bc

My Bestfriend My Innocent Wife

book_age16+
1.9K
FOLLOW
21.9K
READ
family
love after marriage
friends to lovers
arranged marriage
student
drama
sweet
bxg
humorous
campus
like
intro-logo
Blurb

Kontes Menulis Innovel II — All The Young

Reno dan Kayra, dua insan yang sudah menjalin persahabatan sejak kecil lantaran hubungan orang tua keduanya yang sangat dekat, kini dipaksa menikah di usia mereka yang masih begitu dini hanya karena suatu insiden yang bisa dibilang hanya sebuah kesalahpahaman.

Awalnya mereka mencoba untuk menjalaninya sebaik mungkin layaknya pasangan pengantin baru pada umumnya. Namun hubungan semacam itu terasa aneh bagi keduanya. Ditambah dengan Kayra yang tampak tidak mengerti apa-apa soal cinta, hal itu membuat Reno memutuskan untuk tidak mengubah apa pun walau mereka sudah terikat oleh tali pernikahan. Ia juga meminta Kayra untuk menutupi pernikahan mereka dari orang-orang luar terutama teman-teman kampus mereka.

Kira-kira sampai kapan mereka akan bertahan dengan hubungan seperti itu? Apa lagi sejak hadirnya Leon dan Riani dalam kehidupan asmara mereka, akankah hubungan mereka berakhir dengan perceraian seperti kedua orang tua Kayra? Atau malah kepolosan Kayra yang terkadang sangat menghibur membuat Reno benar-benar jatuh cinta padanya lebih dari sekadar sahabat?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Pernikahan Dini
Hari ini adalah hari yang sangat aneh bagi Reno dan Kayra. Dalam hidup mereka, tidak pernah terbayangkan sama sekali kalau mereka akan menikah terlebih di usia yang masih begitu muda seperti sekarang ini. Pernah memang orang tua mereka berguyon soal perjodohan mereka. Awalnya Reno dan Kayra mengira itu hanya candaan asal yang tercipta di tengah percakapan random. Tapi siapa sangka, rupanya para orang tua serius perihal rencana tersebut. Hubungan kedua keluarga mereka, bisa dibilang sangat lah erat. Sejak saat orang tua Reno dan Kayra pindah ke area komplek yang kala itu baru saja diresmikan, mereka sudah menjalin persahabatan. Bahkan saat itu mereka belum memiliki anak. Ya, mereka sudah berhubungan baik sebelum Reno dan Kayra lahir. Mangkanya saat Kayra lahir ketika Reno menginjak usia dua tahun, mereka sudah sangat dekat. Saking dekatnya, mereka tumbuh bersama layaknya kakak beradik. Karena itulah pernikahan ini terasa aneh bagi keduanya. Bagaimana mereka akan menjalaninya nanti? Kini, Reno dan Kayra duduk berdampingan di hadapan sang penghulu beserta ayah Kayra yang telah siap menjadi wali. Segelintir saksi dari kerabat terdekat turut hadir meramaikan upacara akad yang akan dimulai sebentar lagi. Pernikahan ini memang sengaja dilangsungkan secara tertutup mengingat status mereka yang masih pelajar. Bahkan Kayra baru saja lulus SMA beberapa bulan lalu dan baru saja diterima di kampus yang sama dengan Reno. Seminggu lagi mereka sudah mulai masuk untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi dengan adanya pernikahan ini, apakah hari-hari mereka di kampus akan berjalan dengan normal? Rasanya meragukan. Lantunan ayat-ayat Qur'an menggema di ruang tamu rumah Kayra yang menjadi latar upacara akad nikah. Untungnya itu berlangsung cukup lama. Reno senang, setidaknya ia bisa sedikit menghela napas lega sejenak. Ia bahkan berharap semoga saja mereka terus berdoa saja, tidak usah melanjutkan sesi akad nikahnya. Tapi harapan itu tentu saja tidak terkabul. Kini doa-doa telah selesai dirapalkan. Semua pun menatap sepasang muda-mudi yang sebentar lagi akan resmi menjadi sepasang suami istri. “Ayo, dijabat tangan calon ayah mertuamu.” Sang penghulu menginstruksi. Reno mau tidak mau menurutinya walau tangannya sudah sangat bergetar saat ini. Ayah Kayra, Usman, ia menerima uluran tangan Reno sambil tersenyum haru. Sementara Reno sendiri, jantungnya berdetak kencang bukan main. “Bismillahirrahmanirrahim.” Usman mulai mengucap akad. “Asyhadu an laa ilaaha illallah, waasyhaduanna muhammadar rasulullah. Ananda Reno Hamizan bin Jasir Handayat, saya nikahkan engkau dengan anakku, Kayra Nafisa dengan mas kawin perhiasan seberat sepuluh gram dan uang tunai sebesar lima juta rupiah dibayar tunai.” Reno meneguk salivanya. Lantas menjawab dengan agak gemetar, “Saya terima nikahnya Kayra Nafisa binti Usman Naraya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” “Bagaimana para saksi? Sah?” Sang penghulu menoleh ke arah segelintir orang yang ada di ruangan ini. Semua pun menjawab serentak, “Sah.” Reno mengusap wajah. Ia menoleh ke arah Kayra, gadis itu terlihat kebingungan. Reno pun mengusap kepalanya kemudian membawanya ke dalam dekapan. Sebenarnya bagi Reno, tidak ada ruginya menikah dengan Kayra, seseorang yang sangat ia sayangi. Hanya saja rasanya sangat aneh karena selama ini rasa sayang yang tumbuh di antara mereka hanyalah rasa sayang sebagai sahabat. Bukan untuk menjadi sepasang suami istri seperti ini. Hah ... ini semua terjadi akibat peristiwa malam itu. Andai saja peristiwa kesalahpahaman itu tidak terjadi, mungkin sepasang sahabat itu tidak akan berakhir seperti ini. ••• Malam itu semua berkumpul untuk merayakan kelulusan Kayra. Mereka menggelar pesta kecil-kecilan di villa milik Joan, suami Desi—ibu Kayra. Ayah dan ibu Kayra memang sudah bercerai sejak Kayra berusia dua belas tahun. Bukan, mereka bercerai bukan karena ada masalah rumah tangga apalagi adanya orang ketiga. Tidak sama sekali. Sama seperti Reno dan Kayra, dulunya mereka tumbuh besar bersama dan menikah karena dijodohkan. Namun, ikatan yang mereka punya terlalu dalam untuk menjadi sepasang suami istri. Pada akhirnya Desi menemukan cinta sejatinya, dan memutuskan untuk bercerai dengan Usman. Usman pun menerimanya dengan lapang. Karena ia tahu jalan tersebut lah yang terbaik untuk mereka. Sebagai gantinya, ia mendapatkan hak asuh penuh atas Kayra. Meskipun telah bercerai, hubungan keduanya tidak renggang sama sekali. Mereka tetap menjalin persahabatan sampai detik ini. Semua tampak asik berbahagia malam itu. Kedua keluarga berkumpul membicarakan berbagai hal sambil pesta barbeque. Hingga malam semakin larut, semua masih terjaga penuh, kecuali Kayra. Ia mulai mengantuk, ia pun memutuskan pergi ke kamarnya untuk segera tidur. Satu jam kemudian, Reno ikut masuk ke dalam hendak tidur juga karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Saat ia sedang melangkah menuju kamarnya, ia melewati kamar yang ditempati Kayra. Seberkas pikiran jahil terlintas dalam benaknya. Reno mengendap masuk ke dalam kamar Kayra, gadis itu tampak tengah tertidur lelap dengan posisi tengkurap. Lampu kamarnya masih menyala. Reno tersenyum jahil. Lalu kemudian, ia melangkah mendekati sahabatnya itu dan menindih tubuh kecilnya dengan tubuhnya yang berisi. Sontak Kayra terkejut seraya menahan sesak karena ditindih Reno. “Ren ... uhuk, uhuk, berat ....” Kayra mengerang sambil mencoba menyingkirkan tubuh Reno dari tubuhnya. “Rasain,” jawab Reno meledek. “Lagian nggak seru banget sih. Masa yang punya acara malah tidur duluan.” Kayra menggeliat berusaha menyingkir dari Reno. Namun, tubuh Reno terlalu berat bagi tubuh kecilnya yang saat ini sedang lemas karena baru saja terjaga akibat dibangunkan secara paksa. “Reno ... aku ngantuk, mau tidur. Awas dong ....” Reno tidak memedulikan keluhannya. Ia malah semakin membekap wajah Kayra dengan menggeser tubuhnya ke arah kepala gadis itu. Kayra pun jadi kesulitan bernapas. Tangannya mulai menunjukkan perlawanan, menggerayangi tubuh Reno yang terlentang di atas punggungnya. Setelah menemukannya, ia langsung mengelitikinya dengan brutal. Reno sontak menggeliat sambil tertawa cekikikan. Akibat rasa geli yang tak tertahankan, pria itu dengan sendirinya berguling ke samping. Kini giliran Kayra untuk membalas dendam. Ia balas menindih tubuh Reno, kemudian ia genjot tubuhnya di atas tubuh Reno. Reno mengaduh kesakitan. Kayra tertawa puas melihat penderitaannya. “Rasain nih pembalasan aku!” seru Kayra sambil terus menggenjot tubuh Reno. Tapi Reno masih belum menyerah. Dengan gesit ia meraih tubuh Kayra menggunakan kedua tangannya, kemudian menggulingkan tubuhnya hingga kini posisinya benar-benar tengah menindih tubuh gadis itu, saling berhadapan. Bahkan tanpa sadar tubuh mereka yang saling menindih itu telah dibalut selimut entah sejak kapan. Mereka pun tertawa bersama. “Gimana? Enak diginiin?” canda Reno pada Kayra. Namun, tanpa mereka sadari, tepat saat Reno baru saja mengucap kalimat tersebut, tiba-tiba datang seseorang melewati pintu kamar yang memang sengaja dibiarkan terbuka lebar. Dia berhenti mematung di sana. Wajahnya syok melihat adegan yang tengah dipertontonkan Reno dan Kayra. Sialnya dia adalah Elvina, mama Reno. “Astagfirullah, Reno! Kayra! Apa yang sedang kalian lakukan?!” pekiknya kencang. Seketika Reno dan Kayra menoleh panik ke arahnya. Terlebih ketika yang lain mulai berdatangan. Mereka semua begitu terkejut saat melihat posisi Reno dan Kayra yang saling menindih dibalik selimut. Reno buru-buru menyingkir dari tubuh Kayra. Sementara Kayra terlihat kebingungan, ia tidak mengerti kenapa orang tuanya dan orang tua Reno terlihat sangat panik melihat mereka dalam kondisi ini. “I-ini nggak seperti yang kalian pikir.” Reno berusaha menjelaskan. “A-aku sama Kayra nggak ngapa-ngapain!" Semua menatapnya dengan ekspresi marah serta terkejut campur aduk. “Ini ...,” ucap Desi kemudian. Air mukanya tampak begitu syok sekaligus kecewa. “Ini udah termasuk zina namanya. Dosa besar!” Reno menggeleng tegas. “Tapi aku sama Kayra nggak ngapa-ngapain, Tante. Sumpah demi Allah!” Reno kemudian menoleh ke arah Kayra. “Kay, coba jelasin ke mereka kalo apa yang kita lakuin tadi itu cuma bercanda aja.” Kayra yang sedari tadi hanya bisa tertunduk diam, kini mengangguk menatap ke arah orang-orang dewasa di hadapannya. “Reno benar, Bu, Ayah, Om, Tante.” Kayra mencoba membantu Reno menjelaskan situasi. “Tadi aku lagi tidur, terus Reno datang dan langsung nindih badan aku. Terus aku balas nindih badan Reno mangkanya tadi Reno ngebalas lagi dengan nindih badan aku untuk yang kedua kalinya.” Orang-orang dewasa itu malah terlihat semakin syok saat mendengar penjelasan Kayra. Gadis itu menoleh ke arah Reno, tapi Reno malah kelihatan frustasi berat. Ia jadi semakin bingung, apa ia ada salah bicara? Padahal ia sudah mengatakan yang sebenarnya. Setelah helaan napas berat, Reno berusaha kembali mengambil alih demi memperbaiki situasi. “Guys, please kalian jangan salah paham dulu. Ini nggak seperti yang kalian pikirkan.” Kedua orang tua Reno, Jasir dan Elvina tampak tertunduk malu di hadapan orang tua Kayra, Usman dan Desi, ditambah dengan Joan yang kini juga merupakan ayah tiri Kayra. “Ini nggak bisa dibiarkan,” ucap Usman kemudian. “Mereka harus dinikahkan.” Deg! Reno dan Kayra terkejut bukan main mendengar hal itu. Dan lebih mengejutkan lagi, para orang dewasa yang lain justru langsung menyetujui gagasan tersebut. Apa mereka sudah gila?! Pikir Reno. “Ya, saya setuju. Pernikahan adalah hal yang paling tepat untuk menebus perzinaan yang telah mereka lakukan,” sahut Jasir. Reno sontak menggeleng tegas. “Nggak, nggak bisa! Aku dan Kayra udah kayak kakak adik! Mana mungkin kita menikah!” “Kalian sendiri yang membuat situasi jadi seperti ini. Jangan membantah!” seru Elvina terlihat sangat marah. Reno pun tertunduk diam. Ia lalu menatap Kayra sendu sambil bertanya-tanya dalam hati, apakah bisa ia menjalin hubungan suami istri dengan sahabat yang bahkan sudah seperti adiknya sendiri? Terlebih di usianya yang baru menginjak dua puluh tahun. Bagaimana ia akan berkata pada teman-temannya nanti? Ingin rasanya ia terus membantah perkataan para orang dewasa di hadapannya ini. Tapi apa daya, ia dihadapkan dengan deretan orang yang memiliki kuasa penuh atas dirinya dan juga Kayra. Kini ia hanya bisa pasrah. Ia berharap, semoga saja ia dan Kayra akan mampu menjalaninya sebaik mungkin tanpa saling menyakiti satu sama lain. •••

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Mas DokterKu

read
238.9K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.2K
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.3K
bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

The Perfect You (Indonesia)

read
290.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook