Suka Duka Chayra

1514 Words
Hari ini Chaira menembus jalan macet menuju Rumah Sakit tempat papanya dirawat. Dia baru saja mendapat kabar dari sang mama bahwa papanya mengalami kecelakaan, saat akan berangkat ke bandara. Tidak ada hal lain yang dia fikirkan selain bagaimana caranya agar bisa segera tiba secepatnya. Tidak sabar rasanya, ingin melihat langsung kondisi papanya.Ia ingin memastikan keadaan papanya baik. Papa adalah orang kuat, tidak mungkin akan menyerah secepat itu. Chaira menghampiri sang mama yang yang terlihat begitu rapuh. " Mama bagaimana keadaaan papa" Indar tidak sanggup lagi mengucapkan sepatah kata apapun lagi, dia memeluk putrinya sambil menangis tersedu-sedu. "Bagaimana keadaan papa, dia baik-baik saja kan?" Tanya Key mengulang kembali ucapannya. "Tidak mungkin!!" Key berteriak histeris saat melihat dengan mata kepalanya sendiri, papanya sang cinta pertama di hidupnya kini terbaring kaku dengan tangan bersedekap didada. Kaki Key kemudian terasa lemas tidak sanggup menopang berat badannya. Tubuhnya luruh menghempas lantai rumah sakit, mereka hanyut dalam perasaaan duka yang mendalam. Siapa yang tidak merasakan sakit saat di tinggalkan oleh orang tersayang. Siapa lagi yang sanggup menahan rindu yang bergejolak dimana yang kita rindukan jelas tidak bisa lagi di temui keberadaannya. Key sadar, mamanya pasti sangat terpukul dengan kondisi ini. Sebisa mungkin dialah satu-satunya orang yang harus kuat. Dia akan memberi kekuatan kepada mamanya, dia tidak ingin mamanya semakin terpuruk. "Papa, Terimaksih atas cinta yang papa berikan. Papa sangat layak dicintai, Key akan menjaga mama seperti pesan terakhir papa" Bayangan terakhir kali saat Chaira mengunjungi kediaman orang tuanya beberapa hari yang lalu terlintas didepan matanya. 'Apakah hidupmu bahagia nak?' 'Aku sangat bahagia pa' 'Papa merasa sangat bersalah kalau kamu tidak bahagia nak, tapi papa bisa bersyukur jika kalian bahagia menjalani rumah tangga bersama. Ketahuilah satu hal, jika hubungan ini menyiksamu maka kamu boleh melepaskan diri nak. Bercerai memang dibenci Allah tapi jika membuatmu sakit maka Allah pun bisa memakluminya. Maka mohonlah petunjuk dari Allah. Papa ingin melihat anak anak papa hidup bahagia. Sebelum papa dipanggil menghadap Allah. 'Pa jangan bahas kematian. Key takut' 'Kita tidak pernah tau kapan kematian akan datng menghampiri kita nak. Maka janganlah kita terlalu terlena mengejar dunia, terlalu berambisi dalam segala hal yang harus kita raih dalam hidup. Adakalanya yang kita anggap baik itu tidak benar-benar baik di mata Allah. Begitupun sebaliknya, hal yang biasa kita anggap tidak baik tapi itulah yang menjadi takdir baik untuk kita. Maka kita harus tetap bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Di dunia ini kita ingin mencari perhatian dari siapa? Setelah kita meninggal maka kita hanya tinggal nama, kita akan terlupakan seiring waktu berlalu. Berjanjilah pada papa jika papa sudah pergi tetaplah menjaga mamamu' Tangis Key tidak mampu lagi dia bendung. Papanya sudah memberikan signal akan kepergiannya, tapi dia hanya menganggap papanya saat itu hanya memberi wejangan. 'Aku harus kuat, kalau aku juga rapuh siapa yang akan memberi mama kekuatan. Hanya aku yang mama punya saat ini' *** Ditempat lain Farhan mendapat telepon dari ayahnya. Dia segera beranjak dari tempat tidur, meninggalkan Livia yang masih bergelung dengan tubuh polos dibawah selimut. "Ya ayah" "Kamu dimana?" "Di kantor yah" "Jangan bohong, tadi ayah sama bunda disana dan kamu tidak berada di kantor. Segera datang kemari, Key sangat membutuhkanmu" "Memangnya Key sedang ada masalah apa?" "Jangan banyak tanya dan segera datang di rumah mertuamu" Ayah Farhan sungguh emosi, tidak hentinya kalimat umpatan sarkas keluar dari bibirnya karna kelakuan putranya. "Bun, ingatkan ayah untuk memberi pelajaran pada anak kurang ajar itu" katanya sambil mengeratkan cengkeraman tangannya. Bunda Andira mengelus lengan suaminya dengan lembut . "Ayah sabar disini banyak orang, kalau ayah emosi nanti kita yang jadi bahan tontonan para pelayat. Nanti bunda yang akan berbicara padanya". Andira mengeluarkan ponselnya mengirimkan Chat pada anaknya bahwa papa mertuanya meninggal karna kecelakaan. Dia takut anaknya akan datang dengan kostum yang salah. *** Farhan shock setelah membaca pesan dari bundanya. Pantas saja ayahnya tadi sangat marah saat menelponnya. Dia segera meraih kunci mobilnya dan bergegas meninggalkan pelataran hotel mewah tempat dia menghabiskan waktu bersama kekasihnya seharian ini. Saat sedang fokus menyetir, handphone yang tadi dia lemparkan asal di dashboard berbunyi. Dia segera meraih dan mengangkatnya 'pasti dari Key' "Hallo ... Belum sempat dia melanjutkan suara diseberang sana sudah berteriak "Kamu tega banget sih ninggalin aku" Sial ternyata dia melupakan Livi. Farhan memukul stir kemudi mobilnya. "Vi aku sedang berduka, maafkan aku tidak sempat memberi tahumu. Aku sangat panik, ayah menelponku tiba tiba. Kamu bisa pulang sendiri kan??" "Aku akan tetap disini sampai kamu datang menjemputku " "Baiklah nanti akan aku usahakan. Kalau aku belum sempat menjemputmu kamu bisa tinggal disana sampai kamu benar benar bosan". Farhan mematikan panggilan tersebut secara sepihak, disaat seperti ini bukannya Livi mengerti malah semakin membuat fikirannya kacau. Pasti Key sangat terpukul, secara Farhan sangat tahu bagaimana kedekatan istri dan papa mertuanya itu. Dimata papa, Key tetap putri kecilnya meskipun putrinya sudah menikah. Ah kenapa disaat sepenting ini Key tidak menghubungiku, apa aku begitu tidak berharga dimata istriku. Dia bisa sekedar mengirim pesan bukan? Setelah memarkirkan kendaraan, Farhan bergegas memasuki kediaman mertuanya. Para pelayat datang silih berganti memberi ucapan bela sungkawanya. Dilihatnya sang mama yang tidak henti menangis di samping jazad suaminya, disampingnya ada Key yang memberikan bahunya untuk menopang mama Indar. Dalam hati Farhan mengutuk dirinya sendiri. Untuk kesekian kalinya ia membuat istrinya melewati kesulitannya sendiri. Harusnya sejak dari tadi dia berada di tempat ini memberi kekuatan pada istri dan mama mertuanya Dia memeluk tubuh istrinya, menyandarkan kepala Key di dadanya. "Maaf aku terlambat" bisiknya Key melampiaskan tangisnya dalam pelukan suaminya. Farhan lega melihat Key menumpahkan semua kesakitannya, artinya Key akan berusaha mengikhlaskan kepergian papanya. Yang ia takutkan tadi jika istrinya hanya akan terdiam terus menerus ,itu akan membuat Key susah untuk bangkit dari keterpurukannya di tinggalkan oleh papa. 'Aku akan menepati janjiku pa, janji yang pernah aku ucapkan di depan papa. Papa orang yang sangat baik semoga papa tenang disana'. "Han, papa titip Key padamu. Dia putri papa, dia segalanya untuk papa kehadirannya sekaligus adalah reski yang sangat lama papa nantikan. Papa sangat ingat betapa kami menginginkan seorang anak, dan setelah tujuh tahun usia pernikahan Allah memberikan kami kepercayaan dengan menghadirkan dua anak sekaligus. Kehadiran Key merupakan bonus terindah dari Allah makanya kami sangat menyayanginya. Bahkan papa sanggup menukar nyawa papa untuk kebahagiaan putri putri papa tentunya. Bagi kami gelar sukses baru bisa kami dapatkan jika melihat anak-anak kami bahagia dalam rumah tangganya, bersama pasangan yang tepat. Mudah mudahan hidup mereka semua bahagia agar papa bisa tenang jika tiba-tiba saja harus pergi meninggalkannya" "Pa, aku akan membuat Key bahagia seperti yang papa inginkan" "kebahagiaan yang seperti apa yang akan kamu berikan pada putriku. Ingatlah satu hal, putriku tidak pernah kekurangan materi dan kasih sayang selama ini. Papa mengatakan ini bukan karna ragu kamu tidak mampu menafkahinya. Papa yakin dengan uang yang kamu miliki kamu sanggup memberikan dia segalanya, yang menjadi pertanyaan papa apa kamu sudah memberinya cinta??" Farhan terdiam mendengar penjelasan papa mertuanya, dalam hati dia membenarkannya. "putriku tidak menginginkan materi darimu karna tanpa kamu beri dia masih sanggup mendapatkan dengan usahanya sendiri. Bukan maksud papa merendahkanmu dengan mengatakan seperti ini, tapi papa hanya ingin kamu memberi kasih sayang yang layak untuknya. Jika pun kamu tidak mampu maka lepaskan. Kalian bisa mencari kebahagiaan kalian masing masing. Karna waktu tidak akan pernah kembali. Papa tau bagaimana hubungan kalian, meskipun Key tidak mengatakan yang sebenarnya tapi seorang papa akan sangat mengenali bagaimana sorot mata putrinya. Sorot mata itulah yang bisa menunjukkan bagaimana putrinya menjalani hidup. Dan papa melihat sorot mata Chaira dan Priyanti berbeda saat mereka bercerita banyak hal tentang hidupnya. Saat kamu dipercaya menjadi seorang ayah maka kamu juga akan merasakan seperti yang papa rasakan." "aku akan berusaha memenuhi janjiku pada papa" "aku tidak perlu janjimu sekarang nak, tapi aku ingin melihat usahamu merebut hati putriku. Dia sangat gampang di dekati cukup beri dia kasih sayang tulus maka putriku akan memberikan seluruh hidupnya untukmu. Papa akan pergi setelah ini, papa harap kamu mempertimbangkan yang papa maksud". 'jadi ini maksud perkataan papa yang sengaja datang menemuiku, papa akan pergi meninggalkan amanah untukku' maafkan aku pa, belum bisa menunjukkan pada papa bahwa aku bisa menjadi suami yang baik untuk putri papa.Tapi aku berjanji mulai sekarang akan selalu ada untuk putri papa. Beri aku restumu untuk kedua kali pa, akan kuusahakan merebut hati putrimu dan menjadi menantu yang bisa diandalkan. Papa bisa pegang janjiku dan janjiku sekarang bukan hanya sekedar janji tapi janji sebagai lelaki di depan lelaki sejati. Terimaksih atas kesempatan yang papa berikan untukku, aku akan menggunakannya sebaik mungkin seperti kata papa bahwa waktu tidak akan terulang, dan nyatanya tidak sulit membuatku jatuh cinta pada putrimu pa. Putrimu sudah membuat dadaku sesak saat aku lama tidak memandangnya. Putrimu sudah merhasil meruntuhkan benteng yang aku buat sendiri, maafkan aku pa yang terlambat menyadari hatiku'. Hari ini kepergian papa mertuanya membuat Farhan tersadar bahwa seseorang akan dikenang dengan segala kebaikan yang dia lakukan semasa hidup didunia. Melihat mama yang sangat terpuruk ditinggal oleh orang yang sangat dicintainya membuat matanya semakin terbuka . ' jika yang terbaring kaku disana adalah jazadku, mungkinkah istriku akan menangisi kepergianku seperti mama yang sangat terpukul saat ini?' Batinnya dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD