prat 2

1407 Words
sesampainya di rumah, ia melangkah cepat berlari menaiki anak tangga menuju ke kamar nya, terdengar suara bik Wati, hati-hati pelan, jangan lari jalannya non,!ucapnya cemas, dan kemudian menyusul ku ke kamar. "Non,! Panggilnya pelan. Masuk aja bik,! Tidak terkunci, air mata, terus mengalir dari sudut mata ini. begitu pintu terbuka pandangannya menyapu seisi kamar ini, dan melihat kamar berantakan dengan beberapa tisu berserak di lantai, bik Wati mendekati ku,yang tengah terduduk di lantai sambil mengais tersedu-sedu, "kenapa non Rani, menangis ada apa? tanyanya bingung, bik mas Andi selingkuh bik ,! gak mungkin non !, mas Andi Sangat mencintai non Rani ? Ucapnya lagi Tidak bik mas Andi tidak mencintai aku. Dia berselingkuh dengan Mila sahabatku sendiri, suaraku bergetar menahan tangis. Aku memang lebih terbuka sama bik Wati karena bik Wati sudah lama ikut kerja jadi ART bersama keluarga kami,, bahkan semenjak aku kecil, bibi sudah bekerja jadi ART. Sudah jangan sedih lagi ya. Non, orang yang baik, non Rani harus kuat jangan lemah, kalau pun benar, mas Andi selingkuh, biarkan saja, mungkin dia bukan yang terbaik buat non, tuturnya berusaha menghiburku. Mendengar ucapannya hati ini sedikit lebih tenang. Ya bik makasih ya sambil kupeluk si bibi. ***** Pintu kamar sengaja kukunci dari dalam, hanya ingin lebih leluasa menyusun rencana ku, aku tidak ingin mas Andi tahu sekarang kalau aku sudah tahu semua kebusukannya, dia tidak boleh tahu sampai aku bisa membalaskan sakit hatiku ini padanya. Cukup sudah aku dibodohinya, baiklah mas, Mila, karena kalian sudah membodohiku selama ini, aku akan mengikuti permainan ini, mari kita bertarung siapa yang akan menang? dan siapa yang sebenarnya bodoh?. Aku harus bertindak. Selama ini semua tanggung jawab perusahaan dan aset kekayaan kuserahkan penuh kepada mas andi, ya aku terlalu percaya kepadanya, hingga semua yang ku miliki bebas dimiliki dan diaksesnya tanpa pernah kutanya untuk apa dan kenapa ia pergunakan. Namun tidak untuk kali ini mas, aku akan mengambil semua aset kekayaan keluargaku, dan akan aku kelola sendiri, tanpamu, karena itu milikku, milik keluargaku. Secepatnya, setelah semua ini beres, maka akan kuputuskan hubungan kita. Ya !, kita akan bercerai mas, tidak Sudi aku hidup bersama seorang pengkhianat, bagiku Sekarang kamu tak lebih seperti benalu liar yang tak tahu terimakasih, ibarat kata dikasih hati minta jantung. Namun, sebelumnya aku harus tahu apa aja yang terjadi di rumah ini, selama aku sibuk di butik, selama ini aku merasa ada yang janggal. Bik Wati pasti tahu sesuatu, dia berada di rumah ini dua puluh empat jam. Pasti tindak tanduk mas Andi diketahuinya dengan baik, namun kenapa bik wati diam saja apa karena takut? Mungkin itu yang membuat sikapnya sangat berbeda belakangan ini. Apalagi saat berhadapan ketika aku dan mas Andi lagi bersama. Dia selalu mencoba menghindar. Apa ada yang mengancamnya?. Tapi, syukur bik wati tidak membocorkan ke mas andi kalau sebenarnya aku sudah tahu kebusukan yang selama ini dirahasiakan. Aku yakin kalau bik Wati ada di pihakku, aku harus berbicara dengannya. ****** Rani, Rani sayang buka pintunya, kok di kunci. "Aku kaget karena mas Andi berada di depan pintu kamar sekarang, tadi mondar-mandir sibuk memikirkan rencana licikku. " Ia tunggu bentar" sahutku dari dalam kamar. "Klek. Pintu kubuka. Mas Andi menatapku heran, karena biasanya aku tak pernah mengunci pintu kamar, "Tumben dikunci?" Masa? Maaf mas tadi mungkin enggak sengaja, dia tersenyum, lalu dengan sengaja menggerakan tanganku menyentuh d**a bilangnya dan turun ke tangannya, aku sedang bersandiwara pura-pura romantis, padahal menatapnya saja aku merasa jijik, namun tetap ku tahan demi rencana yang telah tersusun rapi di kepalaku. Mas andi menuntunku masuk kedalam dan kemudian ciuman manisnya mendarat sempurna di keningku, seolah tanpa dosa. "Mas, mau mandi "ucapannya tanpa ku tanya. Ya mas, jawabku singkat. Dan gegas ku pilih baju ganti untuk dia pakai setelah mandi, ya aku masih bersikap seperti biasa. Biar dia tak curiga, tak lama ia selesai mandinya dan memakai baju yang telah aku siapkan. Mas, bajumu kok bau parfum wanita, seperti bukan bau parfum aku deh, mas. Aneh masa bau aroma kamar ini beda? Sengaja aku tanyakan. Mas Andi tampak gugup, " ma-masaksih, kamu salah cium kali" kilahnya. Aku tersenyum getir melihat tampangnya. Bodoh, tidak ada bau apapun di bajumu mas, baru segitu saja kamu sudah kelebakan, bagaimana kalau aku labrak beneran? Sayang aku kebawah dulu ya, ucapnya mas Andi sambil berkaca menjugar rambutnya yang basah. "Kamu sudah makan, mas? "Dia menggeleng ini juga kebawah , mau makan ucapnya. Tunggu mas!, Mas Andi yang baru beranjak pergi menghentikan langkahnya. Ada apa lagi sih sayang,! dan membalikkan badannya, " surpriseee!!! Dengan kue tar yang udah lengkap dengan lilin angka 3 diatas, selamat anniversary mas, ucapku. Ekspresi wajahnya mendadak kaget, terdiam sesaat, selamat anniversary juga sayang semoga rumah tangga kita langgeng terus sampai nenek kakek ya sayang, ucapnya sambil terkekeh wajahnya berubah jadi sembringah. Maaf mas, tapi ini anniversary kita yang terakhir buat hubungan kita, karena aku akan menendang mu jauh-jauh keluar dari hidupku setelah ini, jawab ku tapi dalam hati. Maaf bangat ya sayang, mas sampai lupa kalau hari ini adalah anniversary pernikahan kita, Karena belakangan ini mas sibuk banget dengan tugas kantor. Aku tersenyum, ya mas aku ngerti kok!. "Ngerti !", kalau kamu sibuk main gila dengan perempuan lain sampai-sampai lupa sama hari pernikahan kita, padahal aku sudah jauh-jauh hari mempersiapkan kejutan untukmu eh_!malah aku sendiri yang terkejut dengan surprise pengkhianatan darimu. Jawabku tapi dalam hati. Sayang, bagaimana kalau malam ini, kita makan malamnya diluar saja, untuk merayakan anniversary kita, usul mas Andi. Em_ boleh juga mas, tunggu sebentar aku siap-siap dulu. ***** Turun dari mobil mas Andi menggandeng tanganku masuk kedalam restoran, sampai di pintu masuk, ternyata sangat ramai pengunjung nya, mas kita duduk dimana? Tenang,! mas, sudah siapkan kok meja untuk kita. Oh, ya!. Dimana? Kamu ikut aja mas ya! Aku mengangguk. Setelah menaiki tangga akhirnya sampai juga di meja yang ternyata sudah duluan mas Andy pesan,, suasananya cukup romantis, dengan cahaya lilin yang disusun rapi ditambah beberapa bunga menghiasi sudut ruangan ini. Bangimana sayang, kamu suka? tanya mas Andy Ya aku suka, suka kok mas, tempatnya bagus ucapku, tapi mas, kok ada empat kursi mas, apa ada yang mau dinner disini juga selain kita? Tanyaku bingung. Mas Andi tersenyum, ia sayang itu dia orangnya dah datang, mas Andi menunjuk ke arah pintu masuk, aku terkejut melihat siapa yang datang, Mila,Rama ucapku? Ia sayang, sengaja mas ngundang Mila dan Rama untuk merayakan anniversary kita, ucapnya sambil tersenyum sembringah. Mereka mendekat, Hy Rani, selamat hari anniversary ya, sambil nyosor cipika cipiki sok akrab padaku, hy, juga sambil ku paksa seyum." mengingat perbuatannya padaku, aku jadi susah bersikap manis padanya, dan hati ini seketika memanas. Sedangkan mas Andi dengan ramah mempersilahkan mereka duduk. Makan malam itu berlangsung hening hanya terdengar deting suara sendok dan garpu beradu di piring. Dan sesekali Mila melirik kearah mas Andi sambil tersenyum genit, dan mas Andi juga membalasnya, Aku semakin jijik melihat kelakuan kedua pengkhianat ini, gak tahu apa kalau disini ada aku dan juga Rama, selera makan akupun mendadak hilang. Ayok mas, kita pulang aku dah selesai, ucapku tegas, sontak ketiga pasang mata itu menoleh ke arahku, mereka terkejut dan menatapku heran, kok buru-buru sih sayang ucap mas Andi, mas belum pun makan ucapnya, Ya benar, ternyata isi piringnya masih utuh, Em__ dari tadi ngapain sih mas bukan makan jawabku ketus, Mila menunduk dan lanjut makan , sedangkan Rama udah mengelap tangannya dengan serbet. Ya udah, cepat habiskan makanya, aku mau ke toilet sebentar. Sebenarnya itu cuman alasanku saja, gegas ku langkahkan kakiku menuju pintu keluar, dan memilih menunggu dibawah sambil minum secangkir teh, dan ku ambil ponsel terus menyetel musik yang tersambung lewat handset . Selang beberapa menit, ada yang mengejutkan ku, tiba-tiba Rama ada di hadapanku, kok kamu malah duduk disini? Tanya Rama menyelidik Emm_ malas naik lagi keatas, jadi tunggu disini aja. kilahku pada rama. Raut wajah Rama semakin bingung menatapku, Tapi kamu sendiri kenapa ada disini? Tanyaku balik, Oh, aku tadi habis ke toilet terus liat kamu duduk sendiri disini ? Jadi,! diatas tinggal Mila sama mas Andi aja? Ya , ia terus sama siapa lagi coba jawabnya santai,! Gawat, pikiran ku mulai meracau kemana-mana? Gawat kenapa? Rama menatapku bingung. Gegas ku telpon, namun tak diangkat Ku coba lagi, tersambung mas, cepetan turun aku tunggu kamu di bawah, dan langsung ku matikan telepon tanpa menunggu jawaban dari mas Andi. Eh_ Rani tadi kamu bilang gawat, gawat kenapa? Maaf rama, aku belum bisa cerita sekarang, entar kalau dah waktunya kamu juga akan tahu sendiri, Dan langsung cabut meninggalkan Rama yang masih mematung dan kebingungan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD