part 8

665 Words

“Selma ... Selma, bangun. kita makan malam yuk.” Nafasya membangun kan Selma dengan mengusap pelan bahu Selma.   Selma mengerejapkan matanya beberapa kali. “ Gue ketiduran ya?” tanya Selma yang mengucek matanya.   “Iya, udah jam setengah delapan. Ayo kita makan malam dulu.”   Selma mengangguk dan bangun dari tidurnya, baju seragam masih ia kenakan, karena ia tak sempat membawa ganti ataupun hanya memakai jaket.   “Gue ngerepotin, Na." Sungkan Selma.   “Tenang aja, umi menyuruhku, untuk mengajak kamu makan. Ayo.” Selma mengikuti Nafasya yang turun ke lantai bawah, lebih tepatnya ke arah ruang makan.   Sudah ada pasangan suami istri yang duduk bersebelahan, dan Selma melihat ada Gibran! Oh, ini adalah hal terindah dalam sejarah hidupnya. Terlalu lebay mungkin, namun itulah Selm

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD