Gara-gara ayam

1274 Words
        Putri menuju dapur karena ia melihat disekelilingnya masih aman dan tidak terlihat Bunda atau pun Ayahnya. Ia membuka kulkas dan segera menyambar botol air yang membuat kerongkongannya menjadi adem. Pada kemana semua orang? Kenapa  rumah ini jadi sepi?         "Sendiri lagi seperti dahulu, tanpa dirimu disisikuuuuu.....". Senandung sumbang suara Putri menyanyikan tembang Nike Ardila penyanyi favoritnya membuat Kenzi yang sedang tertidur di sofa ruang tengah tidak jauh dari dapur terkejut. Kenzi memegang dadanya dan berteriak kesal.         "Putriiiii diam! gila lo ya? Aduh kepala Kakak pusing nih!" teriak Kenzi mengucek kedua matanya memandang tajam Putri yang tersenyum manis di hadapannya. "Wah...Kak Enzi kangen!"  ucap Putri memeluk Kenzi. "Ih...biasa aja kali baru dua hari gue nggak pulang lo lebay bin ajaib seharusnya yang lo peluk itu noh!" ucap Kenzi menujuk Bundanya yang menatap Putri tajam. "Eh...Bunda...kapan pulang Nda?" tanya Putri sambil menelan ludahnya. "Kamu...kembalikan motor sport Bunda, mana kuncinya?" tanya Cia mengulurkan tanganya meminta kunci motornya agar segera dikembalikan Putri.         "Pinjem seminggu Bun, masa pelit amat sama anak sendiri yang paling cantik ini. Bunda tuh harus baik ke Putri ingat nggak saat melahirkan Putri, Bunda pakek koma kan. Bunda, Putri ini anugrah Bunda soalnya, Bunda diberikan sakit sebagai cobaan yang menghatarkan Bunda yang nantinya ke pintu surga, Bun..." Jelas Putri sambil mengangkat kedua tangannya ke atas seraya berdoa.         "Hei...somplak kalau lo salah, minta maaf gih ke Bunda. Ini malah menasehatin Bunda!" Perintah Kenzi. "Nih anak mau Bunda bawa ke dukun biar nggak lancang  mulutnya,  sekalian mau diobati biar nggak stres kayak gini!" kesal  Cia.         "Yah...Bunda, kasih ibu sepanjang masa. kenapa baru hal kecil gini Putri udah dimarahin mulu, mana sehari cuma seratus ribu jajannya!" ucap Putri menyebikkan bibirnya.         "Nyonya...Nyonya!" Teriak Bi Surti dari teras rumah membuat mereka bertiga menolehkan kepalanya dan mencari keberadaan yang Bi Surti. Cia segera melangkahkan kakinya menuju teras sedangkan Putri dan Kenzi memilih duduk diruang tengah sambil menonton.         "Kenapa Bi?" tanya Cia mendekati Bi Surti yang berada di teras. Cia melihat dua orang polisi yang ada dihadapan Surti. "Kenapa Pak, cari Enzi ya?" Tanya Cia dengan sopan.         "Bukan Bu, kami ingin menangkap saudara Putra atas kasus sambung Ayam dikomplek perumahan Citra resort!" jelas salah satu polisi. "Tapi Pak, sepertinya Bapak salah orang. Nama anak saya Putri dan bukan Putra!" Jelas Cia. "Tapi menurut keterangan warga sekitar, saudara Putra  rumahnya disini!". "Sebentar ya Pak!" Cia melangkahkan kakinya ke dalam rumah dan memanggil Kenzi. "Kenzi....Kenziiiiiii!" Teriak Cia.         Kenzi mendekati Bundanya yang wajahnya telah memerah menahan Amarah. "Apalagi sih Bun?" tanya Cia mencari keberadaan Putri yang tadinya sedang duduk bersama Kenzi.         "Adikmu buat ulah lagi mau ditangkap polisi. Itu ada  dua orang polisi diluar!" Teriak Cia. "Lah kok bisa?" Tanya Kenzi bingung. "Panggil Putri kasih dia ke polisi Bunda bosan ngurusin dia. Bunda capek, tuh anak nakalnya nggak ketulungan, senakan-nakalnya kamu, tapi adikmu lebih mengerikan Enzi!" kesal Cia.         Mendegarkan teriakkan Bundanya, Putri segara turun dari lantai dua. Dengan sumringahia melangkahkan kakinya mendekati Cia dan Kenzi. Putri tidak tahu, jika ia akan di bawa ke kantor polisi saat ini. "Kenapa Nda, mukanya jutek gitu?" Tanya putri mendekati Cia dan memeluk lengan Cia.         Cia menarik Putri dan segera memberikan pukulan ke kepala  Putri dengan majalah yang ada di meja. "Aduh sakit Bun, kok Bunda jadi brutal kayak gini sih?" kesal Putri sambil meringis memegang kepalanya yang sakit. "Kamu yang brutal Bunda kesel sama kamu Putri" teriak Cia.         Kedua polisi itu masuk bersama Bi Surti. Kenzi yang melihat kedua rekannya segera mendorong Putri kearah kedua polisi itu. "Pak tangkap dia. Dia  ini putra tukang sambung ayam!" Jelas Enzi. "Siap kept!" Kedua polisi itu memberi hormat kepada Kenzi dan keduanya segera menggandeng  lengan Putri. Gila, ini nggak bener,  gue nggak salah...minggu ini gue nggak ikut nyambung ayam. Apa lagi perkelahian...nggAk bisa ini pencemaran nama baik namanya. Batin Putri.         Putri menahan kedua kakinya "eeehhh tunggu dulu Pak, ini kasus sambuang ayam kapan ya kejadianya?" Tanya Putri.         "Dua hari yang lalu...dan keributan ini membuat salah satu warga terkena tusukkan diperutnya!" Jelas salah satu polisi dengan muka garangnya. "Wah Bapak salah tuh, saya udah seminggu ini nggAk pernah nyambung ayam pak!" Jelas putri. "Anda bisa menjelaskan semuanya di kantor polisi nanti!" ucapnya dan segera menyeret Putri. "Bunda tolong...Kak Kenzi, Putri nggak salah Putri bosan nginep dipenjara Kak, Bun  tolong...." Teriak Putri. "Bosen gue Dek, lo bisanya buat masalah...bawa aja Pak!" Peritah Kenzi. Kedua orang polisi membawa Putri ke Polsek untuk dimintai keterangan dan Putri ditahan untuk sementara. Putri menyebikkan bibirnya karena kesal dengan tuduhan yang tidak ia lakukan. Gue nggk mau nginap disini...ngeri cuy...gini-gini gue bukan penjahat. Biasanya gue ditangkep karena propukator demo atau berkelahi, kalau ini sih nggak keren banget... Mamat awas lo...gara-gara lo minjam ayam gue si geboy jadinya gue kena tangkap juga, padahal gue udah tobat kagak nyambung ayam lagi... Batin Putri.         Putri dikurung bersama lima  tahanan sementara dengan kasus yang sama. "Put gue nggak nyangke kenape mesti lo juge ditangkep pada hal lo udah seminggu ini kagak nyambung ayam!" Seru Parto "Iya To...gue nggak tahu apa-apa nih!" Jawab Putri kesal. "Ngomong-ngomong Put kata Bejo, lo yang beli si Valak lima juta?" Tanya Parto. "Iya si Valak ada sama gue, lo mau beli? Gue jual murah dah dua juta aja, habis gue pasti kagak dibolehin lagi main ayam karena kejadian ini!" Seru Putri.         "Lo juga sih Put, jelas-jelas lo cewek cakep mau-maunya berkelakuan kayak cowok" ucap Parto karena sebenarnya ia kagum dengan kecantikan Putri. "Ini trend lo kagak tau...gue mah normal masih doyan cowok!" jelas Putri. "Kalau gitu lo pacaran ma gue aje Put, gue kan nggak kalah tampan sama si boy!" ucap Parto dengan percaya diri.         "Idih najis gue sama lo To, lo aje mentingin ayam lo duluan mandi dari pada lo sendiri. Yang dielus setiap hari ma ayam mulu. Gue kan cari cowok yang bisa ngelus gue tiap hari hahaha..." ucap Putri tertawa terbahak-bahak. "Ooo...jadi kayaknya lo senang di sini?" ucap seorang laki-laki tampan menatap Putri sinis.          Mendengar suara seseorang yang dikenalnyal membuat Putri menoleh dan mendapati Kakaknya dan Arkhan menatapnya sambil menggelengkan kepalanya. "Kakak kenapa bawa si tua kesini Kak?"  tanya Putri menatap Kenzi garang. "Hahaha...lucu amat lo dek jadi panggilan sayang sama Arkhan itu si Tua?" Tanya Kenzi.         Arkhan menghela napasnya melihat kelakuan Putri. Ia menatap ngeri calon istrinya yang begajulan seperti ini. Arkan jadi berpikir bagaimana nasib rumah tangganya nanti.         "Sayang...palak lo peyang, itu panggilan yang  emang pantes untuk dia. Dia  kan tua..tua-tua keladi makin tua makin jadi!" Putri menujuk Arkhan sambil menatapnya penuh permusuhan.         "Hahaha...bilang aja Dek lo kesel karena pernyataan cinta lo ditolak mentah-mentah sama kak Arkhan!"  Ucap Kenzi menyenggol bahu Arkhan.         Arkhan menaikkan kedua bahunya tanpa mau menanggapi ucapan Kenzi. "Hahaha...ayo Pak buka pintunya adik saya nggak bersalah” ucap Kenzi.         "Siap Pak tidak bersalah, setelah di periksa ternyata Pak Putra tidak terlibat sama sekali" Jawab polisi tersebut. "Nama saya Puput, Pak. Bukan Putra saya dan saya perempuan!" kesal Putri. Mendengar ucapan Putri membuat Arkhan menahan tawanya."Mmmphhhttttttt...kikik". "Lo kenapa tua? Keselek biji kedondong lo?" Tanya Putri penasaran. "Hahaha..." tawa Arkhan meledak. "Lo baru nyadar lo cewek? tuh lo ngaca,  cari kaca cepat. tampang lo itu persis Cowok begajulan!" Jelas Arkhan.         "b******k lo!" teriak Putri lalu menendang kaki Arkhan tapi Arkhan segera menahannya dan berhasil menghindar.         "Jangan kira lo itu hebat, adik gue Azka bisa  kalah sama lo karena dia sudah berjanji tidak akan memukul wanita dengan alasan apapun dan jangan sama kan gue dengan Azka. Gue bisa ngeremukkin tulang lo jika gue mau!" Jelas Arkhan "Huhuhu...takut gue!" Kata Putri dengan nada mengejek.         Kenzi menggelengkan kepalanya melihat pertengkaran keduanya. “Kalian berdua mau ditahan karena membuat keributan?” tanya Kenzi.         Arkhan tersenyum sinis “Ayo pulang!” ajak Arkhan dan ia melangkahkan kakinya terlebih dulu dan meninggalkan Putri yang yang sedang menatapnya kesal.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD