01 - Lady Boy

906 Words
Anna mendesah kasar saat memilih dasi untuk atasannya, yang dari tadi selalu saja ditolak oleh Vero dan menyuruh Anna untuk memilihnya lagi. Sampai menemukan dasi yang cocok dan pas untuk Vero. Padahal dasi yang dipilihkan Anna tidak ada yang jelek sama sekali. Mana punya Vero dasi jelek. Malahan pria itu satu dasi saja sudah bisa membeli sebuah motor, dan membuat Anna menjerit mendengar harga atau melihat harganya, saat menemani Vero setiap membeli dasi yang baru. “Ini sudah cocok dengan pakaian anda,” ucap Anna menepuk pelan kemeja Vero. Vero melihat pada dasi yang dikenakan oleh Anna untuknya dan tersenyum puas. Memang Anna pekerjaannya sangat bagus sekali. Bukan hanya sebagai sekretarisnya saja, tapi, sebagai asistennya yang selalu bisa diandalkan. “Ah … sangat bagus sekali. Pilihanmu memang selalu memuaskan, dan aku ingin merasakan layananmu di atas ranjang, apakah memuaskan juga?” ucap Vero tersenyum nakal pada Anna. Anna yang mendengar ucapan Vero mendengkus dan berjalan menuju meja makan, dan menyiapkan sarapan untuk Vero. Terkadang Anna berpikir, di sini pekerjaannya sebagai sekretari atau sebagai babu. Tapi, Anna tidak bisa membantah keinginan atasannya itu, kecuali keinginan yang menjurus ke hal yang menyebalkan bagi Anna. “Anda tidak akan mendapatkan itu,” ucap Anna menaruh gelas kopi di atas meja, dan menyuh Vero untuk duduk dengan senyuman paksanya. Vero tertawa pelan mendengar ucapan Anna dan mengambil duduk, dan meminum kopi buatan Anna yang selama setahun ini, Anna yang selalu menyiapkan segalanya untuk Vero. Vero masih mengingat Anna yang menolak waktu Vero menyuruh gadis itu juga menjadi asisten pribadinya dan menyiapkan segala kebutuhannya. Vero sangat lucu, melihat wajah Anna yang memberengut dan dengan terpaksa Anna menerimanya. Karena Vero menjanjikan gaji yang sangat besar untuk Anna. “Kau yakin tidak mau merasakan milikku yang sangat perkasa ini? Banyak wanita yang mengatakan aku sangat pandai memuaskan mereka, dan membuat mereka nikmat dan tidak akan dilupakan sama sekali oleh mereka,” ucap Vero memuji dirinya sendiri, yang selalu mampu membuat para wanita kenikmatan dengan miliknya yang perkasa dan besar. Anna tersenyum tipis mendengar ucapan Vero. “Aku tidak sama dengan mereka. Aku tidak tertarik melakukan seks dengan lelaki yang tidak aku cintai sama sekali, dan bukan suamiku,” ucap Anna. Vero mengangguk dan sudah berulang kali Anna mengatakan itu padanya. Vero menyudahi sarapannya dan mengelap bibirnya menggunakan tissue. “Ya. Dan kau sudah sangat sering mengatakan itu padaku, dan aku yakin, kau akan jatuh ke pelukanku,” ucap Vero mengambil beberapa rambut Anna dan menciumnya. Anna memundurkan tubuhnya, dan menatap Vero dengan tatapan kesalnya. Ya Tuhan … dulu dirinya mimpi apa, sehingga memiliki atasan seperti ini. Yang suka berbicara vulgar dan mencuri kesempatan untuk menyentuhnya. “Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, dan dua puluh menit lagi anda ada meeting dengan petinggi perusahaan,” ucap Anna memberitahu Vero dan mengambil tas kerja Vero dan juga tasnya. Anna berjalan menuju pintu keluar apartemen Vero dan membukakan pintu untuk Vero. Vero keluar dan sempat-sempatnya menampar p****t Anna, dan tersenyum melihat wajah kesal Anna yang semakin cantik di matanya. “Pantatmu sangat seksi sekali. Aku ingin memasukimu dari arah belakang,” ucap Vero, ketika memasuki lift apartemen dan hanya ada dia dan Anna di dalam lift ini. Anna sebisa mungkin menjaga jarak dengan Vero, dan tidak mau Vero ambil kesempatan lagi menyentuh dirinya. Anna tidak sudi. “Kau berdiri sangat jauh sekali,” ucap Vero. Anna hanya diam, dan melihat ponselnya dan melihat jadwal Vero yang sudah Anna catat di ponselnya. “Jam dua belas siang, anda ada janji makan siang dengan ibu anda. Jam dua siang, anda ada janji temu dengan klien dari Singapura, dan jam empat sore anda tidak ada janji sama sekali,” ucap Anna. Vero mendengarkan baik-baik apa yang dikatakan oleh Anna. Dan mendesah kasar, saat nanti siang dirinya harus bertemu dengan ibunya yang cerewet sekali. Menanyakan kapan Vero menikah dan kapan Vero akan memberinya seorang cucu. “Kau bisa batalkan janji temu dengan ibuku? Aku tidak ingin makan siang dengannya, telingaku masih sakit mendengarnya berteriak dua hari yang lalu. Dan malah menjodohkanku dengan wanita yang tidak sepenuhnya wanita,” ucap Vero bergidik ngeri. Anna yang mendengar ucapan Vero menahan tawanya. Mengingat Vero yang bertemu dengan wanita pilihan ibu pria itu. Yang ternyata wanita itu adalah lady boy membuat Vero lari terbirit-b***t keluar dari dalam restoran, dan langsung menceritakannya pada Anna, dan membuat Anna tertawa mendengarnya. Vero menatap tajam pada Anna yang menahan tawanya. “Kau mau tertawa tertawa saja. Tidak usah ditahan seperti itu, aku tidak akan memotong gajimu hanya karena tertawa lepas akibat penderitaanku yang bertemu dengan wanita jadi-jadian itu. Tapi, aku akan meminta balasannya dengan kau menciumku,” ucap Vero menaik turunkan alisnya., Anna yang mendengar ucapan Vero mendelik. “Dalam mimpi anda. Saya tidak akan mau berciuman dengan anda,” ucap Anna. Vero tertawa pelan. “Kau yakin? Aku pencium handal. Kau akan ketagihan karena ciumanku nantinya,” ucap Vero lagi. Anna menggeleng dan keluar dari dalam lift dengan langkah anggunnya. Dan juga jam tangan yang selalu mengecek pukul berapa sekarang. Karena Anna tidak amu Vero terlambat menghadiri meeting dengan para petinggi perusahaan. “Kau tidak perlu khawatir. Kita akan sampai dalam sepuluh menit, atau kurang,” ucap Vero dan masuk ke dalam kursi kemudi dan Anna di sampingnya. Anna yang mendengar ucapan Vero mengangguk dan percaya lelaki itu akan membuat sampai dalam sepuluh menit di perusahaan. Karena Vero membawa kemudi mobil seperti kesetanan dan tidak ada pelannya sama sekali. *** Jangan lupa untuk komentar ya semuanya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD