02 - MY HOT BILLIONAIRESS

2104 Words
MHB.02 JANGAN BAWA PUTRIKU KELUAR TERLALU LAMA VICTORIA DEBORA CHEN Sepuluh tahun lalu… “Nona, Tuan Drex Chen memintaku datang untuk menjemput Nona.” Seorang bodyguard kepercayaan Daddy ku Drex Chen datang menghampiriku yang sedang duduk di café bersama kekasihku. Dengan segera aku menoleh ke belakang di mana Tuan Jack Fan kini sedang berdiri dan berkata dengan wajah memelas, “Uncle, apa aku boleh meminta waktunya sebentar? Aku belum selesai kencan dengan kekasihku. Aku masih ingin lebih lama di sini.” “Tapi Nona, Tuan Drex akan marah kalau Nona terlambat pulang.” “Aku juga bisa akan marah kalau Uncle selalu menyuruhku pulang.” Aku bicara dengan sedikit kesal. “Tapi Nona…” Aku mengerutkan dahi dan membolakan mataku menatap Tuan Jack Fan yang berdiri di hadapanku sembari berkata, “Uncle, apa Uncle ingin aku marah-marah di sini? Aku hanya minta waktu beberapa menit lagi. Jadi mengertilah. Aku akan bertanggung jawab jika Daddy dan Mommy ku memarahi Uncle. Uncle tunggu aku di luar café ini saja. Please…!” Tuan Jack Fan menarik nafas dalam dan berkata, “Baiklah, Nona. Aku akan menunggu di luar.” Setelah memastikan Tuan Jack Fan keluar dari café dan menungguku di luar, aku pun kembali menghadap kekasihku yang dari tadi duduk di hadapanku. Dengan wajah sedikit bersalah aku pun berkata, “Sayang, maafkan aku. Maaf jika kencan kita sedikit terganggu karena orang Daddy ku datang menghampiriku.” “Tidak apa-apa, Sayang. Aku sudah terbiasa dengan hal ini.” Gerald Wyman Ye tersenyum hangat padaku. Namaku Victoria Debora Chen, seorang gadis berumur 18 tahun yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Aku adalah putri tunggal dari Tuan Drex Chen dan Nyonya Xaviera Zhou yang merupakan pemilik hotel dan casino nomor satu di Macau. Sebuah kota yang sangat terkenal dengan julukan Las Vegas-nya Asia. Dan aku terlahir sebagai cucu pertama di keluarga besar Chen yang tersohor di kota Macau karena kekayaannya. Karena latar belakangku yang sangat kuat, semua orang yang ada di kota ini pun mengenalku. Banyaknya hotel dan casino yang dimiliki oleh Daddy ku Drex Chen, membuatku hidup tanpa kekurangan dan penuh dengan kemewahan. Apa pun yang aku inginkan selalu aku dapatkan. Aku bisa membeli apa saja yang aku inginkan tanpa harus berusaha atau berpikir keras bagaimana cara mendapatkannya. Begitu juga dengan uang, kedua orang tuaku tidak pernah mencegahku untuk menggunakan uang seberapa pun yang aku inginkan asalkan aku bisa menggunakannya dengan baik dan membeli hal yang aku perlukan. Hal ini membuatku merasa menjadi seorang gadis paling beruntung di dunia. Meski aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan dan sangat dimanja oleh keluarga besar Chen, tapi aku tidak memiliki kebebasan dalam hidup. Dari kecil hingga sekarang ini aku selalu hidup dalam pengawasan orang tuaku. Aku tidak pernah bisa bebas seperti anak gadis lain pada umumnya yang bisa pergi kemanapun bersama temannya. Dari kecil Daddy Drex Chen telah menugaskan seorang bodyguard untuk selalu menemaniku kemana pun aku pergi, terutama jika aku keluar villa. Dan hingga saat aku telah menginjak usia 18 tahun seperti saat ini, Daddy Drex Chen masih saja menyuruh orangnya untuk mengikutiku kemana pun aku pergi dengan dalih untuk menjaga keamananku. Termasuk mengawalku saat aku pergi berkencan dengan kekasihku. Hal ini membuatku merasa menjadi seorang tahanan bebas bersyarat saja. Untungnya Gerald Wyman Ye yang sudah dua tahun terakhir menjadi kekasihku bisa memaklumi hal ini. Ia tidak pernah mempermasalahkan jika setiap kali kami pergi berkencan harus dikawal oleh bodyguardku. Ia selalu bisa memahami diriku yang sangat dijaga oleh keluarga besar Chen. Ia adalah seorang pria yang baik dan dewasa, lima tahun lebih tua dariku. Seorang pria yang aku kenal tiga tahun lalu dari teman sekelasku saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Seorang putra dari keluarga Ye, pemilik usaha catering yang terkenal di kota Macau. Namun sayangnya ia bukanlah putra sah dari Tuan Aldo Ye. Hal itu membuat ia hidup tidak seberuntung anak Tuan Aldo Ye yang lain dengan istri sahnya. Meski ia memiliki latar belakang yang berbeda denganku, namun aku tidak mempermasalahkannya. Aku menerima keadaanya dan mencintainya apa adanya. Tidak hanya memiliki wajah yang tampan, tapi sifatnya yang dewasa dan perhatian membuatku jatuh hati padanya. Ia selalu memperlakukanku dengan baik dan terlihat menyayangiku sepenuh hati, membuatku memilihnya menjadi kekasihku diantara begitu banyak pria yang mengejarku. Dan ia adalah pria mandiri yang memiliki nilai juang yang tinggi. Hal itu membuatku semakin menyukainya. “Sayang, bagaimana dengan kuliahmu? Apa berjalan dengan baik?” Aku kembali berbicara pada Gerald Wyman Ye yang masih duduk di hadapanku. Gerald Wyman Ye pun tersenyum padaku dan menjawab, “Berjalan dengan baik. Bulan depan aku akan wisuda. Aku harap di saat aku wisuda nanti, kamu akan menjadi pendamping wisudaku.” Seketika aku merasa sedih mendengar harapan Gerald Wyman Ye terhadapku di hari wisudanya. Aku hanya bisa diam tanpa kata sambil menundukkan wajah. Melihatku yang tiba-tiba diam tanpa kata membuat Gerald Wyman Ye kembali bersuara, “Sayang, kenapa kamu terlihat murung?” Aku mengangkat wajahku perlahan dan menjawab, “Sayang, sepertinya aku tidak bisa datang di hari wisudamu.” “Kenapa?” “Seminggu lagi aku akan berangkat ke Amerika untuk melanjutkan study ku. Aku akan kuliah di Harvard University. Jika kamu wisuda bulan depan, kemungkinan aku tidak bisa pulang. Karena bulan depan aku sudah mulai kuliah.” Aku menjawab dengan perasaan sedih. “Ya sudah, tidak apa-apa. Lagi pula aku masih bisa melakukan video call bersamamu saat aku wisuda nanti. Jadi kamu juga bisa ikut menyaksikanku memakai pakaian wisuda.” Gerald Wyman Ye tersenyum pahit padaku. Melihat rasa kecewa dari wajah tampan Gerald Wyman yang kini berusaha sebiasa mungkin di hadapanku, membuatku merasa bersalah padanya. Aku mengulurkan tanganku dan menyentuh punggung tangannya yang ada di meja. Dengan suara rendah aku pun berkata, “Sayang, sekali lagi maaf. Tapi aku akan berusaha untuk pulang. Aku akan memikirkan cara agar bisa pulang dan hadir di hari wisudamu.” “Tidak usah. Pendidikanmu lebih penting.” “Tapi kita juga harus merayakan wisudamu.” “Bukankah kita bisa merayakannya kapan saja? Kita bisa merayakannya saat kamu kembali ke Macau ini nanti.” Aku kembali menundukkan wajah dan terdiam cukup lama. Melihatku yang kembali terdiam, Gerald Wyman pun mengulurkan tangannya menyentuh wajahku dan kembali bertanya, “Hei cantik, kenapa kamu terlihat sedih lagi?” “Sayang, jika aku jauh nanti, apa kamu akan tetap mencintaiku? Apa kamu akan tetap selalu setia padaku dan menungguku hingga kembali?” “Tentu saja aku akan menunggumu hingga kembali. Karena aku mencintaimu.” Seketika suasana hatiku berubah mendengar ucapan Gerald Wyman Ye yang membuat hatiku tersentuh. Bibirku kembali tersenyum padanya dan berkata, “Aku juga mencintaimu.” Saat aku sedang menikmati moment manis bersama Gerald Wyman Ye, Tuan Jack Fan yang dari tadi menungguku di luar café kembali datang menghampiriku. Dengan suara rendah ia berkata, “Maaf Nona, kita hanya memiliki waktu sepuluh menit lagi. Kalau tidak…” Aku yang merasa terganggu dengan kehadiran Tuan Jack Fan kembali pun berkata dengan nada tinggi, “Uncle! Apa Uncle tidak bisa tidak mengganggu waktuku? Sudah aku bilang, aku akan bertanggung jawab jika Daddy memarahi Uncle. Jadi kembalilah keluar. Aku belum selesai bersama Gerald.” “Baiklah, Nona.” Tuan Jack Fan pun akhirnya mengalah dan kembali keluar café. Sedangkan aku kembali melanjutkan perbincanganku bersama Gerald Wyman Ye. “Sayang, apa kamu tidak bisa bicara dengan baik? Semua orang melihatmu memarahi Tuan Jack Fan.” Gerald Wyman berbicara dengan wajah sedikit tidak senang. “Tapi Sayang, Uncle Jack itu telah mengganggu waktuku bersamamu. Aku tidak suka itu.” Aku berbicara sambil mengerutkan bibirku. “Meski ia adalah bawahan Daddy mu, tapi beliau tetap lebih tua darimu. Kamu harus menghargainya sebagai orang tua. Tidak baik berbicara kasar pada orang yang lebih tua dari kita. Bagaimana pun ia yang selalu setia menjagamu.” “Aku tidak bermaksud kasar padanya. Aku hanya merasa kesal.” “Lain kali, jangan diulangi lagi. Saat pulang nanti, minta maaflah pada Tuan Jack Fan. Ia pasti merasa sedih karena kamu telah menghardiknya di depan orang banyak.” Mendengar ucapan Gerald Wayman Ye, aku pun merasa bersalah. Dengan suara rendah aku berkata, “Baiklah. Nanti aku akan meminta maaf padanya.” “Lain kali jangan diulangi lagi.” “Ya, aku tidak akan mengulanginya.”Aku terdiam sejenak lalu kembali berkata, “Sayang, apa rencanamu setelah wisuda nanti?” “Aku belum tahu.” “Hmmmm… Bukankah waktu itu kamu berencana untuk membuka usaha makanan dan minuman yang dikemas?” “Ya, itu adalah cita-citaku. Tapi nanti saja, setelah aku memiliki uang yang banyak untuk membuka usaha tersebut.” Gerald Wyman Ye tersenyum padaku. Mendengar jawaban dari Gerald Wyman Ye yang terlihat sedih membuatku memiliki inisiatif untuk membantunya. Aku membuka tas kecil yang ada di pangkuanku dan mengambil salah satu black card milikku. Kemudian aku memberikan black card itu dengan mendorongnya di atas meja ke hadapan Gerald Wyman Ye. Dengan suara rendah aku pun berkata, “Peganglah kartu ini. Kamu bisa menggunakannya kapanpun kamu butuhkan.” “Sayang, tidak usah. Aku tidak ingin merepotkanmu. Aku masih bisa berusaha untuk mencari jalan lain.” Gerald Wyman mendorong kembali black card itu ke hadapanku. Aku yang merasa tidak senang atas penolakannya pun kembali mendorong kartu itu sembari berkata, “Sayang, tidak apa-apa. Aku tahu kamu bisa mencari jalan lain untuk mewujudkan cita-citamu. Tapi peganglah kartu ini. Jika suatu saat kamu mengalami kendala, kamu bisa menggunakannya.” “Tapi Sayang…” Dengan segera aku meraih tangan Gerald Wyman dan meletakkan black card itu dalam genggamannya. “Simpanlah! Kamu bisa menggunakannya untuk memulai bisnismu. Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu sangat ingin sukses dan membahagiakanku di masa depan nanti? Saat kamu telah sukses nanti, temuilah Daddy ku untuk melamarku. Kita akan menikah saat cita-citamu itu tercapai.” Gerlad Wyman yang kini tengah mengenggam black card milikku pun berkata sambil tersenyum canggung. Ia menggengam tanganku di atas meja dengan erat sembari berkata, “Baiklah. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk segera sukses. Setelah itu aku akan melamarmu dan kita akan menikah. Aku berjanji padamu. Terima kasih Victoria, selalu ada bersamaku dan mensupportku.” “Sama-sama. Bahagiamu adalah bahagiaku juga. Lagi pula kesuksesanmu nanti juga untuk masa depan kita. Di masa depan, aku ingin menikah denganmu dan menua bersamamu.” Belum sempat Gerald Wyman Ye menanggapi ucapanku, tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat familiar di telingaku. “Apa harus Daddy yang datang menjemputmu agar kamu mau pulang, Vicky?” Aku yang merasa kaget pun dengan segera melepaskan genggaman tangan Gerald Wyman Ye dari tanganku dan menoleh ke arah dari mana suara itu berasal. Terlihat Daddy Drex Chen yang baru saja memasuki café melangkah dengan pasti menghampiriku diikuti oleh Uncle Jack fan dan beberapa orang bawahannya yang lain. Dan semua mata para pengunjung café pun tertuju padaku. Melihat kehadiran Daddy Drex Chen yang begitu tiba-tiba membuatku teringat pada black card yang baru saja aku berikan pada Geral Wyman Ye. Seketika rasa takut pun muncul di hatiku. Aku takut jika Daddy Drex Chen mengetahui bahwa aku baru saja memberikan salah satu black card milikku kepada kekasihku. Untung saja saat ini tangan Gerald Wyman Ye tidak lagi berada di atas meja. Dan untuk mengalihkan pandangan Daddy Drex Chen, aku pun bangkit dari kurisku untuk menyapanya. “Daddy…” Aku tersenyum manja pada Daddy Drex Chen yang kini telah berdiri di dekatku. Kemudian aku memeluk tubuh Daddy Drex Chen sembari berkata, “Kenapa Daddy datang kemari untuk menjemputku? Padahal aku akan segera pulang.” Daddy Drex Chen pun membelai rambutku yang kini tengah memeluknya. Dengan suara rendah beliau berkata, “Karena kamu belum juga pulang makanya Daddy datang menjemputmu. Malam ini kita akan makan malam bersama dengan keluarga besar. Jadi kita harus segera pulang.” “Baiklah, aku akan pulang.” Aku melepaskan pelukanku dari tubuh Daddy Drex Chen dan mengambil tasku yang ada di atas meja. Kemudian aku menatap Gerald Wyman Ye yang masih diam terpaku mantap Daddy Drex Chen yang datang dengan sangat tiba-tiba sembari berkata, “Gerald, maaf aku harus pulang.” “B-baiklah. Hati-hati di jalan.” Gerald Wayman menganggukan kepalanya menanggapiku. Kemudian ia menyapa Daddy Drex Chen yang kini juga menatapnya, “Tuan…” “Anak muda, lain kali jangan bawa putriku keluar terlalu lama. Ia masih kecil dan harus menyelesaikan study nya dengan baik.” Aku sangat kaget mendengar Daddy Drex Chen mengatakan hal itu kepada kekasihku. Aku yang merasa malu pun menarik Daddy Drex Chen keluar dari café sembari berkata, “Daddy, jangan bicara seperti itu. Gerald itu teman dekatku. Jika Daddy seperti itu bisa-bisa ia tidak mau lagi denganku.” “Daddy tidak melarangmu menjalin hubungan dengannya. Daddy hanya tidak ingin pendidikan terganggu hanya karena seorang pria.” Daddy Dex Chen menjawab setelah kami berada di halaman café. “Itu tidak akan terjadi, Dad.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD