- DREAMING -

1580 Words
Rambut warna merah jambu dan jepit rambut burung gelatik di kepala gadis itu sebetulnya mengingatkanku pada seseorang. Dan aku semakin yakin bahwa itu adalah dia setelah memperhatikan gaun berwarna ungu mudanya. “Arabella?” panggilku yang sebenarnya lebih terdengar seperti menebak. “Ya, Yang Mulia Rafael.” Rupanya benar tebakanku. Dia adalah Arabella, tokoh utama dalam game yang dimainkan Jihan, adikku. Lalu, mungkin aku salah mendengar bahwa dia memanggilku ‘Yang Mulia Rafael’? Tetapi kalau diingat lagi, JIhan pernah berkata bahwa salah satu tokoh dalam game itu bernama Rafael. Dia adalah pangeran mahkota yang menjadi salah satu target cinta Arabella dalam game ini. “Tidak sopan kau, Arabella! Beraninya kau memanggil Yang Mulia Putera Mahkota dengan namanya!” seru seorang wanita cantik yang berdiri di depan kami. Dia menudingkan tangannya ke arah Arabella dengan tatapan penuh kebencian dan air mata. “Ta… tapi…” Arabella berusaha mengelak, namun agaknya dia sulit berkata-kata. Seseorang berbadan besar dengan baju zirah maju ke depan Arabella, kemudian berkata. “Nona Arabella adalah tunangan Putera Mahkota yang baru saja menggantikan Anda, Nona Eliza Y’ Vone. Jadi, bukankah wajar jika Nona Arabella memanggil Putera Mahkota dengan namanya?” bela pria itu. “Tuan Andreas.” Arabella menyebutkan nama pria besar itu dengan begitu senang dan penuh rasa terima kasih. Kini aku tahu bahwa perempuan yang ada di depan kami adalah Eliza Y’ Vone. Dia adalah puteri dari Duke dari wilayah Vone, Konor Y’ Vone yang juga merupakan perdana menteri dari kekaisaran Daniss yang agung. Dalam game ‘Oh, My Beautiful Shilla’ dia adalah tokoh wanita jahat yang selalu mengganggu Arabella. Kelihatannya aku terlalu meremehkan game yang adikku mainkan itu. Bisa-bisanya aku sampai memimpikan adegan yang ada dalam game itu. Apa lagi sepertinya ini hampir mendekati k*****s. Tadi, pria berbadan besar itu berkata bahwa Arabella baru saja menjadi tunanganku. Artinya aku sudah mendeklarasikannya, bukan? Dan berarti aku sudah memutuskan hubungan dengan Eliza serta memberi tahu semua orang tentang kejahatan yang Eliza lakukan pada Arabella. Jika tidak salah, kejadian berikutnya yang akan terjadi adalah Eliza akan diseret paksa keluar oleh prajurit penjaga. Lalu, karena kesedihannya itu, sesuatu yang besar terjadi. Yaitu, yaitu kebangkitan Raja Siluman. “Prajurit! Keluarkan puteri jahat Eliza Y’ Vone dari aula ini sekarang juga!” seru Andreas lantang. “Tunggu! Tunggu! Kalau begini sih udah red flag banget!” Batinku. Biarpun ini mimpi, setidaknya biarkan ini menjadi mimpi indah. Sebagai orang yang mencintai perdamaian, aku tidak ingin melihat pertumpahan darah di mimpiku sekalipun. Jadi, kupikir aku harus mencegahnya. “Tunggu sebentar!” seru ku. Tetapi, karena riuhnya suara orang dan perhatian mereka yang tertuju pada Eliza, sepertinya suaraku tidak terdengar. Tidak. Bukan. Sepertinya memang suaraku sangat lirih dan badanku tidak bisa digerakkan. Terkadang pasti ada kan mimpi yang seperti ini? Yang mana kita tidak bisa mengubah jalan ceritanya dan harus mengikuti cerita sampai selesai. “Kalau begitu tinggal menutup mata, lalu pasti akan bangun kan?” batinku. Untuk memastikannya, aku pun memejamkan mata serapat mungkin. Semoga saja begitu aku membuka mata lagi aku akan terbangun. Lama-lama, suara hiruk pikuk orang-orang semakin berkurang dan sepi. Mungkin aku sudah kembali ke kenyataan. Apa lagi sekarang aku mendengar suara adikku. “Elah, cowok macem Kakak gue aja ditangisin.” ujar Jihan. Jika dijelek-jelekkan seperti itu, biasanya aku pasti akan membalasnya. Tapi, kali ini aku malah merasa lega. Ini tandanya aku benar-benar bermimpi tadi. Hanya saja, aku merasa aneh karena mimpi tadi terasa sangat nyata. “Wow! Itu Raja Siluman apa-apaan banget gantengnya!!” Jihan berteriak Tiba-tiba. Berkatnya, aku jadi benar-benar terbangun. “Ini kan kamar gue?” gumamku begitu kesadaranku bertambah. Rasa-rasanya tadi sebelum tidur aku pindah ke kamar adikku dan tidur di sana. Bagaimana bisa aku terbangun lagi di kamarku sendiri? Jangan-jangan aku ngelindur. “Bentar. Jihan, kamu main lagi? Tadi bukannya udah tidur?” tanyaku. Tanpa menengok, Jihan menjawab, “Hah? Aku dari tadi masih main aja, kok. Orang belom selesai.” Ini sangat aneh. Aku yakin sekali tadi Jihan sudah tertidur. Apa aku bermimpi mulai dari situ? Apa berarti tadi itu mimpi di dalam mimpi? “Coba lihat deh, Kak. Tampang pangerannya pas panik lucu. Mirip banget sama kamu.” ujar Jihan, mengarahkanku pada layar komputer. Aku kemudian mendekat dan ikut melihat ke sana. Nampak seorang pria berambut pirang berbaju mencolok dengan wajah pucat pasi. “Memangnya aku kayak gini?” tanyaku. “Ini tuh persis mukanya kayak pas Kak Rafael ketemu kecoa. Hahahaha lucu banget!” jawabnya sambil tergelak. Jihan kemudian melanjutkan jalan cerita game itu dengan meng-klik ke sembarang layar. Pemandangan pun berubah menjadi pertarungan Kerajaan Daniss dan tentara Raja Siluman. Gambaran pertarungan antara dua makhluk yang berbeda itu terlihat begitu sengit. Sang pangeran nampak dengan gigih mengayunkan pedangnya, menghunus satu demi satu siluman yang menyerang. Namun diceritakan, pada akhirnya bangsa manusia tersudutkan karena kekuatan sihir siluman yang jauh lebih unggul. Banyak sekali prajurit dari bangsa manusia yang akhirnya tumbang, bahkan raja pun mati di tangan Raja Siluman. Lalu, di saat Kekaisaran Daniss seolah hampir tinggal nama, kekuatan Arabella pun bangkit. Sihir cahaya yang tadinya hanya berfungsi sebagai penyembuhan, menjadi tumpah ruah dan menyelimuti seluruh kekaisaran. Bangsa manusia seperti mendapatkan kekuatannya kembali berkali-kali lipat. Kemudian, dengan kekuatan yang mereka dapat dari sihir cahaya milik Arabella, mereka menyerang balik pasukan Raja Siluman. Di akhir peperangan, Sang pangeran mahkota menghunuskan pedang miliknya tepat di jantung Raja Siluman. Peperangan dengan siluman pun berakhir. Rafael T’ Danique, sang putera mahkota yang menghunuskan pedang pada serangan terakhir pun dinyatakan sebagai kaisar baru di Kerajaan Daniss. Kemudian, Arabella yang telah menyebarkan kekuatan cahayanya diangkat menjadi gadis suci sekaligus ratu. Kehidupan mereka berakhir dengan bahagia selamanya. Sementara itu Eliza Y’ Vone, sang antagonis tidak diketahui lagi keberadaannya dan seolah-olah dinyatakan tidak pernah ada di dunia ini. “Hmm... berarti pangeran harus membangun kekaisaran lagi dari awal gitu ya? Repot bener.” aku menanggapi. “Makanya, kalau seandainya Eliza nggak diputusin pasti kejadiannya gak begini. Tapi, di tiga rute di antara lima cowok ini Eliza pasti diputusin.” “Kenapa?” tanyaku. “Di rutenya Rafael, kan Kakak udah lihat sendiri, ya. Terus rutenya babang Andreas, sebenernya Andreas jatuh cinta sama Eliza dan game-nya dimulai setelah Eliza sama Rafael bertunangan. Terus, yang ke-tiga di event another universe.” “Hah? Apaan itu?” Seperti biasanya Jihanmengucapkan istilah yang sulit dimengerti. “Ini loh… Kakak lihat cowok yang rambut ungu ini, kan?” Jihan menunjuk ke cover game di sebelah lengannya. Memang ada seorang pria berambut ungu yang entah kenapa sangat mirip dengan Eliza Y’ Vone sang antagonis. “Sebenernya itu Eliza Y’ Vone yang berubah jadi cowok dengan nama samaran Georgino Janes setelah membangkitkan Raja Siluman. Makanya dia baru nongol begitu perang dimulai.” jelas Jihan. “Bentar. Berarti si Eliza ini berubah jadi cowok, terus jadi tokoh utama yang diincar Arabella juga?” “Wow! Kakakku emang jenius.” sahut Jihansambil menjentikkan jarinya. Aku semakin tidak paham dengan jalan pikiran penulis cerita game ini. Jadi, mereka menyelubungkan l***q dan menyatakannya sebagai pasangan heterosexual? Benar-benar kreativitas itu memang tanpa batas. “Berarti di dua pilihan cowok lain, Eliza atau Georgino itu gak muncul atau gimana?” Aku semakin penasaran dengan cerita itu karena mimpiku barusan. “Muncul, kok kalau Eliza doank mah. Dia tetap jadi tunangan Rafael, tapi dikenal sebagai wanita jahat yang suka foya-foya. Terus, di akhir dia berkhiana.” Jihan melanjutkan penjelasannya, “Pokoknya dia itu gak ada nilai kebaikannya sama sekali di sini. Apalagi sebenarnya penghianatan itu udah dari lama direncanain ayahnya yang perdana menteri.” “Oh… berarti mau digimanain juga Kerajaan Daniss bakal perang selama keluarga Vone menghendaki, ya.” “Betul. Kalau gak begitu, cerita gak akan jalan, kan?” Memang tidak akan ada cerita kalau tidak ada konflik. Tetapi, hanya untuk membuat kebahagian seorang gadis biasa, sebuah negara harus hancur terlebih dahulu. Apa tidak berlebihan? Memangnya si Arabella itu apa? “Kak, aku mau lanjutin main. Minggir dulu, gih!” usir Tia. “Kamu tuh, besok emangnya gak sekolah? Kalau gak tidur sekarang, besok kesiangan, loh.” aku mencoba menasihati. “Lah? Kakak lupa kalau aku lagi libur akhir semester?” alasannya. Kalau diingat lagi, memang belakangan ini Jihan tidak masuk sekolah. Karena jadwal libur semesteran mahasiswa dan SMA berbeda, aku jadi tidak menyadarinya. “Daripada aku, mendingan Kakak aja yang tidur lagi.” Yah, mungkin sebaiknya begitu. Aku sudah sulit menahan kantuk. Selama mendengarkan cerita Jihan saja aku berkali-kali menguap. Tapi, gara-gara mimpi tadi rasanya malas sekali untuk tidur. “Tidur, lalu bangun lagi jadi pangeran.” kata Jihan. Dahiku mengerut. Apa maksud kata-kata Jihan? Saat hendak bertanya, tiba-tiba dengan dua tangannya Jihan menutup mataku dan mulutku. Anehnya, setelah itu aku merasa semakin mengantuk dan terlelap. Entah seperti apa posisi tidurku, tapi rasa-rasanya aku terjatuh ke dalam lubang yang sangat dalam. . Saat kembali membuka mata, lagi-lagi aku berada di aula pesta dansa kerajaan dan berdiri di tengah-tengahnya dengan Arabella yang menggandeng lenganku. Kalau ditanya apa yang berbeda, paling keadaan aula yang tadinya ramai kini sepi. Hanya ada aku, Arabella, Andreas, dan seorang pria yang tidak aku kenal. Selain itu, kini badanku lebih bebas bergerak. “Apa yang terjadi? Kemana semua orang?” pikirku. Andreas lalu berdiri di depanku dan berlutut. “Yang Mulia, tugas para prajurit sudah dilaksanakan. Eliza Y’ Vone telah dipulangkan ke rumahnya. Saya siap melaksanakan tugas selanjutnya.” ucap Andreas. Ini terlalu tiba-tiba dan kepalaku menjadi panik. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku seperti terlempar-lempar dari mimpi satu ke yang lainnya? Lalu, mana kah mimpi yang sebenarnya? Dan, kalau ini adalah dunia nyata, bukankah keadaannya cukup gawat?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD