bc

Traumwelt

book_age12+
373
FOLLOW
1.1K
READ
adventure
student
warrior
mystery
campus
apocalypse
magical world
supernature earth
another world
supernatural
like
intro-logo
Blurb

Karin adalah seorang mahasiswi yang memiliki kemampuan aneh semenjak ia duduk dibangku SMP. Ia bisa membawa dirinya sendiri dan orang lain memasuki dunia mimpi yang menakjubkan, Traumwelt.

Traumwelt adalah sebuah negeri yang menjadi kehidupan kedua bagi Karin. Awalnya semua baik-baik saja sampai ketika kedua sahabatnya, Lizy dan Denis mengajaknya nonton film horor di bioskop, semua berubah. Sesuatu yang mengerikan terjadi di Traumwelt. Hal itu memaksa mereka untuk mencari jawabannya dengan berpetualang ke berbagai tempat yang mengerikan.

Namun bagaimana jika jalan keluarnya adalah suatu hal yang diluar perkiraan mereka? Bagaimana jika ternyata kemampuan Karin tidak hanya sekedar itu? Bagaimana jika ternyata kemampuan Karin berhubungan dengan kelangsungan hidup antar-dimensi?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Kemampuan Aneh
Jam kosong. Siapa yang tidak menyukainya? Lihat saja sekarang. Semua murid terlihat begitu asyik bercengkerama dengan teman-teman sekelas, mengabaikan beberapa tugas kecil yang ditinggalkan oleh wali kelas yang kini tengah mengadakan rapat bersama para guru. Ya, termasuk Karin, gadis SMP tiga belas tahun yang kini tengah sibuk mencorat-coret buku tulisnya, membuat aneka gambar makhluk aneh yang tidak ada di dunia nyata. Sejak kecil, Karin sangat menyukai film-film dongeng apalagi fantasi. Ia menyukai dunia yang indah dan bermimpi ingin menginjak dunia seperti itu walau hanya sekali saja. Ketimbang bergaul, Karin lebih suka menyendiri dan sering mengkhayal sesuatu yang tak biasa. Tapi jangan salah, ia tidak se-kuper seperti yang terlihat. Ia masih memiliki beberapa sahabat salah satunya adalah Rina, gadis berambut sebahu yang sama-sama menyukai hal-hal berbau fantasi seperti Karin. Keduanya sangat dekat sejak awal bertemu apalagi ketika mereka tahu kalau ternyata mereka mempunyai minat yang sama. Sejak saat itu mereka mulai saling bercerita mengenai film-film animasi fantasi koleksi Rina, tokoh karakter yang ia hafal, sampai mengkhayal bersama kalau mereka tengah hidup di dunia seperti yang ada di film-film itu, lalu menjadi karakter utamanya dan melawan sang penyihir jahat. Mereka selalu melakukan itu hampir setiap hari, seperti sekarang misalnya. Ya, sambil menggambar, Karin juga tengah mengkhayal bersama Rina. Walau terkadang banyak teman yang menyebut mereka gila dan aneh, itu tak jadi masalah bagi keduanya. Tak terasa, jam pulang sekolah pun tiba. Rina berpamitan pada Karin. "Karin, aku pulang dulu, ya. Besok kita lanjutkan lagi. Tadi sudah sampai dimana?" Karin tampak berpikir sejenak lalu teringat sesuatu. "Oh! Tadi sudah sampai saat kita berubah menjadi puteri duyung dan mendapat tanda keberanian di lengan." "Wah berarti sudah hampir selesai, ya. Ya sudah, ayo kita jalan bersama ke depan." Karin mengangguk. Ia lalu berjalan beriringan dengan Rina menuju keluar gerbang menunggu jemputan masing-masing. "Karin," panggil Rina. Karin mendelik mengisyaratkan 'apa?'. "Kau pernah mendengar teori Lucid Dream?" Dahi Karin berkerut bingung. "Apa itu?" "Lucid Dream adalah kondisi dimana seseorang sadar kalau ia sedang bermimpi. Setiap orang pasti pernah merasakan hal demikian tetapi jarang sekali yang bisa mengendalikannya secara sadar," ujar Rina menjelaskan. Sementara Karin hanya mengangguk-angguk tanda mulai mengerti. "Kau tahu, aku selalu berharap bisa melakukan itu tapi tidak pernah bisa," lanjut Rina lagi dengan nada kecewa. "Memangnya untuk apa kau melakukan itu?" Rina menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Karin dengan memberikan ekspresi yang tidak Karin mengerti. "Ayolah, Karin ...," ucap Rina dengan nada manja. "Masa kau tidak mengerti maksudku? Coba kau bayangkan kalau kita bisa mengendalikan mimpi kita sendiri. Pasti menakjubkan! Jika aku bisa melakukan itu, aku pasti akan bermimpi tinggal di negeri dongeng yang indah dimana ada makhluk-makhluk seperti Peri, Troll, Centaur, Cyclops dan yang lainnya seperti yang ada di film-film fantasi. Bukankah itu benar-benar menakjubkan?" Karin tampak berpikir sejenak. Ia jadi membayangkan hal yang dikatakan sahabatnya barusan. Benar juga, itu pasti akan menjadi hal yang paling luar biasa dalam hidup Karin jika memang ia bisa melakukannya. Karin pun tersenyum antusias. "Kau benar, Rina. Jika kita bisa melakukannya, itu pasti akan menjadi pengalaman yang luar biasa," Karin menjawab dengan pandangan berbinar-binar. Tapi kemudian, ekspresinya mendadak berubah seperti mengejek. Karin menatap ke arah Rina lalu berkata lagi. "eh, tapi ... jika itu terjadi, kau pasti akan sulit dibangunkan dari tidur karena terlalu asyik bermimpi." Mereka pun tertawa bersama ketika mendengar asumsi itu. Sampai akhirnya mereka tiba di parkiran sekolah dan mendapat jemputan masing-masing, keduanya berpisah. ••• Malam harinya, Karin berbaring di atas ranjang empuknya sambil memikirkan perkataan Rina tadi siang. 'Apakah benar kita bisa mengendalikan mimpi?' Batinnya dalam hati. 'Pasti akan menyenangkan jika memang bisa.' Setelah memikirkan itu, Karin memutuskan untuk memejamkan matanya dan berencana untuk melakukan Lucid Dream. Ia mulai membayangkan sebuah negeri yang akan dijumpainya nanti. Mula-mula ia membayangkan padang rumput yang terhampar sejauh mata memandang, dan ia benar-benar melihat itu dalam mimpinya! 'Menakjubkan!' Lalu kemudian ada beberapa rumah yang bermunculan, bentuknya seperti rumah kurcaci pada film Snow White namun dengan ukuran yang lebih besar. Selain itu, ada juga rumah-rumah yang terbentuk menyatu dengan pohon besar. Karin tersenyum senang karena sepertinya ia mulai berhasil membentuk negeri impiannya. Tak lupa, ia juga menciptakan jalanan yang hanya dibalut oleh kerikil-kerikil warna-warni, yang di tepi kanan dan kirinya banyak ditumbuhi berbagai macam bunga yang bermekaran. Seiring berjalannya waktu, satu-persatu makhluk mulai bermunculan. Seperti Kurcaci, Peri kecil yang beterbangan, Elves, dan terakhir, yang paling ia inginkan yaitu makhluk yang menyerupai manusia tetapi memiliki rupa yang menawan serta memiliki kekuatan memukau. Ya, sepertinya itu juga benar-benar muncul sekarang. 'Rina, kau bohong, ya?' Batin Karin dalam hati sambil melangkahkan kakinya di dunia yang baru saja ia ciptakan ini. 'Kau bilang ini sulit bahkan mustahil untuk dilakukan. Tapi kenapa aku sangat mudah melakukannya?' Karin berjalan menyusuri jalan dari batu kerikil warna-warni itu dengan perasaan senang. Karena terlalu senang, ia jadi tidak sadar kalau ia berjalan sambil menari-nari, dan saat itu, penampilannya mulai berubah. Tiba-tiba saja ia jadi terlihat mengenakan gaun warna kuning cerah yang menjuntai sampai bawah lutut. Di atas kepalanya juga bertengger sebuah lingkaran ranting yang dihiasi dengan berbagai macam bunga yang indah. Hal itu membuatnya menjadi pusat perhatian warga desa yang baru saja tercipta, yang Karin tidak tahu mereka nyata atau tidak. Beberapa menit pun terlewat begitu saja tanpa Karin menghiraukan orang-orang di sekitar yang menatapnya aneh. Karin hanya berpikir kalau ini hanya mimpi. Jadi tak perlu cemaskan keberadaan orang lain. Nikmatilah selagi bisa. Hingga tidak sadar, ia tiba di sebuah pohon yang amat besar dan tinggi, yang di setiap sisi batangnya dilingkari oleh anak tangga menuju ke puncak pohon. Karin menatapnya takjub dari bawah hingga ke atas. Ia menemukan pintu kayu berbentuk lingkaran besar yang sangat menawan di puncak batang pohon. Karena penasaran, Karin mulai menaiki tangga satu persatu hingga ia sampai diujung sana. Karin terkesiap. Bukan hanya karena nuansa khas negeri dongeng yang ia dapatkan dari pemandangan bangunan di hadapannya ini. Namun juga karena sesosok pria sebayanya yang memiliki rambut dan mata abu-abu yang menawan. "Halo, Nona," sapanya pada Karin yang masih menganga. "Selamat datang di Traumwelt." Karin lagi-lagi terkesiap. Ia tak sanggup berkata-kata. Hingga akhirnya suara dering yang memekakkan telinga berhasil membuatnya membuka kelopak matanya dan menyadari kalau hari sudah pagi. Ya, ia telah terbangun dari mimpi indahnya. "Hah, jam beker s****n! Alarm s****n!" Ia mengumpat kesal karena terbangun disaat yang tidak tepat. Karin menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha menenangkan diri. Saat Karin mengingat mimpinya yang barusan itu, Ia mendadak tersenyum senang. "Sudahlah tidak apa. Lagi pula aku harus menceritakan ini pada Rina. Dia pasti tidak akan percaya dengan apa yang akan kuceritakan nanti." Karin pun segera bangkit dari kasurnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah. ••• Beberapa jam berikutnya, Karin telah tiba di sekolah dan sudah menceritakan mimpi ajaibnya pada Rina. Benar saja, Rina memang tidak memercayai cerita Karin yang memang terdengar tidak masuk akal jika bukan mereka yang membicarakannya. "Itu mustahil, Karin!" pekik Rina tak percaya. "Aku belajar teori itu dari nenekku yang dulu bekerja sebagai psikolog. Kau tahu, hampir seluruh kasus kejiwaan berhasil ditanganinya karena dia adalah orang yang hebat. Tapi sehebat apa pun nenekku, sampai saat ini beliau masih tidak bisa melakukan itu dengan waktu yang sangat singkat seperti yang kau ceritakan. Aku tidak percaya sama sekali." "Tapi aku bersumpah kalau aku tidak berbohong, Rina! Percayalah padaku!" Rina menggeleng tegas. "Mungkin aku akan percaya kalau kau hanya bilang, kau bisa menciptakan suatu negeri di dalam mimpimu tetapi kau sadar kalau kau sedang bermimpi. Tapi ini, kau juga bilang kalau ada beberapa makhluk aneh lain selain dirimu disana. Bahkan ada yang sempat menyapamu? Itu benar-benar mustahil terjadi walau dalam mimpi sekali pun, Karin." Karin menghela napas pasrah. "Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk memercayaiku. Nanti malam kau menginap di rumahku ya, mumpung besok libur. Siapa tahu aku bisa membuktikan padamu kalau omonganku ini benar." "Oke," jawab Rina singkat sambil mengacungkan jempolnya. Jam demi jam pun berlalu. Rina menghubungi orang tuanya untuk meminta izin akan menginap satu malam di rumah Karin. Itu adalah rutinitas biasa mereka setiap minggu. Entah Rina yang menginap atau sebaliknya, mereka akan bergantian seminggu sekali. Malam pun tiba. Inilah yang ditunggu Karin dan Rina sedari tadi. Sebelum tidur, Rina bertanya apa yang dilakukan Karin sehingga ia bisa dengan mudah mencapai Lucid Dream. Karin mengedikan bahunya, ia benar-benar tidak tahu jawabannya. Karin hanya merasa kalau hal yang dilakukannya terlalu mudah sehingga ia sendiri pun tidak tahu bagaimana caranya. Rina tidur lebih dulu dibandingkan Karin. Gadis itu tampak berusaha keras agar ia bisa sampai pada Lucid Dream tetapi tetap tidak bisa hingga akhirnya ia tertidur pulas dan bermimpi suatu hal yang tidak direncanakannya. Karin menatap Rina teduh. Ia membelai kening Rina dengan sentuhan hangat. Tak sadar ia berkata, "Aku tahu kau sangat ingin mengalami hal itu juga 'kan? Aku berharap kau akan ada di dalam mimpiku, Rina. Supaya kita bisa bermain bersama disana." Setelah mengucapkan itu, Karin pun ikut tertidur di sebelah sahabatnya. Namun, saat itu Karin tidak sadar kalau ada sesuatu yang tengah terjadi pada kening Rina yang tadi disentuhnya. Dalam kegelapan, samar-samar ada semacam energi berupa kerlap-kerlip cahaya berwarna hitam keunguan yang keluar dari kening Karin, lalu masuk menembus kening Rina. Ya, sebentar lagi Rina akan bergabung bersamanya. Bahkan seterusnya, Karin tidak tahu kalau mereka kini telah menjadi warga tetap Traumwelt setiap malam di waktu tidur mereka. Karin tidak pernah tahu kalau mulai saat itu, tidak ada lagi mimpi lain yang datang dalam tidurnya selain mimpi mengenai Traumwelt. •••

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.2K
bc

Everything

read
278.3K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
471.2K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K
bc

10 Days with my Hot Boss

read
1.5M
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook