7. Peraturan baru

1024 Words
Kukuh mondar-mandir di kamarnya sembari bertelanjang d**a. Sebagai orang jawa kental, dia juga sedikit takut dengan ucapan adiknya bahwa Eci mau membuatnya kesemsem dengan ilmu pelet. Kukuh sendiri tau kalau pelet memang nyata adanya, bahkan pelet ada berbagai jenis untuk digunakan sesuai kebutuhan. Kalau dia dipelet dengan pelet puter giling, sudah pasti pikirannya akan muter terus wajah songong Si Eci. Kriiing! Dering hp membuat Kukuh menengok ke nakas. Dengan secepat kilat Kukuh mengambilnya, ia menempelkan benda pipih itu ke telinganya setelah menggeser ikon hijau. “Halo, Pak Kukuh. Ini di parkiran ada tas, saat saya geledah isinya ternyata baju-baju dan banyak sekali foto bapak. Bahkan ada berbagai macam bunga yang sudah mengering,” ucap Staff keamanan di sebrang sana. “Tasnya besar? Isinya baju perempuan?” tanya Kukuh. “Iya, Pak. Sepertinya milik Dek Eci. Tadi saya lihat dia bawa tas yang sama. Ini juga ada di motornya Dek Eci,” ucap staff keamanan itu lagi. “Suruh orang untuk mengantarkan ke rumah saya, Pak!” titah Kukuh mematikan sambungan telfonnya sepihak. Sungguh sekarang bulu kuduk Kukuh sangat merinding. Kurangajar sekali Eci menyimpan banyak fotonya juga kembang-kembang. Mau dibuat apa Fotonya. Kalau pelet atau semar mesem itu masih bisa ditolelir, tapi kalau ternyata Eci mengirim santet dan guna-guna, itu sungguh menakutkan. Kukuh tidak bisa tidur. Pria itu terus mondar-mandir sambil menunggu tas Eci yang diantar oleh staffnya. Beberapa kali Kukuh tampak mengumpat dengan memaki-maki. “Sialaan!” maki Kukuh menendang angin dengan brutal. Selang beberapa lama bunyi bell terdengar, Kukuh dengan secepat kilat keluar kamarnya. Pria itu bergegas untuk membuka pintu rumah utama. “Malam, Pak. Ini tasnya Dek Eci,” ujar pria yang mengantar tas. Kukuh menganggukkan kepalanya, setelah mengucap terimakasih Kukuh menutup pintunya dan ngacir membawa tas Eci. Kukuh menuju kamarnya, ia membuka tas Eci yang besar. Alanglah terkejutnya dia saat melihat barang-barang Eci. Baju yang tidak terlipat rapi, dalaman berupa Kutang dan celana dalam turut ada di sana. Kukuh membongkar lebih dalam, benar yang dikatakan staff keamanan, banyak fotonya juga bunga-bunga kering. Kukuh mengamati fotonya, saat membalik kertas foto itu matanya membulat sempurna. Ada tulisan yang sangat membuat Kukuh kesal setengah mati “Kukuh jelek siapa yang punya? Yang punya Eci cantik.” “Rasa-rasanya pengen muntah baca tulisan ini,” ucap Kukuh seorang diri. Kukuh mengambil foto berikutnya, di belakangnya juga terdapat tulisan, “Jahat, jelek, licik, enaknya santet aja ini orang.” Kukuh membaca tulisan itu, seketika pria itu melempar fotonya ke sembarang arah. Kan, Eci sungguh gadis gila, otaknya tidak waras, dan isinya Cuma ilmu-ilmu santet dan pelet. Kukuh makin takut, ia tidak bisa membayangkan kalau Eci akan mengiriminya ilmu santet beneran. Kukuh belum menikah, dia tidak mau sengsara sebelum merasakan nikmatnya bergoyang hingga membuat ranjang berderit. “Kasihan Si Sotong, belum juga masuk goa masak sudah sengsara,” ujar Kukuh menggelengkan kepalanya. Kukuh membongkar lagi tas Eci, dia menemukan dompet kecil, karena penasaran dia mengambil dan membukanya. Ada satu buah hp, uang tunai ratusan ribu yang banyak dan berbagai kartu Atm. Melihat Hp Eci makin membuat Kukuh penasaran, dia membuka pesan whatsap milik Eci. Ia penasaran apakah gadis bar-bar seperti Eci bisa basa-basi di chat whatsap. Nama Mr.Pelan-pelan menjadi pesan yang tersemat di atas sendiri di whatsap Eci. Kukuh tersenyum sinting, Namanya dinamai aneh oleh ECi. Di baris kedua ada nama Elleana. Dan di baris berikutnya hanya spam chat dari pra-pria yang tidak dibalas Eci meski sudah banyak pesan chatnya. Ada nama Aldo, nama Riki, Vian, Andra dan masih banyak lagi. “Ini hp atau asrama putra sih, isinya cowok semua,” maki Kukuh. Satu pesan dari nomor tak dikenal menarik perhatian Kukuh, dia tampak tak asing dengan nomor itu. Kukuh membukanya, membaca pesan itu dengan seksama. 0895111xxxxxx : Eci, ini Mas Adi. Maafkan ibuku ya yang mungkin sudah melukai hatimu. Mas ingin bertemu sama kamu, ayo kita selesaikan masalah ini dan Mas ingin segera melamarmu. Kukuh melempar hp Eci di ranjang, “Sialaan, dia mendekatiku tapi diam-diam mau menerima lamaran orang lain. Gadis jaman sekarang Sukanya nyakitin hati cowok. Bangsaat emang Si Eci!” Kukuh memaki dengan kesal. Ia merasa dihianati oleh Eci. Bayangkan, Eci setiap hari mengejar dirinya, tapi Eci mau menerima lamaran orang lain. Semacam diberi harapan tapi tetap digantungkan. “Maksudnya cari perhatian sama aku apa coba?” tanya Kukuh menghentakkan kakinya kesal. Kukuh mengambil hp Eci kembali, dia menghapus pesan itu agar Eci tidak melihatnya. Dengan napas yang memburu Kukuh membuka galeri. Di galerinya tidak banyak foto Eci, hanya beberapa foto dengan pose sok imut dan memakai kacamata bulat seperrti boboho. Kukuh megirim foto itu ke hp nya sendiri. Lumayan, kalau Eci macam-macam dia bisa membuka aib Eci ke seluruh penjuru kantor. Setelah mengirim foto Eci ke hpnya, ia menjelajahi galeri kembali. Ia melihat banyak foto nya yang diambil dengan diam-diam. Foto candid yang bahkan dirinya tidak sadar sedang ada di mana dan melakukan apa. Kukuh kesal, ia merasa diikuti penguntit yang bisa saja mengganggu privasinya. Kukuh menghapus semua fotonya yang ada di hp Eci. Tidak peduli bila Eci akan marah, siapa suruh menyimpan fotonya dengan berlebihan. Kukuh membanting dirinya di ranjang. Malam ini dia diporak-porandakan oleh Eci. Pesan dari nomor tak dikenal tadi membuat Kukuh masih saja diliputi emosi. Ingin rasanya Kukuh merebus Eci di panci besar dan memakannya dengan bumbu bakso. “Siapa sih cowok itu. Apa maksudnya coba mau melamar Eci, gak jelas banget jadi cowok,” maki Kukuh lagi. Kukuh menatap langit-langit kamarnya. Kalau Eci menerima lamaran cowok itu, sudah pasi Eci akan berhenti bekerja. Suami mana yang rela kalau istri secantik Eci bekerja di kantor yang didominasi oleh cowok, pasti tidak akan ada yang rela. Kukuh sendiri kalau jadi suami Eci, pasti akan menahan perempuan itu di kamar untuk dirinya sendiri. Kukuh kalut memikirkan Eci, sampai tidak sadar di hatinya terbesit rasa ingin memiliki gadis itu. Kukuh bangkit dari rebahannya, ia mengambil laptopnya dan membuat surat perjanjian antara bos dan karyawan, “Peraturan baru di kantor, tidak boleh menikah sebelum umur dua puluh lima tahun!” ucap Kukuh tersenyum sinting. Dia akan membuat kontrak dengan Eci kalau Eci dilarang menikah sebelum umur dua puluh lima. Setidaknya dengan peraturan itu, Eci tidak akan menerima lamaran dari cowok lain. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD