Bab 2

1837 Words
Sebuah layar putih besar membentang di depan para prajurit berseragam hijau loreng. Mereka semua mendengarkan dengan saksama. Samuel duduk di bangku tengah. Tubuhnya tegap, matanya menatap lurus ke arah layar. Rambutnya cepak, khas para tentara pada umumnya. Wajahnya tegas, hanya sedikit bulu cambang yang menghiasi pelipis hingga ke bagian dagu. Alis matanya tebal melindungi mata tajam yang ada di bawahnya. Bibirnya tebal, membuat setiap kaum hawa memikirkan bagaimana rasanya mengecap bibir tebal itu. Samuel sangat tampan dan terlihat matang di usianya yang ketiga puluh empat. Di kanan dan kirinya duduk para prajurit lainnya yang juga dengan saksama mendengarkan informasi dari rekaman yang berlangsung. Tayangan pertama dimulai pada durasi tiga puluh menit sebelum ledakan mobil terjadi. Pria yang menjadi korban pertama memarkirkan mobilnya di depan salah satu klub malam di kota X. Dia memarkir cukup jauh dari pintu masuk klub, yang membuat gambar pria itu tidak terlalu jelas terlihat. Hanya nomor mobil saja yang mengindikasikan bahwa pria itu adalah pria yang yang tewas akibat ledakan mobil. Pria itu berusia sekitar empat puluh lima tahun. Dia memakai kaos berkerah dan celana jins. Sebelum memasuki klub malam, pria itu mengambil rokok yang ada di saku bajunya, menyelipkannya ke dalam mulut, dan kemudian memantiknya. Kepulan asap tipis memenuhi sekitarnya, sebelum tangannya yang bebas menghalau asap itu dari hadapannya. Dia sempat menyandarkan punggung ke mobil yang diparkir, menghubungi seseorang, dan menunggu beberapa menit di sana. Tak lama setelah dia mengembalikan ponselnya ke dalam saku celana, datanglah seorang perempuan dengan kostum sangat minim. Keduanya sempat mengobrol sebentar, dan kemudian si perempuan masuk kembali ke dalam klub. Selanjutnya yang terlihat pada layar putih itu bahwa si pria meninggalkan mobilnya, diduga pria itu masuk ke dalam klub. Hanya berjeda lima belas menit, kemudian pria itu keluar lagi menuju mobil. Tepat saat pria itu hendak membuka pintu mobil, sebuah ledakan tiba-tiba tidak dapat dihindari. Adegan kunci, penyebab terjadinya ledakan adalah pada saat si pria masuk ke dalam klub. CCTV menampilkan sejumlah anak muda yang mabuk yang sedang melintasi jalanan, mereka berhenti sebentar tampak mengagumi mobil si pria yang sebenarnya biasa saja. Dua di antaranya mengelilingi mobil, dan menepuk-nepuk mobil seakan mobil itu adalah mobil termahal sedunia. Tidak ada tindakan mencurigakan yang dilakukan oleh kumpulan pemuda mabuk itu. Mereka hanya berkeliling, mengagumi mobil, menepuk-nepuk, dan tertawa-tawa membuat lelucon yang sama sekali sulit dipahami apabila hanya dilihat dari CCTV. Namun, ada satu pemuda yang melakukan tindakan cukup aneh. Dia mengambil sebuah batu dan memecahkan kaca jendela. Setelah kaca jendela berhasil dipecahkannya, sesuatu dari dalam tasnya kemudian diambilnya. Barang itu bisa dipastikan sebuah bom, sumber ledakan yang di beberapa menit kemudian akan menewaskan si pemilik mobil. Setelah pemuda itu menaruh bom di dalam mobil, dia mengajak teman-temannya yang lain, yang berjalan terhuyung-huyung bersamanya, segera meninggalkan tempat tersebut. "Namanya Jack," suara Jenderal Kenzo, kepala dari batalyon III, memenuhi ruangan. Dia menghentikan tayangan yang sedang berlangsung. Memperbesar sosok pemuda yang diduga adalah pelaku pemboman. Kemudian mencocokkannya dengan data seorang pemuda bernama Jack Wilshere dengan catatan kriminal yang dimilikinya. "Pemuda ini tinggal di daerah kumuh bagian Selatan. Tidak memiliki pekerjaan, dan hidup bergantung dari orangtua. Diketahui dari penelusuran bahwa beberapa hari sebelum peristiwa peledakan mobil terjadi, Jack bertemu dengan beberapa pria asing, dan sejak itu komunikasi terjalin. Kami sudah melacak nomor telepon yang masuk ke dalam ponsel Jack, terdapat sinyal yang masuk ke HP-nya berasal dari luar negeri. Nomor penelepon adalah nomor sekali pakai." Suasana di ruangan hening, tidak ada yang berbicara selain Jenderal Kenzo, para prajurit mendengarkan informasi dari jenderal mereka. "Jack ditemukan tewas dua hari yang lalu, setelah beberapa orang menginterogasi kedua orang tua Jack, namun tidak bertemu dengan pemuda itu. Jack dikabarkan sudah menghilang sejak peristiwa peledakan mobil." Saksi pertama dan orang yang bertanggung jawab atas kematian saksi pertama lenyap, ini adalah kesimpulan yang diperoleh para prajurit yang berada di dalam ruangan, mereka berpikir hal yang sama. Jenderal Kenzo, lelaki tua dengan banyak bintang kehormatan yang tersemat di d**a pada seragam Angkatan Udaranya membalikkan badan. Tubuh lelaki tua itu masih segar bugar di usianya yang menjelang lima puluh tahun. Dia menghadap ke arah layar putih, meneruskan tayangan rekaman yang sempat terjeda. "Saksi kedua," suara dari video berkumandang. "Pria ini bernama Kelvin." Rekaman hanya menampilkan seorang pemuda berumur sekitar delapan belas tahun, yang sedang dimakamkan. Pihak keluarga menangis histeris ketika peti mati diturunkan ke dalam tanah yang menganga. Hanya foto pemuda tampan dengan lesung pipi yang terlihat di pigura yang semakin lama semakin tidak bisa digapai. Ibu dari si pemuda yang meninggal dunia, menjerit, mengulurkan tangannya ke depan seakan memanggil anaknya untuk segera bangkit dari peti yang akan memisahkan mereka selamanya. Seorang pria yang terlihat mirip dengan si pemuda, namun tampak lebih tua, mencoba menenangkan wanita yang saat ini berada di sampingnya, berteriak histeris. Pria itu memeluk dan mendekap wanita itu. Seakan hendak membuat wanita itu lebih tegar. Samuel mengernyitkan dahinya. Suasana berkabung itu sangat emosional. Kemudian suara wanita dari rekaman menerangkan bahwa si pemuda meninggal karena gas beracun yang menguap di dalam rumahnya. Tidak ada CCTV yang bisa ditampilkan di dalam rumah itu, hanya penjelasan dari suara rekaman yang memberitahu bahwa pemuda itu ditemukan di dalam rumah dengan keadaan semua jendela tertutup dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Lagi-lagi Jenderal Kenzo menghentikan rekaman yang sedang berlangsung, dengan suara pelan dia berkata, "Kelvin, pemuda berusia delapan belas tahun, kuliah teknik elektronika di Kampus XX, ditemukan tak bernyawa di rumahnya satu hari setelah saksi mata pertama meninggal dunia." Beberapa prajurit sempat mengubah posisi lengan mereka sebelum mendengarkan kembali dengan saksama. "Kelvin adalah anak tunggal dari kedua orangtua yang bekerja di pemerintahan. Secara tidak sengaja keduanya sedang melakukan pekerjaan ke luar negeri pada hari Kelvin ditemukan wafat. Yang berarti rumah Kelvin hanya ditinggali oleh Kelvin dan tiga pengurus rumah tangga. Pada hari Kelvin tewas, salah satu pengurus rumah tangga yang biasanya bekerja mendadak sakit, dan dia digantikan oleh seorang pria. Seperti yang terjadi pada saksi mata pertama, pria yang diduga adalah penyebab kematian Kelvin, yaitu pria yang menggantikan pengurus rumah tangga yang bekerja di rumah Kelvin, ditemukan tewas di rumahnya setelah Kelvin meninggal dunia." Suasana di dalam ruangan itu begitu hening. Bahkan para prajurit mengatur napas mereka. "CCTV dirusak, sehingga tidak ada bukti yang mengarah kepada si pelaku. Polisi menemukan bukti percakapan antara Tony dengan seseorang, Tony adalah nama pria pengganti pengurus rumah tangga yang di kemudian hari ditemukan tewas." Jenderal Kenzo berjalan maju ke arah mimbar, membiarkan semua anak buahnya melihat ke arahnya. Ruangan itu masih hening saat Jenderal Kenzo kembali berbicara, "Percakapan itu mengarah pada bukti yang menunjukkan bahwa Tony adalah orang yang membuka tabung dari gas di dapur dan membiarkan seluruh ruangan tertutup setelah memastikan Kelvin pingsan. Hasil otopsi menunjukkan adanya hantaman dari benda keras yang menyerang pada bagian kepala dan tubuh korban. Dugaan kuat menyatakan bahwa sempat terjadi perkelahian sebelum korban pingsan." Samuel menghela napas pelan saat mendengarkan penjelasan dari atasannya. Badannya masih dalam posisi semula, tegap, dengan pandangan mata tajam menghadap ke arah layar di depannya. "Saksi mata ketiga. Pria ini bernama Jacob. Dia sedang menyeberang jalan pada pukul sepuluh malam di jalan raya kota Y yang sudah tidak begitu ramai. Dari arah kanan, sebuah mobil merah melaju dengan kecepatan penuh dan pada akhirnya melempar tubuh korban hingga terpelanting dan membentur dengan keras trotoar yang ada di sisi kiri jalan. Korban tewas seketika di tempat. Ada satu saksi mata yang saat itu melihat kejadian ini, dan segera meminta bala bantuan, saksi mata itu juga yang memberi laporan tentang kronologi tewasnya saksi mata ketiga. Dia meminta namanya tetap dirahasiakan." Jenderal Kenzo menatap Samuel. Samuel baru saja kembali dari tugasnya menjaga seorang klien yang berada di negara tetangga. "Saksi mata terakhir, Alena Sandra. Dia adalah tunangan dari pengusaha ternama di negara ini. Dua kali dia telah mengalami percobaan pembunuhan, namun berhasil menghindar." Di layar putih di depan para prajurit, terlihat wanita cantik berambut panjang, tubuhnya sintal dengan lekuk tubuh yang pas, mata wanita itu teduh dengan alis mata lentik yang terlihat menggiurkan bagi para kaum Adam. Kulitnya halus dan lembut seperti kulit bayi. Saat wanita itu membalikkan badan menghadap ke arah layar, para prajurit menyuarakan, "Wow," dengan bunyi yang paling pelan. Samuel berkedip tiga kali saat melihat wanita yang ada di layar. Dia terpesona dengan wanita yang ada di layar. Wanita itu cantik sekali. Beberapa menit setelah penjelasan tentang wanita itu, yang adalah saksi keempat ditayangkan, rekaman pada layar di depan mereka segera berhenti, lampu dinyalakan, dan dilanjutkan oleh suara Jenderal Kenzo yang lantang yang memenuhi ruangan. "Kesamaan dari keempat kasus yang baru saja diputar adalah, mereka saksi mata pembunuhan Tuan Frans Hayden, seorang pengusaha sukses dalam bidang kuliner yang berusia empat puluh tahun. Beberapa kali Tuan Frans pernah membintangi acara masak yang ditampilkan di televisi. Wajah almarhum tidak jarang berseliweran di televisi. Tuan Frans meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak." Sebuah jeda diambil oleh Jenderal Kenzo, untuk menayangkan kembali rekaman CCTV yang memperlihatkan keempat saksi mata yang datang saat terjadinya pembunuhan Tuan Frans. "Saksi mata pertama berada di jalan menuju kapal yang hendak dia sewa, namun suara almarhum yang sedang berteriak membuat dirinya menengok ke arah sumber suara. Saksi mata memutuskan untuk segera meninggalkan area pembunuhan, namun dirinya tetap menjadi target pembunuhan. Begitu juga dengan saksi mata kedua dan ketiga. Mereka hanyalah orang-orang yang berada di tempat yang salah." Selesai mengatakan demikian, mereka masih meneruskan cerita mereka dengan membahas hal-hal secara mendetail, termasuk pelaku yang diduga kuat berada di balik pembunuhan kepada enam orang. "Seorang pria bernama Niko Charles, dia seorang pengusaha yang sedang mengikuti gabungan tender proyek. Pria ini berumur empat puluh lima tahun, dan merupakan paman dari Frans yang diduga korban pertama tersangka. Kita memiliki waktu dua minggu untuk menjaga Alena Sandra dari percobaan pembunuhan terakhir, sebelum bukti-bukti ditemukan. Sejauh ini pihak kepolisian mempunyai satu orang nama yang diduga kuat sebagai pelaku sebenarnya, dia adalah Tuan Niko Charles. Dalam dua minggu ini pihak kepolisian harus mendapatkan barang bukti yang mengarah kepada Tuan Charles, untuk menggugatnya di pengadilan." Hingga bagian ini semua prajurit dapat mengerti. Mereka masing-masing berharap bahwa merekalah yang menerima tugas untuk menjaga wanita cantik itu. Samuel jelas tidak mungkin, dia baru saja kembali dari tugasnya menjaga salah satu pengusaha yang mengajukan tender proyek gabungan, dan secara kebetulan dua minggu ke depan dia akan bertugas di negara X. Rapat selesai. Para prajurit bangkit dan meninggalkan ruangan. "Samuel," Jenderal Kenzo memanggil Samuel yang sedang berjalan cepat menuju tempat latihan. Samuel menoleh ke arah Jenderal Kenzo, dan menghentikan langkahnya. Dia memberi hormat dan dalam keadaan sigap berkata, "Siap, Jenderal." "Ada yang mau saya bicarakan dengan Anda." "Baik. Siap, Jenderal." "Kamu sudah lihat kasus apa yang sedang menjadi tema di sub kita." "Siap, Jenderal." Setelah itu Jenderal Kenzo memberi tugas dan pengarahan bahwa Samuel yang akan mengerjakan tugas menjaga saksi mata keempat yang masih hidup hingga sekarang. Samuel terkesiap, seharusnya ini bukan tugas dia. Namun, kecelakaan yang menimpa Tuan Seth sebelumnya yang membuat prajurit bernama Alan tidak dapat menerima tugas ini. Samuel mengangguk mengerti. Dia menerima tugas ini. Tugasnya adalah menjaga keselamatan wanita yang bernama Alena Sandra hingga dua minggu ke depan, sebelum pihak kepolisian menemukan barang bukti yang dapat mengangkat kasus Tuan Niko masuk ke pengadilan.   Bersambung...  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD