2. Rumah Impian

1056 Words
 Amanda terbangun sebab mendapat ciuman bertubi-tubi di bagian wajahnya. "Mas Irsyad, kenapa tidak bilang kalau sudah sampai?" pekik Amanda gugup. "Habisnya kamu tidur nyenyak sih, jadi aku cium saja biar bangun terlebih dahulu," jawab Isryad senang. "Rumah kita yang mana?" tanya Amanda antusias sambil menonjolkan kepalanya keluar dari jendela mobil. "Coba kamu tebak, yang mana rumah kita?" ujar Irsyad balik bertanya. "Hemm... Kalau aku menang mau mendapat hadiah apa?" tanya Amanda bersemangat. "Kamu maunya apa?" tawar Irsyad. "Aku ingin besok kita jalan-jalan ke berbagai tempat wisata," jawab Amanda. "Baiklah, tapi kalau kamu kalah akan mendapat hukuman," balas Isryad. "Hukuman apa?" tanya Amanda penasaran. "Hukuman ranjang," bisik Irsyad sambil menggigit telinga Amanda. Amanda langsung menjerit sebab merasa kaget sekaligus sekujur tubuhnya merinding. "Ayo tebak yang mana rumah kita," timpal Irsyad lagi tak sabar. Amanda melirik ke tiga rumah yang memiliki model sama tetapi beda cat tembok. Dengan penuh keyakinan dia memilih warna hijau muda di bagian tengah. "Pasti yang ini," jawab Amanda percaya diri. Dengan senyuman nakal Irsyad menggeleng. "Terus yang mana?" tanya Amanda. "Aku beri kesempatan terakhir, rumah mana milik kita?" timpal Irsyad tersenyum penuh arti. Amanda merenung dan melihat baik-baik, bagian kanan warna biru telur bebek sedangakan yang sebelah kiri warna ungu muda. "Yang biru?" tanya Amanda ragu-ragu. "Salah, karena ketiganya buka rumah kita," jawab Irsyad tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya apa?" tanya Amanda kebingungan. "Karena rumah kita ada di ujung sana yang yang berwarna merah muda," jawab Irsyad menjulurkan jari telunjuknya ke rumah yang masih beberapa meter lagi. "Ih, curang. Kalau begitu tidak ada yang menang," pekik Amanda kesal merasa dibodohi. "Sekali kalah ya kalah," jawab Irsyad. "Mas Irsyad memberikan pilihan yang salah semua, ini namanya jebakan," balas Amanda tak ingin kalah. "Mari kita selesaikan hukumannya," ucap Irsyad melajukan mobilnya lagi dan kini beneran sampai di depan rumahnya sendiri. Rumah yang berwarna merah muda ini memiliki model yang lain dari pada yang lain, tempatnya sangat indah dan elegan. "Ini sepertinya rumah baru di bangun," ujar Amanda mencium bau cat yang kelihatan warnanya masih baru dan juga bagian lainnya. "Tidak juga, rumah ini hanya aku renovasi biar kelihatan baru untuk calon istriku, apa kamu suka?" tanya Irsyad. "Iya, suka," jawab Amanda senang. "Ayo masuk, mulai sekarang kita akan hidup bahagia. Semoga kita segera diberi momongan agar rumah ini semakin berwarna," ucap Irsyad penuh harap. Dari sorot mata suaminya, Amanda bisa merasakan kasih sayang dan juga ketulusan yang begitu besar. Dia sangat terpesona sampai hanyut dalam tatapan yang syahdu itu. "Ayo kita lihat berkeliling," ajak Irsyad. Amanda mengangguk sembari tersenyum manis. Di Rumah yang cukup besar itu ada ruang tamu, ruang makan, siang santai yang ada televisi besar. Dan kamar tiga yang memiliki kamar mandi dalam. Amanda semakin takjub sebab melihat dapur yang begitu indah seperti impiannya selama ini. Bagi seorang perempuan yang hobi memasak tentu saja dapur merupakan suatu tempat yang istimewa. "Aku senang sekali dengan ruang dapurnya," ujar Amanda. "Ini juga baru aku renovasi," jawab Irsyad merangkul istrinya dengan rasa puas. Amanda tidak menyangka jika selama ini suaminya diam-diam mewujudkan keinginan dia yang tanpa sengaja diceritakan. Seperti rumah yang tidak terlalu besar tapi sangat indah dan komplit dengan berbagai perabotan, terus depan rumah yang ada taman bunganya, sekaligus samping rumah juga ada lahan untuk menanam sayur dan apotik hidup. "Terima kasih, suamiku," ucap Amanda memeluk Irsyad erat. Irsyad langsung saja mengangkat tubuh Amanda ke kamar utama yang paling besar. "Eih, mau ngapain? Kita belum membereskan baju kita," protes Amanda. "Mau memberi hukuman," jawab bisik Irsyad mesra. Irsyad mulai mengecup bibir Amanda, kedua tangannya menyelusup ke sela - sela jemari sang istri. Kakinya juga mengunci kaki Amanda agar sang istri tidak bisa memberontak. Entah kenapa Isryad sangat mudah b*******h hanya dengan senyuman atau manjanya suara sang istri. Saat tubuh mereka saling berhimpitan, Isryad merasakan detak jantung sang istri yang berdebar. "Kenapa? Kamu masih malu? " tanya Irsyad sengaja menggoda. Amanda segera menggelengkan kepalanya. "Tapi kok gugup?" bisik Irsyad lagi. "Seharusnya tanpa kamu tanyakan kamu juga sudah tahu," balas Amanda semakin malu. "Tenang saja, kita nikmati malam ini pelan - pelan. Aku akan lembut padamu," bisik Isryad lembut sambil mengecup bibir Amanda penuh perasaan. Amanda sendiri yang juga sudah mulai merasakan sensasi nikmat tidak tinggal diam saja, dia membalas ciuman serta pelukan yang suami yang membuat kedua tubuh mereka semakin panas. Dengan semangatnya Irsyad mulai mengecup leher dan terus turun ke bawah. Saat berada di dua bukit indah itu Irsyad mempermainkan menggunakan lidahnya secara bergantian. Amanda bergelonjak... kenikmatan demi kenikmatan terus bertambah sampai membuat dia hilang kendali. Amanda mendorong tubuh Irsyad dan gantian melakukan hal yang sama, suaminya sampai kaget karena tangan mungil Amanda juga berkelana ke bagian tubuh yang paling sensitif. "Hei.. Kenapa kamu sudah sangat berpengalaman sekali?" tanya Irsyad tersenyum puas. "Bukankah kamu sendiri yang mengajari?" balas Amanda. "Nakal, aku tak tahan lagi" ujar Irsyad. Pemuda itu membalikkan tubuh Amanda lagi dan giliran sekarang berada di atas tubuh sang istri. Malam ini Amanda dan Irsyad menikmati masa pengantin baru yang penuh gairah dan cinta yang membara. Seolah tidak memiliki rasa lelah, setelah keduanya mencapai puncak kenikmatan, mereka beristirahat sejenak dan melanjutkan lagi. Sampai Amanda mendapat klimaks untuk yang kesekian kalinya tubuhnya terkapar lemas dan mulai mengantuk. Dia kemudian memejamkan matanya, akan tetapi tiba-tiba dia mendengar ponsel suaminya berdering. Irsyad segera bangun dan mengangkat teleponnya di luar kamar. Amanda tidak jadi tidur, sebab suaminya cukup lama berada di luar. "Loh, kok belum tidur?" tanya Isryad kaget. "Aku menunggumu, Mas. Tadi telepon dari siapa kenapa lama sekali dan harus di luar?" tanya Amanda. "Oh, itu dari atasan aku. Besok pagi aku harus bekerja di luar kota karena ada proyek besar. Mungkin aku akan kembali empat hari lagi. Apa kamu tidak apa-apa aku tinggal sendiri? Atau besok aku carikan pembantu biar ada yang menemanimu di rumah dan kamu tak perlu memasak atau melakukan hal apapun?" jawab Irsyad balik bertanya. "Tidak perlu, aku bisa sendiri kok," jawab Amanda mencoba mengerti.  Akan tetapi dalam hatinya sedikit rasa kekecewaan, sebab bagaimanapun juga mereka adalah pasangan pengantin baru. Dan Kini suaminya sudah mau bekerja di luar kota. "Amanda, aku sangat mencintaimu. Besok kalau aku pulang akan aku ajak kamu kemanapun kamu mau. maaf ya, aku tidak bisa menolak proyek ini. Karena aku sudah cukup lama mengambil cuti dan aku harus bekerja keras untuk tabungan masa depan kita dan anak-anak kita," bujuk Irsyad lembut. Amanda tersenyum dan hatinya meleleh seketika oleh bujukan manis suaminya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD