EMPAT

944 Words
"Kau sudah cantik Key." Ucap James pada sahabatnya yang sedang berdiri di depan cermin. Hari ini adalah hari dimana Kezia akan kembali ke Negara kelahirannya, di hari yang spesial ini Kezia memutuskan untuk memakai pakaian santai seperti blouse berwarna putih dengan rok kotak-kotak yang di penuhi dengan kancing serta renda lucu di ujungnya. Sebagai pemanis, Kezia memutuskan untuk memakai sneakers berwarna putih senada dengan blousenya dan tas sandang berawarna hitam yang senada dengan roknya. "Kau terlihat seperti anak remaja." "Ya aku tau hahaha." Ucap Kezia percara diri. "Bagusan ikat rambut atau di gerai aja ya?" "Rambutmu lebih cantik kalau di gerai." "Ah iya, kau benar, kau mau bekerja sebagai stylist di perusahaan ku?" "Umm.. nope! Aku tidak mau kerja di bawah tekanan hahaha." "Memangnya seorang hacker tidak bekerja di bawah tekanan?" "Selama 20 tahun aku menjadi hacker, satu-satu nya orang yang menekanku dalam bekerja hanyalah kau." Ucap James, mereka tertawa bersama mengabaikan Kenzie yang sedang memandang James sinis di atas tempat tidur Kezia. "Mom, kapan kita berangkat? Kita akan ketinggalan pesawat kalau mommy terus berbicara dengan uncle James." Desis Kenzie. "Kenapa kamu sangat bersemangat untuk berangkat? Bukannya tadi kamu yang sangat sulit di banguni untuk bersiap-siap?" Ucap Taylor. "Aku tidak suka mommy berbicara dengan uncle James." "Hahaha, iya iya, aku tidak akan berbicara lagi dengan mommy mu. Kalian sudah siap? Ayo biar aku antar ke bandara." "Kau tidak sibuk James? Tidak apa-apa kami akan naik taxi saja. Kami sudah cukup merepotkanmu." James menggeleng sambil tertawa. "Kalian bisa terlambat kalau harus menunggu taxi lagi, hari ini aku senggang, biar aku antar saja. Kau tau aku pembalap yang handal bukan?" Kezia mengangguk dan masuk ke dalam mobil milik James bersama Kenzie dan Taylor. Setelah memasukkan barang-barang milik Kezia dan anak-anaknya ke dalam bagasi, James ikut masuk kedalam mobil lalu menghantar mereka ke bandara. "Bye, aku akan merindukanmu." Ucap Kezia sambil memeluk James. "Memangnya kau mau pergi berapa lama sampai harus merindukan ku?" "Aku akan berada di sana sekitar sebulan atau dua bulan. Aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaan ku lebih dari itu." "Yap, walaupun hanya dua bulan, itu sudah cukup lama untuk membuat para karyawanmu menderita." "Hahaha, mereka sudah terbiasa menderita." "Aku juga berpikir akan mengadakan peragaan busana di bali, seperti nya akan seru." Ucap Kezia semangat. "Ya, pasti akan sangat keren jika kau mengangkat tema pantai." "Tentu saja! Ayolah James, apa kau benar-benar tidak mau bekerja bersama ku? aku akan memberikan mu gaji yang cukup besar." "Tidak." Ucap James singkat jelas dan padat. "Hm, ya udah deh, kau yang rugi loh. Aku berangkat ya." Ucap Kezia sambil melambaikan tangan pada sahabatnya itu. "Bye-bye uncle James." Sahut Taylor dengan senyuman manis di wajahnya. "Bye-bye Taylor, Kenzie." Sahut James pada Taylor dan Kenzie. Kenzie menatap James sinis lalu mengeluarkan lidahnya untuk mengejek James. "Dasar tidak sopan. Hahaha" "Ssstt, Taylor." Bisik Kenzie pada saudara kembarnya takut membangunkan Kezia yang sedang tidur nyenyak di tengah-tengah mereka. "Apa?" Ucap Taylor sambil memejamkan mata. "Berapa lama lagi kita sampai?" "Penerbangan dari Paris ke Jakarta memakan waktu sembilan belas jam Kenzie, kita akan sampai di Jakarta besok jam 10 pagi." "Kenapa lama sekali?!" Sahut Kenzie. "Diam lah! Nanti mommy bisa bangun!" Balas Taylor. "Mommy udah bangun kok." Ucap Kezia yang terpaksa bangun karena ulah anak-anaknya. "Kalian mau jajanan gak?" "MAU!!" Sahut Kenzie dan Taylor bersamaan. Setelah memberikan dua bungkus keripik kentang non msg berukuran besar ke kedua anaknya, akhirnya Kezia bisa tidur dengan tenang selama dua jam. "Kita bakal ketemu sama daddy gak ya Tay?" "Aku tidak peduli, bahkan aku tidak mau ketemu dengan daddy." "Lagipula kita ke Indonesia kan untuk bertemu dengan grandpa Albert, kita tidak punya waktu untuk bertemu dengan daddy." Ucap Taylor lagi sambil memakan keripik kentang miliknya. "Keripik ini tidak enak, lebih enak yang di berikan uncle James." "Tapi aku ingin bertemu dengan daddy." Ucap Kenzie sedih. "Jangan cengeng deh Ken. kan mommy udah bilang daddy udah meninggal, jadi kita harus menganggapnya seperti itu juga." Tanpa sadar air mata menetes dari mata Kezia, rasa sakit seperti tertusuk benda tajam menyiksa hatinya, sedari tadi ia sudah terbangun, dan siapa sangka ia mendengar percakapan seperti ini dari kedua anaknya. Kezia merasa benar-benar gagal menjadi seorang ibu, anak-anaknya terpaksa tumbuh tanpa adanya sosok seorang ayah, seandainya ia mampu membuka hatinya seperti dulu, dan menikah lagi dengan seorang pria, pasti Kenzie dan Taylor tidak akan mempertanyakan tentang keberadaan Devano. Kezia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, tapi untuk membuka hati, Kezia tidak mampu, perempuan berusia 27 tahun itu sudah terlalu tersakiti untuk percaya lagi dengan yang namanya cinta. Tidak ada laki laki yang mampu membahagiakannya sama seperti ayahnya. Mereka semua pada akhirnya pasti akan membuat luka yang baru di dalam hati Kezia. Maafkan mommy Ken, dulu mommy tidak mampu membujuk daddy mu untuk mempertanggung jawabkan kalian. "Mommy nangis?" Ucap Taylor. "Mommy bangun!" Sahut Kenzie. "Kenapa Ken?" Ucap Kezia dengan suara serak. "Mommy mimpi buruk ya? Sini Kenzie peluk biar mommy gak nangis lagi." Ucap Kenzie sambil memeluk Kezia di ikuti dengan Taylor yang tidak mau ketinggalan. Tanpa meminum obat penenang, Kezia mampu mengatur emosinya karena pelukan hangat dari kedua malaikat kecil yang selama ini menjadi satu-satunya alasan Kezia untuk tetap hidup dan terus berjuang walaupun rasanya begitu berat. "Taylor sayang sama mommy." "Kenzie juga sayang sama mommy, lebih dari Taylor." "Eh enggak! Taylor yang lebih sayang mommy dari pada Kenzie!" Balas Taylor tidak terima. Kezia tertawa melihat pertengkaran kecil kedua anaknya, di dalam hatinya Kezia merasa lega, setidaknya dari semua penderitaan yang harus dia hadapi, ia memiliki kedua anak baik yang benar-benar lucu dan selalu mampu menghibur hatinya. Sayang sekali kamu tidak mau mengakui mereka Dev, mereka tumbuh jadi anak-anak yang sangat baik dan pintar. Berbeda jauh dibandingkan kamu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD