jin penjaga dan dukun tiban

1593 Words
Hari ini rasanya capek banget, membantu bapak berjualan . aku rehat sejenak sebelum memutuskan untuk mandi. Tepat pukul 20.00 wib ada yang mengetuk pintu rumah. "tok .. tok.. permisi..!" aku segera membuka pintu rumah, dan alangkah kagetnya aku melihat pemuda yang dua hari lalu melamarku datang lagi kerumah. " permisi mbak! maaf mengganggu istirahatnya. boleh saya masuk?" tanyanya polos. " ya silahkan masuk mas. monggo" jawabku pelan sambil mmpersilahkan dia duduk . " Ada perlu apa mas datang kesini lagi?" tanyaku datar. " Tentu untuk melamarmu..!" jawabnya penuh keyakinan . " mas kita belum saling mengenal kok mas main lamar- lamar aja? maaf mas saya tolak lamaran kamu." jawabku dingin. " oh ya sudah klo begitu aku pamit pulang dulu. kapan- kapan aku kesini lagi untuk melamarmu." ucapnya sambil berdiri menuju pintu. " ooh ya namaku baron.. !" teriaknya sambil meninggalkan rumah. " ah lelaki sinting, belum kenal berani melamar.. " gumamku sinis. Setelah lelaki itu pergi aku langsung masuk kamar dan rebahan. Aku masih penasaran siapa lelaki itu. apakah dia jin yang mengikutiku dari aku kecil seperti yang di bilang mbah bejo, aku juga belum bisa memastikannya. jelas- jelas tadi kulihat lelaki itu sangat ganteng, masak ada jin yang ganteng. Malam berikutnya sekitar jam sembilan malam, baron datang lagi kerumahku. Tapi kulihat penampilannya berbeda dari kemaren. Dia memakai blangkon khas jawa , juga pakaian khas jawa. "orang aneh." gumamku dalam hati, sambil mempersilakannya masuk. "Aku kesini masih dengan maksud yang sama ,yaitu melamar kamu. bagaimana?" tanyanya pelan. " Mas. kamu aneh. kita belum kenal kok mas langsung melamar. aku curiga denganmu...." belum sempat aku melanjutkan ucapanku dia keburu memotongnya. " kamu curiga aku bukan manusia sepertimu?" jawabnya menambah kecurigaanku. "tentu. kamu grembo ujo kan? jin yang mengikuti aku sejak kecil?" tanyaku penuh curiga. Dia terdiam tanpa kata. menarik nafas dalam kemudian mulai berucap lirih; " benar dugaanmu. aku heran aku sudah menyaru menjadi lelaki tampan kenapa kamu masih bisa mengetahuinya?" " mbah bejo sudah memberitahuku bahwa kamu akan datang menggodaku." jawabku sinis sambil menatap bola mata nya dan kulihat bola matanya menjadi merah menyala.sesaat kemudian aku melihatnya berubah bentuk menjadi sesosok besar berbulu dengan mata merah menyala. " degh" aku kaget jantungku berdetak kencang. " begini menyeramkan wujud asli jin itu." bisikku dalam hati sambil mencoba untuk tenang dan menyembunyikan ketakutanku. " hemhh.. kamu tidak takut dengan wujudku sri..?" ucapnya menyeramkan sambil menyeringaikan giginya yang runcing dan tajam itu. aku bergidik melihatnya tapi aku tetap mencoba tenang di hadapan makhluk itu. " Takut? bukankah kau mengikuti aku sepanjang hidupku kenapa aku harus takut? " jawabku membesarkan hati. " Bukankah manusia dan jin di ciptakan Allah untuk menyembah-Nya, dan bukan saling mengganggu bukan?" lanjutku sambil tersenyum tipis. kulihat wajahnya kaget, mendengar ucapanku. " sri.. kamu benar. aku grembo ujo. jin yang mengikutimu dari kecil, lebih tepatnya aku jin pelindungmu." ucapnya pelan dan tak seseram sebelumnya. " melindungiku? aku tidak pernah minta di lindungi olehmu. lalu kenapa kau terus mengikuti aku?" tanyaku tegas sambil memandang bola matanya yang menyala merah. " aku sudah terikat perjanjian dengan leluhurmu, bahwa aku akan melindungi 7 keturuan leluhurmu itu. Dan kamu adalah ketururan ketujuh yang harus aku jaga." jelasnya sambil menatapku tajam. " perjanjian..." gumamku kaget. aku terdiam sejenak menelaah segala penjelasan makhluk astral itu. " Begini saja sekarang aku sebagai keturunan ketujuh membatalkan perjanjian itu. kamu tidak usah lagi menjagaku, aku juga tidak memerlukannya." ucapku memberi penawaran pada jin itu. "maaf nona cantik, aku harus memenuhi janjiku itu tak perduli kamu suka atau tidak." ucapnya tegas. " bussshh.." Dalam sekejap mata jin itu hilang dari hadapanku. *** pagi ini perasaanku tak tenang saat akan pergi ke pasar membatu bapak dan ibu berjualan. Benar saja baru masuk gerbang pasar aku sudah dikagetkan oleh teriakan histeris seorang wanita penjual makanan. Dia meracau kayak orang kesurupan, orang- orang hanya berkerumun dna menontonnya tak ada yang berani mendekat. Aku beranikan diri bertanya pada salah seorang yag menonton di sana, ternyata benar wanita yang berteriak- teriak itu kesurupa . Aku mencoba mesekat ke arah wanita itu tapi ada tangn yang menarikku. " Jangan nak ! jangan mendekat, wanita itu kerasukan lagi di pangilkan pak ustad." kata mbok warti penjual tempe di pasar yang kebetulan tetanggaku. " Gak apa- apa mbok , aku pengen lihat dari dekat siapa tahu bisa membuat wanita itu sadar " ucapku sambil menepis tangan mbok warti dan bergegas mendekat ke arah wanita yang kerasukan itu. " haii cantik... sini mendekat kan ku jadikan selir dirimu... mau kan... haahhhahhahhahahh...!" pekik wanita itu, suaranya berat seperti suara laki- laki. aku kaget dan sedikit memundurkan langkahku. " mengapa engkau merasuki wanita itu? apa salahnya wahai jin jantan k*****t? " tanyaku kepada wanita itu, seolah- olah aku tahu bahwa yang merasuki tubuh wanita itu adalah jin laki- laki. Padahal aku hanya sok tahu untuk menggertak jin itu. " huahahahaha..... hai cantik jangan galak- galak.. sini mendekat biar aku cium dirimu.." pekiknya keras membuatku gemetar ingin lari saja. "Aah ngapain aku takut hadapi saja, toh jin gak bakal memakan diriku." gumamku dalam hati. " Haii jin. bangsat...! cepat kau pergi dari tubuh wanita itu sebelum aku bertindak." ancamku pada jin itu, padahal aku juga bingung bagaimana menghadapinya. " kau tidak harus berbuat apa- apa wahai cantik, kau hanya cukup bersedia jadi selirku maka aku akan keluar dari tubuh wanita ini." pekiknya merayuku. " baik.. , aku mau jadi selirmu asal kau bisa menunjukkan kesaktianmu padaku." tawarku mengecohnya. " kau minta apa cantik? uang? rumah mewah? kekayaan atau apapun akan ku kabulkan, asal kau mau jadi selirku." rayunya kembali. " aku tidak minta apa- apa, aku hanya minta bila kau memang benar sakti masuklah ke botol ini. jika kau mampu masuk kebotol ini maka aku akan rela menjadi selirmu." ucapku sambil membuka botol bekas minuman energi yang aku minum tadi pagi. "whyuzzz.." tiba - tiba ada asap tebal keluar dari tubuh wanita yang kerasukan itu, dan asap tebal itu kemudian masuk semua kedalam botol yang aku buka tadi. segera aku tutup botol itu rapat dan ku masukkan dalam tas. Kulihat wanita yang kesurupan tadi ambruk, dan orang- orang menggotongnya masuk dalam kios pedagang. " tolong.. keluarkan aku.. dasar wanita penipu.. licik..." suara teriakan terdengar sayup- sayup dari dalam botol yang kusimpan dalam tasku. aku biarkan saja, dan berjalan ke arah wanita yang kesurupan tadi. setelah kulihat wanita itu siuman , aku berlalu pergi begitu saja meninggalkan kerumunan itu. *** Semingu setelah kejadian itu, aku kaget kang Limin yang merupakan preman pasar yang sering pula menggodaku datang kerumah. " permisi.. tok.. tok.. Sri...! kamu di rumah?" suara ketokan dari luar, aku segera membuka pintu dan mempersilahkan kang Limin masuk. " masuk kang..! ada perlu apa kang Limin kemari? tanyaku basa - basi. "wah jangan- jangan dia mau melamarku.." gumamku penuh cemas dalam hati, sebuah prasangka yang sangat aku takutkan. Bagaimana tidak takut dia preman yang menguasai pasar bila aku menolaknya bisa- bisa bapak gak bisa dagang lagi di pasar. " ah mungkin aku salah.. mungkin dia ada maksut lain. " bisikku dalam hati mencoba menenangkan diri. " Begini Sri......" dia tak melanjutkan kata- katanya. " kenapa kang? ngomong saja kang siapa tau aku bisa bantu." ucapku ragu, karena aku takut dia minta yang macam- macam. " Aku mau minta bantuanmu sri, kemaren kan aku lihat kamu menyembuhkan orang yang kerasukan di pasar. Siapa tahu kamu bisa menyembuhkan penyakitku." tuturnya lembut tak segarang saat dia di pasar. " menyembuhkan? saya bukan dokter kang atau dukun hehehe.. " jawabku terkekeh. " kamu ini di mintai tolong malah meledek. beneran sri aku bermimpi kamu bisa menyembuhkan penyakitku ini." ucapnya memelas. " kang Limin sakit apa? udah periksa ke dokter?" tanyaku penasaran. " aku ambeyen sri.. aku udah berobat kemana- kemana belum sembuh." jelas kang limin tertunduk malu. " kang.. aku bukan dukun atau dokter yang bisa mengobati kang." jawabku menolak halus. " Sri.. tapi tadi malam aku bermimpi kamu bisa mengobatiku. Ayo sri bantu aku.. please...!!!!!! " pintanya memaksa. "Oke kang.. aku akan membantumu sebisaku tapi aku tidak bisa menjamin penyakit kang Limin sembuh. Begini kang, ada syaratnya. kang Limin sanggup tidak? " jawabku menerangkan . "Apa Sri syaratnya? akan aku lakukan asal aku sembuh." ucapnya meyakinkan. " pertama kang Limin harus sholat meminta pada Allah agar di beri kesembuhan. yang kedua kang Limin harus tetap meminum obat dari dokter. Dan yang ketiga setiap habis mandi oleskan pasta gigi di sekitar lubang dubur kang Limin." pintaku tegas untuk syarat yang ketiga sebenarnya aku iseng untuk mengerjai kang Limin. kapan lagi aku mengerjai preman sangar seperti dia."he..he..he.." tawaku menang dalam hati. seminggu kemudian aku kaget kang Limin datang kerumah lagi. Aku takut dia akan marah karna aku kerjai. " Sri ..! makasih banyak sri penyakitku ambeyen sembuh. dan ini aku bawakan oleh2 buat kamu dan sekeluarga." " hahhhh sembuh? " gumamku kaget dalam hati. " Kang gak usah repot- repot segala kang. yang menyembuhkan kang Limin itu Allah bukan saya." jawabku menolak halus oleh2nya. " Sudah tolong terima ya sri... biar aku lega." pintanya dengan nada agak keras. Karena takut dia marah, aku terima saja pemberiannya. Bahkan sebelum dia pamit dia menyerahkan amplop padaku. " kang kalau untuk yang satu ini aku benar - benar tidak bisa menerimanya kang. Tolong di sedekahkan saja untuk di berikan pada yang lebih membutuhkan." ucapku menegaskan. " Baiklah kalau begitu aku pamit dulu sri. terimakasih banyak. " sambil berucap dia berangsur keluar rumahku dan berjalan menuju mushola. Setelah kejadian itu banyak tamu yang mendatangi rumahku, para tetagga bahkan ada orang dari lain kecamatan yang bertamu kerumaku untuk minta bantuanku. Aku bingung dan kewalahan menangani mereka, tapi aku tetap berusaha membantu mereka sebisaku. BERSAMBuNG
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD