A Plan (Sebuah rencana)

1205 Words
Terry membaca berulang-ulang catatan itu. "Apa maksudnya? Berterimakasih kepada bulan purnama yang sudah mengembalikan kecantikanku?" gumam Terry tak mengerti. Ia menatap langit melalui jendelanya. Dan malam ini adalah malam bulan purnama. Bagaimana bulan purnama bisa mengembalikan kecantikan seseorang? Terry membaca tulisan itu lagi dan kembali menatap bulan. Ini sangat membingungkan! Pasti ada sesuatu yang bisa memberinya petunjuk. Terry memutuskan untuk keluar kamar dan menatap bulan secara langsung dari luar rumah. "Apa yang bisa kau lakukan, Bulan? Aku pun ingin cantik sepertinya," gumam Terry sambil menunjukkan foto gadis itu ke arah bulan purnama. "Terry, apa yang kau lakukan?" Natalie melihat Terry bertingkah aneh dengan berbicara kepada bulan. Terry terkejut mendengar Natalie tiba-tiba menegurnya. "Natalie, ak-aku ... " "Kau bawa apa itu?" Natalie menatap ke arah tangan Terry yang terlihat seperti membawa secarik kertas atau gambar. "Oh ini ... hanya sebuah foto." Terry menyerahkan foto yang ia pegang ke Natalie. "Foto siapa ini?" Natalie melihat foto seorang anak kecil yang cantik. "Itu tidak penting, Natalie. Coba kamu baca baliknya," ujar Terry sambil menunjuk foto itu. Natalie membalik foto dan ia melihat ada sebuah catatan di sana. Wajahnya sedikit berkerut ketika ia membaca catatan itu. "Oh, jadi ini yang membuat kamu jadi berbicara dengan bulan?" tanya Natalie sambil menatap Terry dengan tatapan prihatin. Ia sadar bahwa Terry merasa rendah diri. Jelas kecantikan adalah hal yang sangat ia dambakan. "Bagiku ini sebuah harapan, Natalie. Kamu tau sendiri 'kan bagaimana orang-orang itu menilaiku dan membandingkan diriku denganmu?" Wajah Terry terlihat sedih. "Kamu tidak usah mendengar ucapan orang-orang Terry. Mereka hanya berbicara sesuai keinginan mereka. Memangnya apa masalahnya jika kamu buruk atau cantik? Toh kamu tidak hidup dari apa kata mereka, 'kan?" Natalie berusaha membuka pikiran Terry. Tapi kata-kata Natalie sama sekali tidak membuat perasaan Terry jadi lebih baik. Bagi dia, solusi sudah di depan mata. Tapi, bagaimana ia bisa tau caranya agar sang bulan bisa merubahnya menjadi wanita cantik? "Aku jadi penasaran dengan gadis ini. Siapa dia? Dan apa yang sudah dilakukannya kepada bulan purnama?" Terry kembali menatap Natalie. Natalie kembali membalik foto itu. Catatan itu benar-benar aneh. Apa maksudnya sang bulan purnama mengembalikan kecantikannya? "Mungkin ini hanya sebuah lelucon anak-anak, Terry. Tidak usah kamu hiraukan!" Natalie hendak membawa foto itu ke dalam. Ia tidak ingin Terry terobsesi dengan hal-hal yang tidak masuk akal. "Natalie! Kembalikan foto itu!" Terry mengejar langkah Natalie yang masuk ke dalam rumah. Mendengar teriakan adiknya, Natalie membalikkan badan. "Aku harap kamu tidak mempercayainya, Terry!" "Aku memang ingin mempercayainya, Natalie! Tuhan sudah tidak berlaku adil padaku!" ucap Terry sambil menengadahkan tangannya di hadapan Natalie. "Jangan menuduh Tuhan yang bukan-bukan, Terry! Jaga bahasamu!" Nada Natalie terlihat tidak senang dengan ucapan Terry yang sembarangan. "Kembalikan foto itu, Natalie. Itu adalah milikku!" Terry tidak mempedulikan ucapan Natalie. Bahkan matanya menatap tajam Natalie seolah menantang. Natalie yang tidak senang dengan sebuah pertengkaran memilih untuk memberikan foto itu ke tangan Terry. Dan ia pun masuk ke dalam. Terry kembali melihat foto itu dan menatap bulan. Rasa penasarannya membuat ia ingin mencari tau kebenarannya. "Ssst!! Terry!" Terdengar suara seseorang yang memanggil namanya. Terry terkesiap. Siapa yang barusan memanggil namanya? Ia mengarahkan pandangannya ke sekeliling. "Sst! Aku di sini!" Suara itu terdengar lagi. Terry menuju ke samping rumah yang dibatasi oleh tanaman yang berbentuk seperti pagar. Tanaman itulah yang membatasi rumahnya dengan rumah gadis cantik yang tadi siang ia sapa. Terry tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang sedang memanggilnya. Suasana di perbatasan pagar itu cukup gelap dan hanya diterangi samar oleh lampu yang ada di terasnya. "Siapa?" tanya Terry lagi sambil berjalan mendekati pagar tanaman. "Aku Louisa," jawab seseorang itu. Terry sudah semakin dekat. Ia bisa melihat rambut pirang yang muncul di balik pagar tanaman yang tinggi tersebut. "Louisa yang tadi pagi?" tanya Terry memastikan. "Iya, maaf aku tadi pagi belum berkenalan denganmu," bisik Louisa. "Oh! Jadi apakah kamu sekarang ingin berkenalan denganku?" tanya Terry lagi. Gadis itu cekikikan. "Aku sudah menyebut namaku. Jadi itu artinya kita sudah saling kenal, bukan?" "Oh, iya!" Terry seketika tergagap. Kenapa ia bisa menanyakan hal bodoh seperti itu? Louisa menembus pagar tanaman itu sehingga ia sekarang berada di hadapan Terry. "Kamu ingin cantik seperti foto Rachel?" Louisa menunjuk foto yang dipegang oleh Terry. "Jadi namanya adalah Rachel?" tanya Terry sambil menatap kembali foto yang dipegangnya. "Iya." Louisa mengangguk. "Oh! Jadi apakah benar bahwa bulan purnama membuatnya jadi cantik?" tanya Terry ingin tau. "Ya, begitulah kabar yang beredar. Tapi, kamu harus melakukan sebuah ritual untuk itu. Kamu harus memyembah bulan di tengah hutan ... di sebelah sana!" Louisa menunjuk hutan yang gelap yang berada di seberang desa. "Hah? Apa kamu yakin? Memyembah bulan di tengah hutan? Bagaimana jika ada binatang buas?" tanya Terry dengan tatapan khawatir. "Hutan itu aman. Bulan purnama akan berlangsung selama 3 hari. Namun untuk menyembah bulan, kamu tidak boleh datang dengan tangan kosong! Kamu harus membawa bangkai binatang yang baru disembelih dan juga setangkai bunga merancolypyus yang baru mekar. Bunga itu bisa kamu dapatkan di tepian sungai desa ini. Warnanya merah muda keunguan. Kamu harus menyobek lembaran bunga itu dan mencampurkan lembaran bunga merancolypyus dengan darah binatang itu, lalu kamu harus mengucapkan kalimat ini .... "Datanglah, penguasa malam. Datanglah dan kuasai diriku. Kupersembahkan hidupku untuk mencapai kesempurnaan sejati!" Terry mendengarkan ucapan Louisa sepenuh hati. Dahinya sesekali berkerut ketika mendengarkan beberapa syarat yang diucapkan oleh Louisa. "Tapi, darimana kamu tau soal ini semua, Louisa?" tanya Terry. "Dari nenekku. Beliau sudah meninggal. Rachel adalah teman beliau. Rachel seketika menjadi bunga desa ini di masa itu. Kecantikannya sangat tersohor membuat banyak wanita iri dengannya. Sampai suatu saat, karena banyaknya para lelaki yang meninggalkan kekasihnya demi Rachel. Rachel pun jadi dibenci oleh semua orang. Ia diusir pergi dari sini dan nasibnya tidak diketahui lagi. Banyak yang bilang bahwa ia sudah meninggal tapi ada juga yang bilang bahwa ia masih menjalankan ritualnya sehingga sang bulan memberinya kehidupan yang abadi," jelas Louisa. Mendengar penjelasan Louisa, Terry kembali menatap foto itu. Jadi benar bahwa gadis ini cantik karena anugrah dari bulan. Dan itu membuat Terry semakin terobsesi. "Terimakasih, Louisa. Informasimu sangat bermanfaat bagiku," ucap Terry sambil tersenyum senang. "Ya, jika kau tertarik, kau boleh mencobanya. Aku akan liat hasilnya. Karena, kau tau sendiri 'kan bahwa aku ini sudah terlahir cantik." Louisa mengangkat bahunya. "Ya, kau benar! Kau memang sangat cantik!" puji Terry tulus. "Oh ya. Satu lagi, jika kau takut ke hutan sendirian. Kau juga boleh mengajak kakakmu. Suru juga kakakmu melakukan ritual itu untukmu!" saran Louisa. "Hah! Dia sudah cantik! Untuk apa dia lakukan itu?" Nada Terry terdengar keberatan. Louisa tersenyum. "Tidak masalah. Jika dia berkata agar memberimu kecantikan maka kecantikan yang dimiliki olehnya juga akan dikurangkan darinya dan ditambahkan kepadamu!" jelas Louisa lagi. "Oh ya? Benarkah?" Ekspresi Terry seketika terlihat senang. Ya! Memiliki wajah cantik seperti Natalie boleh juga. Ia akan menjadi primadona dan menikmati yang namanya sebuah popularitas. Dan itu sangat keren sekali! Para pria akan memujanya dan menjadi pengagum rahasia. Seperti para teman prianya yang mengagumi Natalie. "Silahkan mencoba dan semoga berhasil!" Louisa berbalik dan kembali menyusup ke dalam pagar tanaman lalu lenyap dari pandangan Terry. 'Ya! Itu benar! Pasti Natalie tidak akan keberatan jika melakukan sebuah ritual untukku. Dan tidak lama lagi, wajahku akan cantik seperti Natalie, sementara Natalie akan memiliki wajah buruk rupa!' Terry tersenyum puas. Keliatannya itu bukan ide yang buruk! Thanks Louisa!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD