak itu kembali ke dunia ini.             Motor butut Mang Saleh berhenti di depan sebuah rumah mewah yang sangat besar, seorang pria dengan seragam berwarna hitam khas satpam membuka kan gerbang bagi sang tuan rumah agar masuk ke rumah.             “Selamat datang Tuan Saleh!” Ucap satpam itu sambil menunduk hormat.             “Sudah makan Di?” Ucap Saleh pada Adi.             “Sudah Tuan.”             “Ini sedikit uang untuk mu, beli lah cemilan untuk jaga malam ini.” Saleh memberikan dua lembar uang berwarna biru kepada Adi sambil tersenyum lalu masuk ke dalam rumah.             Sesaat setelah masuk ke dalam kamar nya, Saleh langsung membuka baju lusuh nya lalu membersih kan diri nya di kamar mandi.             “Kapan mas sampai? Kok Putih ngga denger suara mobil masuk?” Ucap Istri Saleh saat melihat Suami nya keluar dari kamar mandi.             “Mas baru pulang dari sekolah.”             “Ke sekolah? Malam-malam begini? Ah sudah 16 tahun ya mas?” Ucap Sang Istri, Saleh mengangguk.             “Mulai besok kamu pulang ke kampung saja ya, bareng anak-anak.” Ucap Saleh, Putih mengangguk patuh.             Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Saleh dan Putih yang sedang berbincang.             “Permisi tuan, boleh tolong buka pintunya?” Ucap Adi dari luar kamar.             “Ah Adi, ada apa Di?” Ucap Saleh sambil beranjak ingin membukakan pintu.             Tangan Putih menggenggam tangan Saleh, ekspresinya tiba-tiba terlihat ragu dan ketakutan, sambil menggeleng pelan Putih melarang Saleh untuk membukakan pintu bagi Adi.             “Kenapa?” Tanya Saleh tanpa bersuara.             “Itu bukan Adi.” Jawab Putih tanpa suara dan langsung di percayai oleh Saleh.             “Aduh Di, aku hari ini lagi capek banget besok saja kita berbicara ya?” Ucap Saleh pada Adi di ikuti oleh lampu yang tiba-tiba saja padam.             “Mas!” Sahut Putih, perempuan itu berteriak saat sesuatu mencengkram pergelangan tangan nya dengan sangat keras.             Spontan Saleh langsung menarik sang istri ke dalam pelukan nya, sambil mengucapkan doa Saleh berharap agar gangguan ini akan segera berakhir.             “AYAH!” Sahut Aliyah, putri pertama Saleh dari kamar nya.             “Lia! Kamu ingat doa yang ayah ajarkan kan nak? Kalian doakan ya nak!” Sahut Saleh dari dalam kamar. Meski khawatir, Saleh tidak bisa membiarkan Adi palsu masuk ke dalam kamar untuk menyerang Putih.             “Mas, anak-anak.” Ucap Putih ketakutan.             “Tenang, Aliyah anak yang pintar dan berani, dia pasti akan menjaga adik adik nya.”             “Tinggalkan sekolah itu. Atau anak anak mu yang akan menjadi tumbal selanjut nya!” Sahut Adi dari luar, dan situasi kembali menjadi seperti semula.             “Kamu gak papa Put?” Ucap Saleh sambil memeriksa pergelangan tangan Putih, tercetak sebuah luka memar yang berbentuk seperti genggaman tangan disana.             “Aku gak papa mas, Anak anak.” Ucap Putih menahan rasa sakit di tangan nya, dengan cepat Saleh dan Putih berlari menuju kamar Aliyah, disana ia mendapati ke tiga anak nya sedang berpelukan sambil mengucapkan doa.             Sesosok bayangan perempuan terlihat di luar jendela kamar Aliyah namun langsung menghilang ketika Saleh menyadari keberadaanya.             “AYAH!” Sahut ketiga anak itu sambil berlari memeluk Saleh, dengan tubuh bergetar Aliyah memeluk ayah nya.             “Ayah. Aliyah takut. Tapi Aliyah harus jaga adik-adik.” Ucap Aliyah sambil menangis.             “Ah kakak, gitu aja takut Roni aja berani.” Ucap Anak bungsu Saleh sambil tertawa polos. Saleh tersenyum melihat tingkah konyol anak laki-laki satu-satu nya.             Rasa lega menyelimuti hati Saleh dan Putih setelah mengetahui bahwa ketiga anak mereka tidak terluka sedikit pun.             “Kak Lia keren yah! Kakak jagain kita bertiga dari nenek jelek.” Ucap Rena, saudara kembar Roni.             “Iya, anak-anak ayah memang hebat!”             “Malam ini tidur sama ayah ibu ya nak.” Ucap Putih yang langsung di setujui oleh Aliyah dan Rena, berbeda dari kakak-kakaknya, Roni hanya menatap Saleh dengan wajah memelas.             “Kenapa Ron?” Ucap Saleh dengan lembut.             “Roni gak mau ah yah, sempit. Roni mau bobo sendiri aja di kamar.”             “Malam ini sama ayah aja dulu ya nak, ayah takut Roni kenapa-kenapa.” Ucap Saleh, karena pelototan mata Rena yang begitu menyeramkan bagi Roni, akhir nya mau tidak mau Roni mengangguk kan kepala nya dan menuruti permintaan Saleh untuk tidur sekamar dengan mereka.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
97.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook