Prolog

550 Words
Seorang pria tampan yang tubuh tegapnya dibalut dengan stelan jas yang rapi menatap ke arah gedung perusahaan yang memiliki dua puluh lantai, pria berusia dua puluh sembilan tahun itu tersenyum. Usahanya belajar dengan giat sedari dulu ternyata tak sia-sia, terbukti sekarang ia memiliki sebuah perusahaan besar dan juga beberapa anak cabang perusahaan lainnya yang berada di luar kota. Pria tampan bernama lengkap Giannuca Raharja itu memang adalah seseorang yang jenius, berkat kejeniusannya di usianya yang masih tergolong muda ia sudah memiliki predikat lulusan S3 terbaik di sebuah universitas ternama yang tepatnya berada di Amerika. Tentu saja perjalanannya tak semudah itu, ia harus bisa bekerja keras hingga akhirnya bisa berdiri di sini. Pria tampan dengan otak yang jenius itu mulai memasuki perusahaan miliknya, beberapa bodyguard yang ada di belakangnya membungkuk hormat padanya kemudian berpamitan pergi. Hidup dengan bergelimang harta memang begitu menyenangkan, ia bisa membayar siapa saja dengan uang yang ia miliki. Inilah yang ia inginkan, semua orang bisa tunduk padanya hanya demi uang yang menurutnya sangat mudah ia berikan. Kesuksesannya jelas saja tak hanya orang Indonesia yang mengetahui itu, ia sudah terkenal hingga ke belahan dunia manapun. Siapa yang tidak mengenal Giannuca Raharja? Seorang pebisnis berbakat di usia yang masih tergolong muda? Pria muda yang memiliki segudang prestasi dari dulu hingga sekarang. Pria yang biasanya lebih sering disapa Nuca itu menaiki lift pribadi yang khusus hanya untuk para petinggi perusahaan, ruangannya berada di lantai sembilan belas. Ia merupakan CEO sekaligus pemilik perusahaan ini, tentu saja ia tidak akan mudah mempercayakan jabatan ini pada orang yang tidak dikenal. Hanya dirinya sendiri lah yang ia percayai, tidak ada orang lain. Tok ... tok ... tok .... "Permisi, Pak." Sebuah ketukan pintu diikuti dengan suara seseorang membuat Nuca yang baru saja akan membuka laptopnya pun terhenti. "Masuk!" teriak Nuca hingga seorang pria yang tak lain adalah asisten pribadinya itu memasuki ruangannya, ia membungkuk hormat barulah mendekat ke arah Nuca. "Ada perusahaan yang ingin mengajak bekerjasama dengan Bapak, perusahaan itu ...." "Tolak segera, saya tidak mau bekerjasama dengan perusahaan yang tidak jelas." Nuca memotong dengan cepat perkataan asistennya. "Tapi perusahaan ini namanya Sandiaga Group, Pak. Kalau Bapak memang tidak tertarik, baik, Pak. Saya akan mengatakan pada pihak sana," ucap pria bernama Miko. '"Tunggu dulu ...." Nuca langsung menghentikan Miko yang akan berpamitan pergi dari ruangannya. "Ada apa, Pak?" tanya Miko bingung. "Berikan proposal yang kamu bawa itu, saya ingin membacanya." Miko menurut, ia memberikan proposal pengajuan kerjasama Sandiaga Group pada Nuca. "Saya menerima kerjasamanya ini, tetapi ada sebuah syarat yang harus dituruti oleh pemilik perusahaan ini," ucap Nuca sambil tersenyum penuh arti. "Jadwalkan pertemuan saya dengan mereka secepatnya!" sambung Nuca menggebu, awalnya Miko bingung, tetapi tak ada yang bisa ia lakukan selain mengangguk. "Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu, saya akan menghubungi pihak mereka secepatnya." Nuca mengangguk dan membiarkan Miko pergi dari hadapannya. "Sebentar lagi dendammu akan terbalaskan, ayah." Tangan Nuca mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih, seakan ia tengah menahan emosi yang selama ini selalu ia pendam. Ini adalah awal, awal dari dendam, pernikahan dan cinta seorang Giannuca Raharja dan Yolanda Agustine. *** Cerita baru lagi, yuk dikomen dulu siapa aja yang dah baca. Tap love jangan lupa ya biar crita ini ada di dalam library kalian .... Terus follow akun author jg harus, wajib bgt. Follow gratis kok ga bayar wkwk
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD