1. Awal Mula

2070 Words
Ananta Darmawan menatap seorang pria yang ia perkirakan usianya lebih dari kepala tiga, pria dihadapannya terlihat gagah dan tampan dengan setelan jas abu-abunya. Jika saja Anan tidak melihat perlakuan pria dihadapannya pada seorang perempuan yang Anan tebak adalah istri dari pria dihadapannya ini mungkin Anan akan tertipu dengan senyum ramahnya. Devandra Biosatya adalah pemimpin dari perusahaan besar Devandra Group, calon rekan bisnisnya. Ah atau mungkin calon bukan rekan bisnisnya, Anan tidak mungkin menerima kerjasama dengan orang seperti pria dihadapannya. Diluar terlihat sopan namun ketika dengan istrinya dia tidak segan berlaku kasar dihadapan anaknya sendiri pula, Anan adalah orang yang sangat menjunjung tinggi martabat wanita. Ia tidak suka melihat wanita tersakiti apalagi tersiksa fisiknya, sama saja ia merasa Mamanya pun ikut sakit karena Mamanya juga seorang wanita. "Bagaimana tawaran saya Pak Ananta? Apakah kita bisa bekerjasama?" Tanya Devandra pada Ananta yang hanya menatap datar dirinya, disampingnya ada Angel yang harap-harap cemas mendengar jawaban dari bos barunya. "Tawaran yang Bapak berikan cukup bagus..." Devandra tersenyum mendengar ucapan Anan, ia yakin Darmawan Group mau bekerjasama dengan perusahaannya. "Tapi mohon maaf Pak, saya tidak bisa bekerjasama dengan perusahaan Bapak Devandra." Ucap Anan membuat mata Devandra membulat. "B-bukankah Bapak bilang tawaran saya itu bagus? Mengapa ditolak?" Anan melirik sekilas kearah Angel yang seakan bertanya padanya dengan gerakan matanya itu, kenapa Bapak tolak? Devandra Group itu perusahaan besar. Kita akan untung jika bekerjasama dengan perusahaan sebesar itu, apalagi pemiliknya sendiri yang meminta. Kira-kira begitulah ucapan Angel dengan matanya, namun Anan tidak peduli. "Sudah ada perusaahan yang menawarkan kerjasama dengan perusahaan kami, penawaran pun tak kalah bagus dari yang Baik tawarkan." Mata Angel membulat, kapan ada perusahaan sebesar Devandra Group yang mengajak perusahan mereka bekerjasama? Pikir Angel heran dengan ucapan bosnya, bukankah dia yang mengatur jadwal pertemuan? Rasa-rasanya tidak ada. Rahang Devandra mengeras mendengar ucapan Anan yang menolak kerjasama yang ia tawarkan, selama ini tidak pernah ada yang menolak bekerjasama dengan perusahaannya. Sebisa mungkin ia menahan emosinya agar tidak meledak dan akhirnya memukul Anan, sebisa mungkin ia tahan perasaan itu. Sedangkan Anan menikmati ekspresi Devandra yang seakan menahan dirinya yang ingin memukulnya, ia tau ekspresi itu. Anggap saja Anan tidak profesional dalam bekerja karena hanya karena melihat Devandra berlaku kasar pada istrinya dia langsung menolak kerjasama mereka, perusaahan yang Anan kelola kini sudah dialihkan olehnya jadi sesuka hatinya ingin bekerjasama dengan siapa saja. Toh hanya karena tidak bekerjasama dengan Devandra Group, perusahannya tidak akan langsung bangkrut. "Baiklah kalau begitu kami permisi Pak, terimakasih atas waktunya. Dan maaf karena perusahaan kita tidak dapat bekerjasama, saya harap hubungan antar perusahaan kita baik-baik saja meskipun tidak ada ikatan kerjasama." Ucap Anan berpamitan kemudian pergi bersama Angel meninggalkan Devandra yang menahan rasa kesalnya atas tawaran yang telah ia tolak. "Bisa-bisanya dia menolak tawaran gue." Ucap Devandra menggeram kesal sambil menggebrak meja hingga pengunjung yang datang kaget akan perlakuannya. Setelah menaruh uang seratus ribuan diatas meja, ia berjalan dengan penuh emosi keluar dari restoran. Ia membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras hingga membuat anak dan istrinya terkejut akan perilakunya, Devandra hanya melirik sekilas keduanya ia lebih memilih menjalankan mobilnya. "Bagaimana Mas apa perusahan itu menerima tawaran dari Mas?" Geana Gevara Ayunda, istri dari pemilik Devandra Group itu berusaha mencari perhatian sang suami dengan bertanya. Devandra tiba-tiba mengerem mobilnya mendadak hingga membuat istri dan anaknya hampir saja terbentur dashboard, namun pria itu seakan tak peduli. Ia malah menatap Geana dengan ekspresi bengisnya membuat Geana merasa takut, Aldipun takut dan bersembunyi dipelukan sang Mama. "Tidak perlu bertanya bisa tidak?!! Kamu tidak akan mengerti urusan seperti ini!! Tugas kamu itu hanya mengurus Aldi dan melayaniku saja, tidak perlu tanya ini-itu yang tidak kamu mengerti. Hanya lulusan SMA kok mau sok tau sekali." Sakit, itulah yang Geana rasakan ketika Devandra menghinanya. Namun ia terus bersabar karena itulah makanan sehari-harinya selama enam tahun menjadi istri Devandra. Akhirnya Geana memilih diam ketika sang suami kembali menjalankan mobilnya, tidak ada yang bisa Geana lakukan. Melawan? Rasanya tidak mungkin, pasti ia dan Aldi akan mendapatkan luka fisik lagi. Rasanya Geana ingin kabur saja membawa Aldi ikut serta namun ia tak punya kuasa, Aldi masih membutuhkan Papanya. Tak ada yang bisa Geana lakukan selain bertahan dengan suami kasarnya ini, semuanya demi Aldi. Demi masa depan anaknya dan demi kehidupan Aldi yang layak. Geana hanyalah seorang wanita yatim-piatu yang tidak sengaja bisa menikah dengan Devandra karena perjodohan yang dilakukan Alm. Ayahnya dan Ayah suaminya. Hanya karena kehadiran Aldi lah Geana memilih bertahan, jika bukan kehadiran Aldi ia mungkin lebih memilih menjadi gelandangan dijalanan. Cinta? Sepertinya rasa itu perlahan mengikis seiring tingkah kasar yang diberikan oleh suaminya, bukan rasa cinta yang membuatnya bertahan melainkan hanya karena Aldi putranya yang tidak tau menahu tentang hubungan Papa dan Mamanya. "Eh? Kok berhenti Mas?" Tanya Geana ketika Devandra menghentikan mobilnya dipinggir jalan. "Turunlah!! Aku ada urusan!!" Ucapan kasar dan tak terbantahkan membuat hati Geana sakit, namun ia lebih memilih menurut. Setelah Geana turun, Devandra menjalankan mobilnya tanpa melirik kearah Geana dan Aldi. Selalu seperti ini jika Devandra mengajaknya keluar, dia pasti akan menurunkannya dipinggir jalan seperti ini. Sebenarnya Geana tidak masalah jika hanya dirinya, namun karena Aldi. Anaknya itu tidak tahan kepanasan, jika kepanasan dalam waktu lama saja Aldi pasti akan demam. Padahal sang suami tau keadaan Aldi namun ia seakan tidak peduli, begitulah sifat yang Devandra miliki. Egois, hanya mementingkan kesenangan dirinya sendiri. "Ma? Kenapa kita turun disini? Papa mau kemana?" Tanya Aldi dengan menatap polos Mamanya. "Papa ada urusan, Aldi pulang sama Mama ya sayang?" Geana mengusap puncak kepala sang anak yang kini hanya mengangguk polos. Maafin Mama ya sayang, batin Geana menatap miris anaknya yang tak mengerti apa-apa. Jalanan begitu padat oleh kendaraan yang berlalu lalang, namun tidak ada transportasi yang kosong. Bis, taksi, maupun angkot semuanya penuh membuat Geana harus bisa menahan sabar sambil menutupi kepala Aldi dengan ujung hijab yang ia kenakan, Aldi mulai merasa kepanasan. Ia yakin jika dibiarkan lama mereka bejemur diteriknya sinar matahari, Aldi akan kembali jatuh sakit. Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti dihadapan mereka membuat Geana menerka-nerka, siapakah gerangan? Mata Geana membulat ketika perlahan-lahan pengemudi mobil itu membuka kaca jendela mobilnya hingga menampilkan sesosok tampan dengan kacamata hitam yang menghiasi hidung mancungnya, Geana tidak salah melihat wajah seorang pria yang beberapa jam lalu memberikan sebuah sapu tangan untuknya saat ini tengah berada dihadapannya. Pria yang kalau Geana tidak salah ingat bernama Anan itu kini berdiri dihadapannya sambil melepaskan kacamatanya dengan gerakan coolnya kemudian memasukkan kedua tangannya didalam saku celana bahannya, pria yang Geana perkiraan masih muda itu kini menatapnya dan Aldi sambil tersenyum. "Hai Om Anan." Aldi yang tadi merasa lesu tiba-tiba bersemangat menyapa Anan. "Hai Aldi, Aldi sedang apa disini?" Tanya Anan sambil mengusap kepala Aldi yang terasa sedikit panas. "Aldi sama Mama lagi nungguin angkot yang lewat Om." Jawab Aldi membuat Anan mengernyitkan dahinya. "Loh memangnya Papa Aldi dimana?" Anan berusaha memancing Aldi agar jujur padanya, biasanya anak kecil itu suka jujur kalau berbicara. "Tadi Papa nurunin Aldi sama Mama disini terus Papa pergi, kata Mama Papa ada urusan." Ucapan polos dari bibir Aldi membuat Anan membulatkan matanya kemudian menatap Geana yang saat ini tersenyum canggung, Anan melihat Geana seakan mengkode anaknya agar tidak buka suara. "Aldi mau tidak bareng sama Om? Nanti kita mampir beli eskrim lagi, Aldi mau?" Tawar Anan yang dibalas anggukan semangat dari Aldi. "Mau Om, Aldi mau..." Namun Aldi berhenti berucap ketika mendapat pelototoan dari Geana. "Mmm maaf, kamu duluan saja. Saya dan Aldi bisa nanti pulang sendiri." Ucap Geana tak enak hati jika menerima tawaran Anan. "Tidak apa-apa Mbak, saya tidak merasa direpotkan. Justru saya merasa senang bisa mengantarkan Aldi juga... Mbak..." Anan mengedipkan sebelah matanya ketika menyebut nama Geana membuat wanita itu melotot yang dibalas tawa renyah Anan. "Aldi mau ikut Om kan?" Tanya Anan kepada Aldi, Aldi menatap takut-takut pada Gea. "Aldi mau Om, tapi..." Sebelum menyelesaikan perkataannya, Anan sudah menarik tangan Aldi mengajaknya masuk kedalam mobil. "Ayo Mbak masuk." Ajak Anan membuat Geana menghela nafas kemudian mau tidak mau ikut masuk, karena Aldi sudah lebih dahulu disandera oleh pria muda itu. Anan baru sadar jika usia Geana mungkin lebih tua darinya makanya dia memanggil wanita itu Mbak, sekedar menghormati Geana yang saat ini bukan siapa-siapanya dan mungkin nantinya akan menjadi siapa-siapanya namun ia berharap kelak doanya terkabul. Entah apa yang merasuki Anan hingga ia bisa memiliki perasaan pada istri orang disaat pertemuan pertama mereka dan pertemuan kedua mereka kini malah menambah ketertarikan Anan pada Geana, menurutnya Geana tidak pantas diperlakukan kasar begitu. Wanita itu harus diperlakukan lembut, selembut sutra. Jika Devandra tidak bisa memperlakukan Geana selayaknya suami berlaku pada istrinya, maka biarkan Anan yang menggantikannya. Anggap saja Anan gila karena kini mengharapkan istri orang lain untuk menjadi pendamping hidupnya, seakan tak ada lagi wanita single di dunia ini. Padahal banyak sekali wanita yang bersedia jika Anan ajak untuk menjadi pendampingnya namun Anan tidak merasa tertarik dengan wanita lain itu, yang membuatnya tertarik hanyalah wanita yang kini duduk disampingnya sambil memangku Aldi. Ia merasa saat ini seperti keluarga bahagia saja, ia Aldi dan Geana. Ah pikiran Anan saat ini mulai menggila hanya karena seseorang yang masih menjadi istri dari pria lain. Geana mendengarkan celotehan Aldi dan Anan yang sesekali menimpali ocehan Aldi, sifat Anan seakan mudah sekali akrab dengan anak-anak. Pria itu seakan tidak canggung berbicara dengan Aldi, padahal Aldi dan Anan baru dua kali bertemu. Terkadang Geana membayangkan bagaimana jika suaminya bersikap seperti ini pada sang anak, Aldi pasti akan merasakan bahagia. Sedari kecil Aldi tak pernah merasakan kasih sayang dari Papanya, Devandra terlalu sibuk dengan bisnisnya. Mungkin jika Anan yang menjadi Papa dari Aldi, pria itu pasti bisa memberikan kasih sayang pada Aldi. Astaghfirullah, segera Geana beristighfar ketika pikiran halu itu menghiasinya. Ia tidak boleh membanding-bandingkan suaminya dengan pria lain, seburuk apapun Devandra pria itu tetaplah suaminya. "Kita sudah sampai." Ucap Anan diiringi senyuman manisnya. "Yeay, es kriiimmm!!!" Pekik Aldi kesenangan membuat Anan tertawa dengan sikap berlebihan Aldi. Aldi terlebih dahulu turun meninggalkan Anan yang masih tertawa sedangkan Geana yang turut tersenyum melihat kesenangan Aldi, belum pernah Geana melihat Aldi yang terlihat senang sekali seperti ini. Devandra tidak pernah mengajak Aldi dan dirinya jalan-jalan, tidak heran tingkah Aldi yang kesenangan terlihat berlebih-lebihan seperti itu. Anan terpana ketika melihat Geana tersenyum sambil menatap Aldi, ia seperti terlarut dalam senyuman wanita itu hingga tanpa sadar ia terlalu lama memperhatikan wajah Geana yang tersenyum seperti itu sampai Geana berdeham. "Hhmm." Deham Geana membuat Anan tersadar sambil memalingkan wajahnya karena kepergok tengah memperhatikannya. "Tidak ingin keluar?" Tanya Geana, Anan yang salah tingkah pun keluar terlebih dahulu meninggalkan Geana yang menggeleng melihat tingkah Anan yang salah tingkah. "Mama, Aldi mau es krim oreo." Ucap Aldi ketika Anan dan Geana duduk disamping Aldi. "Iya sayang sebentar ya..." Geana yang akan berdiri pun berhenti ketika Anan bersuara. "Biar aku saja, Mbak pesan apa?" Anan yang mengambil alih. "Saya es krim stroberi saja." Ucap Geana yang dibalas anggukan kepala dari Anan kemudian pergi menuju tempat pemesanan. Tak lama kemudian Anan kembali dengan membawa tiga cup eskrim pesanan Geana dan Aldi juga untuknya sendiri, mereka seperti keluarga bahagia hingga beberapa pelanggan lain iri melihat kebahagian keluarga kecil itu yang padahal hanyalah orang asing yang baru saja saling mengenal. "Bahagia sekali ya keluarga kecil itu." "Beruntung sekali wanita itu mendapatkan pria tampan dan penuh kasih sayang seperti dia itu." "Waah bikin iri, keluarga harmonis." "Pengen deh berada diposisi mereka." "Gue jomblo nih, ih bikin iri aja." Kira-kira begitulah beberapa celetukan pelanggan lain yang mereka dengar, dalam hati Anan mengaminkan celetukan yang ia anggap sebagai doa itu. Dosakah ia bila berharap Geana dan Aldi bisa berada disampingnya selamanya? Dosakah ia menyukai istri orang lain? Sepertinya Anan saat ini tengah gila, gila karena perasaan. Sedangkan Geana hanya bisa menundukkan kepalanya, rasanya sangat malu ketika orang-orang menganggap pria dihadapannya adalah pasangannya. Setelah menghabiskan es krim yang mereka beli, akhirnya Anan mengantarkan Geana dan Aldi pulang kerumahnya. Anan sungguh senang karena ia dapat mengetahui alamat Geana dan juga Aldi, ia berharap semoga mereka bisa bertemu kembali. "Terimakasih atas traktirannya dan tumpangannya." Ucap Geana sambil mengulas senyum. "Sama-sama, aku pergi dulu... Assalamualaikum. "Waalaikumsalam." Anan menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Geana, wanita itu menatap kepergian mobil Anan dengan Aldi yang tertidur dalam gendongannya. Geana mulai memasuki rumah dengan seulas senyum tipis, diusianya kepala Aldi yang tengah tersenyum dalam tidurnya. Sepertinya hari ini anaknya terlihat bahagia sekali. Follow Ig author yuk... @Simiftahul_jannah @Story_sjvirgo02
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD