6. Harga diri laki-laki

866 Words
Malam ini, Keenan tampak lebih diam. Ia membaca buku-buku tebal dengan serius, tanpa melirik istrinya sedikitpun. Ayesha menggaruk telinganya yang tak gatal. Ada apa dengan Keenan? Tak biasanya Keenan bersikap acuh. Bunyi dering hp membuat Keenan buru-buru Mengambil hp nya. "Assalamualaikum, sayang! Apa kabar?" sapa Keenan yang membuat Ayesha membulatkan matanya. Siapa yang ditelefon suaminya? "Aku baik, tadi maag sempat kambuh, tapi udah mendingan." jawab Keenan berbicara dengan telfon. "Wedang rempah yang kamu buatkan, emang paling ampuh. Hehehe. Iya aku sayang kamu juga, besok aku kesana. See you princes." Ayesha menatap suaminya menyelidik. Apa sekarang suaminya akan berselingkuh di hadapannya langsung? "Siapa?" tanya Ayesha tercekat. "Seseorang yang selalu memperhatikan kesehatanku," jawab Keenan singkat. Ayesha membeo, apa Keen sedang menyindirnya? "Namanya siapa, apa hubungannya dengan kamu, mas?" tanya Ayesha bertubi tubi. "Yang pasti dia orang spesial buat aku." jawan Keenan membereskan bukunya. Ayesha menatapnya berang. Baru saja menikah, tapi suaminya sudah sayang-sayangan dengan wanita lain. "Jangan bilang kalau kamu selingkuh mas. Aku gak rela, ku sunat kamu!" ancam Ayesha. Keenan terbahak-bahak mendengar penuturan Ayesha. Ia menarik pelan kedua pipi Ayesha. "Yang patut cemburu itu, aku. Karena teman-teman kamu banyak cowoknya. Mana ganteng-ganteng lagi." ujar Keenan membanting tubuhnya di kasur. "Lha trus tadi siapa? Kenapa sayang-sayangan?" tanya Ayesha berang. "Adik aku, Keyara." jawab Keenan membalikkan tubuhnya. Sejujurnya ia masih kecewa dengan segala sikap Ayesha. Bukankah kalau kita mencintai orang lain, kita akan lebih peduli pada orang yang kita cintai melebihi diri sendiri? Tapi ini, Ayesha bahkan nampak tak peduli. "Oh Keyara. Bilang dong, kamu bikin aku jantungan. Aku gak suka kamu deket-deket sama cewek lain. Itu berpotensi pelakor masuk." cecar Ayesha. "Lalu apa kabar kamu? Kamu bahkan sangat dekat dengan banyak laki-laki . Kamu tau, pandangan wanita yang sudah menikah itu, melihat laki-laki lain lebih tampan daripada suaminya sendiri." kesal Keenan. "Tapi aku gak gitu. Aku-" "Kenapa? Mau salahin aku? Kamu sendiri gak peka, Ay. Kamu bilang cinta sama aku. Tapi kamu lebih mentingin kerjaan daripada suami sendiri yang sedang sakit." kata Keenan menatap tajam Ayesha. Ayesha menciut, ia tidak suka melihat tatapan Keenan yang sedalam elang. Keenan beranjak dari ranjang. Memilih pergi sebelum emosi menguasai dirinya. "Keen, mau kemana?" panik Ayesha. Ayesha tau betul apa yang bakal dilakukan Keenan ketika marah. Ayesha berlari menyusul Keenan. Namun sayang, Keenan mengunci pintu kamar dari luar. "Keen dengarkan aku, semua bisa dibicarakan baik-baik." pekik Ayesha menggedor-gedor pintu kamar dari dalam. Keenan tak menanggapi, ia berjalan menuju dapur untuk meminum minuman dingin. Saat berjauhan, ia rindu Ayesha. Saat berdekatan, kenapa yang ada malah pertengkaran? Beberapa kali Keenan menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskan perlahan. Penyakit yang dia derita sangat membuatnya kesal. Ia takut kalau kelepasan kontrol di depan istrinya. Ia tidak ingin melukai wanita yang dia cintai. Dering hp membuat Keenan menatap layar hp nya. Nama Lisa terpampang jelas disana. Keenan ragu, antara menggeser tombol hijau atau merah. Kalau ia menggeser tombol hijau, ia takut menyakiti Ayesha. Walau dia dan Lisa hanya sebatas teman, tapi tetap saja bisa membuat Ayesha salah paham. Keenan membiarkan hp nya terus berdering. Tidak ada niatan mau mengangkat atau menolak. Di dalam kamar, Ayesha termenung sendirian. Impiannya sejak kecil menjadi pilot, dan Keenan tau itu. Kini semua sudah terwujud. Namun, kenapa Keenan tampak keberatan dengan cita-citanya. Bukannya kemarin dia tak khawatir dengan Keenan. Tapi mau bagaimana lagi. Ini pekerjaannya, ia harus profesional. Apalagi hidupnya di udara, ia tak mau kekhawatiran pada Keenan terlalu berlebih hingga mengancam konsentrasinya yang malah berakibat fatal. Ayesha ingin menjadi wanita karir seperti teman-temannya. ______________ Pagi harinya, Keenan membuka kembali pintu kamarnya. Ia melihat Ayesha yang masih tertidur. Ia berjalan menghampiri istrinya. Wajah Ayesha tampak ayu tanpa sapuan make up. "Ay, bangun! Sholat subuh dulu!" Keenan menepuk-nepuk pipi Ayesha pelan. Ayesha tampak menggeliat sebelum membuka matanya. "Bangun, sholat dulu. Siapkan Sajadahnya aku mau wudhu." kata Keenan berlalu ke kamar mandi. Ayesha bangkit untuk melaksanakan perintah suaminya. Setalah sholat, Keenan melipat sajadahnya. Ayesha mematung, kenapa suaminya tak mencium keningnya seperti kemarin?  Keenan mengambil tas nya. Memasukkan beberapa buku dan beberapa barang yang dia perlukan. "Keen kamu mau berangkat? Ini masih jam setengah enam." tegur Ayesha. "Iya. Kalau kamu mau kerja, jangan lupa sarapan. Aku sudah goreng ayam di dapur. Nasinya juga bentar lagi matang." jawab Keenan sambil memakai sepatunya. "Keen, kamu marah sama aku? Tolong dijawab, jangan diamin aku kayak gini." rengek Ayesha. "Umur kamu berapa, Ay?" tanya Keenan yang membuat Ayesha bingung. Belum sempat Ayesha menjawab. Keenan sudah menyela. "Berapapun umur kamu, itu tidak penting. Kamu seorang istri, apa kewajiban dan hak mu, kamu harus ngerti. Aku tidak menuntutmu untuk jadi istri yang sempurna. Tapi setidaknya kamu bisa mikir." "Kamu nyalahin aku terus masalah aku gak bikinin kamu makan malam? Nyalahin aku karena aku gak perhatian? Kenapa kamu kekanakan, sih, Keen?" teriak Ayesha sebal. "Aku kerja juga mengejar cita-citaku. Kamu tau itu, Keen. Uangnya juga untuk kebutuhan kita-" tambah Ayesha lagi. Keenan mendorong tubuh semampai Ayesha ke dinding. Menatap tajam wajah cantik istrinya. "Ingat baik-baik, Ayesha. Aku tidak perlu uang darimu!" ucap Keenan dengan tajam. "Harga diri seorang laki-laki itu bekerja. Aku sudah memenuhi semuanya. ATM yang aku kasih isinya memang tak sebanding dengan gaji kamu. Tapi jangan pernah kau injak harga diri suamimu." ucap Keenan melepas cengkramannya pada lengan Ayesha. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD