Five

1254 Words
Auryn sedang bermalas malasan di atas ranjang, hari ini ia libur dinas dan tidak tahu harus melakukan apa apa karena Vania dan Zelina tidak libur, ia malas jika harus jalan sendiri. Pintu kamarnya terbuka dan menampakkan papanya berdiri di ambang pintu, ia heran kenapa sore begini papanya sudah ada di rumah.                            "Ryn...kamu ada acara hari ini?" tanya papa Auryn.           Auryn yang sedang berbaring terduduk dan menatap papanya bingung.      "Memangnya kenapa pa?" "Papa mau ajak kamu menghadiri acara gathering perusahaan klien papa." "Biasanya kan ajak mama, kenapa sekarang ajak Auryn?" "Mama juga ikut, tapi papa mau Auryn juga ikut, mau kan?" Auryn berfikir ia memang sedang bosan diam saja di rumah, mungkin ia bisa refresh jika ikut papanya kemanapun itu.     "Iya Auryn mau, Auryn siap siap dulu." Auryn beranjak dari ranjang menuju kamar mandi sedang papanya keluar dari kamar Auryn.     Tak lama Auryn keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrob kemudian memilih pakaian yang akan dikenakannya. Ia bingung ia harus memakai apa ke acara gathering, akhirnya ia memilih gaun panjang brokat lengan pendek berwarna baby blue dengan aksen Payet dan kristal Swarovski. Ia sanggul rambutnya dengan aksen sedikit berantakan di sisi kanan kirinya, ia tak ingin terlalu formal.     Auryn keluar dari kamar dan turun, Ia melihat mama dan papanya menunggu dirinya di ruang keluarga dengan memakai pakaian pesta jas dan gaun.     "Sudah siap sayang?" tanya mama Auryn yang diangguki oleh Auryn.       Mereka kemudian keluar bersama menuju mobil Alphard milik ayahnya dan masuk, kali ini papanya mengemudikan mobilnya sendiri.           "Kenapa nggak pakai sopir pa?" tanya Auryn.      "Enggak sayang, sesekali papa ingin mengemudi sendiri." jawab papa Auryn.    Auryn merasa ada yang aneh dengan papa dan mamanya, tidak biasanya mereka mengajak dirinya menghadiri gathering seperti ini, tapi ia senang bisa menghabiskan waktu bersama mereka yang memang jarang sekali terjadi sejak ia kecil.         Mobil Alphard papa Auryn memasuki Sebuah area hotel bintang lima, mereka keluar dari mobil dan memasuki lobby hotel dan menuju ballroom hotel dimana acara diselenggarakan. Saat memasuki ballroom sudah banyak undangan yang datang.     "Ayo kita ke sana ma," ucap papa Auryn Mama Auryn menarik tangan Auryn mengikuti papa auryn, Auryn melihat papanya mendekati koleganya di tengah ballroom.     "Selamat malam pak Adiguna," sapa papa Auryn.      "Selamat malam pak Arman, bu Lana" sapa pak Adiguna pada papa Auryn.    "Dan siapa gadis cantik ini?" "Perkenalkan ini Auryn, putriku."  "Oh...halo Auryn, kamu cantik sekali, aku dengar kamu seorang dokter."  "Halo." Auryn menjabat tangan pak Adiguna. "Iya benar om, saya dokter," jawab Auryn.        "Wow sudah cantik berbakat pula." "Terima kasih om." tak lama kemudian pak Adiguna dan pak Arman tenggelam dalam pembicaraan serius mereka, mama Auryn hanya diam di samping suaminya sedangkan Auryn mulai bosan dengan topik bisnis yang dibicarakan papanya. Auryn menjauh dari papa dan mamanya, ia haus dan ingin minum, ia berjalan mendekati booth minuman, ia mengambil segelas orange juice dan meminumnya beberapa teguk, ia edarkan pandangannya ke seluruh penjuru hall, undangan sudah berdatangan, tujuannya ikut papa dan mamanya agar tidak bosan namun ia malah bosan. "Aury??" sapa seseorang pada Auryn, Auryn menoleh dan mendapati seorang pria sudah ada di sebelahnya, ia menatap pria itu mengingat ingat dimana ia pernah mengenalnya.      "Kevin....??" "Masih ingat kamu sama aku." "Hai...sorry sorry, sudah sangat lama sekali Kev," Auryn tersenyum pada Kevin. "Bagaimana kabarmu Ryn?" "Baik baik, nggak nyangka bisa ketemu sama kamu." "Kamu kerja dimana sekarang Ryn?" "Di RS health and health"." "Kamu dokter?, wow hebat kamu." "Biasa aja Kev, kamu sendiri gimana?" "Aku melanjutkan usaha papa aku Ryn." "Jadi pengusaha ya sekarang. Masih keep in touch sama teman teman SMA kita dulu?" tanya Auryn.     "enggak, aku sibuk mengikuti ritme kerja perusahaan jadi nggak ada waktu, kamu sendiri?" "Sama, nggak juga, teman teman juga udah sibuk masing masing kan." Auryn dan Kevin terlibat pembicaraan tentang masa lalu, keduanya sekolah di sekolah yang sama dan satu kelas, namun tidak terlalu akrab.   "Kalian sudah saling kenal rupanya?" Suara pak Adiguna membuat Auryn dan Kevin menghentikan percakapan mereka dan menoleh pada sumber suara. Mereka melihat pak Adiguna, pak Arman dan bu Lana di hadapan mereka. "Pa....." sapa Kevin pada pak Adiguna. "Kalian sudah saling kenal?" tanya pak Adiguna. "Kami teman SMA pa," jawab Kevin.    "Ini putra anda pak Adiguna?" tanya pak Arman, papa Auryn.   "Iya pak Arman, ternyata mereka sudah saling kenal."  "Baguslah kalau begitu." Auryn menatap bingung pada apa yang dibicarakan oleh papanya dan papa Kevin. "Kalian lanjutkan obrolan kalian, papa dan papa Auryn mau membicarakan bisnis,x pak Adiguna dan pak Arman berlalu. Kevin dan Auryn melanjutkan obrolan mereka namun bunyi ponsel Auryn menghentikan obrolan mereka.   "Sebentar Kev," Auryn mengambil ponsel dalam tas tangannya.   "Halo....." ".............." "Sorry Van aku nggak bisa, aku ikut papa dan mamaku di acara gathering." "........." "Ya udah sama Zelina aja jalannya." "..........." "Hahaha dasar jomblo ngenes." ".........." "Oke, see you tomorrow." Auryn mengakhiri sambungan teleponnya.    "Siapa? Pacar kamu?" tanya Kevin.     " hah...? bukan, temen aku, dia ngajak jalan." "Oh...kalau suatu saat aku ajak kamu jalan, ada yang marah nggak?" "Marah? Siapa?" "pacar kamu Ryn siapa lagi." "Kamu ada ada aja sih, aku belum punya pacar Kev." "Masa? Masa gadis secantik kamu nggak punya pacar." "beneran Kev, ini kita bahas apa sih, nggak penting juga kan?, aku mau ke toilet sebentar ya,x pamit Auryn yang di angguki oleh Kevin.    Auryn berjalan meninggalkan Kevin dan mencari letak toilet wanita, ia masuk toilet dan keluar beberapa menit kemudian. Auryn berjalan kembali ke hall namun baru beberapa langkah ia hentikan langkahnya, ia melihat orang yang ia kenal. Ia melihat Ryu sedang bercanda tawa dan memeluk pinggang seorang gadis, mata Auryn membola saat tahu gadis iti berbeda dengan gadis yang ia temui di apartemen beberapa Waktu yang lalu.    "Ya ampun nih orang, ganti pacar seperti ganti pakaian, player kelas kakap." Auryn bergidik ngeri, ia berbalik ingin meninggalkan hall tak ingin matanya terkontaminasi ke playboy an Ryu. Ia tak melihat kedua orang tuanya, ia ingin menunggu di lobby saja. Auryn berjalan keluar dari ballroom dan duduk di sofa yang berada di lobby.   "Ryn.....ayo aku antar pulang." "Hhh..?, tapi aku tadi sama papa dan mama aku Kev." "Papa kamu dan papa aku masih ada yang harus dibicarakan dan pasti lama, papa kamu meminta aku mengantarmu pulang." "Oh...ya udah ayo." Auryn berdiri dan mengikuti langkah Kevin keluar dari hotel.   Di area parkir Auryn kembali bertemu Ryu dan gadis yang berada di hall tadi, mobil Kevin bersebelahan dengan mobil Ryu. Ryu menatap Auryn sejenak saat akan masuk mobil, Auryn hanya melirik sejenak tatapan tajam mata elang Ryu. Tatapan Ryu membuat Auryn merinding, antara jengah dan takut.   "Kamu kenal dia Ryn?" tanya Kevin saat dalam perjalanan.    "Siapa?" "Pria tadi."  "Oh...dia dokter Ryu, dokter spesialis di RS health and health." "Kalian rekan kerja. Tapi sepertinya kamu tidak menyukainya?" "ah enggak juga, biasa aja kok." Oooo----ooooO "Mau sampai kapan kamu seperti ini Ryu?" "Seperti apa maksud papa?" jawab Ryu sambil memasukkan makanan ke mulutnya, ia sedang sarapan dengan pak Nagata, beberapa hari ini pak Nagata memintanya menginap di rumah karena pak Nagata ingin membicarakan sesuatu.    "Berganti ganti pacar seperti ini, kamu sudah dewasa dan harus memikirkan untuk berumah tangga, hidup kamu sudah mapan."  "Tapi Ryu masih belum memikirkan untuk menikah pa."  "Sejak mama kamu meninggal, kamu jadi berubah Ryu, kakak kakak perempuan kamu sudah menikah semua dan ikut suami mereka, hanya kamu tumpuan papa untuk meneruskan dan mengembangkan RS health and health." "Aku pasti mengembangkan RS ini pa, tapi aku tidak harus menikah kan untuk melakukan itu?" "Bukan itu maksud papa Ryu, papa ingin kamu menghentikan petualangan kamu itu, akan banyak hati yang tersakiti dan papa takut saat kamu menemukan seseorang yang tepat nanti kamu akan ditolak dan akan merasakan sakit hati seperti yang kamu lakukan pada gadis gadis itu." "Papa nggak udah khawatir, itu tidak akan terjadi." "jangan terlalu sombong Ryu, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang." "Sudahlah pa, kita jangan membahas itu lagi." Lynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD