3.18 lalu

3629 Words
Dan di sinilah aku sekarang Mia.Setelah melihat kau dan Timmy tidur,aku memilih ke ruang kerjaku.Aku tak bisa tidur.Permintaan tiga perempuan sahabat sahabatku yang menggerakkan aku untuk menulis ini semua Menuliskan semua hal yang selama ini aku pernah lewati,aku rasakan dan aku jalani,sampai akhirnya aku bertemu denganmu.Kamu kan tau,aku bukan seperti 5 orang sahabat lelakiku yang mampu bersikap melodrama pada istri istri mereka.Aku lelaki kaku.Aku tak pernah mengenal yang namanya romansa.Untuk mengajakmu bercinta aja,mana pernah aku merayu.Aku selalu bilang langsung "Mi...horny nih...Make love yuk?"begitu ajakku Dan kamu pasti terbahak dan meledek "Ga bisa ya rayu aku dulu dengan bilang aku cantik?"tanyamu sambil melucuti pakaianmu "Kelamaan!"cetusku dan menarikmu ke kasur Ya...aku memang seperti itu.Tapi aku yang ga romantis malah bisa bikin kamu jerit jerit dan mencakar dadaku karena aku selalu perkasa menggagahimu.Kamu santai menerima kalo aku bergerak kasar dan tak pernah mengeluh walaupun setelahnya tubuhmu penuh dengan tanda merah di hampir seluruh bagian dadamu,atau kulitmu yang memerah karena cekalan keras tanganku.Termasuk di bagian lehermu karena tanpa sadar aku selalu mencekik lehermu saat aku meneriakkan namamu di akhir pergumulan panas kita Tidakkah kamu rindu akan pergerakan kasarku?,atau malah kekakuan sikapku?? Mi!,aku terlahir di dalam keluarga yang tak pernah menghabiskan waktu bersama sepanjang hari.Ayahku seorang nahkoda kapal pesiar yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas kapal pesiar mewah tanpa pernah bisa mengajarkan aku bagaimana memperlakukan wanita.Ayahku juga tidak pernah bersikap romantis padabundaku yang solehah.Mungkin bunda menahan diri untuk bersikap mesra karena dia berhijab.Padahal aku tak perduli seandainya dia dan ayah berciuman di hadapanku,tapi bundaku mana pernah.Hal paling mungkin yang bundaku lakukan hanya mencium tangan ayahku kalo dia pamit keluar rumah untuk berbelanja. Mereka juga jarang terlihat ngobrol yang penuh gelak tawa,hanya sesekali bundaku tersenyum mendengar ayahku bercerita bagaimana kehidupan di kapal pesiar.Padaku pun ayah hanya mengobrol untuk menanyakan gimana sekolahku dan latihan taekwondoku.Selebihnya kami diam dan nonton TV.Hanya taekwondo yang jadi perbincangan kami. "Kamu mesti jadi lelaki kuat!,bunda dan kakakmu butuh kamu kalo ayah harus berlayar.Ayah mesti cari uang nak,untuk penuhin kebutuhanmu dan kakakmu"katanya sambil mengikat sabuk taekwondoku "Ayah suka kangen aku ga?"tanyaku Ayahku menghela nafas lalu membimbingku ke sofa untuk duduk di sebelahnya sebelum dia mengantarkan aku ke tempat latihan taekwondo. "Kalo ayah bisa milih,ayah mau banget ada di rumah trus,mau banget tiap hari liat kamu latihan taekwondo.Liat gimana kamu berubah jadi jagoan.Kalo kamu sudah dewasa dan berkeluarga,kamu akan ngerti kenapa ayah bekerja keras"katanya sambil mengusap pucuk kepalaku Aku tersenyum.Aku membenarkan perkataan ayahku.Dia memang sosok yang bertanggung jawab,dia penuhi semua yang aku mau,juga kemauan Tarra kakak perempuanku yang umurnya selisih 5 tahun denganku. Tapi rasa kagumku pada ayahku berubah 180 derajat,saat kakakku di vonis mengidap kanker darah.Aku benci ayahku yang membiarkan bunda mengurus kakakku seorang diri.Aku yang masih kelas 1 SMP,hanya bisa menonton saat bunda sendirian membopong kakakku yang mengeluarkan darah dari hidung dan menonton juga saat bundaku menyetir dengan terburu buru. Ayahku tak berhenti mengirim uang.Bukan uang yang aku dan bunda butuhkan tapi kehadiran ayah yang harusnya menemani kami dalam usaha menyembuhkan kak Tarra.Tapi tuhan malah mengambil kakakku.Dan kebencianku pada ayah semakin menjadi saat dia tak datang di acara pemakaman kakakku.Dia datang dua minggu kemudian.Memeluk bundaku yang menangis dan trus meminta maaf karena gagal menjaga kakak Tarra sampai terlambat tau kalo kanker kak Tara sudah stadium lanjut Aku tak menyalahkan bunda,aku pikir kak Tara memang tak mau buat bunda khawatir sampai dia sembunyikan rasa sakitnya.Aku memang sering melihat kak Tara mimisan banyak sekali. "Kakak kok berdarah hidungnya?"tanyaku melihat dia dia kamar mandi kamarnya trus menerus menarik tissu "Ga apa Men,gue cuma panas dalam"jawabnya dan melempar tissu ke tong sampah lalu merebahkan tubuhnya di ranjang Aku menyusulnya karena merasa cemas. "Bilang bunda ya?"tanyaku khawatir karena mukanya pucat sekali "Eh jangan!,kasihan bunda.Elo aja ya temenin gue!,gue lagi mau di peluk nih!"pintanya Aku tertawa lalu menyusup ke balik selimut bergabung dengannya.Dia memeluk tubuhku yang sepantar dirinya.Kakakku kurus dan tidak terlalu tinggi.Dia tapi secantik bunda.Aku malah yang semenjak akil baliq tinggiku seperti di pompa. "Men...kalo gue ga ada,elo jagain bunda ya..."pintanya sambil memelukku Untuk pertama kalinya aku tidak merasa risih dekat dengan perempuan remaja.Dia kakakku,walaupun tangannya memeluk tubuhku,aku ga merasa menegang.Aku justru merasakan kehangatan. "Kakak mau kemana?,gue udah belajar taekwondo udah sabuk merah,kalo ada yang macam macam,gue hajar!"kataku Dia tertawa "Tau gue,elo emang ade yang bisa gue andelin!,sayang elo deh..."ungkapnya mencium pipiku Aku tersenyum "Sayang elo ka!"ungkapku lalu mencium keningnya lembut sampai kami berdua tertidur dan dia tetap memelukku Aku tak pernah menyangka kalo itu kali terakhir kami bicara dan berpelukan.Setelah hari itu,kakakku lebih sibuk sendiri di kamar,aku pikir dia mau ujian negara karena dia kelas 3 SMA,jadi aku menyibukan diriku dengan latihan taekwondo atau futsalku. Sampai tengah malam di hari hari selajutnya bundaku menjerit dan memanggil namaku.Aku langsung loncat dari kamarku dan menemukan bundaku sudah meraung karena kak Tara pingsan dengan hidung yang tak berhenti mengeluarkan darah. Aku hanya bisa mengawasi saat bunda memintaku membawa kakakku ke mobil.Bayangkan kami berdua tengah malam itun,pembantu kami memang pulang pergi begitu juga supir bunda. Dan semakin mengejutkan saat keesokan paginya sewaktu aku bangun tidur,bundaku sudah tak berhenti menangis di atas sejadah yang di gelar di ruang rawat kakakku. "Bun...."tegurku meringkuk di pangkuannya yang sedang mengadahkan tangan dengan bercucuran airmata "Temenin bunda ya...kakakmu positif kanker darah stadium 3 B"lapor bunda "Ya....."desisku tenang tapi airmataku sudah meleleh. Walaupun aku masih SMP aku tau kalo kanker itu penyakit yang mematikan.Jadi aku memilih bersiap menghadapi kemungkinan terburuk kakakku di jemput tuhan. Perkiraanku tidak meleset,3 bulan kakakku di rumah sakit dan bunda setia menemaninya sedangkan aku di titipkan di tetangga depan rumah kami,kakakku menghembuskan nafasnya yang terakhir sambil menggenggam tanganku dan bunda.Tanpa kata dan tanpa pesan.Aku hanya ingat dia mengerang sampai tubuhnya melengkung lalu muntah darah dan begitu muntah itu reda,dari hidung dan telinganya juga menetes darah segar yang hampir berwarna pekat. Kalo aku terhenyak tidak dengan bundaku.Dengan lembut dia menyusut darah di mulut kakakku sambil terus merapalkan doa lalu hidungnya lalu telinganya dengan kerudung putih panjangnya.Setelah wajah kakakku bersih dia mencium kening kakakku "Innalilahi wa inailahi roziun.....bantu bunda panggil dokter Nak!,bunda harus temenin kakakmu!"pintanya tanpa menatapku Seperti robot aku menurut.Begitu aku sampai di meja jaga suster,dan bilang kondisi kakakku,3 orang suster dan seorang dokter berlarian ke ruang rawat VVIP kakakku di rumah sakit khusus kanker di Jakarta.Aku memilih duduk di bangku tunggu depan ruang rawat kakakku. Apa ini artinya aku ga akan melihat kakakku mengerang kesakitan lagi,kalo itu artinya,aku akan ikhlas melepas dia di jemput malaikat.Bunda akan aku jaga.Tak lama bunda duduk di sebelahku lalu memelukku.Aku abaikan bau anyir darah dari kerudung bunda. "Kita memang tinggal berdua,tapi bunda bisa terus menjagamu,ga kan bunda biarkan siapa pun mengambilmu dari bunda nak,bunda sayang kamu,maafin bunda sibuk urus kakak sampai kamu harus di urus orang lain"ungkap bunda Aku hanya mengangguk dalam diam.Sampai proses pemakaman selesai ayahku tidak datang.Semua di urus tetangga sekitar rumahku terutama keluarga om Barata Atmaja,yang seorang pengacara terkenal.Dia ayah dari Obi yang akhirnya jadi sahabatku berdua dengan Roland yang juga menemaniku melewati prosesi pemakaman.Kalo Obi datang dengan seluruh keluarganya,Roland datang berdua dengan mamanya yang terlihat anggun. "Ga usah sedih Men,amih gue bilang,elo bisa main ke rumah gue trus kalo elo kesepian,gue juga suka elo main ke rumah gue,pusing gue sama mulut kakak sama ade gue yang berisik.Kalo ada elo gue punya teman main PS,mau kan lo?"tanya Obi sambil berjalan mendampingiku keluar komplek pemakaman "Main di rumah gue aja boleh ga?"tanyaku "Elo takut bunda elo kesepian juga ya?"tanyanya seakan mengerti Aku mengangguk "Slow brother.gue bakal temenin,enak lagi jadi ada alasan keluar rumah"jwab Obi Aku tersenyum "Bi di rumah gue jugalah gantian,nyokap gue sendirian,tau sendiri bokap gue jarang pulang"kata Roland "Kenapa?"tanyaku jadi tertarik "Biasa laki kalo banyak duit,selirnya banyak!"jawab Roland enteng Obi tertawa dan aku malah bingung "Maksud elo?"tanyaku Roland menatapku "Elo masih beruntung,bokap elo ga pulang karena berlayar,bokap gue jarang pulang karena pacarnya banyak,jadi nyokap gue jarang di temenin"kata Roland mejelaskan Aku jadi terdiam.Benarkah kondisiku yang jarang ketemu ayahku karena berkerja lebih baik dari pada Roland yang jarang ketemu ayahnya karena selingkuh?. "Bokapnya Roland petugas pajak negara aselon 4B bro,kalo kata nyokap gue,laki kalo banyak duit gitu,belagu!"kata Obi "Lah kan om Barata juga tajir Bi,ganteng juga"kataku teringat papa Obi Obi terbahak "Bokap gue udah minum rendeman k****t nyokap jadi bokap gue ga mungkin mau sama cewe lain,udah takluk dia ma nyokap gue"kata Obi setengah berbisik Roland ngakak,sedangkan aku geleng geleng.Dasar sakit jiwa.Mana mungkin mamanya Obi yang juga Notaris percaya hal klenik cuma buat papanya anteng di rumah. Setelah hari itu aku jadi merasa tidak kesepian.Obi dan Roland bergantian menemaniku.Kadang kami nongkrong di pos satpam komplek sambil main gitar atau main kartu dengan satpam.Obi gila dangdut,jadi dia jago sekali nyanyi dangdut "Eh muka elo ga ada potongan kaya Nassar KDI ngapa doyan dangdut"ledekku Obi tertawa "Gue suka dengar nyokap gue nyanyi kalo lagi kerja,katanya nyokap enak buat obat stress jadi gue sampe hafal.Ya udah sih yang penting happy,mau loh gue nanya lagu ST 12?"ledeknya Aku dan Roland tertawa. "OGAH!!"jeritku dan Roland Gantian Obi ngakak. Kalo sekolah kami memang misah misah.Tapi pas mau masuk SMA,Obi dan Roland bilang kalo mau masuk SMA yang sama denganku "Gue aja ga naik masuk situ,ngapa elo mau masuk situ"kataku "Kata elo cewenya cakep cakep,teman SMP gue juga mau ikutan masuk situ"kata Obi "Cewe mulu otak lo codot"kata Roland menoyor kepala Obi "Lah apa lagi,emang elo ga mau nikah?,mesti seleksilah dari sekrang"sanggah Obi "Ya kali 15 tahun udah mesti banget seleksi cewe"protes Roland          "Lah koleksi dulu bodoh,baru seleksi abis itu resepsi.Kata nyokap gue gitu"jwab Obi Aku menggeram kesal "Elo ga bisa ya kalo ngomong ga bawa bawa nyokap elo?,eneg gue lama lama"keluhku Abis bentar bentar kata nyokap gue,bikin aku ngiri karena punya bunda yang pelit banget ngomong "Ngomong ngomong emang elo lolos tes masuk?"tanyaku mengabaikan Obi yang cemberut Obi sumringah lagi "Bersyukur punya teman sepintar Roland.Nino sama gue di kasih nyontek pas tes jadi kita lolos ujian masuk"kata Obi senang Roland tertawa "Nino?"tanyaku "Iya teman gue SMP.Tar orangnya kesini,kan mau traktir bilyar di bengkel"jelas Obi "Emang jadi Bi?"tanya Roland "Jadilah,kalo Nino udah janji pasti dia tepatin"kata Obi lagi Aku hanya diam.Tak lama aku lihat seorang anak pantaranku sedang celingukan di lapangan basket komplek rumah kami "Tuh Nino!"seru Roland Obi bangkit dengan sumringah. "Gue samperin dulu!"kata Obi pamit menghampiri Nino Aku dan Roland mengawasi mereka yang sedang ngomong sambil sesekali tertawa "Elo kenal Rol?"tanyaku "Beberapa kali gue ketemu dia di rumah Obi.Tipe cowo bajingan.Wajar sih,dia kaya di modalin bokapnya buat di uber uber cewe cewe bitchy"jelas Roland Aku tertawa Tanpa sadar aku mengscan penampilan Nino.Untuk anak umuran 15 tahun,memang terlalu banyak gaya.Aku tau apa yang dia pakai bukan barang murah.Dari mulai celana jeans belel,kaos putih slim fit,sepatu dan kaca mata hitam yang dia lepas saat ngobrol dengan Obi,udaah bisa menunjukan kalo status sosial Nino memang horang kayah,bukan orang kaya lagi.Aku jadi tidak berhenti mengawasinya. "Anaknya tengil,tapi dia asyik kok!"kata Roland "Oya?"tanyaku Roland mengangguk "Bukan tipe anak orang kaya yang sombong,dia santai tuh gue ajak ngopi di warkop depan,makan di warteg pas gue ajak Obi main skate,padahal bisa aja kan dia ngeluh kotor apa ga level.Tapi dia santai aja walaupun,mbak mbak warteg ga berhenti lihatin dia sambil senyam senyum"jelas Roland lagi "b******n banget Rol?"tanyaku tertarik Roland tertawa lalu mengangguk "Banget,kaya bokap gue,matanya liat cewe mulu,parah dah.Tapi gue pikir bukan urusan gue,Obi aja bisa sobatan lama,berartikan Nino bukan tipe yang nyebelin.Lagian sikap dia yang gampang akrab dan ga baper,bikin nyaman"kata Roland sambil mengangkat tangannya ke arah Obi dan Nino yang mendekat ke arah kami di pinggir lapangan basket "Roland brothers!!"tegur Nino tos dengan Roland Roland bangkit "Jadi No traktir bilyar?"tanya Roland "Jadilah...tapi gue bawa cewe gue yak?,ribet ngerengek trus minta jalan"keluhnya Roland tertawa "No kenalin Omen yang gue ceritain!"kata Obi menepuk bahu Nino Nino beralih menatapku yang terduduk "Gerenino,panggil aja Nino"katanya sambil mengulurkan tangan "Kaya alay aja pake salaman!"kataku menepis tangannya Aku pikir dia bakal marah,dia malah terbahak "Anjir...elo doang yang nolak salaman ama gue,kalo cewe cewe gue pada tau,habis lo di bully!"katanya masih tertawa Aku bangkit sambil tertawa pelan "Trus elo mau pamer dengan bilang tuh cewe cewe siap elo cabulin?"tembakku Nino ngakak lagi lalu merangkul bahuku seakan kami sudah kenal lama "Elo mau?,ajarin guelah!,kewalahan gue tuh cewe cewe niat banget gue gagahin masal"keluhnya "Lepas ga!,elo playboy apa homo?"bentakku Kali ini ga cuma Nino yang ngakak tapi Obi dan Roland juga "Ga ada ngeri ngerinya dia bilang gue homo Bi!,kasih tau Bi,di SMP kita siapa cewe yang tetenya ga gue emek"jawab Nino konyol Obi ngakak sendiri "Udah ah...malas gue ngomongin cewe mulu,ayo jalan!"jeda Roland merangkul Obi. Nino beriringan denganku di belakang Roland dan Obi.Dan mataku terbelak saat mobil Jaguar keluaran terbaru sudah parkir dengan manis di pinggir jalan. "Mobil lo?"tanyaku "Punya bokap,gue lagi minta aston martin,tapi bokap ga kasih sebelum gue 17 tahun"jelas Nino "Lah ini elo bawa mobil mewah?"tanyaku "Gue lagi bawa cewe,cewe kan rata rata matre,lagian bokap lagi ada gawean di Amrik jadi gue pake mobilnya.Nyokap mah gampang gue rayu"jelasnya lalu menghampiri Obi dan Roland yang sedang mengobrol dengan seorang cewe cantik dan memakai hotpants jeans biru. Aku mendekat dan bergabung dengan mereka berempat "Yang!,kenalin teman gue satu lagi,Omen!"kata Nino pada gadis yang sekarang sedang merangkul lengannya mesra Yang?,sayang maksudnya?,kok elo gue?. Astaga...anak 15 tahun loh,bisa dengan santai meluk pinggang cewe dengan muka c***l dan herannya tuh cewe santai aja kalo Nino sesekali menciumi lehernya.Kalo bundaku lihat pasti aku sudah di tarik pulang "Jenifer!"sapa cewe menyalamiku dengan wajah yang seakan ga perduli dengan kehadiranku          "Omen!"kataku Dia hanya mengangguk lalu fokus pada Nino.Aku menggeleng lemah "Ayo jalan yang!,lama kamu mah!"keluhnya manja "Come on guys!"ajak Nino Jenifer masuk mobil.Kami bertiga masuk mobil juga di bagian belakang. Nino santai nyetir sambil sesekali mengelus paha mulus jenifer.Hadeh ini cewe bukan marah malah cengar cengir.Aku menatap Obi yang cengar cengir Nino membawa kami ke bengkel kafe.Sayang sekarang sudah tutup.Aku heran semakin banyak tempat nongkrong yang tutup.Bengkel kafe salah satunya,padahal tempatnya enak. Nino memesan bir dan cemilan dan memaksa kami makan,yang aku tolak.Aku masih kenyang.Aku lebih tertarik main bilyar bertiga Obi dan Roland.Nino mah asyik mencabuli Jenifer di sofa yang dia booking "Kelakuannya emang gitu Bi?"tanyaku sambil memukul bola bilyar Obi menggeleng pelan "Dulu sih ga,semenjak putus sama cewe teman sekelasnya pas dua SMP jadi gitu"jelas Obi yang gantian memukul "Alasannya?"gantian Roland "Tuh cewe junkie,Nino padahal sayang banget,sempat kacau juga pas putus"jelas Obi lagi "Emang Nino ga make?"tanyaku sambil mengawasi bergerakan bola bilyar yang sekarang siap di pukul Roland "Ga lah,paling minum,ga berani dia ma bokapnya"kata Obi tertawa "Anjir b******n!"cetus Roland Serentak aku dan Obi melirik ke arah Nino yang sedang santai ciuman sedangkan tangannya sudah lenyap di balik kaos Jenifer Aku menggeleng pelan dan Obi meringis "Basah euy!"cetus Obi menghela nafas kasar Kami terbahak.Benar benar nih bocah tengil. "Elo bakal liat sisi lain Nino kalo elo udah main ke rumahnya.Dia begitu cuma sam cewe yang emang pantes di gituin.Sama Adenya malah galak banget dan cenderung over protektif"kata Obi masih mengawasi Nino "Dia takut adenya kena karma sama kelakuan dia Bi!"komenku menunduk lagi dan memukul bola. "Mungkin!"jawab Obi gantian menunduk memukul bola lalu mengumpat karena salah memasukan urutan bola bilyar "Umur berapa sih Jenifer?"tanya Roland "Adi kelas gue ma Nino,kelas 3 SMP tahun ini"jawab Obi "What!!"jerit aku dan Roland Obi ngakak "Ga nyangka kan lo?"tanya Obi Aku mengangguk sendiri.Habis Jenifer kelihatan dewasa sekali.Mungkin karena make up "Ga juga sih,ayam bokap gue,kirain gue anak kuliahan ga taunya pas gue ke labrak ke kost annya malah masih 3 SMA,tapi udah jadi p***n"kata Roland Gantian kami menatap Roland "Elo labrak Rol?"tanya Obi "Gregetan gue"keluh Roland "Ngapa nyokap elo ga minta cerai sih Rol?"tanyaku Roland menghela nafas pelan "Bokap gue ga mau,trus nyokap gue mikir,soal biaya gue kali,sama ngerasa rugi juga,kan nyokap nemenin bokap gue dari susah sampe jadi kaya sekrang.Masa udah banyak duit di lepas ke cewe lain"kata Roland Aku dan Obi hanya mengangguk "Kalo bokap elo pulang,elo suka ngobrol ga?"tanyaku Aku ingat hubunganku yang dingin dengan ayahku semenjak kematian ka Tarra karena aku terlalu marah "Ga...gue ngobrol kalo minta duit doang sama minta sesuatu.Malas lah,nyokap gue juga diam aja"kata Roland "Kalo nyokap elo?"tanyaku "Ya ngobrol gitu doang...ampir ga pernah bahas soal cewe cewe piaraan bokap gue"jelas Roland "Tapi nyokap gue cerita katanya dulu nyokap bokap elo ga begini Rol?"tanya Obi yang mungkin tau banyak Roland menghela nafas pelan "Mereka begini karena nyokap gue,mesti keguguran dan mesti mengalami pengangkatan rahim,semenjak itu mereka sering ribut.Gara gara ga bisa naina lagi kali"kata Roland mengangkat bahunya. Aku dan Obi terdiam.Apa mungkin ayah dan bundaku juga jadi ga mesra karena jarang bercinta.Dulu pertanyaan itu jadi tanda tanya besar buatku. "Beda amat yak sama emak ma babeh gue"kata Obi tiba tiba Aku dan Roland serentak menatap Nino "Maksud elo?"tanyaku "Ya emak babeh gue kayanya masih hot aja.Kadang telat keluar kamar dan pas keluar rambutnya basah berdua.Abis ngapain coba?,bis naina kan?"kata Obi Aku dan Roland terbahak "Pake nanya lagi?,bukan elo tanya?"keluhku kesal Obi tertawa sendiri "Pastilah,biasanya gue ma kakak gue ledekin.Astaga mih...basah amat....gitu!"jawab Obi cengar cengir "Trus?"tanya Roland "Ya ga gimana gimana,paling emak gue nyengir trus babeh gue ngakak.Tapi emak babeh gue ga separah nyokap bokap Nino!"kata Obi lagi "Parahnya?"tanyaku penasaran "Anjir...sering banget cipokan depan anak.Ga malu lagi.Nino juga geblek suka malah nonton.Pas gue tanya risih apa ga?,dia bilang itu cara nyokap bokapnya buat tetap harmonis,makanya Nino malah senang bokap nyokapnya cipokan"jelas Obi soal keluarga Nino Tak lama Nino mendekat "Udah elo ngobok ngobok?"sindirku Bukan marah malah Nino ngakak "Sange ya lihat gue?"ledek Nino Aku menggeleng pelan "Jenifer mana No?"tanya Roland "Toilet!"jawab Nino "Paling cebok gara gara basah!"komen Obi Dan kami jadi ngakak "Elo pada di sini dulu ya!,gue antar Jenifer pulang dulu"pamit Nino "Lah tar elo kabur"kata Roland Nino tertawa "Mau ngapain lagi,tuh cewe udah gue bikin puas,makanya minta pulang,gue balik lagi,kalo elo takut gue ga bayar,pegang dompet gue nih!"kata Nino santai mengambil dompet dari saku belakang celananya "Udah sana anter dulu!,kita tunggu di sini!,ribet bawa cewe,gue ga minat gang bang!"kataku sambil mendorong tangan Nino yang memegang dompet Nino tertawa Masih sore juga,gue ngapain balik,ini weekend terakhir libur,trus bokap gue masih di amrik,bebas gue.Nyokap mah ga akan tahan marah ma gue,apalagi gue ancem tidur di rumah eyang gue,ngalah dia mah.Jadi tunggu gue antar Jenifer balik dulu!"kata Nino Tak lama Jenifer kembali dari toilet "Ayo yang!"ajaknya merangkul lengan Nino dan pamit pada kami Kami mengawasi Nino yang merangkul bahu Jenifer dan lenyap di pintu keluar.Kami bertiga melanjutkan main bilyar dan minum bir sampai Nino kembali sejam kemudian.Nino malah ngajak kami cabut dan makan di parkit,senayan. Gila nih bocah,malak bapaknya seberapa banyak,bayar bil bilyar aja udah ampir satu juta,malah traktir kami makan lagi. "Jajan elo berapa sih No?"tanyaku ga enak Nino tertawa sambil mengawasi Roland dan Obi yang kenalan dengan komunitas skateboard yang sedang berkumpul "Gue ga tau Men!"jawab Nino sambil menghembuskan asap rokoknya "Kok bisa?"tanyaku "Abis rekening bank gue ga pernah abis duitnya.Bensin mobil di kasih trus ma nyokap gue,duit jajan gue di transfer bokap sma eyang ti gue"jelas Nino "Saldonya elo ga tau?"tanyaku penasaran "Tau..makanya gue tau tuh duit ga ada abis abisnya.Gue ga pernah minta.Tau tau ada aja.Kalo gue tanya nyokap,dia bilang yang penting gue ga narkoba,gue bebas pakai apa aja tuh duit.Ade gue juga gitu,tapi kan cewe doyan belanja,jadi ade gue sering ngeluh boke.Kalo gue belanja apa sih?,beli baju aja kadang nyokap gue"jelas Nino "Jangan bilang kolor juga?"ledekku Nino ngakak lalu mengangguk "Emang nyokap gue doang kali jadi emak yang begitu.Gue jadi ga pernah belanja baju,sepatu apa celana,nyokap gue yang beliin,dan dia tau selera gue.Termasuk jeans jeans sobek yang suka gue pake"jelas Nino lagi "Enak ya?"komenku "Enak ga enak sih,gue jadi ga kenal distro,kan nyokap beliin gue juga di distro,gue tinggal pake,kadang gue bosen,gue belanja paling beli parfum,jam tangan,apa tas.Pokoknya barang barang yang bukan di butuhin untuk tiap hari.Kalo barang barang mahal,bokap yang beliin,gue punya 2 kamera keren,karena bokap gue demen fotografi,jadi gue suka pergi berdua buat cari objek foto.Kapan kapan elo main ke rumah gue biar gue kasih lihat"kata Nino sambil menepuk bahuku "Sekalian apelin ade elo boleh ga?"godaku Nino terbelak "Jangan harap!,ade gue masih 12 tahun,elo emang fedofil?"bentak Nino galak Aku ngakak "Kelas berapa sih?"tanyaku "Masuk SMP,gue kan masuk SMA umur kita beda 3 tahun"jelas Nino Aku mengangguk pelan "Elo sekali kali main ke rumah gue kalo elo kesepian!"kata Nino menoleh ke arahku "Siapa yang kesepian?"sanggahku sambil tertawa Kali ini Nino tidak tertawa "Gue juga kadang kesepian kalo bokap gue ke Amrik lama banget,sama kaya elo kangen bokap elo.Obi bilang bokap elo nahkoda.Tapi gue sadar masih punya nyokap yang nemenin gue,kadang nyebelin sih nyokap ma ade gue,doyan belanja,kadang pake baju sembarangan tapi mereka,dua perempuan yang bakal selalu gue sayang dan jaga.Elo juga mesti gitu ma nyokap elo,sekolah yang benar,badung dikit ga apalah asal jangan sampe ga naik kelas" Aku tertawa "Gue bukan bodoh cuma malas aja!"jawabku Nino tersenyum miring "Gue tau,gue juga gitu kalo lagi mau narik perhatian bokap gue,gue suka ga belajar,atau nginep di rumah Obi.Untungnya masih di cari sama nyokap gue.Jadi gue kasihan buat macam macam,sampe ga tidur nyokap.Jadi gue kapok.Makanya gue ga tertarik juga buat narkoba,bisa semaput nyokap gue,lagian narkoba bisa bikin muka tampan gue jadi celong,ga deh,tar cewe cewe liat gue kaya zombie"kata Nino menyebalkan di akhir kata Aku jadi mendengus kesal "Bisa ga sih lo kalo ngomong ga narsis"bentakku kesal Nino tertawa "Abis elo ga dengarin gue ngomong!,jangan macem macem,kasihan nyokap elo,apalagi elo berdua abis di tinggal kakak elo kan?,harusnya kalian saling menguatkan!"kata Nino sok tua Aku membenarkan omongannya "Sok tua loh,ngomong kaya orang benar setelah elo abis kaya b******n!"ledekku Nino ngakak "Gue cuma bersikap seharusnya.Gue tau kok gimana cara perlakuin perempuan,kalo tipe Jenifer mah ya emang dekat gue ngarep dapat perlakuan kaya tadi jadi ya gue kabulin.Sayang gue belum nemu cewe yang bikin gue mau banget jagain dia,kaya gue jaga ade gue.Nanti kali ya...."desis Nino di akhir katanya Aku tertawa "Tuhan bakal nyiksa elo dulu biar elo belajar gimana sakitnya di permainin sama perempuan!"ledekku dan aku menyesali perkataanku Di kemudian hari Nino memang harus terjebak oleh perasaannya sendiri dan dia kepayahan untuk berusaha keluar.Tuhan memang selalu punya cara untuk membalas semua perbuatan umatnya kan Mi??
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD