Di Balik Pintu

1114 Words

Kian terdiam di dalam kamar. Sepi rasanya. Biasanya kalau ada Lintang, ia ada teman bicara. Meski kadang Lintang suka tidak nyambung juga kalau diajak bicara. Yang penting kan ada yang mendengarkan. Dan ada yang menjawab juga. Situasi seperti ini, mirip dengan ketika Kian masih di rumah yang lama. Ia tidak punya teman bicara. Kadang bicara dengan Dion, tapi Dion sekarang sudah di America. Tersisa ayahnya yang prioritas utamanya adalah pekerjaan. Sebenarnya perasaan Kian tak enak. Entah lah. Ia merasa sesuatu sedang terjadi. Ada apa ya kira-kira? Kenapa ia merasa ada sesuatu yang buruk sedang terjadi? Kian menatap ponselnya. Ada sebuah pesan dari Mina. Kian langsung membukanya. Biasanya ia bukan tipe orang yanh cepat membaca atau membalas pesan. Tapi saking ia kesepian, ia rela meninggal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD