bc

pesona cinta yang lain

book_age18+
17
FOLLOW
1K
READ
HE
stepfather
sweet
bxg
brilliant
like
intro-logo
Blurb

Jatuh cinta dan menikah, berharap memiliki keluarga kecil yang bahagia ternyata tidak seindah apa yang ada dipikirannya. Setelah mengorbankan karirnya yang cemerlang tapi ternyata Rara bertemu pria yang salah, pemarah, ringan tangan dan selingkuh membuat Rara akhirnya pergi dari kehidupan Dion, suami dan juga mertuanya yang toxic.Bertemu dengan Bryan Baskara artis papan atas yang pernah bermasalah dengan agensinya merupakan pengalaman baru untuk Rara dan membuka mata Rara untuk bersikap tegas. Bersama dengan Bryan, Rara bisa membalas dendam dengan cara yang elegan.

chap-preview
Free preview
1. Cinta pada pandangan pertama
Penerbangan yang membawa Rara pulang saat ini sudah landing di bandara changi singapura, pesawat harus transit setelah itu baru menuju Indonesia. "Aku sedang transit di bandara changi tapi aku gak tau harus ngapain?" Keluh Rara pada Natasha melalui jaringan telepon. "Kau bisa keliling disana dan kalau kau kearah ground disana banyak restoran yang menjual makanan Murah tapi enak, kau juga bisa membelikan aku oleh-oleh cemilan disana," uja Natasha menghibur Rara. "Ya baiklah aku akan mengikuti saranmu," ujar Rara tidak bersemangat "Tapi awas jangan sampai kebablasan sampai kau lupa penerbanganmu, disana kau hanya dua jam jadi setelah 1 jam sebaiknya kau kembali ke gate yang akan membawa penerbanganmu Ke Jakarta," ujar Natasha sambil terkekeh. Dia tahu sekali kebiasaan sahabatnya ini akan lupa waktu dengan urusan belanja. "Ya aku tahu itu, baiklah aku akan mengikuti saranmu, lagipula aku harus mengisi perutku makanan di dalam pesawat kurang membuatku berselera," ujar Rara sambil berdiri lalu berjalan ke arah yang tadi sudah diinfokan oleh natasha dan benar saja disana banyak makanan berat sampai ringan dijual dia seperti teringat ketika berada di indonesia, dimana makanan ditata di lemari kaca dan kita hanya tinggal menujuknya setelah puas menikmati makannya, Rara bergegas mencari pusat oleh-oleh yang tadi diinfokan oleh Natasha. "Sepertinya aku harus punya waktu khusus disini, dan benar kata Nana dua jam rasanya tidak akan cukup." Rara lalu menuju tempat yang diinfokan oleh sahabatnya disana aneka coklat, kue kering dan permen banyak dijual disana. "Oleh-oleh rasanya sudah cukup, masih ada 30 menit lagi," Rara lalu bergegas menuju gate yang tertera di boarding pasnya. "Sorry," sebuah tas mengenai kepala Rara ketika dia sudah duduk dibangku. Pria itu menatap kearah Rara karena Rara menatapnya dengan wajah kesal, dia mengatakan maaf namun dengan mata tidak melihat ke arah orang yang sudah terkena tas ranselnya. "Sorry…," ucapnya sekali lagi kali ini sambil tersenyum namun dengan malas Rara membuang mukanya ke arah depan. Lalu pria itu permisi pada Rara karena dia kebetulan duduk disamping Rafa "Cantik banget, mana tinggi lagi," ujar Dion dalam hati. "Sorry, I didn't mean it," ujar Dion membuka percakapan. "Ya," Rara hanya menjawab seperlunya. "Untung cakep kalau jelek udah gue maki-maki nih orang," umpat Rara dalam hati "Where do you come from?" Tanya Dion mulai mengakrabkan diri. "Indonesia," jawab Rara singkat namun tidak sejutek tadi. "Wah kita sama, maaf ya tadi tas saya kena kepala kamu," ujar Dion sambil tersenyum manis Akhirnya percakapan berjalan terus selama penerbangan. Dion yang humble membuat Rara menjadi nyaman berbicara dengannya. "Wah kita hampir sampai," ucap Dion ketika mendengar pengumuman dari pilot yang membawa penerbangan mereka menuju Jakarta. "Boleh aku minta nomor teleponmu," tanya Dion ketika mereka sudah keluar dari pesawat dan Rara hendak menuju ruang pengambilan bagasi miliknya. "Boleh," jawab Rara lalu mengeluarkan ponselnya. "Aku akan telepon kamu begitu aku sampai rumah ya," ujar Dion sambil tersenyum. "Aku kesana ya Mobilnya ada disana soalnya," ucap Dion sambil menepuk lengan Rara. "Oh… yaudah aku mau ambil bagasi dulu,"ujar Rara tersenyum kemudian mereka berpisah. Pertemuan pertama yang tak terlupakan suara Dion yang enak didengar kuping membuat Rara merasa nyaman bahkan ketika dia sudah kembali ke Paris namun komunikasi mereka masih menggunakan nomor Indonesia karena selama di Paris Rara selalu menggunakan Wifi jadi dia Dion tidak curiga dan mereka hanya video call kalau Rara sudah dirumah, sehingga Dion tidak pernah tau kalau Rara sebenarnya bekerja di paris bukan di Taiwan. Dan hubungan mereka semakin akrab bahkan mereka sudah jadian sejak Rara berada di Indonesia minggu terakhir. "Kamu gila?!" Omel Natasha ketika Rara menceritakan lamaran Dion di video call mereka yang terakhir. "Aku jatuh cinta padanya Na, aku gak bisa bohongi diriku sendiri, aku jatuh cinta pada pandangan pertama," ujar Rara berterus terang. "Iya tapi bukan berarti kamu langsung mau aja diajak nikah sama dia kan Ra, kamu gak sayang sama karier yang sudah kamu bangun lebih dari tujuh tahun, bagaimana ibu dan adik-adik pantimu nanti, aku mengerti kalau kamu juga harus punya masa depan, tapi gak singkat kaya gini," omel Natasha panjang lebar. Namun sepertinya Rara sudah bertekad untuk menikah dengan Dion dan Natasha tidak bisa mencegahnya jika setiap nasehatnya di sudah tidak dihiraukan sahabatnya itu. *** Hari ini Rara memandang kaca besar dihadapannya, dia tersenyum bahagia ketika sedang mencoba baju pengantin yang dia pesan dari butik ternama, Rara terpaksa pergi sendiri tanpa ditemani calon suaminya dengan alasan banyak pekerjaan agar bisa cuti panjang setelah menikah. "Anda cantik sekali nona. Saya seperti pernah melihat anda tapi dimana ya," ucap Ira si pemilik butik. "Ah Kakak bisa saja, muka saya kan pasaran," jawab Rara tersenyum menyembunyikan jati dirinya karena dia tidak ingin orang berbaik hati hanya setelah tau siapa dirinya. "Tidak… saya serius, saya pernah menonton fashion week di Paris dan ada model mirip seperti anda. ahh tapi tidak dia sepertinya bukan orang Indonesia," ujar Ira mengingat seperti siapa wajah Rara. "Ya, mana mungkin itu saya, saya cuma buruh tkw yang menjaga orang tua sakit di Taiwan," ujar Rara berusaha menutupi jati dirinya. Rara saat ini sedang fitting pakaian pernikahannya, dia sengaja memesan Kebaya istimewa untuk akad nanti, karena dia berharap ini pernikahan yang pertama dan terakhir untuknya, bahkan dia tidak keberatan Ketika Dion mengatakan untuk meminjam uang Rara terlebih dahulu guna memesan baju pengantin dan akan diganti setelah pesta pernikahan nanti. "Sepertinya aku harus mengirim foto ini, aku ingin tahun pendapat calon suamiku," ujar Rara kemudian dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. "Kau ingin difoto dengan gaun ini cantik, sini aku bantu," ujar Ira tersenyum, lalu Rara memberikan ponselnya pada Ira. Beberapa gambar Ira ambil dan itu membuat hati Rara senang. "Terima kasih banyak Kak," ujar Rara setelah dia melihat hasil gambar yang diambil oleh Ira. "Sama-sama cantik, setelah ini kau ganti kembali kebayamu, karena aku akan memasukkannya ke dalam kotak agar nanti ketika pesta pernikahanmu berlangsung kau bisa menggunakannya," ujar Ira. Rara kemudian masuk kembali ke dalam ruang ganti pakaian dia menggantinya dengan pakaian tadi ya gunakan. "Ini kebayanya Kak. Oh ya kalau foto-foto yang tadi Kakak ambil aku kirimkan pada calon suamiku boleh tidak ya? Aku ingin dia melihat kebayaku yang akan aku gunakan di acara akad nikah nanti," ucap Rara sambil memberikan kebaha yang tadi dia coba. "Terserah saja… itu hakmu. Tapi menurut orang tua zaman dulu mereka bilang hal itu pamali karena katanya akan terjadi hal buruk kalau kita menggunakan pakaian pernikahan dan ditunjukan pada calon pengantin pria.Tapi itu kan hanya kata orang dulu, kalau kau mau itu terserah padamu saja," ujar Ira sambil tersenyum kemudian mengambil gaun pernikahan Rara dan memberikannya kepada asistennya untuk dikemas. "Sebenarnya ibu mertuaku mengatakan pakaian pernikahan sudah disiapkan oleh perias pengantin, artinya aku hanya menggunakan pakaian sewa saja tapi aku ingin membuat pesta itu menjadi pesta yang sangat berkesan untuk makanya aku memesan kebaya akad ini pada Kakak," ujar Rara berterus terang dan sewa perias, gedung dan juga catering semuanya sudah di handle oleh calon ibu mertuanya, sehingga Rara tidak tahu konsep apa yang digunakan untuk pesta pernikahan, dan ibu mertua nya pun tidak sungkan meminta Rara untuk menyediakan dana untuk acara pesta tersebut. "Mami bukan tidak punya uang tapi alangkah baiknya pesta ini dari uang kalian berdua, karena sebenarnya sih kalau pria bawaannya semampunya saja jadi kalau wanita ingin mewah dan berkesan yang pihak wanita yang harus menyediakan dananya," ucap Istiani menjelaskan kepada Rara pada waktu itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook