3 : pertemuan kedua

909 Words
Departemen keuangan sedang sibuk karena hari ini the big bos yang adalah Arka akan memeriksa departemen tersebut, begitu pula dengan Kirana yang sibuk cek neraca yang dikerjakannya apakah sudah Perfect atau masih perlu direvisi  sebelum di laporkan ke direktur utama. Kirana POV "Yess akhirnya ok nech neracaku, big bos nggak akan kecewa dengan pekerjaanku ini" ucapku "Ke punyamu dah beres?" Tanyaku pada Mieke "Udah sipp kok Ki tenang aja, kita gak akan kena semprot big bos" jawab Mieke Aku sedikit grogi karena belum pernah bertemu pak Arka direktur utama PT. Angkasa Raya tbk. Ini, walau sudah hampir satu tahun aku bekerja disini tapi aku belum pernah bertemu beliau karena kantor beliau berada di lantai 12 dan setiap laporan keuangan pasti kepala departemen yang mengajukan, jadi tidak perlu si pembuat laporan yang menghadap. Sesaat lagi beliau akan memasuki departemen keuangan kami para staf sudah berdiri berbaris menyambut beliau.   Pintu departemen keuangan terbuka dan masuklah Bu Ambar yang merupakan kepala departemen keuangan dan di belakangnya wait.... Itu dibelakang Bu Ambar seperti pernah lihat tapi dimana ya? Pikirku Oh my God itu.... Pria itu yang aku tabrak ditaman hari Minggu kmaren.... Ya Tuhan Gimana nech, dia ngenalin aku gak ya? Moga aja dia lupa doaku dalam hati "Selamat pagi pak Arka" ucap teman temanku menyambut kedatangan Pak Arka "Pagi" jawabnya singkat sambil melihat wajah kami satu persatu dan saat dia melihatku kakinya reflek berhenti sambil menatap wajahku agak lama sampai Bu Ambar memanggilnya "Mari pak Arka ke ruangan saya laporan sudah ada di meja saya" kata Bu Ambar yang usianya sudah memasuki kepala 5 tahun ini. Pak Arka kemudian mengikuti langkah mengikuti langkah bu Ambar untuk memeriksa laporan, ia menoleh sejenak padaku saat akan memasuki ruangan bu Ambar. Arka POV Hari ini adalah waktunya aku memeriksa departemen keuangan, aku melangkah bersama Bu Ambar kepala departemen keuangan memasuki ruangan departemen yang ia pimpin, ku sapukan pandanganku melihat staf departemen ini yang berbaris menyambutku, dan disana aku lihat gadis itu... Gadis yang selalu terbayang di mataku, dia disini dihadapanku yang membuat aku berhenti mengikuti Bu Ambar, sepersekian detik aku termangu dalam diam sampai Bu Ambar mengajakku ke ruangannya. Ku ikuti langkah Bu Ambar tapi kakiku seperti enggan melangkah meninggalkan gadis itu. Aku menoleh sejenak pada gadis itu di ambang pintu ruangan bu Ambar. Aku tidak bisa konsentrasi memeriksa laporan keungan, aku mencuri pandang dimana gadis itu berada. Di duduk di meja Depan pintu masuk, ah kenapa hatiku merasa sangat senang bisa melihatnya lagi dan mengetahui di adalah karyawanku sendiri. Perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, kurang lebih satu jam aku berada di ruangan Bu Ambar sampai aku putuskan kembali ke ruanganku. Sebenarnya aku ingin bertanya kepada Bu Ambar tentang gadis itu tapi ku urungkan niatku, biar aku tanya ke departemen HRD tentang data gadis itu. ~~~ ~~~ Setelah Arka kembali ke ruangannya, Mieke langsung mendekati Kirana "Eh Ki tadi pak Arka mandangin kamu lama gitu, kamu kenal?" "Eng...enggak kok, gak kenal, perasaanmu aja kali ah Ke udah aku mau ke toilet dulu" ucap Kirana yang ingin mengakhiri ke kepoan Mieke Kirana segera berlalu keluar ruangan menuju toilet "Moga aja gak ketemu dia lagi" gumam Kirana sambil berjalan ke toilet "Siapa? saya?" Kata seseorang di belakang Kirana yang membuat Kirana berhenti dan membalikkan tubuhnya, matanya terbelalak melihat Arka alias the big bosnya sudah ada dibelakangnya "Mmmmm....itu... Itu...." Kirana terbata menjawab pertanyaan Arka "Saya mau ke toilet pak permisi" jawab Kirana sambil berjalan dengan cepat seperti berlari "Sweet girl" ucap Arka sambil tersenyum Kirana POV Mati aku, kenapa dia masih disitu Sech ah...kubuka pintu toilet dan menuju wastafel kucuci mukaku, untuk menyegarkannya. Segera aku kembali ke departemen keuangan untuk melanjutkan pekerjaanku. Aku gelisah dalam bekerja hari ini karena efek kehadiran pak Arka tadi, aku tak menyangka jika dia bos di tempat aku bekerja, apa yang ia fikirkan tentangku coba? Pasti ia menganggap aku gadis ceroboh, dan apakah ia juga menganggap aku ceroboh dalam bekerja? Aku jadi takut, takut jika anggapannya membuatku dipecat, padahal aku sudah nyaman bekerja di perusahaan ini. Semoga saja ia tak beranggapan buruk padaku. Mieke yang melihatku resah menegurku. "Ki.....kamu kenapa sih? Kok resah dan gelisah, kayak lagu?" seloroh Mieke. "Rese lo, enggak kok Ke, aku nggak apa apa?" "Pasti lo mikirin pak Arka ya? Tuh kan naksir juga" goda Mieke padaku. "Apaan sih Ke, nggak ada nggak ada. Naksir apaan. Siapa aku bisa naksir big bos, mana level bos sama karyawan kecil" "Naksir naksir aja juga nggak apa apa sih Ki, secret Admirer gitu" "Iya iya terserah aja deh" ~~~ ~~~ Arka masuk kedalam ruangannya dan langsung duduk di meja kerjanya. Dia angkat telepon paralel ke sekertaris nya "Halo Widia, tolong kamu hubungi bagian HRD dan minta data staf departemen keuangan" "Untuk apa pak?" Tanya Widya "Tidak usah banyak tanya" "Ii.. iya pak, semua pak? "Iya semua.." "Baik pak segera" pungkas Widya Tak lama kemudian Widya masuk ruangan Arka dengan membawa berkas data staf departemen keuangan, Arka membuka satu persatu berkas tersebut dan tangannya mengambil berkas yang terdapat foto Kirana "Kirana Sabrina.... Nama yang cantik seperti orangnya" gumam Arka sambil memandang intens foto Kirana "Hemmm... Dia kost di jalan Jawa, pantas ini dekat dengan taman kemarin" Arka bersandar di kursi kebesarannya "Kenapa aku melakukan semua ini" gumam Arka "Apa yang spesial dari gadis ini...." "Fiuh udahlah sebaiknya aku pulang sudah jam 5 sore" gumam Arka lagi Saat keluar ruangannya Arka berhenti di meja sekertarisnya "Kembalikan berkasnya ke departemen HRD" "Baik pak" jawab Widya "Pak Arka aneh hari ini" batin Widya Lynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD