4. Toko Roti

2392 Words
Ranti memakirkan motor metic nya di sebagian pakiran khusus motor di depan toko kue di pinggiran kota Jakarta ini, Ranti pun segera memasuki toko itu dengan santai. Cling.. terdengar suara lonceng toko nyaring, menandakan ada seseorang yang sudah memasuki toko sontak saja seorang wanita muda segera melirik kearah Ranti. "Kau baru datang? ini sudah jam berapa?" Ucap wanita itu cepat dengan sedikit senyuman kecil di bibir nya. Ranti sontak memegangi kedua telingan nya dengan kedua tangan nya dan tersenyum jahil, ia pun segera berucap "Maafkan aku, Filda.. kau tau bukan aku harus interview terlebih dahulu dan," Ucap Ranti terpotong tak kala ada kukis coklat kesukaan nya itu sudah tertata apik di meja. "Dan? Dan apa Ranti? hey.. mengapa kau langsung datang dan memakan kukis ku!" Ucap Filda kesal dan menatap tajam kearah Ranti yang saat ini hanya bisa menyunggingkan senyuman manis nya itu. "Kau tak boleh pelit pada sahabat mu, Filda." Ucap Ranti cepat dan tersenyum lebar seketika ke arah sahabat karib nya itu. Filda berdecih kecil, ia pun segera berucap "Kau ini, kau malah bagaikan bos yang datang di siang bolong! dan aku yang malah terlihat sebagai pegawai yang rajin datang di pagi hari dan menyelesaikan semua tugas mu!" Ucap Filda cepat dan menatap kesal kearah teman nya itu. "Baiklah.. baiklah, aku salah! bagaimana kalau aku yang membuatkan adonan kue pai hari ini? Hm.. jadi kau hanya duduk dengan manis saja di kursi ini." Ucap Ranti cepat dan segera menyuruh Filda untuk duduk di kursi. "Hm, kau paling bisa membuatku memaafkan mu Ranti.. kenapa kau malah memilih menjadi seorang Suster, kau lebih ahli menjadi seorang perayu." Ucap Filda cepat dan terkekeh kecil ke arah Ranti. "Hah? memang susah jika berhadapan dengan orang berpikiran kecil seperti mu! sahabatku.. lebih baik kau duduk dengan manis disini dan menunggu pelanggan datang oke.. aku akan kedalam membuat adonan kue pai lezat untuk kau jual hari ini." Ucap Ranti cepat dan tersenyum lebar ke arah Filda sahabat nya itu. Filda hanya mampu tertawa kecil atas perkatan Ranti sahabat nya, sementara itu Ranti segera menggulung baju kemeja lengan panjang nya dan mencuci kedua tangan nya terlebih dahulu sebelum memulai membuat adonan kue pai. Tak terasa 30 menit terlah berlalu, Ranti dengan telaten membuat adonan kue itu menjadi sempurna, dengan bersenandung lagu kesukaan nya Ranti mulai memanggang adonan kue pai yang telah selesai ia buat itu. Cling.. suara dentingan bel pintu toko terdengar nyaring, Filda segera berlari menuju kemeja kasir sebelum sang pelanggan ke arah nya. "Selamat datang di toko kami." Ucap Filda cepat dan tersenyum ramah kearah para pelanggan. "Ah.. aku pesan kue lapis legit dan cheese cake nya, tidak lupa berikan kami dua gelas es lemon tea." Ucap seorang pelanggan wanita paruh baya bersama teman nya. "Baik, akan segera kami siapkan pesanan nya.. Bu." Ucap Filda cepat dan tersenyum ramah kearah wanita paruh baya itu. "Ibu?" Pekik pelanggan wanita paruh baya itu cepat dan menatap tajam kearah Filda. "Ahh.. kakak, kami sedang mambuat kue inovasi terbaru! kalau kakak berkenan bolehkah mencicipi inovasi kue kami ini?" Ucap ranti cepat menyela percakapan antara Fildan dan pelanggan wanita itu. "Kakak? kau memanggil ku dengan sebutan kakak.. tentu saja aku akan mau mencicipi kue terbaru mu." Ucap pelanggan wanita itu memekik kegirangan kearah Ranti. "Kau bisa mengatarkan tester nya ke meja kami langsung." Ucap pelanggan wanita cepat dan tersenyum ramah kearah ranti, namun sebalik nya ia malah memasangkan muka jutek nya kearah Filda. Ranti pun membalas senyuman pelanggan wanita itu dengan senyuman terbaik nya, sebalik nya Fildan malah dibuat terdiam akan pristiwa yang baru saja terjadi di depan kedua mata nya itu. "Ihh.. ada apa dengan nya? mengapa ia begitu baik pada mu sementara ke aku tidak?" Grutu Filda pelandan berbisik kecil di telinga Ranti. "Kau yang tidak tau! jaman sekarang itu orang-orang tua ingin di terlihat lebih muda, sementara anak-anak muda jaman sekarang ingin terlihat lebih dewasa dari umur nya!" Ucap Ranti cepat dan segera kembali ke dapur. Ranti dengan cekatan mulai memoles piring dengan coretan coklat maupun taburan kelopak bunga untuk menjadikan suguhan kue yang telah ia buat dengan sangat cantik diatas piring itu. "Apakah itu benar?" Tanya Filda cepat dan segera mendekatkan wajah nya kearah Ranti. Sontak saja Ranti memundurkan langkah nya dengan expersi wajah kaget nya itu, ia pun segera berucap "Astagfiruloh, Filda! kau mengagetkan ku." Pekik Tanti cepat dan segera menatap Filda dengan pandangan terkejut nya itu. "Ups! maaf.. tapi apakah yang kau ucapkan tadi adalah benar? aku masih penasaran akan hal itu, Ranti." Ucap Filda lirih dan berusaha membela dirinya itu. Ranti menggelengkan kepala nya tak percaya! mengapa sahabatnya itu sangatlah ingin tau akan hal ini, ranti pun segera berucap "Mengapa kau disini? Siapa yg menjaga di depan?" Tanya Ranti menuntut dan kembali melanjutkan perkerjaan nya itu. "Ck, Ranti.. jawablah pertanyaan ku dulu! aku sangat-sangat penasaran saat ini." Ucap Filda cepat dan merengek memegangi lengan Ranti dengan pelan itu. "Sudahlah, bawa napan ini ke meja depan sana, dan pastikan kau memanggil ibu-ibu itu dengan panggilan kakak! juga perlihatkan senyuman manis mu." Ucap Ranti cepat dan segera menyerahkan napan yang berisi kue serta minuman yang telah di pesan itu. "Tapi, tapi.. Ranti." Ucap Filda terpotong-potong karna terus saja di dorong oleh Ranti perlahan-lahan menuju ke luar meja para pelanggan. "Good job! jangan lupa tampilkan senyuman manis mu, Filda." Ucap Ranti cepat dan berbisik pelan di telinga Filda sebelum Filda melangkah menjauh kearah meja para pelanggan itu. "Uhh.. lelah sekali!" Gumam Ranti lirih sambil mengibas-ibaskan tangan nya merasa gerah akan cuaca panas yang sedang melanda ibu kota hari ini. "Lelah? mau ku ambilkan minuman dingin?" Ucap seseorang dengan suara berat nya terdengar dari belakang tubuh Ranti. "Huwaa! siapa kau?" Pekik Ranti kencang yang mana membuat semua pandangan tertuju kearah nya. "Stt.. jangan berteriak, aku Joy karyawan baru disini." Ucap pria itu cepat dan segera memerlihatkan name tag nya kearah Ranti. "Joy? Karyawan baru?" Ucap Ranti lirih dan menatap intens kearah sosok pria yang sedang berdiri di hadapan nya itu. "Ranti, mengapa kau berteriak?" Tanya Filda cepat dan segera berjalan menuju kearah sahabatnya itu setelah meletakan pesanan kue pelanggan di meja mereka. "Filda, siapa Joy ini? dia mengaku sebagai karyawan disini." Ucap Ranti cepat dan menatap Filda sahabatnya itu dengan lekat meminta penjelasan dari nya. "Dia memang karyawan baru di toko, Ranti.. aku yang menerima nya berkerja disini tadi pagi." Ucap Filda lirih dan menundukan pandangan nya bersalah karna ia menerima karyawan tampa sepengetahuan ranti itu. Ranti yang sudah kenal akan sifat sahabatnya itu pun hanya bisa menghela napas nya pasrah, dan segera menarik lengan Filda dengan pelan menuntunya untuk masuk kembali ke dapur. "Kenapa kau tak berbicara soal ini pada ku terlebih dahulu, Filda?" Tanya Ranti cepat menatap Filda dengan lekat. "Maafkan aku Ranti, masalah nya adalah.." Ucapan Filda terhenti tak kala ia menatap Ranti sahabat nya itu dengan pandangan bingung nya itu. "Apa masalah nya? kau bisa memberitahu kan ku, Filda.. aku pasti akan mendengarkan mu." Ucap Ranti cepat dan menatap Filda dengan pandangan kekecewaan nya itu. "Hmm.. kau akan menjadi seorang perawat nanti Ranti, sementara itu aku pasti akan sangat kerepotan jika tidak ada dirimu, beruntung tadi pagi Joy mengirimkan lamaran berkerja pada ku.. jadi terpaksa aku menerima Joy dengan cepat tampa membicarakan hal ini kepada mu terlebih dahulu." Ucap Filda cepat dan berkata jujur apa adanya kepada Ranti sahabat nya itu. "Kesempatan tidak akan datang kedua kali." Imbuh Filda cepat dan tersenyum kecil kearah Ranti. Ranti sontak menghela napas nya berat dan menatap sahabat nya itu dengan pandangan sendu, ia sama sekali tak memikirkan hal ini! bagaimana bisa ia melupakan Filda yang harus berkerja sendirian tampa nya nanti? ia sangatlah tidak peka dan memikirkan dirinya sendiri. "Maafkan aku Filda, aku egois dan tak memikirkan hal ini.. kau pasti merasa lelah berkerja sendirian." Ucap Ranti pelan dan menunduk bersalah. Filda sontak langsung menggelengkan kepala nya menyangkal ia pun segera berucap "Tidak, Ranti.. aku senang bisa mengelola toko kue ini bersama mu, tapi aku akan lebih senang jika kau mewujudkan cita-cita mu itu.. aku tau kau pasti akan bisa membuktikan nya jadilah wanita yang sukses suatu hari nanti, dan jangan pikirkan aku atau pun toko ini.. semua itu serahkan saja padaku!" Ucap Filda cepat dan tersenyum lebar kearah Ranti. "Kau percayakan pada ku, Ranti?" Ucap Filda kembali dan menggenggam tangan Ranti dengan erat. "Tentu saja aku percaya padamu! kemarilah.. biarkan aku memeluk mu." Ucap Ranti cepat dan segera berhamburan memeluk tubuh Filda dengan erat begitu pun dengan sebalik nya Filda juga memeluk ranti dengan penuh kasih sayang seperti anak kembar yang saling menyayangi satu sama lain nya. "Khm! permisi kalau kalian sudah saling berpelukan nya.. bolehkan aku meminta kue Black Forest pesanan Bu Haji Marwah." Ucap Joy cepat menampilkan senyuman lebar nya kearah Ranti dan juga filda. "Ahh.. benar pesanan! aku hampir lupa menamai kue nya, sebentar aku namai dulu." Ucap Filda cepat dan tergesa-gesa mengeluarkan coklat cari berbagai warna dari tempat nya. "Maafkan aku, Joy." Ucap Ranti pelan dan menundukan pandangan merasa bersalah. Joy segera mengangkat kedua bahu nya dengan cepat ia pun berucap "Tak apa, santai saja.. aku bukan lah orang yg suka membesar-besarkan masalah." Ucap Joy gamblang dan segera memberikan kedipan satu mata nya kearah Ranti. Ranti sontak menggelengkan kepala nya tak percaya akan hal yang baru saja ia lihat itu, ia hanya mampu tertawa kecil menanggapi sikap genit dari karyawan baru nya itu. "Aku akan mengantar ini sendiri saja, Joy kau temani Ranti memilih buah yg segar di truk yg akan datang di pintu belakang 5 menit lagi." Ucap Filda cepat dan segera melangkah keluar dapur dengan sekotak kue Black Forest yang sudah siap itu. "Apakah toko roti ini mensetok buah-buah segar dari perkebunan secara langsung?" Tanya Joy cepat dan menatap Ranti dengan rasa penasaran nya itu. "Tentu saja! kami menggunakan bahan-bahan yang memenuhi jauh di atas kata standar." Ucap Ranti cepat dan tersenyum penuh arti. "Waahh.. tidak salah aku melamar kerja disini, hebat sekali toko roti ini seperti di resto-resto ya yang mendapatkan stok langsung pasti nya masih sangatlah segar, dan sangat terjamin juga kwalitas nya!" Ucap Joy cepat dan berdecak kagum menatap kearah Ranti dengan pandangan tapjub nya itu. Ranti hanya bisa mengaggukan kepala nya mengiyakan dan tertawa kecil menatap kearah lelaki yang sedang menatap penuh kekaguman kearah nya itu. Tok.. tok.. tok.. terdengar suara ketukan pintu yang sangat Ranti kenal itu, ia pun segera mengajak Joy untuk membuka pintu belakang toko. "Selamat sore, Nona Ranti." Sapa seorang pria paruh baya dengan cepat dan tersenyum ramah kearah Ranti. "Selamat sore juga untuk mu, Pak Ben." Ucap Ranti cepat dan tersenyum kecil kearah pria paruh baya itu. "Hari ini kau sangat terlihat cantik, Nona Ranti." Ucap Pak Ben cepat masih dengan senyuman ramah nya itu. "Trimakasih atas pujian nya, Pak Ben.. tapi Ranti memanglah sudah sangat cantik sedari dulu." Ucap Ranti cepat dan tertawa kecil di buatnya. "Hahaha.. Nona Ranti, memanglah wanita tercantik di kota! andai aku mempunyai anak laki-laki sudah pasti akan ku jodohkan ia dengan mu." Ucap Pak Ben cepat dan tertawa lebar seketika "Maaf, Pak.. tapi Nona Ranti hanya untuk ku!" Ucap Joy cepat dan segera menimbrung di percakapan itu, sontak saja Ranti langsung menoleh menatap pria yang sedang tersenyum lebar kearah nya itu. "Ohh.. maafkan aku, ternyata Nona sudah memiliki pasangan." Ucap Pak Ben cepat masih tak berhenti tertawa kecil itu. Ranti sontak menatap Joy dengan pandangan tajam! yang mengisyaratkan untuk ia tak berkata apa pun lagi, seolah-olah tau akan isyarat yang telah Ranti berikan kepadanya Joy pun hanya bisa menundukan pandangan nya takut. Niat hati hanya ingin menjahili bos baru nya itu malah akan berujung dengan pemecatan di hari pertama nya berkerja "Apa yg baru saja ku ucapkan!" Gumam Joy lirih dan segera menepuk-nepuk kedua pipi nya cukup keras dengan kedua tangan nya itu. "Dia adalah karyawan baru disini, Pak Ben.. dan dia juga suka bercanda seperti tadi." Ucap Ranti cepat dan berusaha menjelaskan kearah pria paruh baya itu. "Benarkah? hahaha.. pasti akan sangat cocok dengan ku, siapa nama mu Anak muda?" Tanya Pak Ben cepat dan tersenyum ramah kearah Joy. "Joy, Nama ku Joy Satria.. Pak Ben bisa memanggil ku dengan nama panggilan Joy saja." Ucap Joy cepat dan segera mengulurkan tangan nya kearah Pak Ben, Pak Ben pun dengan senang hati menerima uluran tangan Joy. "Ohh yaa, Pak Ben.. dimana pesanan ku kemarin? apakah ada semua nya." Tanya Ranti cepat dan segera mengedarkan pandangan nya kearah truk yang ada di hadapan nya itu. "Tentu saja ada! aku sudah mencari semua yg kau pesanan Nona Ranti, hanya saja harga Stroberi sedang naik saat ini." Ucap Pak Ben cepat dan berkata jujur apa adanya. "Tak apa, Pak Ben.. kami akan membeli nya, buah-buahan yg ada di perkebunan mu sangatlah segar dan berkwalitas! kami tentu tidak akan rugi dengan membeli nya walau harga nya naik sekali pun." Ucap Ranti cepat dan tersenyum kecil kearah Pak Ben. "Ahh.. aku jadi tak tega menjual harga pasar buah-buahan ini kepada mu! kau bisa membeli nya dengan harga yg biasa saja, lagi pula Nona Ranti adalah pelanggan setia perkebunan ku." Ucap Pak Ben cepat dan tertawa kecil dibuat nya. "Benarkah? Terimakasih, Pak Ben! bapak sangatlah bermurah hati pada toko kami." Ucap Ranti cepat dan tersenyum lebar seketika. "Hahaha.. sama-sama, ayo akan ku bantu menurunkan ini semua." Ucap Pak Ben cepat dan tertawa lebar seperti biasanya. 15 Menit kemudian, Ranti dan Joy tengah di sibukan dengan berbagai persiapan bahan-bahan untuk di olah besok di dalam dapur itu, Joy pun menatap kearah Ranti terus menerus yang mana membuat Ranti risih akan tatapan intens dari Joy itu. "Ada apa, Joy? ada sesuatu di wajah ku." Tanya Ranti cepat dan menatap bingung kearah Joy seketika. "Bagaimana bisa semua ini kita beli dengan harga yang sangat lah murah? aku masih tak percaya! buah-buahan segar semua ini bisa kita beli dengan harga dua ratus ribu saja." Ucap Joy cepat dan menatap terheran-heran kearah Ranti setelah itu ia mengedarkan pandangan nya kembali menatap tiga keranjang yang berukuran sedang dan sudah di penuhi dengan berbagai buah-buahan segar itu. Ranti sontak terkekeh kecil dan segera berucap "Ini adalah keberuntungan Joy, aku sudah mengenal lama dengan Pak Ben! karna itu ia selalu menjual murah-murah hasil perkebunan nya pada ku." Ucap Ranti cepat dan tertawa kecil. Joy hanya bisa mengagukan kepala nya saja, ia terus saja masih terheran-heran akan hal yang baru saja terjadi itu di hadapan nya itu, sementara itu di depan kasir Filda sedang di sibukan akan semua pelanggan yang terus saja berdatangan tampa henti di sore hari ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD