Pertemuan Thoriq dan Fuji

743 Words
Bab 1 Pertemuan Thoriq dan Fuji "Mau saia pilih kan lagu apa, Mas?" Fuji Sang Pemandu Lagu bertanya pada tamunya "Terserah lagu apa aja yang bisa kita nyanyikan berdua" sahut Thoriq santai Lalu Fuji memilihkan lagu lagu duet syahdu dan romantis untuk di nyanyikan bersama Thoriq. Ada getar yang terasa berbeda ketika Thoriq memeluknya sambil menyanyikan lagu duet "Dasi Dan Gincu" Biasa Fuji sedikit cuek pada tamu nya, tapi Thoriq terasa begitu berbeda, begitu menggetarkan jiwa. Fuji : Bukan bahu berbintang Bukan leher berdasi Yang ku dambakan Pria yang punya hati Thoriq : Bukan alis berukir Bukan bibir bergincu Yang ku dambakan Gadis yang punya malu (Thoriq memeluk Fuji dari belakang sambil bernyanyi bersama): Cinta karena dasi si-si Akan segera basi Cinta karena gincu cu-cu Akan segera layu Fuji: Jabatan perlu, tampan pun perlu Bahkan emas permata Tetapi cinta di atas segalanya Thoriq: Berhias perlu, cantik pun perlu Untuk gairah cinta Akhlak mulia hiasan yang utama (mereka pun berpelukan mesra, Thoriq memeluk Fuji dan Fuji pun melingkarkan tangannya pada pinggang Thoriq sambil bersandar mesra di d**a Thoriq) Tak guna harta benda da-da Kalau jadi neraka Tak guna wajah indah dah-dah Kalau jadi bencana Tak biasa - biasanya Fuji mau di peluk mesra sama tamunya seperti pacar yang lama tak bertemu. Padahal mereka baru saja bertemu dan berkenalan. Tak biasa - biasanya pula Fuji tak menolak permintaan Thoriq yang menginginkan malam itu bersamanya di sebuah hotel. Biasanya Fuji paling anti dan tidak suka pada tamu yang arah pembicaraannya ke hotel. Tapi pelukan Thoriq terasa berbeda. Membuat nya merasa nyaman seakan tak ingin di lepaskan hingga akhirnya tanpa fikir panjang Fuji menyetujui ajakan Thoriq untuk menginap bersamanya. Setelah beberapa jam bernyanyi berdua di ruang karaoke cafe tempatnya bekerja, Fuji semakin merasa suatu debaran yang belum pernah di rasakan sebelumnya, hingga berakhirlah kebersamaan mereka di sebuah hotel. Thoriq menempelkan Key Card hotel tersebut pada bel di pintu kamar yang mereka booking. Fuji menatap dengan heran. "Kenapa key card nya tarok di situ Bang?" tanya Fuji heran "Iya ini kan buat buka pintunya." sahut Thoriq sambil terus menekan kartu tersebut pada bel pintu Fuji tertawa ngakak melihat tingkah Thoriq. "Abang beneran ga tau cara buka pintu nya apa lagi ngelawak sih?" cecar Fuji bingung tapi masih tertawa geli. "Sini sini aku yang buka aja" Akhirnya Fuji mengambil Key Card tersebut dan menempelkan ka magnet di bawah handle pintu, dan pintu pun terbuka lebar. Sesampai di kamar Fuji melepas semua pakaiannya hingga hanya tinggal segitiga pengaman dan dia membalut tubuh nya dengan handuk yang ada di kamar mandi hotel karena dia tak sempat pulang dulu untuk mengambil baju ganti. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Fuji gegas tidur di sebelah Thoriq yang sudah berbaring duluan mengharap kemesraan. Sama dengan Fuji, hanya tersisa segitiga pengaman yang membalut tubuhnya "Abang ga pengen meluk aku? Ngapain ngajakin aku ke sini kalau hanya untuk di cuekin?" Rajuk Fuji manja. Thoriq pun segera memiringkan badan nya memeluk Fuji. Fuji bergeser lebih merapat ke dalam pelukan Thoriq hingga handuk yang membalut tubuhnya terlepas, menampakkan dua bukit kembarnya yang sudah tidak memakai bra. Thoriq meremas bukit kembar tersebut dengan lembut, dan bukit satunya dia kulum mesra. Fuji mendesah manja. Tangan Thoriq mulai nakal, menyusup ke taman mini yang masih tersimpan rapi di balik segitiga pengaman. Fuji pun merenggangkan pahanya agar tangan Thoriq lebih leluasa bergerilya di sana . "Awhk, ssshhhh ... geli banget sayang, aku ga tahan", bisik Fuji menahan hasrat yang mulai bergejolak. Thoriq tak mengucapkan sepatah kata apapun, dia fokus pada tangannya yang dengan gemas bergerak lincah antara bukit kembar & taman mini Fuji yang mulai telentang pasrah merenggangkan paha, sampai akhirnya dua tubuh menjadi satu & mengerang nikmat mencapai puncaknya.. "Gendong aku ke kamar mandi sayang," desah Fuji lemas setelah pertempuran dahsyat di atas kasur tadi. "Hmmmm, kamu ramping & mulus banget, Fuji." Ujar Thoriq sambil menatap lekat tubuh tanpa busana yang ada di hadapannya.. Siraman air hangat dari standing shower hotel di tambah wangi sabun dan shampo yg membaluri tubuh mereka, memicu kembali gairah dua insan berlainan jenis tersebut Sehingga pertarungan mesra penuh gairah dua insan di kamar mandi mewah hotel pun terjadi untuk yang ke sekian kali. Thoriq memeluk Fuji dari belakang, meremas dua buntal mungil di d**a Fuji. Fuji pun tak kuasa menahan nikmat akibat dari remasan lembut di ke dua bukit kembarnya. "Awhk .. sayang nanti aku jatoh. Busanya licin banget." Fuji berkata sambil menahan nikmat dan berpegangan pada pegangan yang ada di pintu standing shower kaca tersebut..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD