Part 4

924 Words
Mengingat Kaisar Chun yang mengidap mysophobia, Lien menyeringai aneh. Mysophobia adalah ketakutan patologis terhadap kontaminasi dan kuman. Mysophobia tidak hanya membuat pengidapnya takut akan situasi yang bisa membuatnya terpapar langsung dengan kuman. Di saat ia memikirkan tentang kuman atau hal kotor sekali pun, rasa takut dan cemas akan langsung menghantuinya. Sepertinya akan menjadi hal yang paling menyenangkan bermain dengan phobia yang di alami Kaisar Chun. Tidak peduli pria itu akan histeris, pingsan di tempat, atau mati sekali pun. Lien tidak peduli! Yang terpenting dia hanya ingin menjahili pria itu. Yang membuat Lien heran, kenapa pengidap mysophobia bisa diangkat menjadi kaisar? Pasti Kaisar Chun menahan rasa takut dan cemas yang melandanya jika sedang berkumpul dengan para bawahannya. Kepalanya menunduk, melihat hewan lucu yang diletakkannya di atas daun. Hewan-hewan tersebut menggeliat hingga Lien terkekeh. Dia sudah tidak sabar melihat respon yang akan ditunjukkan Kaisar Chun. Lien mengendap-ngendap masuk ke dalam kediaman Kaisar Chun tanpa sepengetahuan pengawal yang sedang berjaga. Akibat sudah terbiasa menyelinap di era modern, Lien menjadi mudah masuk ke dalam kediaman Kaisar Chun. Ingat? Dia adalah seorang mafia yang berjiwa psikopat. Kalian pasti tahu sendiri bagaimana kedua golongan itu. Cerdas, cerdik, dan licik. Jangankan menyelinap masuk, membunuh tanpa meninggalkan jejak pun bisa mereka lakukan. Ia menyeringai lebar melihat Kaisar Chun sedang sibuk membaca dengan bantuan lilin sebagai penerang. Ya, memang apa lagi. Kalian harap lampu listrik akan menjadi penerang?? Ups, tidak. Ini zaman kuno bukan zaman modern. Tanpa menimbulkan bunyi langkah kaki, Lien mendekati pria tampan tersebut. Setibanya di dekat pria itu, langsung saja di dekapnya Kaisar Chun dari belakang seraya memamerkan hewan tak bertulang yang dibawanya. Tepat di depan wajah tampan pria itu. "Surprisee!!!" girangnya seraya menggoyang-goyangkan hewan yang tak lain cacing ke wajah pria itu. Tidak hanya 1 ekor cacing tapi 5 sekaligus. Cacingnya pun gemuk-gemuk. Bukan kah itu sangat lucu? Berdasarkan yang Lien ketahuinya, orang yang mengidap mysophobia akan merasakan gejala emosional dan psikologis jika berhadapan dengan yang ditakutinya, seperti: 1. Merasakan teror hebat dari rasa takutnya terhadap kuman. 2. Cemas, khawatir, dan gelisah terkait paparan kuman. 3. Munculnya rasa takut berlebihan bahwa kuman akan menyebabkan penyakit bersarang pada tubuh. 4. Tidak berdaya untuk mengendalikan rasa takut akan kuman. 5. Berusaha mengalihkan perhatian untuk tidak memikirkan kuman sama sekali. Dan benar saja, Kaisar Chun bergerak gelisah. Nafasnya terdengar tidak beraturan dengan jantung yang berdegup kencang. "Aku membawakanmu hewan imut, suamiku. Bukan kah aku sangat baik menunjukkan hewan imut ini kepadamu??" Mendekatkan cacingnya ke pria tersebut hingga.. "Arghhhhhh!!!!! Jauhkan binatang menjijikkan itu dariku!!! Akhhhh!!!!!" Akhirnya yang ditunggu Lien terjadi juga. Kaisar Chun berteriak histeris melihat kejutan yang diberikannya. Kaisar Chun hendak menyikut perut Lien tapi gadis itu segera mengunci pergerakan pria tersebut. Dikuncinya kedua tangan kekar Kaisar Chun ke belakang tubuh pria itu sendiri dengan satu tangan. "Jangan kabur dulu sebelum mengucapkan salam ke hewan kesayanganku, suami. Ayo,, cium mereka." "ARGHHH!!! JAUHKAN DARIKUU!!! TIDAKK!!!" Lien tersenyum nista mendengar teriakan histeris Kaisar Chun yang dapat membuat telinganya berdengung. Jika saja di sini ada handphone maka gadis itu tidak akan segan-segan untuk merekam adegan sekarang ini. Lumayan lah untuk hiburan di saat bosan. "Cium mereka dulu, suami." Dengan jahatnya Lien menempelkan cacing tersebut ke bibir Kaisar Chun. "ARGHHHH!!! BERANINYA KAU, SIALAN!! MENJAUH DARIKU DAN PERGI DARI KEDIAMANKU!!!" Akibat tangannya yang dikunci, Kaisar Chun hanya bisa menggelengkan kepalanya ke arah kiri agar si cacing tidak menempel lagi di bibirnya. Sedangkan Lien sama sekali tidak takut mendengar teriakan menggelegar pria tersebut. Malah dengan nekat ia mengelus perut sixpack Kaisar Chun. "Aku tidak mau keluar sebelum kau menciumku." "WANITA GILA!!" "Dan aku gila karenamu, darling." "APA KAU BILANG??!! PENGGILING?!! AKU BUKAN PENGGILING!!" Lien melepaskan tubuh Kaisar Chun akibat terlalu geli dengan kesalahan kata yang sangat jauh dari kata aslinya. Bayangkan saja, darling menjadi penggiling. Ckck. Untung kaisar, untung suami, dan untungnya tampan. "Love,, cium aku dulu. Cacing saja kau cium. Masa aku gak sih??" tanyanya dengan nada merajuk. Kaisar Chun tidak menoleh sama sekali ke arah Lien karena sibuk mengusap bibirnya dengan tangan. Tapi di sela-sela kegiatannya, sempat-sempatnya pria itu membentak Lien. "KELUAR KAU!! DAN INGAT! AKU BUKAN LOVH TAPI WANG CHUN YING." "Bodo amat, njirr. Gue capek ladenin keogeban lo, Cucun. Gue mau bocan dulu. Besok baru gue samperin lo lagi. Good night. Alah yo, den poi lu." Ujar Lien dengan bahasa campur yang tentunya tidak di mengerti Kaisar Chun. "Sesok aku bakal gae kowe kesemsem karo rupa ku seng ayu. Berhubung saiki centong e ke petengen, mesti kowe ora ketok raiku kan? Hoho sampek ketemu sesok." Lien keluar dari dalam kediaman Kaisar Chun, meninggalkan pria yang masih melongo akibat tidak mengerti itu. "Wanita gila!!" desis Kaisar Chun kesal. Gejala phobianya masih bisa dirasakan oleh Kaisar Chun meski kejadian tadi telah berlalu. Tubuhnya berkeringat dingin, dadanya terasa sakit, dan jantungnya berdebar kencang. Dengan langkah lunglai, Kaisar Chun pergi ke tempat pemandiannya. Membuka seluruh pakaiannya dan menceburkan dirinya ke sana. Berulang kali dia menyabuni tubuhnya, terutama bagian bibirnya. Tangannya terkepal erat mengingat hewan menjijikkan dan penuh kuman itu menempel di bibirnya. Beriringan dengan itu, kepalanya terasa seperti mau pecah. Berusaha mengusir pemikirannya tentang hal itu tapi tetap saja tidak bisa. Sensasi cacing menempel di bibirnya masih saja terasa dan meneror pikirannya. Dirasa tubuhnya telah bersih sepenuhnya baru lah Kaisar Chun keluar. Tubuhnya terlihat menggigil hebat akibat air kolam yang dingin. Sewaktu memakai pakaiannya pun, tangannya masih bergetar. "Wanita gila!! Ini semua karenanya!!" Sekuat apa pun Kaisar Chun berusaha menghilangkan ketakutannya, pada akhirnya ia tetap kalah dengan ketakutannya. Tubuhnya merosot ke lantai dan tiba-tiba dunianya menjadi begitu gelap. -Tbc-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD