Bab 2

1600 Words
"Masih mikirin perjodohan dengan pria menyebalkan itu?" ucap seorang gadis, seraya bergabung bersama Rachel di sebuah ayunan yang terletak di taman belakang rumahnya. Gadis itu adalah, Syakila Revandra, putri sulung dari Davin dan Selena (My Hot Driver). (Cerita ini merupakan wujud dari persahabatan antara aku dan Ratu Asmara, dengan nama pena Dream_Girl. Merayakan persahabatan kami berdua, muncul ide untuk menjodohkan tokoh dan menggabungkannya dalam sebuah cerita. Sehingga muncul cerita ini, yang akan mengangkat kisah cinta segitiga antara Alvin Prayoga (Adara My Wife) Rachel Adityaswara (Adara My Wife) dan Syakila (My Hot Driver). Semoga bisa diterima seperti cerita terdahulu.) Rachel mendesah panjang. "Ya begitulah. Aku tidak tahu harus berkata apalagi, untuk menolak permintaan Abi. Padahal nih, ya. Papa setuju dengan keinginanku, sehingga membuat aku bingung siapa anak siapa!" gerutunya. "Mmm … apa mungkin kalian tertukar, ya?" tebak Syakila asal. "Bisa jadi, sih …" timpa Rachel. "Enak saja tertukar. Memangnya kamu dan Alvin itu barang," cibir Rere. Tiba-tiba saja memotong pembicaraan Rachel dan Syakila. "Kamu memanjat dinding lagi?" sambungnya dengan mata menyipit. Kepada Syakila yang sedang duduk di samping Rachel. Gadis itu tiba-tiba saja sudah berada di belakang rumahnya. Dan Rere yakin tidak melihat Syakila masuk dari pintu depan. Rumah mereka yang hanya dibatasi oleh dinding, membuatnya mudah keluar masuk ke taman belakang dengan bermodalkan sebuah tangga. Dan itulah sebabnya kini Syakila sudah ada di samping Rachel, seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehe, iya, Umi. Tuh senjata andalanku." Membujuk sebuah tangga yang masih bersandar pada dinding. Dengan senyum yang merekah, semakin memancarkan kecantikan yang ia miliki. Rere hanya menggelengkan kepalanya. Syakila yang tampak manja itu, ternyata jago dalam urusan naik dan turun tangga. "Ehem, mumpung Syakila berada disini, Umi minta tolong, dong. Bujuk Rachel supaya mau menikah dalam bulan ini. Karena sebentar lagi Alvin akan berangkat kembali keluar kota. Besar harapan baginya bisa membawa Rachel ikut serta." Ikut duduk bersama kedua anak gadis tersebut. Rachel memutar bola matanya. "Mi, sudahlah. Jangan paksa aku lagi untuk menikah dengannya! Mending kasih ke Syakila saja, mumpung dia masih sendiri dan coba Umie lihat. Syakila sangat cantik dan cocok bersanding dengan Alvin. Syakila juga penyabar, cocok dengan Alvin yang slengekan!" protesnya dengan bibir yang mengerucut sempurna. Syakila hanya diam memperhatikan ibu dan anak itu beradu argumen. Tidak ada sedikitpun niatnya untuk menimpali perkataan Rachel yang mengatakannya masih sendiri dan cocok dengan Alvin. Padahal yang sebenarnya Syakila juga sudah memiliki seorang kekasih, yang sengaja disembunyikan. Karena kedua orang tuanya melarang yang namanya 'pacaran'. Selena dan Davin ingin Syakila langsung menikah saja, daripada menjalin hubungan yang hanya membuang waktu saja. Lebih baik menikah karena usianya pun sudah layak untuk menyandang status sebagai istri. Dan satu hal lagi. Alvin yang selalu saja usil dan kadang ketus padanya, membuat Syakila bergidik ngeri jika harus menikah dengannya. Bertetangga saja Syakila tidak nyaman apalagi berubah tangga. Beruntung ada rumah Rachel yang menjadi pembatas rumah mereka. Sehingga Syakila bisa sedikit menghindar saat Alvin pulang ke rumah. Rere menggelengkan kepalanya. Tidak terhitung lagi sudah berapa kali Rachel menolak perjodohannya dengan Alvin.. Akan tetapi, tetap saja perjodohan tersebut akan tetap dilaksanakan dalam bulan ini. Dengan atau tanpa persetujuan dari Rachel. Karena Marcel telah mengatur dan menetapkan hari pernikahan mereka. Terhitung dari dua Minggu dari sekarang. Dan itu semua berlangsung tanpa sepengetahuan Rachel. Awalnya Adnan menolak keras pernikahan tersebut karena mendukung keinginan Rachel, untuk menunda setidaknya sampai ia siap. Akan tetapi, Marcel tetap keras dan ingin Alvin segera menikah dengan Rachel. Dengan terpaksa Adnan setuju dan tentu saja ada maksud dibalik itu semua. Adnan melakukannya bukan tanpa alasan. Ia tidak ingin Rachel menikah karena terpaksa. Dan Adnan juga tidak menyukai sikap keras dan egois Alvin, yang memaksakan kehendaknya. Mentang-mentang Marcel menyayanginya dan banyak berhutang budi kepada keluarga mereka. Alvin seenaknya saja meminta dan memaksa Rachel untuk menikah. Katanya mencintai, tapi Alvin malah tega meminta Marcel untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Rachel apapun yang terjadi. "Umi tidak bisa berkata apa-apa lagi, Sayang. Ini sudah menjadi keputusan abi kamu. Dan Umi …" "Mi, biasanya abi itu lemah kalau menyangkut kita berdua. Tapi, kenapa sekarang abi malah lebih mendengarkan perkataan Alvin dari pada kita? Aku nggak mau menikah sama dia,Mi! Memang aku dekat dengannya. Memang aku menyayanginya. Tapi, tidak lebih dari seorang sahabat dan adik kepada kakaknya! Dan aku tidak suka jika harus terjebak dalam pernikahan tanpa cinta seumur hidupku!" potong Rachel dengan suara yang begitu lirih dan bergetar. Pertahanan Rachel akhirnya runtuh juga karena kedua orang tuanya seakan menutup telinga tentang perasaanya. Ia sudah berusaha memohon dan meminta supaya perjodohannya dengan Alvin dibatalkan. Akan tetapi, tidak ada sedikitpun niat Marcel mundur demi mengikuti keinginan putrinya sendiri. Syakila yang melihat Rachel begitu terpukul, langsung memeluknya dengan erat. Andai saja ia mencintai Alvin, tentu saja ia mau menggantikan posisinya. Akan tetapi, posisi mereka berdua sama. Sama-sama memiliki kekasih dan tentu saja akan semakin tidak mungkin bagi Syakila untuk menggantikan Rachel. Ia tidak mencintai Alvin, dan begitupun sebaliknya. Tidak bisa dibayangkan bagaimana nanti rumah tangga yang akan mereka berdua jalani. "Maafkan Umi, Rachel," lirih Rere, sebelum meninggalkan putri sulungnya yang masih menangis di dalam pelukan Syakila. Rere tidak sanggup melihat putrinya terluka seperti saat ini. Akan tetapi, ia pun tidak kuasa untuk menolak keinginan Marcel dan Alvin. Meskipun Adara dan Adnan menyerahkan semuanya kepada Rachel. Dan seharusnya itu yang dilakukan oleh Marcel dan Rere. Bukannya malah mengikuti keinginan Alvin, dan menyakiti putrinya sendiri. "Sudahlah, Rachel. Jangan menangis lagi. Kalau kamu begini terus, kamu nanti malah sakit," ucap Syakila menenangkan Rachel yang masih menangis di dalam pelukannya. "Aku tidak peduli itu. Bahkan aku lebih memilih mati daripada menikah dengan Alvin. Karena aku sangat mencintai Arga. Bukan Alvin." Rachel berucap di sela-sela tangisannya. Syakila menganggukkan kepalanya. Paham bagaimana isi hati Rachel saat ini. Seandainya ia berada di posisi Rachel saat ini, tentu saja akan merasakan luka yang sama pula. Tidak ada wanita yang rela menikah dengan pria yang tidak dicintainya. Meskipun nantinya akan terbiasa dan menumbuhkan cinta itu dengan sendirinya. Akan tetapi, tidak akan pernah sebaik menikah dengan rasa saling cinta. Lagipula, tidak semuanya pernikahan tanpa cinta berakhir dengan baik. Ada Pula yang berantakan dan berakhir dalam waktu singkat. Bagi seorang wanita tentu saja itu sangat merugikan dan menyakitkan. Harus menyandang status janda, dan tentu saja pasca perceraian hidup seorang wanita akan berubah secara drastis. "Rachel, kamu tidak boleh berbicara seperti itu. Daripada kamu terpuruk seperti ini, lebih baik kamu cari cara supaya bisa lepas dari perjodohan dengan Alvin. Aku yakin masih ada cara bagimu untuk menghindar. Percayalah." Syakila mengurai pelukannya dan menghapus air mata yang menggenangi pipi Rachel. Gadis itu mengangguk lemah, seraya menelan kesedihannya. Benar yang dikatakan oleh Syakila. Meskipun ia menangis sampai air matanya habis, tidak akan mengubah apapun dan tidak akan membatalkan rencana pernikahannya. "Jadi, menurutmu apa yang harus aku lakukan, Kila?" Meskipun masih terisak Rachel berusaha untuk menyahuti perkataan sahabatnya. Berharap Syakila memiliki rencana yang bisa melepaskannya dari Alvin. Gadis cantik berambut hitam bergelombang itu berpikir sejenak. Mengusap dagunya yang lancip dengan jari telunjuknya. Beberapa menit berlalu dalam suasana hening, Syakila akhirnya tersenyum. Sebuah ide gila dan tergolong nekat melintas di dalam otaknya. Dan jika ketahuan itu adalah idenya maka ia harus bersiap menerima amukan dari semua orang. Baik dari kedua orangtuanya, kedua orang tua Rachel, dan Alvin yang paling utama. Akan tetapi, Syakila masih memiliki Adnan dan Adara sebagai tempat baginya untuk lari dan meminta perlindungan. "Kamu jangan gila, Kila!" pekik Rachel begitu Syakila membisikkan rencananya. Syakila gelagapan. Ia langsung menutup mulut Rachel dengan telapak tangannya. Suara gadis itu yang cukup tinggi bisa memancing orang lain untuk datang dan akan mengundang kecurigaan nantinya. "Kecilkan suaramu! Kamu tidak ingin bukan, orang-orang tahu kita duduk disini dan merencanakan sesuatu untuk membatalkan pernikahanmu dengan Alvin? Dan satu lagi. Kenapa kamu malah bilang aku gila? Padahal ideku ini bisa membatalkan pernikahanmu dengan Alvin!" gerutu Syakila dengan bibir yang mengerucut sempurna. Matanya yang dihiasi bulu-bulu panjang nan lentik, mengerling malas. Melihat Rachel yang menganggap idenya gila. Padahal memang ide yang diberikannya malah lebih dari kata 'gila'. Bayangkan. Syakila mengatakan, Rachel harus lari di malam sebelum pernikahannya dilangsungkan. Dan ia siap membantu sekaligus mengatasi kekacauan tersebut. Dan untuk eksekusi, Syakila meminta Rachel untuk menemui Adara dan Adnan untuk menyampaikan keinginannya tersebut. Karena disini, mereka berdua yang akan dirugikan dan malu tentunya. "Gimana aku nggak bilang kamu gila? Kamu minta aku lari beberapa jam sebelum menikah? Kenapa nggak sekarang saja kalau memang lari adalah jalan keluarnya. Dan lagi, apa kamu tidak takut diminta untuk menggantikan posisiku menikah dengan Alvin, seandainya ketahuan ini adalah rencanamu?" bisik Rachel, tepat di telinga Syakila. Membuat putri Selena dan Davin itu bergidik ngeri. Membayangkan menjadi istri Alvin yang sangat menyebalkan tersebut. Akan tetapi, Syakila meyakinkan diri semuanya akan baik-baik saja selama semuanya dilakukan dengan rapi dan tidak melibatkan banyak orang. Cukup mereka berdua, dan kedua orangtuanya Alvin. "Kamu tidak perlu khawatir rencana ini sangat aman karena kita tidak melibatkan banyak orang. Dan tadi apa katamu? Kenapa kita nggak lakuin sekarang saja?" Syakila menyipitkan matanya. "Kalau sekarang, tentu saja kedua orang tuamu dan Alvin akan mencarimu. Kamu mau lari dan bersembunyi di mana coba? Kamu tahu bukan, siapa Marcel Adityaswara? Abimu itu? Otaknya cerdik dan licin. Aku yakin meskipun kamu bersembunyi di dalam lubang semut pun pasti akan ketahuan. Itu sebabnya aku memintamu lari beberapa jam sebelum pernikahan dilangsungkan. Supaya mereka sibuk mengurus tamu, dan lagi pula Alvin tidak memiliki waktu lagi, kan ya? Karena dia akan berangkat bekerja ke luar kota," terangnya. Syakila tampak begitu semangat dan antusias untuk menjajakan rencana gilanya. Tanpa tahu apa resiko yang harus ia tanggung nantinya. Rachel akhirnya paham dan setuju saja dengan rencana Syakila. Lagipula rencana ini melibatkan kedua orang tua Alvin. Siapa sih yang mampu mematahkan seorang Adara Sherlindah Prayoga?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD