BAB 2

1164 Words
Apa kau masih mau menerimaku ketika kau tau tentang kotornya diriku di masa lalu? Dan masihkah kau mau menerima akan sosokku yang sepertiku ini? Aku merasa tak pantas menerima cinta tulusmu itu kak. Kau memiliki segalanya sedangkan aku hanya seorang yang tak jelas. Engkau memiliki jiwa dan hati yang suci sedangkan aku hanyalah aku yang hanya memiliki jiwa dan hati yang gelap. Lalu masihkah pantas untukku bersanding denganmu? batin Kirani dalam hati. Kirani hanyalah Kirani, seorang gadis sederhana yang merasa tak pantas untuk siapapun. Bagi Kirani, Cinta Reihan terlalu sempurna untuknya. Ia tak pantas untuk mendapatkan cintanya. Ia terlalu kotor untuk Reihan yang sempurna. Itulah hal yang ada pada pemikiran dan benak Kirani. Tok.. Tok... Suara ketukan pintu terdengar. Membuyarkan suasana diantara Kirani dan Reihan. Kirani melepaskan diri dari rengkuhan pelukan Reihan. Reihan menggertakkan giginya. Merasa kesal dengan sosok yang menganggunya. Tapi ia harus menahan emosinya agar tak membuat Kirani takut. ''Siapa?'' tanya Reihan ''Rei ini aku yoga!'' Balas seseorang yang berada di depan pintu ''Kenapa Yog kau ke kamarku?'' Balas Reihan dengan ketus ''Buset lu Rei ketus banget! Gua cuma mau ngajak lu minum bareng anak-anak aja! Buat merayakan hari lu sebelum lepas masa lajang!'' Teriak Yoga mengajak Reihan untuk minum bersama. Minum bersama adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh Reihan dan kawannya. ''Kalian minum-minum aja sendiri! Gua gak mau.'' tolak Reihan akan ajakan minum Yoga ''Buset lu Rei! Sekali aja napa! Mumpung kita semua udah kumpul semua.'' Teriak kawan yang lain menyahuti untuk membujuk Reihan agar mau ikut minum. ''Udah gua bilang gua..'' Ujar Reihan yang ingin mengatakan penolakannya namun dibungkam oleh tangan Kirani "Iya Reihan akan bersiap dulu. Kalian tunggu saja disana." Sahut Kirani mengatakan kepada teman-teman Reihan di balik pintu Reihan melotot mendengar perkataan Kirani yang mengiyakan ajakan minum temannya. "Oh ya udah, Kita tunggu disana ya Reihannya." jawab kawannnya "Iya kalian tunggu saja disana. Dia akan datang kok." jawab Kirani sekali lagi "Oh ya udah mari, Rei jangan lupa datang ya! Kita tunggu!!" Setelah itu suara mereka pun menghilang. Ketika telah mengetahui kepergian kawan Reihan, Kirani melepaskan bungkaman tangannya dari mulut Reihan. Reihan mendorong Kirani ke sudut dinding. Mengungkung Kirani dan mendekatkan wajahnya. "Katakan padaku sayang, kenapa kau mau aku ikut minum?" tanya Reihan seraya mengusap dagu Kirani kekasihnya. "Ya kan mereka sudah berkumpul, kasihan kalo kamu gak ikut sama mereka. Mereka pasti kecewa." jawab Kirani "Tapi apa kamu gak kecewa kalo aku tinggal sendiri?" tanya Reihan menampilkan kekhawatiran "Kamu gak usah khawatir lagi sama aku. Aku udah gak apa-apa kok sayang." balas Kirani tanpa sadar memanggil Reihan dengan sebutan sayang. Reihan terkekeh mendengarnya. Kirani yang menatap Reihan langsung tersadar akan ucapannya. Kirani langsung memalingkan wajahnya karena merasa malu. Semburat wajah humairahnya tersirat jelas dalam wajah Kirani dan Reihan bisa melihat itu. Reihan merasa senang. "Okey kalo kamu mau aku ikut minum sama mereka akan ku lakukan tapi.. " ujar Reihan dengan sepenggal kata yang masih belum terselesaikan. "Tapi apa?" "Tapi aku mau kau memberikanku sesuatu." balas Reihan "Kenapa begitu? Kan aku hanya meminta." protes Kirani "Ya kan biar adil, kau memintaku ikut dengan mereka tapi aku tak mendapatkan imbalan apapun darimu." ujar Reihan membalas perkataan protes Kirani. "Kamu bukan anak kecil lagi Kak!" Tegas Kirani "Mau aku anak kecil atau bukan aku tak peduli. Ingin imbalan darimu. Kalo kamu tak memberikanku imbalan.. " "Maka lebih baik aku disini aja. Menemanimu tidur sayang." Lanjut Reihan menyerang Kirani seraya mengedipkan matanya. Menggoda Kirani sedikit. Kirani merasa kesal akan godaan Reihan. Kirani terus merengek akan tetapi hanya diam menatapnya saja. Kirani berusaha membujuk tapi Reihan tetap diam. Hingga akhirnya... "Okey fine! Akan ku turuti permintaan kakak! Jadi katakan padaku apa permintaan kakak!" tegas Kirani mengambil keputusan untuk mau menerima permintaan Reihan. Reihan menarik dagu Kirani ke atas. Tanpa babibu ia menempelkan bibirnya ke bibir Kirani sebentar. Memberikan kecupan di bibir Kirani. Setelah itu melepaskannya. Dengan nafas tersenggal Reihan berkata, "I wanna you kiss me." Kirani merasa dejavu setelah merasakan kecupan sekilas dari Reihan. Jantungnya berdetak keras. Suara adrenalin jantungnya semakin terdengar keras. Sebuah rasa gairah di dalam tubuhnya mulai naik. "So? Do you want.." tanya Reihan yang masih belum selesai tapi kerah bajunya ditarik Kirani. Kirani tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya di bibir Reihan. Reihan terkejut tak main mendapatkan balasan Kirani yang seperti ini. Tiba-tiba menarik kerah bajunya dan menciumnya. Reihan pun tak mau kalah. Reihan meraih pinggang Kirani agar semakin dekat. Lalu menarik kedua tangan Kirani dan meletakkan ke belakang. Kirani mengalungkan kedua tangannya ke belakang tekuk kepala Reihan. Reihan pun mulai melumat setiap sudut bibir Kirani. Reihan bertukar saliva dengan Kirani. Mengabsen apa yang di dalamnya. Lalu lama tak lama Reihan membawa Kirani ke kasur king size. Reihan menjatuhkan Kirani di atas kasur. Setelah itu Reihan melanjutkan dirinya mencium bibir Kirani. Ciuman itu tak hanya di bibir saja. Akan tetapi Reihan berikan di setiap wajah Kirani. Lalu turun ke leher jenjang Kirani. Aroma vanila yang berada pada Kirani membuat Reihan mabuk. Apalagi geleyar aroma wangi di leher jenjang putih milik Kirani membuat Reihan tak menghentikan aksinya. Reihan pun memberikan sapuan kecupan lembut dan tanda di leher jenjang putih Kirani. Kirani mengerang saat merasakan gigitan tanda yang diberikan Reihan. "Sayang kau sungguh canduku. Aroma vanila tubuhmu akan tetap menjadi milikku!" puji Reihan setelah itu meneruskan kembali aktivitasnya. Setelah dari leher, Reihan kembali mencium bibir pink merona Kirani. Kirani kuwalahan menghadapi serangan Reihan di bibirnya. Hingga ia merasa tak bisa nafas. "Kak hentikanh.. " tutur Kirani Namun Reihan tak mendengarnya. Ia masih terus melanjutkan aktivitasnya. Sampai Kirani merasakan tangan Reihan yang meremas apa yang menyembul di balik dress yang dikenakannya. Kirani merasa harus menghentikan Reihan sebelum keblabasan. Kirani pun mendorong tubuh Reihan dengan keras secara terpaksa. Membuat Reihan jatuh ke lantai. "Kak aku bilang hentikan. Kenapa kakak gak berhenti!?" maki Kirani marah Reihan pun bangun dari lantai. Lalu menekuk kedua kakinya di bawah Kirani. "Maafkan aku Ran yang keblabasan. Aku khilaf maafkan aku.. " ujar Reihan meminta maaf. Kirani bukannya menjawab perkataan Reihan. Ia malah menarik selimutnya. Menutupi tubuhnya. Memalingkan badannya dari Reihan. Reihan berusaha mendekat namun dihentikan oleh perkataan Kirani. "Jangan mendekat kak! Sekarang kakak mending pergi temuin teman kakak sesuai janji kakak padaku tadi!" "Tapi Ran.. " Reihan ingin menolak akan tetapi disanggah cepat oleh Kirani. "Aku ingin tidur! Aku ingin sendiri! Jadi mengertilah kak!" tegas Kirani Mendengar hal itu, membuat Reihan memundurkan dirinya. Reihan menekuk wajahnya. "Baiklah kalo itu mau kamu Ran, akan aku turuti." "Ya! Cepatlah pergi!" usir Kirani "Baiklah Ran, aku temui mereka dulu. Selamat tidur sayang.. " "Hm!" Balasan Kirani hanya cuek. Membuat hati Reihan merasa sakit. Reihan pun mulai jalan ke arah pintu. Membuka pintu kamar Kirani. Namun sebelum itu ia melihat ke arah Kirani yang menutup wajahnya dengan selimut. Berharap Kirani mau melihat wajahnya namun tak ia dapati. Reihan merasa kecewa. Lalu ia pun menutup pintu kamar Kirani dengan pelan. Ia pergi dari kamar Kirani dengan perasaan yang tak karuan. Sedih, kecewa bercampur menjadi satu. Dalam benak Reihan hanya terdapat satu pertanyaan yaitu.. "Ran, apakah sesulit itu kau menerima sentuhanku?" Bagaimanakah kelanjutannya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD