bc

The Mysterious Platform

book_age18+
142
FOLLOW
1K
READ
reincarnation/transmigration
time-travel
curse
witch/wizard
student
mystery
magical world
another world
witchcraft
like
intro-logo
Blurb

Peringatan!

Apa yang kautulis akan menjadi kenyataan, dan sebaiknya menulislah sesuatu yang manis.

gadis itu mengabaikan peringatan yang tertera di platform misterius itu, dan ia menulis sebuah cerita fantasi. Kemudian, saat ia mengkliknya sesuatu yang lain muncul, sebuah pemberitahuan.

Selamat, Anda berhasil bergabung di The Mysterious Platform, apa yang Anda tulis sedang kami proses. Tunggu beberapa menit dan jangan meninggalkan situs ini, atau sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi.

Karena bosan menunggu, membuat gadis itu meninggalkan kamar. Namun tiba-tiba, listrik rumahnya mati dan tak berselang lama, kejadian mengerikan menimpanya pada saat itu juga.

“Aaarrrgggtthh ...!” jeritannya memecah keheningan malam.

Dan petualangan gadis itu baru saja dimulai. Dari teka-teki yang harus ia pecahkan, sampai sesuatu yang di luar akal sehat telah ia temukan. Untungnya ia tidak sendiri, sebab ada Cameron Begins yang menemaninya, pun Arthur Demian 11 yang ditemuinya di tempat itu.

Apakah dia bisa mengungkap misteri di balik platform misterius itu untuk bisa kembali, atau dia dan Cameron akan tetap tinggal di sana?

Lalu bagaiman dengan perasaannya? Apakah ia akan memilih di antara dua lelaki itu?

Mari kita ikuti kisahnya hanya di sini.

Jangan lupa tap love agar kamu tidak ketinggalan chapter terbaru ^^

chap-preview
Free preview
Prolog
prolog             Gadis itu mulai membuka playstore di ponselnya. Berharap menemukan sesuatu yang menarik. Namun, beberapa kali ia mencari, sesatu yang mungkin akan mencuri perhatiannya tidak didapatinya saat itu. Sambil mendesah karena kecewa gadis itu mematikan ponselnya lalu melemparkannya ke atas ranjang. Sementara dirinya, beranjak dan berjalan menuju layar komputernya di dekat jendela.             Kembali mencoba peruntungan dengan berselancar di dunia maya, dan ketika ia sedang mengunjungi situs misteri yang sering ia kunjungi, sesuatu yang menarik perhatiannya membuat ia mencoba memencet link yang tertera di sana.             Sedetik, dua detik sampai beberapa detik tidak ada yang terjadi. Dan ia berpikikir jaringan wifi rumahnya mungkin saja sedang error. Namun, saat ia akan meninggalkan situs itu dan akan matikan komputernya, link yang ia pencet tadi malah menampilkan sesuatu yang amat sangat menarik, dan ia makin penasaran.             Sebuah platform kepenulisan, pikirnya. Platform yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Dan itu cukup menari minatnya. Sebab, beberapa ulasan di sana mengatakan bila menulis di platform itu akan menghasilkan uang.             Gadis itu tersenyum, lalu mulai mendaftarkan akunnya sendiri dengan akun media sosialnya. Hanya saja beberapa kali layar monitornya berkedip-kedip tidak jelas, pun lampu tidurnya pun ikut berkedip seperti akan mati lampu. Namun, saat ia telah berhasil mendaftarkan akunnya, sesuatu yang lebih menarik membuatnya tertantang untuk terus menelusuri platform itu, dan ia mengabaikan peringatan yang tertera di sana. Peringatan! Apa yang kautulis akan menjadi kenyataan, dan sebaiknya menulislah sesuatu yang manis.             Gadis itu tersenyum mencemooh, lalu mulai mengitik sesuatu dengan asal. Tentang kehidupan seorang gadis yang memasuki dunia lain. Dunia yang mungkin hanya ada dalam buku dongeng. Yang dibumbui kisah cinta yang rumit, dan hal-hal yang menantang lainnya.             Setelah merasa puas dengan hasil tulisannya, ia pun ingin meninggalkan situs itu. Namun, belum sempat ia menutup platform tersebut, layar komputernya berubah menjadi merah dan di sana ada sesuatu yang membuat ia tidak bisa berkata-kata lagi selain terus membacanya dalam hati. Selamat Anda berhasil bergabung di The Mysterious Platform, apa yang Anda tulis sedang kami proses. Tunggu beberapa menit dan jangan meninggalkan situs ini, atau sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi.             Gadis itu makin penasaran. Ia menunggu sampai proses pengunduhan itu selesai. Namun, sudah hampir satu jam layar komputernya masih dalam keadaan yang sama—berwarna merah dan masih dalam mode mengunduh. Karena lelah dan bosan, akhirnya gadis itu meninggalkan kamar untuk mencari makanan yang bisa mengangganjal perutnya.             Saat ia melintasi ruang keluarga, ia dikagetkan dengan suara dentang jam dinding yang berbunyi kencang. Sementara di luar, hujan badai sepertinya tengah mengganas dan ia hanya seorang diri sekarang. Karena kedua orang tuanya tidak akan pulang karena cuacanya yang tidak memungkinkan.             Jantungnya masih berdegup kencang. Dan entah kenapa suasana hari ini terasa lebih mencekam daripada hari-hari lainnya. Ia meringis. Mengambil napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya secara perlahan, kemudian melanjutkan langkahnya menuju dapur.             Namun, baru saja ia melangkahkan kakinya, sesuatu yang lebih mengadetkannya nyaris membuat ia jatuh pinsan. Ya, itu kilat yang menyilaukan mata, lalu tak berselang lama suara petir memecah kesunyian malam itu. Ia terlonjak, dan lebih membuatnya ketakutan adalah; tiba-tiba aliran listrik di rumahnya mati.             Gadis itu merinding seketika. Kegelapan membuatnya harus meraba-raba udara kosong di sana, dan ia teringat sesuatu—sesuatu yang sempat dilupakannya—itu adalah situs platform misterius yang ditemukannya.             Gadis itu berbalik, kembali menuju kamarnya dengan susah payah. Sebab, kamar itu terletak di lantai dua, dan ia harus sangat berhati-hati saat menaiki tangga.             Namun, di pertengahan tangga ia kembali dikagetkan oleh suara petir yang lebih keras daripada tadi, menyebabkan ia sangat kaget dan membuat dirinya kehilangan keseimbangannya.             “Aaarrggtthh ...!” jeritan memekakan memenuhi seantero rumah tersebut. ***             Caroline memilih melarikan diri daripada harus menikah dengan lelaki tua pilihan pamannya.             Saat jam dinding berdentang dua belas kali, Caroline telah bersiap dengan ransel berisi beberapa potong pakaian, juga beberapa makanan dan minuman yang berasil ia curi dari lemari pendingin.             Kemudian ia menurunkan tangga tingkap—sangat perlahan, sebab suara derit kayu tua itu cukup nyaring apalagi di tengah malam seperti ini.             Napasnya mendadak sesak, ketika cahaya lampu tiba-tiba menyala dari arah kamar sepupunya, Mack, lalu suara gaduh itu terdengar.             Suara lengkingan panjang memekakkan terdengar seperti lolongan serigala, dan Caroline tahu penyebabnya. Terdesak ia menarik tangga itu kembali. Sampai suara langkah kaki terdengar setelahnya.             “Honey, ada apa?” Suara itu milik bibi Jane yang begitu khawatir.             Carol ingin tertawa, karena ia tahu jawaban setelah bibinya bertanya seperti itu, namun ia tahan. Dan tebakannya benar. Sebab, tak berselang lama suara Mack terdengar salah tingkah lalu terlontarlah pengakuan memalukan itu.             “Celanaku basah lagi, Ma.”             Tak tahan Carol pun terkikik geli.             Puas mentertawakan sepupunya, Caroline mendadak diam. Sayup-sayup ia mendengar suara gemuruh angin yang menandakan hujan deras sebentar lagi akan datang. Ia cemberut. Menghela napasnya kasar, lantas menggelengkan kepalanya kencang.             “Sempurna. Pelarianku tidak akan mudah,” desis Caroline pelan. ***             Mantel berwarna merah maroon yang dikenakannya tempak lusuh dan sudah tipis termakan zaman. Karena dulunya adalah milik bibi Jane yang seharusnya sudah berakhir di tempat sampah, namun wanita itu memberikannya—tidak—lebih tepatnya membuangnya tepat di depan mukanya, saat musim dingin tahun lalu.             Caroline meringis ketika teringat betapa gilanya bibi Jane saat belanja, sementara Caroline tidak pernah mendapat baju baru. Sedih memang, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.             Angin berembus begitu dingin. Sedangkan hujan masih belum reda setelah ia berhasil keluar rumah. Mantel yang seharusnya berguna dicuaca seperti ini, tetapi tidak dirasakan oleh Caroline.             Jalanan beraspal itu tampak kabur. Pun tidak ada satu kendaraan yang melintas. Daerahnya benar-benar seperti kota mati. Mendadak langkahnya goyah. Pandangannya buram dan kepalanya mendadak sakit. Caroline mengernyitkan keningnya, kemudian ia duduk beralaskan aspal lengkap dengan cucuran air hujan yang terarah kepadanya.             Perjalannya telah ia tempuh cukup jauh. Namun, Caroline tidak tahu arah tujuan pastinya. Sebab, ia tidak memiliki saudara selain keluarga pamannya. Sementara temannya, ia tidak memilikinya juga. Menyedihkan, pikirnya. Seharusnya ia bisa bergaul dangan teman-teman sebayanya. Tapi tidak dilakukannya, karena ia terlalu sibuk membantu bibi Jane di rumah, dan tidak memiliki waktu luang setelahnya.             Caroline bangkit. Berdiam. Menimang arah mana yang akan ia tempuh. Kanan atau kiri. Dua cabang jalan yang membuatnya bimbang. Kanan berarti ia keluar dari kotanya, sedangkan kiri berarti menuju hutan itu.             Hutan itu?             Orang-orang lebih sering menyebutnya sebagai hutan terlarang. Pantang untuknya atau orang-orang di sana memasuki tempat tersebut. Sebab menurut rumor, di dalam hutan terlarang ada monster-monster mengerikan.             Caroline bergidik ngeri. Ia tentu tidak akan memilih arah kiri. Perlahan kaki itu mulai melangkah kembali. Sedangkan denyut menyakitkan di kepalanya belum juga hilang.             Seberkas cahaya terang tampak menyilaukan mata. Caroline harus memejamkan mata. Namun, sebelum itu dilakukan ia mendapati cahaya dari kejauhan. Cahaya itu terlihat samar berasal dari jalan yang sudah ia lewati.             “Oh tidak!” serunya tertahan, lalu mulai berlari semampu yang ia bisa. Akan tetapi, Caroline tidak memperhatikan bahwa arah yang ia tuju berlawanan dari yang ingin ditujunya tadi.             Ya, ia malah berlari menuju hutan terlarang. Hutan yang tidak ada satu orang pun ingin memasukinya di malam hari.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PLAYDATE

read
118.8K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

The Ensnared by Love

read
104.1K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.7K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
91.0K
bc

PEPPERMINT

read
370.0K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook