Bab 2. Misteri Sprei Basah

1093 Words
Tiga bulan berlalu, tidak ada hal yang mencurigakan dari Soni dan Zaskia. Bahkan selama Zaskia bekerja di rumahnya, Novi tidak pernah melihat sisi buruk gadis itu. Sang baby sitter justru terlihat begitu telaten dalam menjaga Helena. Hingga suatu hari, Novi yang baru saja pulang dari butik, langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah mengambil pakaian ganti. Tak berapa lama kemudian, ia pun keluar dengan wajah yang terlihat begitu segar. Tubuh yang lelah dan banyaknya pekerjaan hari ini, membuat ibu satu anak itu memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Namun, tiba-tiba ia kembali bangun saat kulitnya seperti menyentuh bagian sprei yang lembab di tengah ranjang. "Apa ini? Kenapa sprei ini basah?" Novi mulai menyentuh bagian yang tak hanya basah, tetapi juga memiliki aroma yang sangat menyengat. Merasa risih dengan bagian basah itu, Novi segera mengganti sprei dengan yang baru dan langsung membawanya ke paviliun belakang. "Zaskia, apa tadi siang Bapak pulang?" tanya Novi saat melihat Zaskia sedang bermain bersama sang putri. "Sepertinya tidak, Bu. Memangnya kenapa." Zaskia terlihat penasaran. "Enggak ada apa-apa, ya sudah saya mau ke belakang dulu untuk masak makan malam." Wanita itu pun segera berjalan ke arah paviliun. Masih penasaran soal sprei ranjangnya yang basah. "Kalau bukan Mas Soni siapa lagi? Apa mungkin Helena yang masuk kamar dan numpahin air di tempat tidur." Novi langsung meletakkan sprei tersebut dalam mesin cuci dan langsung bergegas ke dapur. Tak lama kemudian, Novi terlihat sudah sibuk di dapur sampai Zaskia yang baru saja menidurkan Helena tampak berdiri di sampingnya. Memperhatikan Novi yang sedang memotong-motong sayuran. "Bu Novi memang istri yang sempurna, enggak heran jika Pak Soni begitu sangat mencintai Ibu. Saya jadi pengen punya suami yang baik dan setia seperti Pak Soni." Zaskia tersenyum ke arah Novi. "Kamu bisa saja, suatu saat nanti kamu pasti bisa dapat suami yang baik dan setia," jawab Novi sambil terus memotong sayuran yang ada di tangannya. "Oh ya, Helena di mana?” "Tenang saja, Bu, dia sudah tidur." Zaskia langsung mengambil pisau yang ada di dekatnya. "Sepertinya dia sekarang jadi lebih sering tidur daripada bermain seperti dulu, apa mungkin dia lagi enggak enak badan?" tanya Novi tampak berpikir karena dia tahu persis jika biasanya putrinya itu selalu aktif dan ceria. "Anak usia dua tahun itu pasti lebih banyak tidur karena aktivitas mereka di siang hari cukup banyak. Jadi, Ibu enggak usah heran kalau mereka lebih menghabiskan waktu untuk tidur lebih lama," jelas Zaskia sambil mengupas bawang. "Semoga saja begitu. Oh ya, Zaskia. Apa kamu yakin tadi siang suami saya tidak pulang ke rumah?" Sambil terlihat berpikir. "Enggak, Bu. Sejak tadi pagi saya hanya berdua sama Helena, memangnya ada apa?” "Enggak apa-apa sih, cuma kok sprei tempat tidur di kamar saya basah, ya? Mana baunya nyengat gitu. Makanya, saya pikir Mas Soni tadi siang pulang ke rumah." Novi menjawab sambil terus memotong sayuran yang ada di tangannya. Mendengar ucapan sang majikan, Zaskia yang saat itu mengupas bawang tanpa sengaja terkena pisau yang dipakainya. Seketika darah segar mengalir keluar dari jari manisnya. Hal itu tentu saja membuat Novi terkejut. "Kamu tunggu di sini dulu, aku akan mengambilkan plester luka di kotak obat!" perintah Novi yang terlihat khawatir. "Enggak perlu, Bu. Biar saya ambil sendiri saja, lebih baik Ibu lanjutkan memasaknya sebelum Pak Soni datang." Zaskia pun langsung melangkah cepat ke arah paviliun. Meninggalkan Novi yang hanya menatapnya heran. "Aneh … kenapa Zaskia kaya panik gitu, ya?” Novi tampak berpikir. Sampai terbesit sesuatu yang sebenarnya tidak ingin ia pikirkan. “Apa jangan-jangan …?" Novi mengingat kembali bagian spreinya yang basah. Keningnya mengerut dalam. Masih coba membantah pikiran itu hingga membuatnya kalut. *** Malam harinya. Sepulang Soni bekerja. Novi memilih untuk tak langsung membahas masalah tempat tidur yang sejak tadi sudah mengganggu pikirannya. Ia ingin memberi waktu pada suaminya agar bisa istirahat dan berencana akan membahasnya saat makan malam. "Kamu makan dulu, Mas." Novi menyuguhkan beberapa menu makanan di hadapan sang suami. "Wah! Sepertinya enak," ucap Soni sambil memperhatikan makanan yang ada di hadapannya. Novi yang ada di dekat Soni hanya tersenyum mendengar pujian suaminya itu. Dengan cekatan, ia mulai menuangkan nasi dan beberapa lauk di piring pria berjambang itu dan dengan segera duduk di kursi yang tidak jauh dari sang suami. "Ngomong-ngomong di mana Helena dan Zaskia, kenapa mereka tidak makan bersama kita?" Soni berusaha mencari keberadaan keduanya yang belum ia lihat sejak pulang bekerja. "Helena sudah tidur dari sore, kalau Zaskia ada di kamarnya. Sepertinya dia kesakitan karena tadi sore jarinya kena pisau," jawab Novi sambil mulai mengambil nasi di piringnya. Soni yang saat itu menikmati makanannya. Tiba-tiba tersedak setelah mendengar cerita sang istri. Dengan segera ia langsung mengambil gelas yang berisi air putih. "Kamu baik-baik aja 'kan, Mas?" tanya Novi yang terlihat panik. "Enggak … aku enggak apa-apa. Aku cuma kaget kenapa Zaskia mau bantu kamu masak, padahal selama ini dia kan enggak pernah bantuin kamu." "Ya, mungkin aja dia ingin belajar masak, tapi ada.yang membuatku penasaran," ucap Novi sambil langsung menghadap Soni. "Penasaran soal apa?" Soni kembali lanjut menyantap makanan yang tadi sempat terjeda. "Ini soal Helena, aku kok ngerasa aneh ya sama putri kita, Mas.” Novi meletakkan sendok yang ada di tangannya. Wanita itu memilih untuk membahas masalah putrinya terlebih dahulu karena menurutnya itu jauh lebih penting dari masalah sprei tempat tidurnya yang basah. Sambil menatap Novi dengan tajam. "Maksudmu?” "Aku tuh ngerasa akhir-akhir ini dia lebih sering tidur dibanding main. Enggak kaya dulu, bahkan untuk makan dan mandi pun dia enggak mau. Apa karena aku terlalu sibuk dengan butikku, ya?" ucap Novi sambil menyangga dagunya dengan tangan. "Ah, itu hanya perasaanmu saja. Aku enggak ngelihat ada keanehan sama Helena, dia tetap ceria dan baik-baik saja." Pria itu terlihat menikmati makanan yang ada di dalam mulutnya. Setelah menikmati makan malamnya, Novi segera membersihkan area meja makan dan masuk kamar untuk beristirahat. Berbeda dengan Soni, pria itu memilih pergi ke ruang keluarga untuk menonton acara kesukaannya. Namun, saat ingin coba memejamkan mata, pikiran Novi terus tertuju pada putrinya hingga membuatnya sulit terpejam. Belum lagi masalah tadi sore soal sprei tempat tidurnya yang belum sempat ia tanyakan pada sang suami. "Novi, kok kamu belum tidur?" Soni terkejut saat melihat sang istri keluar dari kamar. "Aku enggak bisa tidur. Aku mau ke kamar Helena dulu, aku kangen sama dia, Mas.” Baru saja Novi hendak melanjutkan langkah kakinya menuju kamar Helena, tiba-tiba samar-samar ia mendengar suara wanita dari balik sofa. “Itu suara siapa, Mas? Apa ada yang nemenin kamu nonton?” Raut wajah Soni tampak pucat. Pria itu sesekali melirik ke belakang sofa yang ia duduki, lalu melihat Novi yang mulai mendekatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD