bc

The Next Ballerino Assoluta

book_age18+
1
FOLLOW
1K
READ
comedy
serious
straight
genius
male lead
realistic earth
poor to rich
like
intro-logo
Blurb

Adam Willson—direktur perusahaan garmen yang cukup besar di Amerika, harus mengalami kebangkrutan karena pandemi virus yang sangat mematikan. Perusahaan yang dipimpinnya gulung tikar, dengan hutang yang menumpuk di mana-mana.

Kemalangan membuat dirinya hanya bisa pasrah, sesaat dia diusir dari rumah orang tuanya karena kesombongan pria itu, ketika ia lebih kaya.

Hidup di Philadelphia Amerika, ia menjadi gelandangan. Tepat setelah seminggu berlalu, ia ditawari oleh seorang perempuan untuk menjadi ballerina. Apakah Adam menyetujuinya, atau menolak karena gengsi dengan pekerjaan tersebut?

Pria tampan, cerdas, dan berbakat yang harus lentik menari. Bagaimana kisahnya?

The Next Ballerino Assoluta.

chap-preview
Free preview
Adam Willson (CEO Garmen)
Kansas, Amerika 2021 Keadaan industri tidak terkendali. Adanya pandemi membuat sejumlah industri tutup. Sengaja ditutup, atau memang adalah keputusan pimpinan perusahaan agar tidak merugi terlalu banyak. Seperti yang telah diketahui, Covid-19 masuk ke negeri Paman Sam pada awal tahun 2020, membuat semua orang tidak berdaya. Semua sektor terkena dampak. Paling krusial adalah sektor ekonomi. “Perusahaan tidak bisa untuk melanjutkan proses produksi. Dua ratus orang di bagian produksi terinfeksi penyakit mematikan. Satu di antaranya meninggal dunia di tempat kerja. Semua pekerja mengeluhkan gaji yang diturunkan oleh perusahaan.” Reymond sebagai seorang kepercayaan di perusahaan itu mengungkapkan sebuah masalah utama kepada sang bos perusahaan garmen—Adam Willson, pengusaha muda berusia dua puluh lima tahun dengan wajah tampan dan fisiknya yang gagah. Adam meneguk wine yang ada di botolnya. Menandaskan semuanya hingga habis. Berusaha berpikir dengan kepala jernih. “Kebangkrutan itu sama sekali bukan passion ku. Cari jalan keluar dan aku akan memutuskan sebuah keputusan besar,” ujar Adam setengah mabuk. “Ini adalah kondisi yang darurat, kita tidak bisa lengah begitu saja. Semua orang sedang bergantung kepada perusahaan kita. Anak-anak mereka yang berada di rumah, kesulitan keluar karena desakan pemerintah untuk menutup kota. "Pak, ini adalah masalah yang sangat genting. Kau tak boleh menyepelekan hal ini,” ujar Reymond berusaha untuk menyadarkan pimpinannya yang terlalu santai dengan masalah yang besar ini. Beberapa perusahaan sejenis, tutup. Ada yang gulung tikar dengan perkiraan hutang yang sangat menjerat. Reymond tidak mau, perusahaan ini mengikuti nasib peusahaan yang lain. Di dalam rumahnya, hanya dirinyalah yang menjadi tulang punggung keluarga. “Kau ini siapa hah? Kau ini siapa! Coba katakan! Kau itu sekretaris. Hanya sekeretaris yang pekerjaannya tidak lebih untuk melakukan korespondensi, menerima dan melayani tamu. Tidak lebih daripada itu. Kau jangan sombong dan lalu menasihatiku Rey. Cobalah meminum ini dulu, pikiranmu akan fresh setelah itu,” ujar Adam dengan sendawa setelahnya. Reymond mengambil napasnya kemudian. Menghembuskannya dengan perlahan sembari membenarkan letak kacamatanya. “Hari ini juga, saya akan resign dari perusahaan Anda. Terima kasih atas kerjasamanya selama ini. Saya akan pergi,” final Reymond. Itu semata-mata bukan sebuah keputusan kilat. Itu adalah keputusan yang begitu telah diperhitungkan dengan matang. Inflasi yang ada, ditambah hutang pemerintahan yang begitu banyak dan mustahil untuk bisa terlunasi, membuat Reymond berpikir, mengakhiri pekerjaan di perusahaan yang di ujung tanduk adalah sesuatu hal yang tidak perlu untuk diragukan kembali. Dia pun melihat bagaimana sikap dan sifat sahabatnya yang banyak berubah sejak menorehkan kesuksesan. Adam Willson seolah melupakan semuanya. Keluarga, teman-teman yang dulu. Baru saja kemarin, ia memecat salah satu rekan dekat mereka yang berada pada bagian pemasaran, karena kesalahpahaman. Reymond benar-benar tidak tahan berada di perusahaan ini. “Hei, sekretaris bodoh. Kau akan kemana! Akan kupastikan kau tertidur di jalanan kota. Hidup dengan keluargamu di kolong jembatan!” Adam memberikan sumpah serapahnya kepada Raymond. Adam membanting botol wine yang ada di depannya itu. Berusaha mengatur emosi yang bergejolak dalam hatinya. Pintu berderet. Memperlihatkan wajah kekasih Adam di sana. Claudia—model majalah dewasa yang menjadi kekasih Adam sejak dua tahun silam. Ohh mereka bukan sepasang kekasih yang saling mencintai. Claudia hanya sedang mencari tambahan uang dari CEO garmen yang begitu bodoh, bisa dibohongi, gelap mata dengan wanita seksi sepertinya. Seperti Adam Willson yang gila perempuan cantik sepertinya. “Kau mengalami hari yang buruk sayang?” tanya Claudia sesaat melihat ceceran kaca dan wine yang memenuhi lantai kantor. Adam melihat kedatangan kekasihnya, dan dia seolah salah tingkah. “Ohh sayang, aku hanya sedang lelah. Kau begitu cantik hari ini,” puji Adam selanjutnya. Laki-laki itu pun menemui kekasihnya. Beranjak berdiri. Memperdekat jarak. Claudia mengambil masker yang menutupi sebagian wajahnya itu, lalu dirinya tersenyum. “Aku membutuhkan uang limapuluh ribu dollar untuk membeli tas LV model terbaru. Ohh itu sangat indah. Aku menginginkannya sejak brand itu diluncurkan,” kata Caludia sembari membelai d**a milik kekasih yang ada di depannya itu. Tangannya begitu lembut untuk merayu. Bibirnya dikerucutkan sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian Adam. Tak lupa, sebelah matanya berkedip nakal. Adam mengambil napasnya dengan penuh. Matanya terpejam merasakan denyut yang tiba-tiba datang bersamaan. 'Sial' pekiknya dalam hati. Namun ia tak boleh mengumpat di depan wanitanya. Terpaksa ia menggunakan wajah pura-pura bahagia untuk menutupi. “Sayang, bukannya aku menolak apa yang kamu inginkan. Perusahaan sedang tidak stabil bulan ini. Kau tau kan kalau pandemi ini membuat semuanya kacau. Penjualan menurun, dan banyak karyawan yang terkena Covid saat bekerja dan itu semuanya harus ditanggung oleh perusahaan,” ujar Adam selanjutnya. Dia masih dalam keadaan sadar. Sadar dengan keuangan yang ada di dalam perusahaan nya. Claudia memberhentikan kegiatannya mengusap-usap d**a Adam. Rencananya akan gagal. Dia benci dengan sebuah penolakan. “Baiklah, aku akan pulang saja. Percuma, kehadiran diriku di sini sepertinya tidak berguna,” sergah Claudia yang langsung berbalik badan, berjalan dengan cepat mendekati pintu. Biasanya jika ia marah seperti ini, Adam akan memanggilnya dan berusaha menuruti apa yang dirinya inginkan. “Claudia … “ Benar saja, itu adalah suara Adam yang memanggil namanya untuk kembali bukan. Untuk memenuhi apa yang dirinya inginkan. “Kau berjanji tidak akan meninggalkan diriku bukan?” ujar Adam berharap jika Claudia kembali. Claudia menoleh dan langsung menatap tajam mata Adam. “Aku tidak akan meninggalkan dirimu jika kau menuruti apa yang aku inginkan. Kalau tidak? Untuk apa aku harus bersama dengan dirimu? Itu hanya akan membuang waktuku saja. Sewa jalang yang ada di luar. Jangan memanggil nama ku lagi!” Hati Adam sakit bukan main mendengar perkataan dari kekasihnya itu. Sungguh, ini adalah di luar apa yang menjadi kehendak hatinya. “Claudia!” bentaknya sekali lagi namun nihil. Claudia masih tetap terus berjalan. Meninggalkan Adam di dalam ruangan yang sendiri. Tidak ada harapan sama sekali untuk bisa kembali kepada kekasihnya yang cantik, seksi, dan centil. Saat ini, semua harta yang ia punya sebagian besar telah diberikan kepada sang pacar. Jika ia harus kehilangan Claudia di saat dirinya terpuruk. Tentu saja ini adalah musibah yang besar. Kali ini, kehidupan akan berada pada tangan siapa? Adam tidak tahu hal itu. Dia harus melakukan upaya untuk membuat perempuan itu datang kembali kepadanya. Dengan cara apa pun juga!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Breaking the Headline

read
23.2K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
861.1K
bc

Aku Pewaris Keluarga Hartawan

read
146.1K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.6K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.4K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
29.5K
bc

KEMBALINYA RATU MAFIA

read
11.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook