Bab 2

1063 Words
Setelah Aji menenangkan Kalandra, mereka membawa Gita ke rumah dan mempersiapkan pemakaman untuk Gita. Di sisi lain Ibu Sofi menitipakan cucunya pada Pitha. Cucunya tidak bisa di bawa pulang karena dalam masa pemulihan. "Dok, saya minta tolong jaga cucu saya. Selesai pemakaman Gita saya akan kembali." Pintah Bu Sofi pada Pitha. "Baik Bu Sofi, saya akan menjaganya sampai ibu kembali." Jawab Pitha dengan senyum ramahnya. Setelah kepergian Bu Sofi, Pitha kembali ke ruangannya untuk membersihkan diri. Pitha memijit pelipisnya dia merasa lelah seharian ini dia menyelesaikan operasi sebanyak 6 pasien dan yang terakhir sangat melelahkan. "Pit, lo gak balik?" Tanya Galang pada Pitha. Setelah jam kerja selesai mereka akan bertingkah layaknya teman. "Gak Lang, kayaknya gue harus tidur di rumah sakit deh. Bu Sofi menitipkan bayi cantik itu sama gue." Kata Pitha, sejujurnya dia juga ingin pulang. "Maksud lo bayi nyoya Gita?" Tanya Galang. Seluruh kota ini tau kalo Kalandra dan Gita pasangan yang paling di puja di kota ini. "Iya siapa lagi, lo hati- hati ya mungkin setelah bayi cantik ini di ambil gue bakal ambil cuti 2 hari." Sahut Pitha dengan memejamkan matanya. "Oke! Kalo gitu gue pulang dulu! Sampai jumpa besti, semangat! Bye!" Pamit Galang pada Pitha. Pitha memutuskan masuk kamar pribadi yang berada di ruangan kerjanya. Saat ingin merebahkan badannya di kasur teleponnya bergetar. Ddrrttt... ddrrttt.. "Hallo, dengan siapa ini?" Tanya Pitha, dia mengangkat telepon dengan mata tertutup. "Nak ini ayah. Apa kamu tidak pulang, ini sudah larut malam kok belum ada di rumah?" Tanya pak Putra cemas. Biasanya jam 10.00 Pitha sudah berada di rumahnya. Namun sekarang sudah pukul 01.30 dini hari Pitha masih belum ada di rumah. "Maaf Yah, Pitha membuat Ayah cemas. Tadi ada pasien darurat dadakan jadi Pitha lembur Yah, mungkin besok malam Pitha akan pulang. Ayah istirahat saja, Pitha sayang Ayah!" Setelah sambungan terputus Pitha melanjutkan tidurnya. # # # Pagi telah tiba, Pitha sudah bangun dan sebagai umat muslim dia juga sudah melaksanakan sholat subuh. Dia yang tidak memiliki jadwal operasi hari ini bersiap pergi ke ruangan bayi. "Aku ingin menemui bayi cantik itu." Kata Pitha penuh semangat. Sekedar informasi Pitha sangat menyukai anak- anak. "Wah, cantik sekali kamu sayang, kamu pasti bahagia memiliki ibu yang rela berjuang demi kehadiran kamu di dunia ini." Katanya pada bayi cantik itu. Pitha terdiam memikirkan nasib bayi cantik di depannya yang sama seperti dirinya yang dii tinggal sang ibu. Saat ibunya melahirkan Pitha ibunya harus merenggang nyawa. Dia tidak bersedih karena selama ini dia mendapat kasih sayang yang sangat banyak dari Ayahnya. Lamunan Pitha buyar saat handphone miliknya bergetar. Ddrrttt.. ddrrttt.. "Hallo Lang, ada apa tumben pagi- pagi lo telpon gue." Tanya Pitha heran. Galang jarang telpon jika tidak ada hal yang penting. "Lo baca w******p gue, buruan ini penting Pit." Perintah Galang. Pitha langsung menutup telponya dan membaca artikel yang di kirim Galang. "Berita hari ini Kalandra Galant Prasetya CEO perusahaan PT. PRASETYA GRUP berduka atas kepergian istri dan anak yang di kandungannya. Mereka memutuskan pulang ke Amerika dan memakamkan istri dan anaknya di kota itu". # # # Flasback on. Kalandra adalah Tuan muda yang sangat kejam dan memiliki banyak perusahaan di Indonesia, dia mengembangkan bisnisnya dengan sangat pesat. Sampai pada saat dia mengahdiri meeting di Amerika dia bertemu dengan karyawan di perusahaannya yang bernama Gita Hapsari. Kalandra jatuh hati sejak pertama kali melihatnya. Gita merupakan perempuan cantik, ramah dan mungil. Dia berhasil mengambil hati sang Tuan muda Prasetya. "Gita sudah tiga tahun jadi karyawan di perusahaan ini. Gita sebatang kara dan dia kost di dekat kantor ini." Kata Alan asisten sekaligus sekertaris Tuan muda Prasetya. "Baiklah, awasi dia trus Al." Balas Kalandra dingin. Setelah pulang kantor Kalandra tidak sengaja melihat Gita yang di ganggu preman di jalan. Karena lembur Gita pulang pukul 21.00, dia berjalan menuju kostnya dan di hadang oleh preman yang mabuk. "Tolong.. tolongggg!" Teriak Gita. Walaupun banyak orang di situ tapi tidak ada yang menolong Gita. Gita di tarik paksa sampai masuk ke sebuah gang kecil. Sedangkan Gita hanya menangis meratapi apa yang akan dia alami. Brukk! Tanpa aba- aba Kalandra langsung menghajar habis preman itu dia membawa Gita ke dalam mobilnya. "Apa kamu baik- baik saja." Tanya Kalandra. "Ya Tuan saya baik- baik saja terima kasih telah menolong saya." Gita merasa hutang budi sama bosnya karena menolongnya dari preman tadi. "Dimana rumahmu biar saya antar, tidak baik perempuan jalan sendiri di tengah malam begini." Katanya tanpa memandang Gita. Setelah kejadian itu Kalandra dan Gita jadi sering bertemu dan mereka pun dekat satu sama lain dan saling menyukai. "Gita apa kamu ingin menikah dengan ku?" Tanya Kalandra pada Gita, dia merasa yakin dengan perasaannya walaupun mereka baru mengenal selama 3 bulan. "Apa ini tidak terlalu cepat mas, bagaiman jika keluarga mas tidak akan menerima keadaan Gita yang seperti ini." Jawab Gita yang merasa tidak percaya diri. "Sayang keluarga mas keluarga baik- baik sayang. Mereka akan menerima kamu dengan baik dan pasti mereka sangat menyayangi kamu." Kalandra meyakinkan. "Mas ingin menikahi kamu di Indonesia karena pekerjaan mas di sini sudah selesai. Mas haruss kembali ke Indonesia maka dari itu mas ingin membawa kamu ikut serta ke kota di mana mas di lahirkan dan di besarkan." Jelas Kalandra pada Gita, karena Kalandra tau Gita hanya seorang diri di kota ini. Maka dari itu dia memutuskan untuk menikahi Gita. "Baik mas, Gita setuju." Jawab Gita dengan mata berkaca- kaca menahan haru dan bahagia yang dia rasakan. # # # Sesampainya di Indonesia, betul apa yang di katakan Kalandra dia di sambut dengan sangat baik bahkan di sayangi dengan ibu Sofi. "Wah kamu cantik sekali sayang, ini Gita?" Tanya bu Sofi pada Kalandra dan di balas anggukan oleh anaknya tersebut. "Iya ma, dia Gita calon istri Kalan." Kalandra langsung memeluk pinggang ramping Gita, sedangkan gita menyalami ibu Sofi dan pak Aji. "Wah..wah, lihat putramu! Apa seperti itu cara memperlakukan perempuan di hadapan kita sebagai orang tuanya." Canda Aji sambil melirik bu Sofi. Setelah berbincang dan menetapkan tanggal pernikahan mereka beristirahat. "Sayang kamu dengar sendiri kan? Seminggu lagi kita akan menikah." Kata Kalandra sambil memberikan ciuman bertubi- tubi pada kekasihnya itu. "Ihh mas awas, malu tau aku!" Elak Gita dengan pipi yang merona karena ulah jahil Kalandra. "Sudah, aku mau tidur. Oh iya mas, mama bilang kita tidak bisa bertemu sampai hari pernikahan, jadi ini malam terakhir kita bertemu dan akan bertemu lagi di hari pernikahan." Gita langsung lari memasuki kamarnya. "Tidakkkkkk.. mama." Teriak Kalandra.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD