2. CLUB

1113 Words
"Maaf saya terlambat" ucap Nelson santai ditengah tengah pembicaraan keluarganya dengan keluarga Xavier Ia lalu menarik kursi dan duduk dengan santai menghiraukan tatapan melotot ibunya "Nelson! Bersikaplah sopan!" Bisik nancy Nelson hanya memutar bola mata malas "Sorry mom" gumamnya Ia lalu melirik adiknya yang sedang cemberut, matanya berpindah pada Rakha yang juga menampilkan wajah bosannya "Selamat malam Nelson" sapa Demi sambil mengulurkan tanganya, membuat Nelson mengalihkan pandang pada laki laki berusia 45 tahun itu "Selamat malam Mr. Xavier, senang bertemu dengan anda" ujar Nelson datar, kata katanya sama sekali tak singkron dengan perbuatannya Demi hanya tersenyum maklum, sudah tak heran baginya, di Dunia bisnis nama Nelson Maxwell, identik dengan sikap sombong, dingin, dan arogannya, ia bahkan tak tanggung tanggung mejatuhkan perusahaan yang tidak ia sukai, jadi Demi tak perlu terkaget kaget menanggapi sikap Nelson "Maafkan kelakuan anakku, dia memang sedikit bandel" ucap Nancy sambil menabok keras perut rata Nelson "Mom!" Sentak Nelson "Diamlah boy!" Nelson hanya mendengus kesal, ia lalu berdiri membuat semua orang disana menoleh ke arahnya "Kak mau kemana?" Tanya Vannesa "Kakak ada meeting, " ucap Nelson pada Vannesa Nelson lalu menoleh ke arah keluarga Xavier "maafkan saya, saya harus pergi" "Tidak apa apa nak, kami tau kamu sibuk" sahut Hafsya, Nelson hanya mengangguk sekali, ia lalu mencium pipi mamanya dan langsung melenggang pergi "Sudah tidak usah difikirkan anak itu, dia memang seperti itu" ucap Nancy asal, dan merekapun mulai melanjutkan acara mereka "Buat apa kesini? Kalau hanya untuk Mendudukkan p****t saja" cibir Rakha pelan "Rakha!" Rakha hanya melirik malas bundanya *** "Bil, bosen keluar yuk" renggek Dina Sybil mengerutkan kening binggung "Loh, katanya minta diajarin" "Udah paham gue elah, ayok keluar, mumpung bokap nyokap gaada dirumah" "Ini udah jam 9 malem Din, kita mau pergi kemana?" "Ada pokoknya, seru kok tempatnya, ya ya ya yukk please temenin gue, gue ada janji nih sama temen gue" ujar Dina mengeluarkan puppy eyesnya Sybil terlihat menimbang nimbang, ia tak pernah diijinkan ayahnya pergi malam malam seperti ini, tapi! Bukankah sekarang ia tak berada dirumah, Ayahnya tak akan tau, mungkin jika sekali kali tak apa apa "Okey, tapi jangan macem macem ya Din" "Yess!!! Oke" jawab Dina antusias *** "gak macem macem apanya!!!!" Sungut Sybil, bagaimana tidak!!! Tadi Dina bilang ia tak akan macam macam, tapi lihat sekarang, ia bahkan sudah berada di tengah tengah ratusan orang dewasa yang berjoget asal diatas Dance Floor, Ya, Dina membawanya ke sebuah Club malam, dan bahkan orang itu sudah menghilang entah kemana, Meninggalkannya dengan tatapan lapar bapak bapak disana, Memang sebelum kesini Dina memake over Sybil terlebih dahulu, menjadikan tampilan gadis remaja itu terkesan dewasa dengan baju yang sangat minim bahan, memperlihatkan kaki dan leher yang jenjang serta lipstic merah nyala yang mengundang kesan menantang Tak jarang banyak laki laki yang menggodanya, bahkan ada yang terang teranggan menatapnya seperti menelanjangi, Sybil memang tidak terlalu tinggi, tapi ia memiliki wajah yang sangat cantik, sangat sempurna untuk gadis seusianya, apalagi sekarang ditambah dengan make up yang menempel diwajahnya, sungguh tidak bisa di deskripsikan bagaimana ia bisa membuat semua laki laki terjerat pesonanya itu. Karna tak tahan, ia akhirnya beringsut ke meja bar, kebetulan disana juga tidak terlalu ramai, setidaknya keberadaannya tak terlalu ketara Sybil memeganggi ponselnya erat, ia sudah ratusan kali menelfon Dina, tapi gadis itu tak kunjung menggangkat telfonya, Sybil mulai ketakutan dengan sekitarnya "Harusnya aku ngak nglanggar kata kata Ayah" gumamnya lalu menelungkupkan kepalanya pada lenganya yang terlipat dimeja bar itu *** "Wuhooo lihatlah Mr. Maxwell datang" pekik Valey senang "Diamlah Valey, kau mempermalukanku" jawab Nelson ketus, Lio melihat sekeliling dengan alis berkerut "Bukankah ini privat room Nel? Disini tidak ada orang selain kita" ujar Lio Nelson melirik sinis Lio "Terima kasih sudah menggingatkanku" "Sama sama, tidak usah sungkan Nelson! Kami ini temanmu, kau tidak usah merasa bodoh seperti itu" Valey terbahak karna ucapan blak blakan teman bodohnya itu Nelson tak menjawab, ia melepas Dasi dan jasnya kasar lalu merebahkan diri di Single Sofa yang ada disana "Kau terlihat tidak baik brother" gumam Valey sambil meneguk Winenya "Ada sedikit masalah dikantor, jangan cemaskan aku, aku baik baik saja" "Definisi Sedikit menurutmu atau sedikit dengan jumlah normal?" Nelson menghendikan bahu acuh lalu meneguk Vodka yang baru saja diantarkan seorang pelayan "Hanya penurunan pemasukan beberapa milyar, tak terlalu penting bukan?" Valey dan Lio terngangga, mahluk apa di depannya ini? Dia bilang beberapa milyar!! Tolong garis bawahi Beberapa milyar.  Diluar sana bahkan orang berlomba lomba mendapatkan 1000 rupiah, sedangkan dia! "Wow lihatlah Li, sifat sombongnya keluar" ujar valey lalu terkekeh "Apa kau terlalu kaya Nelson?" Tanya Lio "Tidak! Diamlah aku sedang menikmati minumanku!" Sentak Nelson yang tiba tiba menjadi garang, Valey dan Lio akhirnya berhenti menggoda Nelson, mereka tau sebenarnya temannya itu sedang dalam keadaan Down, jadi mereka memilih mencari aman Nelson bahkan sudah habis 3 botol Vodka, tapi kesadarannya belum benar benar hilang, ia benar benar kacau malam ini, "Nelson stop! Kau sudah mabuk! Kami tak mau menggotongmu sampai rumah ! Apa kau pikir kau itu enteng!" Sungut Valey berusaha mengambil botol yang di pegang Nelson, "Diamlah Val! Aku tidak mabuk" Bentak Nelson, ia lalu Berdiri dan berjalan keluar dengan sempoyongan "Val, ayo kita ikuti, kau tau sendiri kalau dia sudah mabuk, dia akan menjadi gila!" Ujar Lio sembari berdiri "Biarkan saja Li, petugas disini juga sudah hafal dengan kelakuan Nelson, jika terjadi sesuatu mereka pasti mengabari kita, tenang saja" ujar Valey santai, Lio kembali duduk "Benar juga" gumam Lio *** Merasa ada seseorang di sampingnya Sybil menggangkat kepalanya pelan, matanya langsung menatap bagian samping wajah laki laki itu, rambut yang dipotong rapi, rahang yang tegas, hidung yang mancung, 'Dari samping aja keliatan keren!' Batin Sybil Karna merasa diperhatikan Nelson akhirnya menoleh, saat itu mata Hazelnya langsung bertubrukan dengan mata Biru terang Sybil, ia tak berkedip beberapa saat, bahkan tenggorokannya terasa kering, matanya lalu melirik ke bibir merah Sybil 'Sial, bibirnya!' Batin Nelson bertriak 'Masa cuma gara gara liat perempuan ini, langsung Turn on ' Nelson buru buru mengalihkan pandanganya, sebelum ia hilang kendali 'Cogan asli ini!' Batin Sybil "Kenapa kamu ngeliatin saya begitu?" Gumam Nelson datar, berusaha menutupi kegugupannya, meski dalam pengaruh Alcohol, ia masih seperti orang sadar, ia tak pernah membiarkan alcohol menguasainya Sybil terperanggah kaget "Eh e-enggak" jawabnya gugup, ia buru buru mengalihkan pandanganya ke arah lain, dan sialnya malah matanya tak sengaja melihat orang berciuman, matanya langsung terbelalak kaget, wajahnya merah karna malu, ya memang ia pernah melihat orang berciuman, tapi hanya di Film Korea yang sering ia tonton, ia tak pernah melihat hal itu di kehidupan nyata! Secara live! Nelson kembali mengalihkan pandanganya ke arah sybil, Gadis itu diam kaku, Nelson mengerutkan kening binggung, ia lalu mengikuti arah pandang Sybil, tawanya hampir saja meledak saat melihat wajah merah Sybil "Apa kau juga mau merasakannya?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD