Reytha's Destiny Updated at Nov 22, 2021, 15:40
"Kau serius muntah karena mabuk saja, kan?" tanya Reyhan serius, masih sembari terus mengusap-usap punggung Atha.
Atha mengangguk sekilas. "Seingatku iya. Memangnya ada kemungkinan lain?"
"Ada."
"Apa?"
"Hamil."
"Ha?!" Setelah sejak tadi ia hanya sibuk dengan aktivitas muntahnya, maka kali ini, Atha langsung menoleh dan menatap kacamata Reyhan tidak terima. "Amit-amit, ya, Kak Rerey! Aku bahkan tidak pernah melakukan hal seperti itu!"
Reyhan mengangkat sebelah alisnya santai. "Kata siapa tidak pernah? Sering, malah."
"Hah?" Atha menahan napas, semakin tidak terima. "Sering? D--dengan siapa?"
"Denganku."
"Ih, kapan, Kak Rerey?!"
"Biasanya malam hari. Sebelum kita tidur."
Atha sudah sangat tidak bisa terima. "Tidak pernah, tidak pernah! Jangan sembarangan, ya!"
"Iya, sering."
"Sering apa? Maksduku di mana kita pernah─"
"Di pikiranku, Agatha."
***
❝Saat awal-awal, perbedaan dituduh jadi sebuah penghalang. Lalu di kemudian, kita sadar bahwa persamaan ternyata lebih berkuasa. Lebih hebat merusak, lebih hebat meremuk-remukkan.❞ ─ REYTHA.