ENAM PULUH DELAPAN
Sesampainya di sebuah taman yang lumayan luas dengan dekorasi bernuansa putih, Kezia dan keluarga baru nya duduk di sebuah meja bundar yang terletak di bagian belakang, perempuan itu merasa segan untuk duduk di tempat yang dapat terlihat oleh Devano, perlakuan yang telah diberikan nya pada laki laki itu sudah sangat keterlaluan, Kezia merasa sangat malu karena nya.
Dari kejauhan Kezia dapat melihat Devano dan seorang perempuan duduk di depan sana, wajah mereka terlihat benar - benar bahagia, baru kali ini Kezia dapat melihat ekspresi Devano yang seperti itu selain saat bersama nya dulu.
Kamu berhasil Angel.
"Mommy, Taylor mau ketemu daddy,"
Kezia mengangguk dan membiarkan Taylor mendatangi daddy nya.
"Daddy!!" sahut Taylor bahagia lalu memeluk Devano.
Mata Devano terpaku melihat senyuman manis anak perempuan nya, pria berjas putih itu tertawa bahagia dengan genangan air mata yang mulai mengalir di pipi nya.
"Daddy rindu sekali sama Taylor!" ucap nya sambil menghujani wajah Taylor dengan ciuman.
"Hai dad," ucap Kenzie santai disamping Devano.
Seketika Devano menangis terisak, anak nya selamat, selama ini dia mengira kalau ia sudah kehilangan putra nya. Sejak malam itu, Devano tidak mendapat kabar apapun dari Kezia mengenai anak - anak mereka. Pesan yang ia kirim kan pada Taylor pun tidak pernah terbalas.
"Putra ku," ucap Devano sambil merentangkan tangan nya.
Kenzie berhambur dan masuk ke dalam pelukan ayah nya.
"Terima kasih udah jagain Taylor dad," ucap nya.
"Maaf kan daddy, daddy tidak bisa menjaga kamu dengan baik," ucap Devano benar - benar merasa bersalah.
"It's okay daddy, it's not your fault," ucap Kenzie sambil tersenyum lembut menenang kan hati ayah nya.
"Dad, mommy mau ngomong sama daddy tapi kayanya mommy masih terlalu malu karena mommy marah - marahin daddy dulu,"
"Oh iya?"
"Boleh aku berbicara dengan Kezia sebentar?" tanya Devano dengan lembut pada Angel.
Perempuan itu menganggguk sambil tersenyum membiarkan suami nya pergi untuk menemui Kezia.
"Sini duduk disamping tante," ucap Angel sambil menepuk - nepuk sofa yang sedang ia duduki.
"Mungkin mulai sekarang kita harus memanggil tante Angel dengan sebutan mama Angel," ucap Taylor lalu tertawa.
"Hai Key," ucap Devano pada Kezia yang baru saja ingin kembali menjumpai James di meja mereka,"
"D - Dev?"
"Hai," ucapnya lagi.
"Mau bicara sebentar?" tanya Devano, Kezia terdiam cukup lama lalu akhir nya mengangguk kan kepala nya.
Mereka berjalan menuju sebuah taman yang terletak cukup jauh dari tempat dimana acara Devano dan Angel berlangsung. Baik James maupun Angel melihat kepergian Devano dan Kezia dari tempat ini, namun tidak ada satupun dari mereka yang melarang mereka untuk pergi bersama hanya karena rasa cemburu. Mereka berdua percaya kalau Devano dan Kezia tidak akan menyakiti hati mereka.
"Kamu apa kabar Key?" ucap Devano saat mereka sudah duduk berdampingan di sebuah kursi dengan hamparan taman bunga tulip didepan mereka.
"Baik, kamu?"
"Iya aku juga," jawab Devano.
"Indah ya?" ucap Devano saat Kezia tak henti-hentinya memandang taman bunga di depan nya.
Kezia mengangguk pelan lalu tersenyum ke arah Devano.
"Aku minta maaf ya Dev,"
"Untuk apa?"
"Karena aku sudah sangat kasar pada mu waktu itu,"
"Kapan?"
"Waktu di rumah sakit,"
"Ah itu,"
"It's okay Kezia, itu memang salah ku, kamu sudah mempercayakan anak-anak padaku, tapi aku gagal menjaga mereka, wajar jika kamu marah dengan ku,"
"Terima kasih sudah menyelamat kan Kenzie," ucap Devano tulus.
"Waktu itu jantung nya memang sudah berhenti, entah keajaiban apa yang terjadi, saat Taylor memeluk dan memanggil nama Kenzie, seolah tubuhnya merespon suara Taylor. Dan kemudian jantung nya kembali berdetak,"
"Di hari yang sama aku dan James mengatur penerbangan untuk membawa Kenzie ke Spanyol dan mendapat kan penanganan penuh disana,"
"Kamu perempuan yang hebat ya Key," ucap Devano jujur.
"Kamu bisa menjadi segala nya, kekasih yang baik, seorang ibu yang mampu melindungi anak - anak nya, pekerja keras yang tidak membutuhkan seorang pria untuk di andal kan, cantik, anggun, tegas, semua nya ada di kamu,"
"James beruntung mendapat kan kamu,"
"Aku tidak sebaik yang kamu pikirkan Dev, keadaan yang memaksa ku untuk bisa melakukan itu semua, kalau boleh jujur, aku ingin menjadi Kezia yang dulu, selalu menjalani hidup dengan bahagia tanpa ada masalah - masalah besar yang perlu di selesai kan,"
"Tapi di satu sisi, aku bersyukur, karena permasalahan yang selama ini hadir dalam hidup ku, aku jadi semakin menghargai orang - orang yang selalu berada di samping ku, jika tidak ada mereka, aku mungkin hanya akan menjadi sampah di dunia ini,"
"Aku minta maaf ya Key,"
"Aku minta maaf karena sudah menjadi penyebab utama segala penderitaan yang selama ini kamu alami,"
"No Dev, karena kamu, aku jadi mampu belajar banyak, terima kasih Dev,"
"Justru seharus nya aku yang mengatakan itu Key,"
"Karena kamu, aku jadi ingin mengubah diri ku menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi Devano yang menghargai perempuan, menjadi Devano yang tidak akan menyia - nyia kan cinta nya lagi, aku berubah menjadi pribadi yang seperti ini, itu semua karena kamu Key,"
"Jangan pernah sakiti Angel ya Dev,"
"Iya," ucap Devano sambil mengangguk.
"Aku sangat mencintai nya, tapi entah kenapa, posisi mu tetap terukir jelas didalam sini," Devano menunjuk d**a nya.
"Kamu selalu memiliki tempat spesial disana Key, jangan ragu untuk memberitahu ku jika kamu membutuh kan sesuatu ya,"
"Hahaha iya Dev, aku juga sangat menyayangi mu,"
"Terima kasih sudah pernah hadir dalam hidup ku Kezia,"
"Iya Devano, terima kasih juga sudah mengukir segala kenangan indah yang tidak akan pernah aku lupa kan, kamu orang pertama yang membuat ku tau apa itu cinta,"
Devano merentang kan tangan nya dan memeluk Kezia untuk yang terakhir kali nya, ia sadar, setelah ini, hubungan nya dan Kezia sudah benar - benar berakhir, baik diri nya mau pun Kezia sudah memiliki hati yang harus dijaga.
Devano sudah memiliki Angel dan Kezia juga sudah bersama dengan James. Kedepan nya mereka sudah harus menjalan kan kehidupan mereka bersama dengan pasangan mereka masing - masing.
Memang cinta pertama itu tidak akan pernah menghilang dari dalam hati seseorang, namun bukan berarti cinta itu dapat bertahan selama nya di dalam sana, jika memang cinta itu hanya akan menoreh kan luka, tidak lah salah untuk kembali membuka hati demi cinta baru yang dapat memberikan kebahagiaan.
Karena sejati nya tujuan mencintai adalah untuk menghadirkan kebahagiaan bukan lah luka.