prat 2

1529 Words
Lima jam sudah didalam bus, waktunya ku habiskan dengan mendengar musik dari ponselku melalui sambungan handset sambil sesekali ku pandang keluar melalui kaca jendela, tampak begitu ramai kendaraan mobil dan Honda yang berlalu lalang seolah mengejar waktu, dan disambut dengan pemandangan gedung-gedung bertingkat yang tersusun rapi, rasa kantukku pun menghampiri, akhirnya aku ketiduran. Suara bik Wati membangunkanku dalam tidur Arsy Bagun, sambil menepuk pelan pundak ku, segera ku usap kedua mataku supaya bisa terbuka dengan sempurna, dan mengendong tas ranselku. Yuk kita turun ucapnya, Aku pun mengikuti bik Wati dari belakang. Ini kita udah sampai di Jakarta ya bik, tanyaku masih bingung dengan suasana di Jakarta. Ia ini kita udah sampai dijakarta, tapi dari sini kita harus naik taksi ke rumah majikan bibi yang ada di complek villa Radja phonna Jakarta barat. Jadi masih jauh ya bik, tanyku pemasaran, gak jauh lagi kok ucapnya. ------- Tak berapa lama dijalan, taksi yang kami tumpangi pun berhenti melaju tepat didepan sebuah rumah yang begitu besar. Kita udah sampai yuk kita masuk ajak bik wati , Alhamdulillah akhirnya sampai juga, ucapku. Ini rumah majikan bik wati, tanyaku terkekeh?" ia sebentar lagi akan menjadi rumah majikan arsy juga bik wati tersenyum!" Setelah membayar taksi yang tadi kami tumpangi, bik wati melangkah jalan duluan aku langsung mengekor bik wati dari belakang. Sesaat aku terpesona sama pemandangan yang ada di hadapan matanya, rumahnya sangat besar dan megah bak istana, di tambah dengan desain modern ala-ala Eropa, di depan gebang sudah berdiri dua orang Sucurity yang siap siaga 24 jam menjaga keamanan rumah ini. melihat bik wati pak sucurity langsung membuka gerbang, silahkan masuk bik Wati pak satpam mempersilahkan dengan sopan dan ramah. Aku semakin takjub setelah memasuki gerbang rumah, terlihat taman yang sangat rimbun, dan dihiasinya lampu taman yang berjajar sampai terhubung ke teras, dan beberapa pohon bonsai yang menambah ke indahan rumah yang bernuansa putih dan abu-abu itu, tak hanya itu rumah itu juga memiliki halaman yang sangat luas hampir empat kali rumahku yang ada di desa, melihatku melamun bik wati menarik tanganku untuk segera masuk..!! seketika meleburkan lamunanku. BI....!! gak salah ini rumah yang kita tuju dengan perasaan tak percaya sekaligus bangga bisa menginjakkan kaki di rumah semegah ini, seperti mimpi rasanya. Bik Wati tersenyum menatap ku yang takjub melihat rumah ini, ya gak mungkin salah dong,, kan bibi dah lima tahun lebih kerja disini..!! Sambil menarik tangan ku masuk ke dalam rumah megah tersebut, begitu pintu terbuka pandanganku menyapu seisi rumah ini, kedua netraku membulat sempurna pada perabotan rumah yang super mewah didominasi warna gold itu, dan terlihat juga beberapa pelayan yang masih sibuk dengan tugasnya masing-masing. Bik wati langsung mengarahkan aku ke kamar yang akan kita tempati yang berada di lantai bawah, klek !, suara pintu terbuka dan bik Wati mempersilahkan aku masuk aku masuk. kita sebaiknya langsung istirahat aja ya, besok pagi-pagi bangun cepat, bibi akan perkenalkan kamu sama pak Toni sebagai orang kepercayaan bos, jadi nanti pak Toni lah yang mengawasi kerjaan kita. Sungguh hari ini sangat melelahka, ku anggukan kepala sebagai tanda aku sudah mengerti, dan langsung ku rebahkan tubuhku ke kasur. Tapi aku harus ngabarin ibu dulu ku ambil ponselku dari saku celana dan menelpon ibu. "Assalamualaikum", terdengar salam dari ibu. ,,Waalaikum salam,,Bu Arsy sudah sampai ya, Arsy juga sudah menemukan kerja, tadi tak sengaja di terminal ketemu sama bik Wati yang hendak pergi ke Jakarta juga, dan kebetulan ditempat bik Wati kerja lagi butuh orang, jadi Arsy langsung di ajak sama baik Wati ke rumah majikannya kelasku antusias,, ,, Alhamdulillah ,,lega ibu dengarnya tenyata Allah mendengar doa ibu,, ,, Ya bu, makanya ibu jangan kwartir lagi ya sama Arsy, ibu jaga diri baik-baik ya di sana,, ,,ya sayang,, Arsy juga ya jaga diri baik-baik dengerin bik wati,,!" ya Bu,, ,,Dah dulu ya, besok Arsy telpon lagi ya bu selamat malam ibu,, ,,malam juga sayang,, ,,assalamualaikum,, ,,Waalaikumsalam,, Arsy mematikan telepon nya. ***** Setelah shalat subuh bik Wati sudah siap siap lengkap dengan seragam pelayan miliknya ,, padahal jam masih menunjukkan di angka lima pagi, aku langsung bergegas mengambil wudhu untuk menunaikan kewajiban ku yaitu shalat subuh, selesai shalat aku ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Arsy, terdengar bik Wati memanggil. Setelah selesai mandi kamu pakai baju seragam yang ini ya pinta bik wati, dimana bibik letak kan ? Ia bik letakkan di atas ranjang aja, nanti selesai mandi Arsy pakai, jawabku dari dalam kamar mandi, setelah memberikan aku baju, bik minah keluar dari kamar meninggalkan aku di kamar untuk bersiap-siap. selesai memakai seragam warna hitam di kombinasikan dengan warna merah muda, yang di siapkan bik wati, aku Arsy berdiri di depan cermin sambil sesekali memutarkan badannya, ternyata ok juga seragamnya Arsy memuji diri sendiri sambil tersenyum. Kemudian dia bergegas keluar kamar dan langsung menghampiri para pelayan yang lain yang ternyata sudah berdiri membuat lingkaran. Sang leader yang bertugas mengatur pekerjaannya adalah seorang pelayan senior di rumah ini, Lelaki paruh baya itu menatap satu per satu pelayannya. “Selamat pagi semua!” sapa nya sambil menatap satu per satu dari mereka. Total ada 6 orang termasuk arsy, yang menggantikan salah satu pelayan yang pulang kampung. “Pagi, Pak joni!” ucap mereka serentak. “Terima kasih atas waktunya ya! Hari ini pembagian tugasnya masih seperti biasa. Titin, tolong pangkas rumput bagian depan yang sudah agak tinggi, terus nanti sore Jangan lupa menyiram halaman depan.!” jelasnya. wanita yang di panggil titin itu mengangguk. “Terus bik wati dan lela, kalian utamakan dulu ke bersihhan dapur, Saya lihat tadi sangat masih berantakan. Baru setelah itu ke area depan terus ruang tengah!” tukasnya lagi menjelaskan. “Baik, Pak!” bik wati dan lela mengangguk sopan. “Untuk esih dan eni, pastikan kejadian kemarin tak terulang, ya! persediaan bahan makanan di kulkas harus di check berkala! Saya gak mau lagi ada komplenan !” tukasnya seraya melirik kepada esih dan Eni. “Maaf Pak, saya salah! Kemarin memang lagi gak enak badan. Kalau gak masuk, nanti kena potongan! Maaf banget, Pak!” esih tampak memasang wajah penuh rasa sesal, sedangkan Eni izin karena harus menjaga ibunya yang sedang sakit. “Oke, saya maafkan! Tapi tolong jangan diulangi, ya!”pak Toni bertutur tetap lembut dan sopan. “Terus kamu yang baru, arsy ‘kan ya namanya?” pak Toni melirik Arsy. “Iy--Iya, Pak!” arsy ter gugup. “arsy kamu Arsy, tugasmu melayani tuan Andra dari membangunkannya sampai menyediakan keperluannya, terus bik tuti ngepel dan nyapu gak hanya sekali. pastikan semua lantai bersih. “Oke, briefing kita selesai. Mari kita mulai hari ini dengan berdoa. Semoga dilancarkan semua pekerjaan kita!” Mereka menunduk sejenak untuk berdoa, usai berdoa semua bubar dan mengerjakan tugasnya masing-masing. Apa kamu dah siap Arsy untuk hari pertamamu, Siap bik, dan kulihat para pelayan semua sudah sibuk dengan tugasnya masing-masing. Arsy di bantu salah seorang pelayan bernama Lela, menuju ke kamar tuan andra yang ada di lantai dua. Setelah memijak beberapa anak tangga akhirnya sampai didepan kamar, ini Arsy kamar tuan andra, ucap Lela. Oh ini, makasih Lela Sama-sama Arsy, dalam hati Lela selamat datang dalam kandang singa, sambil tersenyum miring. Gegas Arsy mengetuk pintu kamar yang ada didepannya, namun tak ada jawaban, Arsy mencoba membuka pintu ternyata terbuka, Berlahan Arsy melangkah dengan perasaan gugup, karena belum terbiasa masuk ke kamar semewah ini. Dalam hati Arsy, enak bangat ya jadi orang kaya apa-apa di layanni baju aja harus disiapin, kek bayi aja. jadi penasaran ngimana sih tangpang laki-laki manja itu. Gegas Arsy mendekati ranjang, dan mencoba membangun kan tuan Andr. Hy bangun, dah jam berapa ini ucapnya, lagi-lagi tak ada jawaban, ini orang tidur apa mati sih dah di panggil berkali-kali masih juga molor, Arsy semakin kesal dibuatnya, aku hitung dari satu sampai tiga ya ,kalau tidak bangun jangan salahkan aku, Arsy mengambil gelas yang berisi air mineral yang terletak di atas meja kecil dekat ranjang dan memegangnya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya memegang ujung selimut yang menutupi tubuh Andra. dan Arsy mulai menghitung satu dua ti_tiga Langsung menarik selimut itu dan menyiram air pas ke muka Andra, alhasil Andra yang tertidur nyenyak pun bangun. Siapa yang berani melakukan ini? teriaknya. melihat kemarahan andra, arsy ingin bergegas pergi. Tapi sayang gerakan tangan Andra lebih cepat menarik tangan Arsy hingga terjatuh dalam dekapanya, disaat itu kedua bola mata mereka saling bertemu. Sesaat Andra terpana melihat kecantikan natural yang dimiliki Arsy, dalam hatinya ya tuhan sungguh indah mahluk ciptaanmu. Arsy yang kesal buru-buru berdiri tegak menghempas tangan Andra dengan keras, Jangan cari kesempatan dalam kesempitan ya ucap Arsy marah. Eh, nona yang seharusnya marah itu aku, bukan kamu, nih liat muka dan kasur aku basah kuyup, siapa yang menyuruhmu, siapa jawab? bentak Andra, siapa suruh tidurnya kek kebo!, jawab Arsy santai. kamu berani ya sama saya, rahang Andra mengeras sampai terdengar suara gigi beradu. Jadi, aku harus takut gitu, aku takutnya cuman satu yaitu Allah jawab Arsy Langtang. kamu ini benar-benar ya, untung cewek kalau cowok habis kamu. Mau lawan Ayuk ,tak sedikit pun ada rasa takut dari diri arsiy. Awas ya kamu tunggu pembalasanku, ucap Andra. Ya ku tunggu jawab Arsy menantang. Ya udah tugasku hari ini selesai kan, membangunkan kamu, dasar bayi kepala batu kemudian gegas pergi meninggalkan Andra yang masih kesal padanya. ______ Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD