bc

The Legend of Sky Kingdom

book_age16+
68
FOLLOW
1K
READ
murder
body exchange
tomboy
prince
bxg
mystery
royal
lies
secrets
kingdom building
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana jadinya, jika kamu tiba-tiba hidup di jaman sebuah kerajaan? Lalu di tugaskan untuk memecahkan teka-teki tentang kematian seluruh keluarga permaisuri. Hal itulah yang sedang dijalani oleh gadis bernama Bintang Utara, gadis yang memiliki jiwa jantan, hobi baku hantam dan juga memiliki sifat yang bodo amat terhadap lingkungan, ia harus menjadi permaisuri dalam sebuah novel yang ia baca.

chap-preview
Free preview
Bab 1 : Bintang Utara
*Membaca Al-Qur'an lebih utama* Seorang gadis tampak masih bergelung di bawah kain sarung yang ia gunakan sebagai selimut. Bahkan sinar matahari sekalipun tidak mampu membangunkan gadis yang bernama lengkap Bintang Utara itu untuk terbangun, malah dengan cepat ia langsung menutup wajahnya menggunakan bantal guling. Pria paruh baya yang melihat tingkah Bintang pun menghela nafas kasar, lalu menghampiri gadis kebo tersebut, sambil membawa gayung yang berisi air dingin. Byurr!!!!! "BANJIR... BABE BANJIR TOLONG! BINTANG GAK BISA BERENANG." Tangan dan kaki Bintang bergerak ke atas, kanan, dan kiri. Seperti orang yang berenang agar tidak tenggelam, matanya masih setia terpejam, dengan mulut yang terbuka lebar megap-megap. Byurr!!! Sekali lagi, pria paruh baya itu menyiram kembali Bintang yang terlihat ingin tidur lagi. "Bintang!!!! Bangun lu, gak liat matahari udah setinggi khayalan elu?" Gadis itu langsung terbangun dengan wajah cengo dan muka bantalnya. Jadi, yang sedari tadi ia rasa basah itu bukan karena rumahnya kebanjiran? Tapi ulah babe nya? Keterlaluan memang. "Babe, kok tega bener nyiram Bintang. " Mustofa, sebagai babe hanya bisa tersenyum sinis. " Kemarin ada yang janji sama Babe, kalau mau bantu ngangkat barang ke pasar? " "Eh.... Emm... Iya, Be." Bintang meringis malu, kemarin ia berjanji kepada sang Babe untuk membantunya di warung dekat pasar sari Jati. Tapi ia malah kesiangan, dan sekarang si babe nyindir lewat bibirnya yang lemes seperti mulut tetangga itu. Ketika melihat babenya telah pergi, Bintang pun langsung kembali tidur dan menarik selimutnya yang sudah setengah basah, jujur saja, ia sangat mengantuk sekarang, tadi malam begadang nonton pertarungan tinju. "BINTANG!!!" Tanpa memperdulikan apa pun, Bintang langsung berlari kocar-kacir menuju kamar mandi, mendengar suara gelegar seperti petir milik ibunya, Bintang akan mendapatkan masalah jika tidak lekas bangun, dengan berjalan terburu-buru sambil sempoyongan, ia berhasil sampai tepat di depan pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Aishh... Terlambat lagi. Batinnya. "Am e bed layer.... Bed layer... No you no.... No yu no...." MasyaAllah, suara dari kamar mandi itu sungguh merusak gendang telinganya di pagi hari menjelang siang ini, bahasa Inggris yang amburadul, seketika langsung membuat Bintang malu punya saudara kandung seperti Korodul, abangnya. "Woy, Bang, cepet elah. Lama bener udah kek perawan aja." Tidak ada tanggapan sama sekali, malah yang terdengar sudah lagu bahasa asing yan sudah campur aduk dengan bahasa Jawa. "Bang Adul! Cepetan, nanti ibu marah." Dugh! Dugh! Dugh! "Sayang.... Opo yu hear... Jerite atiku mengharap engkau come back." Cukup sudah, kekesalan bintang sudah sampai di ubun-ubun, dengan tenaga dalam nya ia menendang kuat pintu kamar mandi, membuat pintu tidak bersalah itu lepas dari engsel nya, dan jebol pada bagian depannya. "ASTAGFIRULLAH! Bintang lu ngapain? " Adul berteriak panik, melihat kepala sang adik sudah nongol dari dalam lubang pintu yang baru saja kena tendangan maut. "Lama amat sih, Bang. Keburu ibu ngamuk." "Ya sabar atuh, Neng. Babang lagi mandi, belum luluran juga." "Bodo amat, minggir." Bintang langsung menendang b****g sang Abang tanpa perasaan, membuat Adul kesakitan dan memilih keluar dari dalam kamar mandi, dengan masih menggunakan boxer juga rambut yang masih penuh busa. Ini lah akibatnya jika dulu sang ibu sewaktu hamil Bintang ngidam pengen ngeliat banteng ngamuk, jadinya yang lahir, manusia siluman banteng, suka nyeruduk pintu kamar mandi. "Ibu!!! Mengapa kau lahirlah seorang adik yang tidak punya akhlak seperti dia, daku lelah," ucapnya mendramatis. Ia hanya bisa pasrah melihat penampilannya yang jauh dari kata normal. Tidak lama kemudian, suara pintu bergeser pun menarik perhatian Korodul yang terduduk di meja makan dekat dapur, memang rumah mereka ini hanya ada satu kamar mandi yang posisinya di sebelah dapur, jadi tidak heran mereka akan rebutan. Korodul tercengang kaget, bagaimana mungkin ada manusia yang mandi hanya dengan waktu 3 menit? Bayangkan, 3 menit? Itu mandi apa cuma masuk ke kamar mandi doang? Ia saja yang laki-laki mandi paling tidak 30 menit, lah ini, anak perawan, mandi tidak sampai 5 menit, memang adiknya ini spesies langkah sepertinya. "Bin, lu udah mandi belum?" Bintang tampak mengernyitkan keningnya, lalu mengangguk. "Udah, kenapa? Gue cantik yah, bang?" Korodul langsung menggelang kuat, tidak, adiknya tidak jelek, hanya saja buruk rupa. "Gak jelek kok, cuma buruk rupa aja." " Tau gak, Bang. Gua punya saran sama lu." "Apaan?" Tanya Korodul dengan raut super pengen tahu. "Coba periksakan mata, gua rasa mata lu udah putih semua." Bintang tertawa keras mendengar makian abangnya, sunggu, kebahagiaan seorang Bintang itu sederhana, hanya sayur jengkol, karate, dan juga menistakan bang Korodul. Jangan tanya mengapa nama sang Abang segokil itu, yang jelas, yang memberikan nama abangnya dulu adalah kakeknya yang berada di Medan. Selanjutnya ia menghampiri babe dan ibunya yang tengah repot di toko, jarak rumah dari pasar hanya beberapa meter, jadi tidak perlu menggunakan motor kesayangan nya yang telah ia modif sedemikian rupa. "Be, Bintang harus ngapain?" "Makan, Bin. Yah bantuin lah, itu ada barang yang harus lu antar." Bintang mengangkat 3 kardus berisi minyak dan tepung sekaligus. Membuat ibunya yang berada di pintu belakang toko kaget dan berteriak marah. "Bintang! Jangan sekaligus, itu berat." "Anak bayi juga tau kalau ini berat, Bu," sahut bintang dengan mudahnya melangkah tanpa beban. Jangan bayangkan Bintang adalah sosok wanita feminim, ia bahkan jauh dari kata itu, jiwa kewanitaannya hilang berganti dengan jiwa jantan. Sedari kecil hobinya bukan bermain berbie ataupun boneka dan permainan menye-menye lainnya, sedari kecil ia sangat amat menyukai baku hantam dengan teman laki-laki yang jauh lebih tua di bandingkan dirinya, bahkan Bintang pernah menghajar preman pasar yang sedang memalak dirinya sampai preman itu pingsan. Baginya, sehari tanpa memukul orang akan sangat hambar, maka jangan heran, jika Korodul saja akan sangat ketakutan dengannya jika sampai dirinya marah. Teman sekelilingnya juga laki- laki, apalagi di sekolah , ia akan memiliki banyak musuh yang berasal dari sesama jenisnya, yaitu kaum hawa, tidak jarang ia akan terlibat adu mulut dengan sekelompok cabe-cabean sekolah. Dan itu hampir setiap hari terjadi, surat panggilan orang tua saja, sudah ia anggap sebagai uang saku harian. Seperti hari ini, ia bisa membantu sang Babe di toko karena ia kena skors dari sekolah setelah ikut tawuran dan menjadi kapten dari tawuran tersebut, bukannya jera, malah Bintang merasa senang atas kebaikan sekolahnya yang memberikan ia waktu libur secara cuma-cuma. Terhitung sudah 2 hari ia libur dan hari ini adalah hari terkahir hukuman skorsing nya. "Pakde, ini barangnya." Seorang pria paruh baya tampak keluar dengan menggunakan sarung dan kopiahnya. "Lah, Bin. Kagak sekolah?" "Biasa, Pakde," sahut bintang dengan cengengesan, tanpa perlu dijelaskan panjang kali lebar, pakde sendiri sudah mengangguk paham, anak dari sahabatnya ini memiliki jiwa tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, lihat saja, ia bisa membawa 3 kardus sekaligus padahal jarak rumah dari pasar lumayan jauh. "Owalah, Bin Bin, kok cah wedok mbok ya kemayu, ngono. Ojo koyok wong Lanang." "Mana bisa, Pakde. Bintang sama baku hantam itu gak bisa dipisahkan, udah mendarah daging, lagian yang ngajarin Bintang karate kan, Pakde." Seketika Pakde menyesal telah mengajari gadis kecil itu karate dulu, ia memang seorang guru karate, sewaktu kecil, gadis ini begitu manja dan sangat manis. Dengan ide gila sahabat nya, gadis ini pun di masukkan ke dalam sanggar karate yang ia bangun, alhasil, beginilah jadinya, produk campur aduk antara jantan dan betina. "Suka-suka kamu ajalah, Bintang. Pakde puyeng liat kamu." "Hahahah.... Pakde banyak istirahat, biar bisa Bintang ajak baku hantam." Kan, di mana lagi bisa ditemukan manusia tipe Bintang ini? Bisa-bisanya ngajak orang tua berkelahi, dasar gak ada akhlak. "Sepertinya akhlak kamu ketinggalan dalam perut ibumu." Bintang menggeleng kuat, ia bahkan memasang wajah sedih yang faktanya seperti orang menahan buang air. "Bukan, Pakde. Akhlak Bintang gak ada karena kelamaan ngantri beli akhlak, jadi yah gini." "Ya Allah, Bintang, kakak warasnya?" "Nunggu Pakde bisa kayang, baru Bintang waras." Bintang langsung berlari dengan tawa yang menggelegar, ia yakin Pakdenya sudah menyumpah serapahi dirinya, pria paruh baya yang dulunya bertubuh kekar, kini sudah buncit dan bulat, mana mungkin bisa kayang? Bintang saja sudah geli duluan membayangkan Pakde nya. Bintang terus membantu kedua orang tuanya, sampai hari petang, ia tidak masalah jika dirinya tidak bisa pergi hang out seperti temannya kebanyakan, orang tuanya yang sudah menua sangat membutuhkan tenaganya yang masih muda, jadi sebagai generasi emas bangsa alangkah baiknya kita membantu orang yang sudah tua. Malam ini, bintang duduk berselonjor di bawah kursi yang di duduki oleh sang ibu, di samping nya ada saudara laknatnya yang tengah menikmati sepiring pisang goreng panas. Jangan tanya di mana babenya, sudah pasti berada di lantai sebelah nya dengan tertidur seperti badak berenang. Bahkan suara mendengkur nya mengalahkan suara tv yang sedang berbunyi. "Babe kalau lagi mendengkur, seru banget kayaknya." Bintang yang mendengar ucapan abangnya pun setuju, lihat saja, mau sebising apa pun keadaan, babenya akan tetap nyaman tidur di lantai tanpa alas seperti ini, ciri-ciri babenya jika sudah terlalu lelap. Ibunya pun hanya bisa tertawa, hidup bertahun-tahun dengan suaminya sudah pasti ia tahu segala seluk beluk sang suami. Mereka bertiga sibuk mengghibahi sang babe, karena hidup tanpa ghibah adalah hal yang mustahil.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.3K
bc

Romantic Ghost

read
162.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.9K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.4K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook