Bab 13 Ingin Aidan Huo Mati di Tangannya!

1767 Words
Rubyza Andara bagaikan ditusuk ribuan jarum es di seluruh kulitnya ketika mendengar suara dingin dan rendah Aidan Huo sang mantan suami pertamanya setelah sekian lama. Kenapa Aidan juga ada di sini? Kenapa dia malah melemparkan dirinya di hadapannya seperti orang tidak tahu malu? Tiba-tiba Ruby teringat sebuah proyek keluarga Huo beberapa tahun silam. Saat itu, mereka memang sedang membangun sebuah gedung perusahaan yang akan bersaing dengan gedung hebat lainnya di ibukota, dan berniat menjadikannya sebagai salah satu pencakar langit modern. Apakah gedung itu adalah tempat ini? “Tu-tuan Huo?! Anda tidak apa-apa?” tanya sang sekretaris pucat, menatap wajah kelam Aidan. Wanita berkepala ember itu membeku selama beberapa detik, sebelum akal sehatnya kembali ke dalam dirinya. Kenapa juga dia begitu bodoh meminta tolong kepada pria kejam dan jahat yang sudah mendorongnya jatuh dari tangga hingga kakinya cacat, dan dia juga adalah orang yang sama menyuruh orang-orang menyiksanya di dalam penjara hingga menjadi monster buruk rupa? Mulutnya benar-benar terlalu kebiasaan meminta tolong kepada Aidan! Ruby sesaat linglung, kemudian dengan gerakan pelan patah-patah, memegangi kedua sisi ember yang menutupi kepalanya. Suara serak jeleknya yang samar tiba-tiba terdengar, “ma-maaf, tuan! Sa-saya tadi melihat kecoa di lantai! Sa-saya sangat takut dengan kecoa!” Alasan itu terdengar klise, remeh, tapi cukup masuk akal bagi seorang wanita bertubuh kecil dan kurus di depannya. Rubyza Andara tidak bohong juga sebenarnya, karena para mantan suaminya sama saja dengan para kecoak yang menjijikkan yang bertemu dalam satu tempat sampah raksasa saat ini! Gedung kantor ini ternyata tidaklah sehebat yang ada di pikiran awalnya! Jika itu memang milik Aidan Huo, tentu saja sama jelek dan buruknya dengan sang pemilik! Sama-sama sampah yang terlihat seperti berlian! Sayangnya, Aidan Huo adalah pria dingin yang punya logika tinggi dan kecurigaan mendalam. Dia tidak begitu suka ada orang yang mendekati, apalagi seorang petugas kebersihan yang aneh seperti wanita di depannya. Wajah gelap Aidan Huo, menatap dingin kepada sosok Ruby yang masih bergerak pelan menggeser tubuhnya ke samping bagaikan seekor kukang. Kedua tangan jelek penuh lukanya mencengkeram tepian ember, mencegahnya agar tidak lepas dari kepalanya. Aidan Huo memicingkan mata kesal melihatnya, tidak ada kehangatan sedikit pun darinya. Menurutnya, wanita aneh itu sudah mengotori pakaiannya dengan sengaja, dan sama artinya sedang menghinanya. Kedua tangan wanita itu saja sudah jelek penuh bekas luka dan kurus bagaikan tulang, tubuhnya juga basah dan menguarkan bau tajam desinfektan, apalagi jika melihat wajahnya yang ditutup masker medis itu! Membuat Aidan merasa sangat jijik! Hati Aidan Huo yang gila kebersihan langsung bergejolak hebat penuh kemarahan! Beberapa mata di lobi menatap ke arah pemandangan aneh di depan pintu, termasuk keempat mantan suami Ruby yang lain. “Singkirkan dia, dan jangan biarkan dia muncul lagi di depanku. Black list perusahaan kebersihan tempatnya bekerja. Aku tidak mau mereka ada di gedung ini lagi,” titah Aidan dingin kepada sekrertaris yang berdiri di sebelahnya. “Baik, tuan Huo!” Rubyza Andara yang mendengar hal itu samar-samar dari balik ember, jantungnya langsung panik tidak karuan! Kedua bola mata membesar kaget! Hawa dingin mengigit kulitnya! Dengan mengandalkan penglihatan dari celah ember di bawah, dia melirik kaki Aidan yang lewat di sampingnya. “Bawakan pakaian ganti dalam waktu setengah jam,” lanjut Aidan dengan nada tidak senang. Sudah terdengar akan meledak murka, sangat kesal dengan pakaiannya yang ternodai. “Tuan! Jangan lakukan itu! Saya mohon! Saya yang salah atas kejadian ini! Hukum saya saja! Biar saya yang berhenti di tempat kerja itu! Saya yang bodoh! Saya yang ceroboh! Saya pantas dihukum!” Ruby segera meraih sebelah celana mahal Aidan yang lain, membuatnya berkerut jelek dan sama kotornya dengan sebelah celana panjangnya yang lain. Hati Aidan Huo benar-benar memanas! Pemandangan itu membuat semua napas orang tertegun! Tentu saja para keempat mantan suami Ruby tidak mengenal satu sama lain, hingga ketika melihat Aidan Huo yang saat ini tengah menarik perhatian, mereka sama sekali tidak memiliki kesan apa pun terhadapnya. Hal itu terjadi karena kelima pria itu benar-benar tidak peduli dengan kehidupan percintaan Ruby, dan tidak mau repot-repot mencari tahu seperti apa wajah para pria yang sudah memiliki hubungan dengannya. Selain itu, ada yang merasa jijik, ada juga yang merasa itu tidak penting untuk diketahui hingga mereka benar-benar bermasa bodoh dengan masa lalu Ruby selama ini. Aneh, bukan? Aneh, tapi nyata! Dunia memang kadang berjalan dengan sangat misterius dan mengejutkan! Alaric Jiang saja yang tahu sepak terjang kawin cerai Ruby, hanya mendengar sekilas cerita skandal Ruby dari Paula Mahameru, dan sangat malas mengeceknya sendiri, membuatnya jadi tidak mengetahui satu pun siapa mantan Ruby sampai detik ini. Terlebih lagi, pria itu dulu datang dari luar negeri ketika semua skandal Ruby sudah bersih dan lenyap dari internet dan berkata tidak peduli dengan masa lalu, bahkan ketika Ruby diseret oleh polisi kurang lebih 3 tahun lalu pun, Alaric Jiang tidak berminat menyentuh internet sama sekali meski skandal Ruby, baik yang lama, maupun yang baru bergulir dengan kencang bagaikan bola panas yang membakar semua orang. Bagaimana dengan mantan suami Ruby yang lain? Semuanya tidak beda jauh. Selain ketidakpedulian mereka, kesibukan masing-masing membuat mereka tidak mau repot-repot mencari tahu secara detail tentang seperti apa yang Ruby lalui bersama pria lain di masa lalu. Umumnya semua mantan suami Ruby punya satu kesamaan yang jelas: mereka berurusan dengan Ruby, hanya karena balas dendam, dan atau pun karena ingin memanfaatkannya secara pribadi. Jadi, untuk apa mengenal lebih jauh? Tahun ketika Ruby menjadi kambing hitam oleh Andy Ozkana di berbagai media sebagai pengalihan skandal playboynya, Aidan Huo tidak berada di negara itu sama sekali, dan Arga Sirius Baizhan (mantan suami kedua Ruby) juga tengah berada di kapal pesiar bersama kekasih hatinya di belahan dunia lain. Jadi, ketika semua masalah sudah lewat dan dibereskan oleh pengacara keluarga Andara, alias mantan suami keempat Ruby, Sagara Baskara, semua media sudah nyaris bersih dari skandalnya. Tentu saja itu terjadi setelah Andy Ozkana puas dengan segala tujuannya memanfaatkan Ruby habis-habisan, dan melepaskannya usai mediasi melalui perantara masing-masing pengacara, serta sama sekali tidak dihadiri oleh kedua belah pihak. Begitulah kira-kira kenapa mereka berlima yang berkumpul di satu tempat tapi masih bersikap biasa-biasa saja, meski pernah menikahi satu wanita yang sama. “Singkirkan tangan kotormu dariku,” sinis Aidan dingin, menatap muram kepada wanita berkepala ember yang kini kembali memeluk sebelah kakinya bagaikan pelampung hidupnya. Ruby menggelengkan kepala embernya kuat-kuat. Kalau saja tidak ada aura dingin menakutkan dari tubuh Aidan Huo, maka adegan itu sebenarnya sangatlah lucu. Tapi, siapa yang berani menyinggung pria paling berkuasa di ibukota saat ini? “Tidak mau! Tolong tarik ucapan Anda tadi, tuan! Saya yang salah karena terlalu takut kepada kecoa! Kecoa-kecoa itu sangat jelek dan buruk, sampai saya tidak berani membunuhnya!” Perkataan Ruby sangat miris, sementara dia merasa jijik dan enggan melihat para mantan suami sialannya yang sudah dicapnya sebagai kecoak sampah dan busuk, dia malah memeluk salah satu kaki ‘kecoak’ yang sudah menyiksanya luar dalam, dan memohon begitu menyedihkan kepadanya. Dengan ember di kepala pula! Hati Aidan Huo berdenyut-deyut marah! Pria itu berusaha menyentakkan kakinya kuat-kuat agar bisa melepaskan Ruby, tapi mau seperti apa pun usahanya malah membuat pelukan kedua tangan sang wanita semakin kuat! Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Aidan menatap dingin penuh ancaman kepada sekretarisnya, dan membuat pria itu segera meraih kedua bahu Ruby dan memanggil penjaga keamanan untuk membantunya. “Nona! Tolong lepaskan, tuan Huo! Apa kamu tidak tahu siapa yang kamu ganggu saat ini?!” peringat sang sekretaris tajam. Dalam hati, Ruby kesal bukan main! Panas mendidih! Tentu saja dia lebih tahu seperti apa Aidan Huo lebih daripada siapa pun di dunia ini! Aidan Huo adalah iblis paling kejam dan paling sadis yang pernah ada! Pria itu membuat dirinya dibenci dan dibuang oleh keluarganya sendiri! Membuatnya terlibat pernikahan yang tak diinginkan berkali-kali! Didorong jatuh dari tangga demi seorang pelakor murahan! Dituduh mencuri di saat terbaring di rumah sakit! Juga dicekik sampai hampir mati dibuatnya! Yang paling parah adalah membuatnya menerima siksaan berkala secara bergantian dengan suruhan Alaric Jiang di dalam penjara selama berbulan-bulan tanpa henti! Pria sampah dan busuk sepertinya benar-benar sudah menodai masa lalunya yang indah dan cemerlang! Dia menyesal pernah mengejar pria itu lebih dari setengah hidupnya! Kenapa dia dulu begitu buta?! Tapi... dia tidak bisa membiarkan keegoisan dan kebodohannya hari ini berimbas kepada orang-orang yang disayanginya.... Ruby baru saja keluar dari penjara, belum juga setahun, tapi malah membuat mereka yang mengharginya berada dalam kemalangan. Dia tidak mau hal buruk menimpa orang-orang yang peduli kepadanya, jadi dia pun rela merendahkan diri sekali lagi di hadapan Aidan Huo seperti sekarang. “Tuan! Tolong maafkan saya! Saya tidak takut apa pun selain kecoak-kecoak tadi! Mau diapakan juga tidak masalah! Tapi, tolong jangan libatkan orang lain dalam kesalahan saya ini! Saya berjanji berhenti dari perusahaan itu! Tolong biarkan mereka tetap bekerja sama dengan kalian! Saya tidak akan melepaskan kaki Anda meski harus dipukuli sampai mati!” tegas Ruby dengan suara serak jelek samarnya di balik ember. Aidan Huo semaki kesal dan kesal, hatinya berpilin tidak karuan! Pria ini berpikir suara jelek sang wanita hanyalah efek dari ember yang dipakainya di kepala, jadi tidak begitu memiliki simpati atau pun perhatian sedikit pun. Apalagi kata-katanya sangat berani dan menguji garis batasnya! Benar-benar cari masalah! “Kalian dengar dia? Pukuli sampai mati,” titah Aidan dingin dan rendah. Kata-katanya sangat tidak berperasaan, acuh tak acuh hingga membuat semua orang terkejut dan merinding dibuatnya. Para petugas keamanan yang hendak meraih Ruby seketika mundur selangkah, tidak berani melakukan perintah Aidan yang ambigu tersebut. Bagaimana bisa memukuli orang sampai mati di depan umum begini? Mereka juga tinggal di negara hukum, kan? Tidak bisa berbuat seperti itu meski seorang bos hebat menyuruh mereka! Sama saja menggali kuburan sendiri! “Apa lagi yang kalian tunggu?! Cepat lepaskan wanita ini dariku!” bentak Aidan murka, suaranya bagaikan raungan binatang buas yang hendak mencabik-cabik mangsanya. Membuat semua orang menggigil ketakutan mendengarnya. Hati Ruby tenggelam, wajah memucat kelam di balik ember. Seluruh tenaganya tiba-tiba runtuh. Memangnya apa yang bisa diharapkannya dari pria tak berperasaan seperti Aidan Huo? Aidan Huo hanya peduli pada Belinda Saputra saja selama ini. Satu-satunya wanita yang dicintainya sejak dulu. Selain daripada itu, orang lain sama sekali tak berharga di matanya! BERENGSEK! APA AKU PAKSA SAJA DIA MEMINUM DESINFEKTAN BIAR MATI KERACUNAN SAAT INI JUGA?! DASAR KECOAK BUSUK! PERGILAH KE NERAKA! maki Ruby dalam hati, gigi digertakkan kuat-kuat, sorot matanya gelap dan mengeras penuh dendam dan kebencian yang membara. Pelukannya pada kaki Aidan Huo seketika diperkuat sekali lagi seolah-olah akan meremukkannya! Dalam benaknya, Ruby sudah membayangkan dirinya meraih sebotol cairan pembersih dari dalam troli, dan langsung memaksa sang mantan suami iblisnya itu meminumnya sampai habis hingga tenggorokan dan organ dalamnya melelah dan terbakar hebat. Dia tidak takut jika harus masuk ke penjara sekali lagi selama Aidan Huo mati di tangannya!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD