2. Keputusan

1118 Words
Dirinya kasihan melihat gadis itu seperti kelinci yang ketakutan. Membuat Rey ingin menolongnya, walau harus mengorbankan kredibilitasnya sebagai seorang pejantan tangguh. “Bagus!! Saya ga mau tahu ya, kamu sudah melakukan hal yang tidak senonoh, tentu kamu harus bertanggung jawab.”tuduh papa Arya yang masih kesal dengan keadaan yang ada. Laki laki itu langsung menelpon seseorang, dan mereka berempat duduk di dalam kamar itu dengan canggung sambil menunggu orang tua laki laki itu. Papa Arya yang masih marah hanya bisa menurunkan tensinya dengan cara mondar mandir. Tak selang berapa lama, tiba tiba ada ketukan di pintu kamar yang mereka tempati, papa Arya langsung dengan segera membuka pintu dan mendapati ada laki laki tampan dan wanita cantik yang elegan dengan pakaian yang bermerek dari atas sampai bawah. Papa Arya terbengong kaget, karena ia mengenali laki laki yang di luar itu sebagai orang terkaya no 1 se asia, yaitu Rayhan Abimanyu, dan istrinya yang mantan supermodel cantik yang bernama Kinanya Anastasya “Reyvandra Abimanyu, apa maksud kamu dengan ingin menikah malam ini juga?” tanya Kinan dengan nada tegas. “Maaf, saya mau menjelaskan apa yang terjadi..” lalu papa Arya langsung menceritakan apa yang terjadi kepada pasangan suami istri ternama itu. Kronologi yang diceritakan oleh papa Arya membuat kedua orang tua Rey hanya bisa memegang kepalanya yang mendadak pening. “Benar kamu melakukan itu?” Kata Rayhan dengan nada menyelidik. “Iya pa, tapi Rey ada alasannya, tadi ada yang mau menjebak Rey. Rekan bisnis Rey yang melakukannya, Rey sempat bisa lari dari jebakan itu dan di tolong oleh Anjani. Tapi yah emang pada saat pak Arya masuk, emang pas saya menindih anaknya di kasur itu.” Jelas Rey dengan malu malu. Papi maminya hanya bisa kembali menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena merasa anaknya ini memalukan. Sedangkan Jani hanya bisa menunduk dan diam saja, karena laki laki itu emnag menceritakan fakta sesungguhnya.. “Baiklah pak, karena emang anak saya yang salah, saya setuju kalau anak saya menikah dengan anak bapak.” Kata Rayhan memutuskan setelah menerima kode dari istrinya juga kalau istrinya juga menyetujui calon mantunya. Rey bingung, biasanya papi maminya itu pemilih banget, ini dengan mudahnya setuju dengan Jani. “Nah sekarang kita langsung putuskan aja kapan mereka menikah?” tanya Rayhan kepada calon besannya. “Saya dari pihak wanita hanya bisa mengikuti kapan mau dilangsungkan pernikahannya. Yang penting harus secepatnya, karena saya takut dengan omongan orang saja.” Kata papa Arya dengan pasrah, begitu pula dengan istrinya mama Ai, yang cukup shock dengan kejadian ini. Sedangkan sebenernya Jani ingin menolak tapi ia ga berani dengan orang tuanya sehingga ia hanya bisa menunduk dan kembali menangis. “Gimana kalau untuk meyakinkan niat baik kita, besok kita urus surat suratnya ke catatan sipil terlebih dahulu, kalau urusan pernikahan bisa dihelat sebulan lagi. Untuk urusan itu biar EO dan saya yang akan mengurus.” Kata mami Kinan dengan segera. “Gak apa jeng, nanti saya juga bisa membantu. “ kata mama Ai ga enak kalau semuanya diurus oleh pihak laki laki. “Gimana dengan kamu Rey apa kamu siap?” tanya papa Rayhan dengan pandangan menyelidik. “Saya siap pah!” “Kalau kamu manis? Gimana? Kamu mau kan nikah sama anak papi Rayhan ini?” tanya papi Rayhan kepada Anjani. Sedangkan mama Ai langsung menyenggol tangan anak gadisnya untuk merespon pertanyaan calon mertuanya. “Ya om!” katanya sambil mencium tangan papi Rayhan dan mami Kinan, yang membuat mereka tambah kagum dengan anak gadis yang ditemui oleh Rey itu, selain cantik manis dan polos, gadis ini juga dididik dengan sopan santun, karena jarang anak muda sekarang yang melakukan apa yang dilakukan oleh Anjani itu. “Manggilnya papi ya, bukan om! Sama kayak Rey manggil kami, papi dan mami, gitu ya cantik!“ kata mami Kinan dengan nada lembut. Ia senang dengan calon mantunya ini, bukan kayak cewe cewe yang sering menggoda dan mengejar ngejar anaknya. “ Ya pi! Mami!” ulang Jani dengan nada lembut, Rey yang mendengar suara lembut calon istrinya itu menjadi kagum, ia merasa gadis manis penolongnya itu emang berbeda dengan anak gadis lainnya. “Kamu umur berapa sih cantik? Kok menggemaskan sekali?” tanya Kinan dengan nada sayang, maklum ketiga anaknya adalah laki laki, yang paling sulung itu si Reyvandra usia 29 tahun, adik kembarnya bernama Alandra dan Alendra Abimanyu yang masih berusia 20 tahun. Yang sedang kuliah di London. “Dia ini masih baru lulus SMA, usianya baru 19 tahun lebih, baru juga mau kuliah di Amerika. Dengan kejadian ini, mungkin ia harus menunda pendidikannya atau dia bisa kuliah di Jakarta saja, nak Rey tidak keberatan Jani kuliah kan?” tanya papa Arya sambil menatap wajah anak laki laki itu dengan penuh harap. “Tentu tidak, nanti saya yang akan membiayai semua pendidikan Jani, tentunya saya harap Jani bisa ambil kuliah di Jakarta saja ya. “ pinta Rey dengan tatapan mata yang mengarah kepada Jani yang sedari tadi hanya menunduk. Sebenarnya Rey cukup heran dengan usia Jani yang baru 19 tahun lebih tapi bodynya sudah se seksi itu, bahkan dadanya pun sudah sebesar tangan Rey. Pikiran Rey yang kemana mana membuat sesuatu di tubuhnya bergerak naik. Buru buru Rey menepis pikiran mesumnya dan mengalihkannya kepada kedua orang tuanya yang sibuk mengatur pernikahan antara dirinya dan Anjani. “Baiklah, saya kira pertemuan kita malam ini cukup. Saya harap pak Arya dan ibu bisa memaafkan Reyvandra dan mulai menganggap Rey sebagai anak kalian sendiri, karena saya rasa ini semua takdir dari Tuhan dan mungkin emang nak Jani lah jodoh yang dikirim Tuhan kepada Rey karena di usianya yang sudah cukup matang, Rey tidak pernah sekalipun memperkenalkan calon istri kepada kami. “ jelas papi Rayhan dengan suara nya yang sangat berwibawa itu. “Saya berterimakasih dengan pertanggung jawaban yang diberikan oleh keluarga pak Rayhan karena kejadian ini. Maaf kalau tadi saya juga sempat emosi dengan nak Reyvan.” “Saya kira itu wajar, sebagai orang tua, apalagi dengan putri seperti nak Jani tentunya orang tua akan semakin over protektif.” Kata mami Kinan dengan tatapan sayang yang tertuju pada Anjani. “Baiklah kami pamit dulu, besok biar asisten kami yang akan mengurus surat menyurat pernikahan di catatan sipil, jadi besok Anjani akan sah menjadi menantu keluarga Abimanyu.” Kata Rayhan lagi. Dia berdiri menggandeng istrinya untuk mengikutinya dan dengan kode matanya ia meyuruh anaknya untuk mengikuti mereka pulang. “ Ehm pak Arya eh om…” kata Rey agak kebingungan. “Panggil papa dong Rey!” suruh Rayhan dengan nada ketus. “Papa, mama, Rey pulang dulu. Jani, abang pulang dulu ya.” Pamit Reyvan dengan sopan. Jani pun mencium tangan kedua calon mertuanya dan juga ia mencium tangan calon suaminya dengan penuh hormat, membuat Rayhan dan Kinan merasa bahwa kali ini anaknya tidak salah pilih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD