Bertemu Kembali

1025 Words
Enam bulan setelah kejadian di rumah sakit itu, Helen tak tahu apa yang terjadi dengan Charles dan keluarganya. Tak ada kabar berita, dan Helen juga sama sekali tak berniat untuk mencari tahu, walau sebenarnya hatinya masih suka bertanya-tanya. Tapi dari pada harapan itu muncul lagi, ia lebih baik membatasi diri dan juga hatinya. Hingga sampai pada hari ini, Helen yang sedang berada di baby shop untuk mencari hadiah buat teman kantor yang baru lahiran, tak sengaja melihat seorang bayi mungil lucu yang berada di dalam stroller tengah asyik bermain dengan mainan yang menggantung di strollernya. Helen berjalan mendekati bayi yang berada dalam stroller itu. "Ah, lucu sekali kamu sayang," ucap Helen sambil tersenyum. "Nama kamu siapa?" Bayi mungil itu menggapai mainannya yang menyebabkan mainan itu berbunyi. Seorang wanita segera menghampiri. "Charlos kamu kenapa?" Wanita itu langsung berlutut di depan stroller dan memeriksa keadaan Charlos. ‘Loh, itu kan Mamanya Charles, berarti ini anaknya Charles dong’ gumam Helen sambil berbalik badan hendak pergi meninggalkan tempat itu. "Eh, tunggu dulu Nak." Helen menghentikan langkahnya dan berbalik. "Kamu yang di rumah sakit waktu itu kan?" tanyanya lagi. "Iya Tante," jawab Helen singkat sambil tersenyum. Mereka menyelesaikan belanjanya dan pergi ke cafe depan baby shop itu. Setelah memesan minuman dan makanan kecil, pembicaraan dibuka dengan memperkenalkan diri, Erin Kusuma yang adalah orang tua Charles, tepatnya Mamanya Charles. Erin kemudian menanyakan status dan pekerjaan Helen saat ini. "Kebetulan sekarang saya masih sendiri Tante. Kalau kerja, saya kerja di salah satu bank," jawab Helen singkat. Dalam hatinya bertanya-tanya mengapa status dan pekerjaannya di pertanyakan. ‘Apa jangan-jangan Tante Erin mau aku jadi babysister cucunya’ batin Helen. "Gadis manis dan mandiri kayak kamu, masa belum punya pasangan? Tante gak yakin deh.” Helen tersenyum kecut mendengar perkataan Erin. "Kamu sudah lama kerja di bank?" "Lumayan Tante, sekitar 5 tahun," jawab Helen. Tiba-tiba Charlos menangis, Erin langsung menggendong Charlos dan berusaha mendiamkan tangisnya, namun tangisnya makin nyaring. Diberi s**u juga ditolaknya. Helen berdiri dan menghampiri Erin. "Kenapa anak ganteng?" Helen mengelus-elus pipi Charlos. Charlos mengangkat tangannya hendak mengambil jepit rambut di kepala Helen. Erin menyodorkan Charlos dan disambut oleh Helen. Tangis Charlos mereda saat digendong olehnya. "Wah, Charlos senang ya digendong sama Tante Helen." Erin membelai rambut Charlos. "Tumben lo, anak ini langsung mau sama orang yang baru di kenalnya," ucap Erin lagi. Ujung mata Helen melihat seseorang berbaju polisi menghampiri mereka. Charles. Jantungnya langsung berdegup kencang saat Charles berdiri di sampingnya. "Ayo pulang Ma," ucap Charles sambil membuka tangannya untuk mengambil Charlos dari gendongan Helen. Charlos memalingkan mukanya seolah enggan turun dari gendongan Helen. "Eh, kamu udah datang. Ayo kenalan dulu sama Helen. Dia yang kemarin Mama ceritakan." Mereka berdua berjabat tangan, Namun Helen tak berani memandang wajah Charles. "Ayo Charlos, sama Oma. Papa udah datang jemput." Erin mencoba mengambil Charlos dari gendongan Helen. "Uuhh uhhh uhhh." Charlos memalingkan muka. Helen jadi merasa tak enak karna Charlos tidak mau lepas darinya. Dengan sedikit memaksa Charles menggendong Charlos dan berjalan ke arah mobil meninggalkan Helen dan Erin. Setelah pamit dengan Helen, buru-buru Erin menyusul anak dan cucunya itu. *** Setibanya di rumah, Helen langsung membersihkan diri dan menemui mama di dapur yang sedang menyiapkan makan malam. "Kenapa agak lama pulangnya Len?" tanya Mama sambil mematikan kompor dan memindahkan sayur yang baru dimasak ke dalam mangkok. "Tadi pulang kerja mampir sebentar ke baby shop Ma. Eh, di sana ketemu sama keluarga yang di rumah sakit itu Ma." "Keluarga yang mana Len?" "Itu lo Ma, yang Helen donorin darah." "Oh yang itu. Trus gimana?" "Gimana apanya Ma? Ya gak gimana-gimana juga. Cuman ngobrol sebentar sama Mamanya," jawab Helen sambil menyendok nasi kemudian makan. *** Di rumah orang tua Charles. Setelah selesai makan malam, mereka duduk santai di ruang keluarga, sedang Charlos sudah dibawa ke kamar Charles untuk ditidurkan oleh Sandra, saudara perempuan Charles. Charles sibuk menatap layar ponselnya, membaca WAG yang tengah ribut membahas promosi dan tour of duty pejabat dan beberapa anggota polri di kantornya, dan namanya ada di bagian promosi. Beberapa rekan kerjanya saling mengucapkan selamat. *** Entah ini kebetulan atau takdir, setelah seminggu ketemu di baby shop, sekarang Helen ketemu lagi dengan Charlos dan keluarganya di restoran salah satu mall. Saat itu Helen baru saja keluar dari restroom hendak meninggalkan tempat itu namun seseorang yang tak lain adalah Erin, Mamanya Charles memanggilnya dengan suara lantang yang menyebabkan beberapa pengunjung restoran menoleh ke arah Helen yang masih berada di depan ruangan restroom. Erin melambaikan tangan, memanggil Helen, mau tak mau ia berjalan menghampiri Erin dan keluarganya. ‘Ngek, ini apaan sih kok ketemu dia lagi’ ucap Helen dalam hati. Helen tersenyum saat sampai di samping Erin. "Ayo gabung di sini Len, kita sekeluarga lagi mau makan-makan, syukuran buat promosi Papanya Charlos di kantor," ucap Erin ramah. "Makasih Tante, saya baru selesai makan tadi, ini saya masih ada acara sama temen," ucap Helen sambil melihat ke layar handphonenya yang dari tadi berbunyi kelentongan, chat di WAG. "Oh gitu. Ya udah. Tante minta nomor handphone kamu ya." Erin menyodorkan handponenya yang disambut oleh Helen. "Ini Tante." Helen mengembalikan handphone Erin. "Permisi ya Tante sekeluarga." Pamit Helen. Dia mengelus pipi mulus Charlos yang tersenyum sumringah. Semua memandang heran ke arah Erin. "Mama kayaknya akrab betul sama perempuan tadi?" tanya Sandra sambil membuka bekal buah untuk Charlos. "Dia yang waktu itu donor darah kan Ma?" timpal Frans Kusuma, ayah Charles "Iya Pa. Mama sih belum terlalu akrab sama Helen. Tapi sejauh ini dia anaknya baik, ramah, juga sopan," ucap Erin sambil melirik Charles yang tak memberi respon apa-apa. *** "Makasih ya." Helen turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Entah kenapa, begitu meliat Mama di ruang tamu, Helen spontan langsung menceritakan pertemuan tak sengajanya tadi dengan keluarga Charles pada Mama dengan sangat antusias. "Barang kali, kalian jodoh," ucap Mama santai sambil mengganti siaran tivi. Helen memandang Mama dengan kening berkerut. "Emang Mama mau Helen sama dia? Emang Mama gak masalah Helen sama duda beranak satu? Mama yakin mau ngasih restu kalo Helen jadian sama dia?" Bertubi-tubi Helen menyerang Mama dengan pertanyaan, seolah dia sudah pasti jadian dengan Charles. Mama terdiam, tak mengubris pertanyaan Helen yang sudah beranjak menuju kamar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD