bc

Head Over Heels ( Indonesia )

book_age12+
1.5K
FOLLOW
25.0K
READ
love after marriage
friends to lovers
pregnant
arrogant
dominant
manipulative
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

++++ Bercerita tentang keisengan Afwan yang berakhir cinta, sikap Afwan yang mendominasi, posesif terhadap Harumi yang polos membuat takut Harumi diawalnya, pelecehan pun gadis itu dapatkan, hingga suatu hari, Harumi hamil.

chap-preview
Free preview
Awalnya iseng..
       Afwan memasukkan mobil kesayangannya kepekarangan rumah, matanya menyipit menatap spion, mobil asing ikut masuk kepekarangan rumahnya. Afwan turun dari mobilnya, lalu menatap mobil itu, Wanita seumuran ibunya keluar. "Nak Afwan.. Ini ibu Dewi teman mama kamu.."sapanya seraya menghampiri Afwan lalu memeluknya sekilas. Afwan diam dengan melempar senyum samar, Afwan menoleh kearah mamanya yang baru keluar. "Ya ampun Dewi.. Ayo masuk.."sapa Ana riang seraya merangkul Dewi hangat. "Tunggu.. Anakku masih enggan turun.." Ana menoleh pada Afwan. "Kamu urus Harumi sayang.. Sekalian kenalan.."  Afwan masih diam menatap kepergian kedua ibu ibu rempong itu, lalu Afwan menoleh kearah mobil berkaca gelap itu. 'Merepotkan!' Afwan mengetuk kaca mobil, namun tidak ada respon. Dengan kesal Afwan membuka pintu itu, matanya terkunci dengan mata berretina coklat, bulat yang berbinar polos, wajah mungil dengan bibir kecil namun penuh dan ranum, Afwan seperti melihat boneka hidup, bahkan Afwan belum mengalihkan pandangnya. "Ma..maaf.. Harumi masih mau disini.." Suara lembut dan manja itu langsung menyadarkan Afwan, jantungnya berdebar tak karuan untuk pertama kalinya. Saat berpacaran dengan Kalista dirinya tidak pernah berdebar aneh seperti ini. "turun.."titah Afwan ketus. Wajah datarnya terlihat dingin. Harumi menatap Afwan dengan sedikit rasa tidak nyaman, suara Afwan benar benar dingin dan tajam Plus ketus! Dengan terpaksa Harumi turun, Afwan menutup pintu lalu menatap Harumi yang setinggi bawah dadanya, benar benar mungil pikir Afwan.  Afwan berlalu membalikkan badannya sambil berujar. "Cepet masuk!" Harumi menatap tubuh jangkung itu dengan gugup, langkahnya pun terayun mengikuti Afwan, mengekor dibelakangnya dengan mata sibuk menilai sekitar. Ana dan Dewi menoleh kearah keduanya. "Aduh Harumi.. makin lucu aja.."sambut Ana seraya memeluk Harumi gemas."Kamu sebenernya udah gede apa belum sih.. masih aja keliatan kayak baby.."sambungnya antusias plus gemas.  Afwan yang mendengar itu menyetujui ucapan sang mama. "Kamu satu sekolah sama Afwan.. Jadi jangan khawatir ya.." Afwan sedikit tergelak diduduknya, jadi gadis itu seumuran dengannya? Pikirnya tak percaya. Diisengin asyik nih kayaknya sambungnya antusias. "Iya.."jawab Harumi malu malu.  Afwan ikut duduk diantara mereka, memasang kuping, Afwan mendadak kepo tentang gadis lucu didepannya itu. Harumi menoleh kearah Afwan yang masih betah menatapnya. Seketika Harumi menciut takut plus malu. "ayahnya harus pindah tugas, sedangkan Harumi ingin berkuliah disini.. Tinggal satu tahun lagi, jadi nanggung.. Kasihan kalau pindah pindah.. Tahun depan juga kita balik lagi pindah kesini.."terang Dewi yang didengar serius oleh Ana. "Kamu ga usah khawatir.. Harumi akan aku jaga sebaik mungkin.. Disekolahnya pun ada Afwan yang menjaganya.." *** Afwan membawa koper itu kekamar sebelah kamarnya, dengan wajah datar. "Ma..makasih.."ucap Harumi canggung.  Afwan masih berdiri dikamar harumi. "Ini kamarku.." Harumi mendongkak, menatap Afwan bingung. Kenapa membawa kekamarnya bukan kekamar yang dimaksudkan untuknya. "Dulu.." Harumi beroh ria tanpa suara. "Ma..maaf harus membuatmu pindah.." Afwan melangkahkan kakinya perlahan, Harumi yang melihat itu mundur sesuai langkah yang diambil Afwan. "Kamu udah salah masuk Harumi.. Ingat ini baik baik.."  Harumi tersentak saat langkahnya tak bisa lagi mundur, tubuhnya terhimpit tubuh Afwan. "Kamu ga akan pernah bisa keluar dari sini.. Khususnya keluar dari kehidupanku!"bisiknya membuat Harumi merinding dan gemetar takut. Afwan mengecup pipi Harumi, lalu melangkah mundur menjauhkan tubuhnya. "Selamat tidur.." Afwan melenggang dengan ekspresi datar, seolah tidak terjadi apa apa. "A..apa itu tadi? Maksudnya juga apa?"gumam Harumi cemas. Tangannya terulur kepipi yang dikecup Afwan. "Mama.. Harumi ingin ikut kelampung aja.. Harumi takut"gumamnya lirih. *** Afwan melirik harumi yang sudah rapih dengan seragam sekolah. "Pagi.."sapa Afwan acuh, matanya menatap nasi goreng didepannya. Harumi melirik Afwan sekilas. "Kamu berangkat bareng Harumi ya.." Afwan menatap ana sekilas. "Iya.."jawab Afwan acuh. Harumi menelan nasi gorengnya bulat bulat. "Harumi bisa naik taksi tante.." Afwan menoleh menatapnya datar, membuat Harumi dilanda gugup. "Ga usah sayang.. Kalian satu arah ini, Afwan juga ga keberatan.. Jangan sungkan.." Harumi tak kembali bersuara, matanya kembali menatap nasi goreng didepannya dengan enggan. *** Afwan membukakan pintu, Harumi meliriknya sekilas dengan gugup. "Ma..makasih.." Afwan diam tak bersuara, dirinya menyusul masuk kebangku kemudi. "Nolak sama aja kamu nyari mati Harumi.."gumamnya tenang tanpa menatap Harumi. Mobil pun melaju. Harumi menatap Afwan takut. "Ma..maksud kamu?"Cicitnya. Afwan menoleh sekilas. "aku bakal bikin hidup kamu ga tenang.." Afwan menarik sebelah tangan Harumi agar digenggamnya. Harumi hendak menolak namun Afwan kembali bersuara. "Kamu udah paten milik aku.. Jangan macem macem disekolah nanti.." Harumi menatap tak percaya laki laki dihadapannya itu. "Aku ga mau!"tolak Harumi dengan gelisah. Afwan mengetatkan genggamannya. "Aku bisa perkosa kamu disini.." *** Harumi turun, dengan kecemasan yang ketara diwajahnya. Afwan menarik tangan Harumi, Harumi berusaha menolak namun tatapan tajam Afwan membuatnya menciut takut. "Jangan pikir kamu ngadu semua selesai.. Kamu bakal makin sulit untuk hidup tenang Harumi.."terang Afwan menatap Harumi, menyorotnya dengan tatapan penuh ancaman dan keseriusan. "Boss.." Harumi dan Afwan menoleh keasal suara. "Woa woa woa.. Siapa tuh.. Ya ampun, dia orang?"tanya Dinar terbelalak Kagum. Harumi melangkah bersembunyi disamping Afwan, risih ditatap begitu. "Siapa dia wan.. Gila.. Gue langsung jatuh cinta.."sambung Mushin dengan melempar binar binar kagum. Afwan menatap datar keduanya."Jaga mata sama hati kalian.. jangan cari mati!"perintah afwan tenang namun sarat akan ancaman.  Harumi semakin gelisah, sebenarnya Afwan itu jenis lelaki seperti apa? Apa berandalan.. Atau most wanted, Buktinya kedua temannya itu langsung bungkam, dan ditambah semua siswa siswi menatap kearahnya dengan berbinar, atau juga segan.  Afwan menuntun Harumi melewati siswa siswi yang menatap keduanya, lalu bisik berbisik. Harumi sangat tidak nyaman, walau sering mendapat perhatian lebih disekolahnya dulu tapi tidak sampai seberlebihan ini. Afwan melirik para siswa yang menatap Harumi tertarik, matanya mengedar tajam membuat siswa siswa itu menciut dan memutuskan pandangnya. "a..aku harus keruang guru.."ujar Harumi pelan. Afwan meliriknya sekilas. "Aku tau.." ***  Harumi menatap teman teman barunya yang menatapnya penasaran. Ada yang terang terangan menggodanya ada juga yang menatapnya tajam seperti, Afwan menatapnya sekarang. "Na..nama saya Ha..Harumi"cicitnya gugup. "Jangan gugup.. Kita ga gigit kok!"teriak Dinar dengan kekehan geli.  Bu Dewi menggeleng kecil."Kamu duduk aja.. Cari yang kosong" Harumi mengangguk, lalu mengedarkan pandangannya, hingga mata polosnya kembali terkunci dimata tajam Afwan. "Disini.."ujar Afwan dingin masih dengan ekspresi datar. Semua yang berada disana menoleh pada Afwan tak percaya, satu bangku dengan Dinar saja Afwan tak mau, sedangkan ini dia yang menawarkannya langsung. Semua teman temannya langsung berpikir yang tidak tidak. Dengan kaku Harumi menghampiri Afwan, dan duduk disampingnya. Semua murid kembali menatap depan, bersamaan dengan itu Harumi tersentak saat tangan dingin Afwan mendarat dipahanya.Harumi menatap Afwan, Afwan menyeringai kecil. "Selamat belajar.."ujarnya pelan. *** Harumi gelisah diduduknya, tanpa bisa fokus memperhatikan ibu Dewi yang tengah menjelaskan rumus fisika yang sulit dikuasai Harumi selama ini. Afwan mengulum senyum samar, tangannya yang masih mengusap paha Harumi dia tarik, kasihan juga melihat boneka hidup miliknya itu gelisah, Afwan tersenyum samar,  membayangkan betapa akan menyenangkannya akhir SMAnya kini. yang awalnya biasa saja, monoton.  Ga belajar ya ke kantin, Bolos, tawuran, dll. Laki banget pokoknya. Afwan ingin hiburan diakhir sekolahnya yang terasa penat ini. dan do'anya terkabul, Harumi datang. Setidaknya keluguan dan ketakutan gadis itu menjadi penghiburnya saat ini. Tangannya berpindah pada pelipis Harumi yang berkeringat, Harumi kembali tersentak. "Aku Cuma ngusap keringet Kamu.."jelas afwan datar.  Ica yang berada didepan mereka memasang tajam telinganya lalu menoleh sekilas, matanya membola tak percaya. '.apa mereka pacaran? Sejak kapan Afwan lo-gue? ...sama Kalista aja lo gue' *** Harumi membereskan bukunya saat bel istirahat berbunyi. "Ikut!"ajak Afwan masih dengan wajah dinginnya.  Harumi melepas buku yang belum dimasukkan kedalam tasnya, tangannya ditarik Afwan. Semua mata tak lepas dari mereka, kembali, itu membuat Harumi risih. Hari pertama saja membuatnya tak nyaman, rasanya dirinya ingin pulang. "Ke..kemana?"tanya Harumi pelan dan terdengar manja. Dinar menyahut dengan berbinar. "Kekantin umi.." tak lama dirinya meringis, kepalanya terkena tinjuan maut dari Afwan. "Umi! Terus lo mau jadi abinya?"ketus Afwan membuat Mushin terbahak, wajah tak bersahabat Afwan sudah tak membuat keduanya takut, udah biasa sih. 5 tahun bareng bareng jadi tau tabiat masing masing. "Gilak! Si Afwan cembokur nar!"Mushin tertawa puas. baru kali ini keduanya melihat sisi Afwan Yang terlihat tak suka miliknya diganggu. saat pacaran sama kalista Afwan cuek ceweknya digodain Mushin Bahkan tiap hari, sampe akhirnya cewek Afwan itu pindah haluan hatinya ke Mushin sahabatnya sendiri. Dan yang Afwan bilang saat itu : "ambil aja , gue ga mau persahabatan kita rusak"ujar Afwan dengan acuhnya.  Afwan tak kembali mengubris keduanya, dia terus menuntun Harumi hingga mereka sampai di meja kantin favoritenya. "Dia umi dan lo abinya wan.."Putus Dinar dengan cemberut, tangannya masih mengusap kepalanya yang sedikit terasa nyut nyutan. Mushin duduk disamping Dinar, sedangkan harumi didepannya dengan Afwan disampingnya. "makan apa?"tanya Afwan seraya mengusap pipi Harumi yang menjadi kesukaannya Itu sekilas. Harumi menatap wajah datar Afwan, Mushin dan Dinar mengamati keduanya dengan serius. "Gue ga tau lo punya pacar wan.."ujar Mushin membuat Afwan menoleh kepadanya. "Dia baru pindah kerumah gue kemarin.. Dan dari kemarin dia pacar gue"terang Afwan acuh namun terdengar posesif ditelinga kedua sahabatnya itu. "Sa..satu rumah?"tanya Mushin tertahan takut ada yang mendengarnya. Dan jangan lupa kesyokkan keduanya yang kini sangat ketara diwajah mereka. Afwan hanya mengangguk, Harumi terlihat tak fokus, tak hanya ekspresi wajah Afwan yang aneh karena terus datar, tapi semua orang aneh, semua mata terasa menuju padanya, dengan tatapan yang berbeda beda. "abaikan.. Mereka emang orang orang kepo"ujar Dinar yang menyadari gerak gerik Harumi. Afwan kembali menoleh pada Harumi."Biasain.."ujarnya datar seraya mengusap kepala Harumi."Cepet mau apa?"lanjutnya Sedikit ketus? "A...apa aja.."ujarnya pelan, Afwan mendekatkan telinganya kewajah Harumi. "Gedein suaranya"tekannya. Harumi semakin gugup, "Apa..a..aja"ulangnya. Afwan mengulum senyum samar bahkan hampir tak terlihat, ternyata suaranya ga beda jauh sama badannya. Pikirnya "pesen apa aja.. Gue traktir.. Sekalian buat dia" Afwan merogoh uang 50.000/2 lembar.Dengan semangat Dinar beranjak seraya meraih uang itu. "Nah kalau gini gue suka, yuk shin! Makasih abi.. Umi. *** Harumi memakan baksonya dengan tak nyaman. "Ga pake cabe?"tanya Afwan membuat Harumi menoleh lalu menggeleng dengan wajah polos. "Kenapa?"tanya Afwan penasaran. Mushin melirik Afwan dengan mulut berkedut menahan tawa, 'seriusan siwawan kepo? sejak kapan si robot satu itu kepo haha' "Ga bisa makan pedes"jelasnya benar benar pelan namun Afwan masih sanggup mendengarnya.  Melihat itu Afwan berpikir kalau Harumi memang pemalu. "Kamu punya penyakit diperut?"tanya Afwan masih kurang puas, jiwa keingin tauannya benar benar muncul saat bertemu dengan Harumi. "Iyah .."tatapan polos Harumi membuat Afwan terdiam, mata bulatnya yang bersih benar benar berbinar polos. 'kenapa bisa semenggemaskan ini sih' *** Afwan melirik Harumi yang mengaduk baksonya, Harumi hanya memakan setengahnya, "Kenapa?"tanya Afwan seraya meminum jusnya sedikit. "ga dihabisin?"lanjutnya. mendengar itu, Dinar dan Mushin ikut menatap Harumi. "Aku kenyang"gumamnya membuat Afwan mengernyit. "Apa?"tanyanya dengan sedikit mengernyit  dan mencodongkan tubuhnya. "aku kenyang"ulang Harumi sedikit menaikkan suaranya yang walau masih saja kecil tapi kali ini Afwan mendengarnya. Dinar dan Mushin mengernyit, suara pelan Harumi tertutup ricuhnya kantin. Namun keduanya tak ambil pusing, mereka kembali memakan baksonya tanpa berbicara.  "Masa? Habisin!"ujarnya tegas tak ingin dibantah, Harumi menatap Afwan memelas, dia tidak bohong perutnya sudah penuh. Dan Afwan pun tidak serius dengan ucapannya, Afwan hanya ingin sedikit menggodanya. Afwan menatap wajah memelas itu, lagi lagi terlihat menggemaskan. "aku kenyang ga boong"jelas Harumi dengan semakin memelaskan raut wajahnya. Matanya bahkan hampir berkaca kaca. Afwan mengalihkan tatapanya, tak sanggup menatap lama wajah lucu itu. "hmm.. Minum"perintahnya masih terdengar tegas. Harumi mengangguk lalu meneguk sedikit jusnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marry Me If You Dare

read
222.8K
bc

Marry The Devil Doctor (Indonesia)

read
1.2M
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.9K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook