1

1103 Words
Dokter telah menyatakan waktu kematian seorang wanita yang terbaring di ranjang sebuah rumah sakit ternama. Dan penyebab kematian tersebut adalah gagal jantung. Ia keluar bersama dengan perawat lalu memberi kabar pada keluarga pasien. Tiga wanita dan satu pria yang menunggu di depan ruangan terlihat lemas ketika mendengar kabar dari dokter. Tangis ketiga wanita di sana pecah, sedang sang pria hanya diam membeku. Wajahnya menyiratkan kehilangan yang begitu dalam hingga ia tidak bisa berkata-kata lagi. "D-dokter."  Seorang perawat yang menemani dokter tersebut terlihat pucat ketika keluar dari ruangan gawat darurat. Dokter yang baru saja hendak meninggalkan ruangan itu segera membalik tubuhnya karena merasa ada sesuatu yang terjadi. Matanya terbuka lebar, ia terkejut karena apa yang ia lihat. Dengan sigap ia segera memeriksa kembali pasiennya. Sebuah keajaiban sedang terjadi. Tanda vital pasiennya yang tadi lenyap kini telah kembali. "Kau bisa mendengarku, Nyonya?" tanya dokter itu sembari menatap mata sang pasien. Wanita yang terbaring itu tidak merespon. Ia hanya menatap ke langit-langit kamar tanpa berkedip. Di mana aku? Wanita itu tiba-tiba kebingungan. Hal yang terakhir ia ingat adalah sebuah kecelakaan tragis yang melibatkan dirinya. Rasa sakit menyerang kepalanya. Membuat tangannya refleks bergerak menyentuh tempat yang sakit itu. Matanya membulat tidak percaya. "Apakah kepalamu sakit, Nyonya?" Dokter kembali bertanya. Dan yang ditanya masih diam. Terjebak dalam kebingungan yang menderanya. Tangan siapa ini? Ia memperhatikan tangan gempal yang ia ulurkan di depan dadanya. Perlahan ia menggerakan jari tangan itu sesuai dengan perintah otaknya. Tidak mungkin. Bagaimana bisa ini jariku? Ia menggelengkan kepalanya. Matanya kini beralih pada kakinya, dan lagi-lagi ia tidak mengenali kaki itu. Tanpa memikirkan apapun lagi, ia turun dari ranjang dan mencari kaca tanpa mempedulikan panggilan dokter juga keempat orang yang terkejut melihatnya masih hidup. "Apa yang terjadi?" Ia membeku di depan kaca sebuah ruangan yang menampilkan bentuk dirinya saat ini. "Siapa kau?!" Ia kembali bersuara bingung. "Starlee." Suara asing itu membuat Starlee menoleh. Ia melihat ke arah pria yang memanggilnya. "Siapa kau?" tanya Starlee dingin. Pria yang tak lain adalah suami Starlee itu menatap Starlee heran. Apa yang terjadi dengan istrinya?  Kenapa istrinya tidak mengenalinya? "Dan siapa wanita ini?" Starlee menunjuk dirinya sendiri. Dokter datang mendekati Starlee dan juga suaminya. "Dok, apa yang terjadi dengan istri saya?" tanya pria itu bingung. "Istri?" Starlee mengerutkan keningnya. Istri dari mana? Ia saja belum menikah. Dan lagi, ia tidak mengenali pria yang mengaku sebagai suaminya. "Kami akan melakukan pemeriksaan. Untuk saat ini silahkan menunggu sampai hasil pemeriksaan keluar." Dokter memberikan jawaban yang tidak memuaskan bagi sang pria. "Nyonya, mari kembali ke ruangan Anda.  Saya akan memeriksa kondisi Anda." Dokter beralih pada Starlee. Starlee tidak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini. Ia yang kebingungan hanya mengikuti perawat yang membimbingnya kembali ke ruangan. Otak Starlee benar-benar kacau. Ia memiliki semua ingatan tentang dirinya, tapi bagaimana bisa tubuhnya berubah begitu jauh. Tidak, bukan berubah, tapi memang bukan tubuhnya. Sepanjang dokter memeriksanya, Starlee semakin tenggelam dalam kebingungan. Bagaimana bisa ia terjebak dalam tubuh wanita ini? Semakin ia pikirkan, semakin ia sakit kepala karena tidak menemukan jawaban. Tiba-tiba suara dengingan memenuhi pendengarannya, membuat matanya tertutup karena tidak bisa menahan sakit akibat dengingan itu. Sekelebat bayangan muncul. Cuplikan demi cuplikan yang menampilkan si pemilik tubuh dan beberapa orang lainnya muncul di sana.  Starlee mengepalkan tangannya kuat, semakin lama kepalanya semakin sakit karena kilasan-kilasan yang Starlee yakini adalah memori dari pemilik tubuh yang sebenarnya. Dada Starlee terasa sesak. Air matanya mengalir begitu saja. Bagaimana bisa ada hidup yang begitu menyedihkan seperti yang dialami oleh wanita ini? Sejak muda wanita ini sudah banyak berkorban untuk keluarganya, tetapi yang didapatkan oleh wanita itu adalah cemoohan dan diperlakukan seperti pembantu oleh mertua dan dua adik iparnya. Sedangkan sang suami, ia hanya menutup mata. Tidak peduli meski ia tahu bahwa sang istri ditindas oleh ibu dan adik-adiknya. Bukan hanya tidak peduli, sang suami ternyata lebih buruk dari ibu dan adik-adik iparnya. Suami yang begitu ia cintai ternyata melakukan perselingkuhan dengan seorang wanita yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Bukan hanya itu, suaminya juga menganggap ia adalah aib. Dan yang paling kejam adalah suaminya ternyata dalang dari kematian wanita itu. Suaminya memasukan racun ke dalam kemasan teh herbal yang sering ia konsumsi. Starlee membuka matanya, ia tidak tahan melihat memori si pemilik tubuh sebelumnya. Ia menghapus jejak air mata yang membasahi pipinya. Starlee benci air mata, menurutnya buliran bening itu adalah bentuk dari sebuah kelemahan, tetapi karena cerita hidup sang pemilik tubuh sebelumnya yang begitu tragis akhirnya ia menangis juga. Bagaimana bisa orang-orang yang sudah diperlakukan begitu baik memberikan balasan yang sangat jahat. Pemilik tubuh sebelumnya mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menjadi istri, menantu dan kakak ipar yang baik, tetapi bukannya diberi apresiasi, ia malah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Mertua yang selalu mencemoohnya. Tidak pernah puas pada apa yang ia lakukan meski ia sudah melakukan yang terbaik. Dan dua adik ipar yang selalu memerintahnya ini itu, layaknya seorang pembantu bukan kakak ipar yang harusnya mereka hormati. Starlee tidak mengerti kenapa ada wanita yang bisa tahan hidup dalam penderitaan seperti itu. Belum lagi, wanita ini juga mengetahui fakta bahwa suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, tapi tetap memilih diam demi bisa bersama sang suami. Bahkan, diakhir hidupnya wanita itu masih saja melakukan hal yang menurutnya bisa membuat sang suami bahagia. Starlee juga mencintai seorang pria, tetapi ia tidak sampai segila pemilik tubuh sebelumnya. Ia memiliki seorang tunangan yang tidak menyukainya, tapi ia tidak diam saja. Ia menikmati hidupnya dengan dikelilingi banyak pria. Starlee jelas tak akan meratapi penolakan dari tunangan yang ia cintai, hidupnya terlalu berharga untuk ia sia-siakan. Ya, meskipun pada akhirnya Starlee juga tak akan pernah melepaskan tunangannya. Starlee membiarkan tunangannya bersama wanita manapun, tapi yang perlu diingat, hanya dirinyalah yang akan menjadi istri dari pria yang ia cintai itu. Sepanjang dokter memeriksa keadaannya, Starlee hanya diam. Ia memikirkan alasan kenapa ia bisa berada dalam tubuh wanita menyedihkan ini dan bukannya berada di neraka. Dokter selesai memeriksa keadaanya. Dan Starlee baru menyadari ada sesuatu yang penting yang harus ia ketahui. "Dokter, di mana aku sekarang? Ini hari apa, tanggal berapa, bulan berapa dan tahun berapa?" tanya Starlee dengan wajah serius. "Anda berada di Royal Hospital. Ini hari Minggu, tanggal 12 Januari tahun 2020," jawab dokter yang menangani Starlee. "Royal Hospital di pusat kota B?" tanya Starlee lebih memastikan lagi. "Benar." Starlee kemudian diam. Tempat dan tanggal tidak berubah. Hanya dirinya saja yang berpindah ke tubuh orang lain. Sebelumnya Starlee berpikir bahwa hal-hal tidak masuk akal seperti ini hanya ada di sebuah drama atau novel, tetapi sekarang ia mengalami hal yang ia anggap hanya karangan dari orang-orang yang suka berkhayal. Starlee kini berpikir bahwa Tuhan masih menyayanginya. Meski ia tidak hidup di dalam tubuhnya lagi, ia masih tetap berada di dunia yang sama dengan pria yang ia cintai. Ia masih bisa berfoya-foya dan bersenang-senang. Mungkin kali ini ia akan lebih berhati-hati lagi, ia tidak akan mengkonsumsi alkohol lebih dari dua gelas. Ya, setidaknya ia harus belajar dari kesalahan yang menyebabkan ia kehilangan kehidupannya sendiri.        
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD