Ini tindakan wajar, karena kamu pacar aku.

1410 Words
Harumi menatap jalan didepannya, mobil Afwan terjebak macet."macet"gumam Afwan yang terdengar kesal. Harumi diam tanpa melirik Afwan yang kini menoleh menatapnya. Afwan meraih tangan Harumi, Harumi menoleh ikut menatap tangannya. Afwan memperhatikan tangan kecil itu diatas tangan besarnya. Benar benar kecil, Harumi hendak menariknya namun kalah cepat dengan Afwan yang kini menahannya, bahkan menyelipkan jari jari kecil itu dengan jari jari besarnya. "Inget kata kataku! Aku serius tentang semua yang aku katakan"tekan Afwan dengan menatap lurus mata Harumi yang kembali bergetar takut. "Jangan berani ngadu! Aku ga akan bikin hidup kamu tenang setelah itu!"sambungnya masih dengan menatap lekat mata yang bergetar takut itu. *** Afwan masuk kedalam rumahnya dengan Harumi dibelakangnya."Kenapa baru pulang sayang?"sapa Ana yang tengah merangkai bunga diruang tengah. "Macet.. Afwan keatas dulu"Ana mengangguk, sedangkan Harumi terdiam kikuk. "Sini mau merangkai bunga sama mama?" Harumi menggigit bibirnya, "Boleh.." baru satu langkah , suara Afwan terdengar membuatnya harus berhenti. "Kamu siap siap! Kita kerja kelompok keluar"ketus Afwan. Ana mengulum senyum, "Udah ga papa.. Gih siap siap.." Harumi mengangguk lalu berlalu, sebelum masuk kekamar, Harumi mengernyit, kenapa pintunya terbuka? Harumi masuk lalu menutup pintunya, matanya membola saat Afwan mengunci tubuhnya dibalik pintu. "dandan yang cantik.. Kita main diluar" Harumi mengangguk kaku, matanya berlarian gelisah, wajah Afwan terlalu dekat, Harumi tak biasa dengan keintiman ini. Harumi tak pernah berdekatan dengan pria mana pun kecuali sepupu dan papanya. Cup! Harumi tersentak, matanya membola kaget. Afwan mengecup bibirnya sekilas, Harumi dengan kaku menggeser tubuhnya saat Afwan membuka pintu dibelakangnya Lalu keluar. Harumi masih diam mematung, tangannya naik menyentuh bibirnya, tiba tiba pipinya merona, jantungnya berdebar. "ma.. Harumi takut, Harumi ingin ikut aja kesana"gumamnya gelisah Mengabaikan detak jantungnya yang menggila. *** Harumi turun menghampiri Afwan, dirinya memakai jeans putih dengan kaos polos pink dibalut jaket bunga berwarna senada dengan kaos. Semakin terlihat cantik, ditambah kulit putih susunya terlihat semakin terang karena warna pink yang dikenakannya. "Ayo!"ajak Afwan ketus,Harumi mengekor. "Sa..sama Tante.. Kita ga ijin?"gumam Harumi saat Afwan sudah duduk disampingnya. Afwan tak menjawab malah menangkup pipi Harumi lalu menempelkan bibirnya dibibir Harumi, kali ini melumatnya. Harumi berusaha menolak, pangutan mereka pun terlepas. "Be..berhenti melecehkan"gumamnya tercekat dengan gemetar takut. Suara manjanya terdengar lirih. Wajah polosnya terlihat semakin gelisah. "ini bukan pelecehan! Ini tindakan wajar, karena kamu pacar aku" Afwan membenarkan tubuhnya masih dengan tampang tak berdosa, seolah tak terjadi apa apa. Afwan menyalakan mobilnya. "Tapi aku ga jawab mau!"rengeknya serba salah. suara manjanya itu sedikit terdengar berani. Afwan kembali menepikan mobilnya. "Kamu cuma harus nurut! Posisi kamu disini ga bisa milih.. Kamu yang masuk, itu berarti kamu harus terima resikonya!"jelas Afwan dengan senyum kecil yang terlihat menyebalkan. Harumi diam menatap Afwan dengan mata berkaca kaca. "Yaudah, Kamu pilih mana, Aku cium atau aku ambil keperawanan kamu?"tanya Afwan jenaka namun Sarat akan paksaan. Harumi kelabakan, duduknya semakin gelisah. "ga mau dua duanya!"jawab Harumi pelan. Dengan air mata yang kini jatuh. "Oh oke.. Kamu pilih aku ambil keperawa____" "Jangan! Iya Cium, cium aja!"sambar Harumi dengan berderai air mata. Afwan mengulum senyum puas yang tak pernah dia tunjukan pada siapapun, Afwan mengecup bibir Harumi sekilas. "Bagus!" Afwan kembali melajukan mobilnya, dan Harumi masih sibuk dengan air matanya. *** Dinar dan Mushin melambai kearah keduanya. Afwan menarik tangan Harumi menuju mereka. Cafe cukup ramai, membuat Harumi risih. Risih karena sebagian pengunjung menatap keduanya. "Woanjir! Gilak gilak! Ni cewe kenapa bening banget!"ujar Dinar tak habis pikir saat melihat Harumi duduk didepannya. Mushin menepuk bahu Dinar. "Lo ga liat? Pawangnya udah kaya mau bunuh lo pake celulit?!" Afwan menggeleng kecil, fokusnya kembali kepada Harumi yang diam menunduk. "Jangan nunduk!" tegas Afwan seraya menarik dagu Harumi hingga mendongkak. "Ah! Kayaknya kali ini kita bakal jadi nyamuk shin!"ujar Dinar dengan wajah sedih dibuat buat, lebay! Afwan masih tak menghirukan keduanya, Harumi menoleh kearah Afwan. "Pulang"gumamnya manja seraya meraih lengan jaket Afwan. "Kenapa? Kita baru nyampe"ujar Afwan sedikit ketus. Harumi menggigit bibirnya gugup, "Harumi ga suka pergi ke mall.. Risih diliatin terus.. Se..sebenernya apa salahku"cicitnya diakhir kalimat seraya mengedarkan pandangan dengan gelisah. Afwan ikut mengedarkan pandangannya, dan benar saja orang orang tengah menatap kearahnya. "Salah kamu itu terlalu cantik! kamu mirip boneka, kamu kayak boneka hidup!"terang Dinar dengan menatap Harumi berbinar. "Aku kamu? Woa lo cari mati nar!"ujar Mushin jenaka. "Gue jadiin lo umpan buat tawuran lusa!"ujar Afwan tenang namun sanggup membuat Dinar dan Mushin merinding bersamaan. "canda ck! Elah, lo kok jadi posesif gini!"keluh Dinar seraya mencomot kentang goreng didepannya. *** Afwan masih memakan mie ramen didepannya, matanya kembali berlari ke Harumi yang hanya mengaduk mienya. "Ga suka?"tanya Afwan dingin. "Bu..bukan, aku cuma kepedesan"cicitnya pelan Dengan tak berani menatap Afwan, Harumi pikir dirinya akan mampu memakan yang level satu tapi ternyata malah kepedasan, Niat ingin menghilangkan pening malah hanya akan menambah pening karena Afwan pasti marah pikirnya pasrah. "Perut Kamu sakit?"tanya Afwan datar. "Engga.." Afwan menggeser mangkuknya, "makan!"ujar Afwan tak ingin dibantah, Afwan sengaja memesan yang original, Afwan merasa heran saat mendengar keinginan Harumi yang ingin makan mie level 1, Bukannya gadis itu punya masalah diperutnya? Dan firasatnya benar, tanpa terpaksa Afwan menukar mangkuknya. "Ga..ga usah" Afwan menoleh dengan melempar tatapan tajam, "makan!" *** Afwan merangkul Harumi kearah toko sepatu, dibelakang Dinar dan Mushin mengekor. "Wan gue cari sepatu dulu.. Lo nikmatin aja waktu berduaan.."ujar Mushin dengan kerlingan jenaka. Afwan mengangguk, menghiraukan wajah menyebalkan keduanya. "Langsung pulang aja.." sambung Dinar. Afwan kembali mengangguk, "Hati hati.." "Pasti.. Lo juga, kita duluan.." ujar Mushin. *** Afwan melirik Harumi yang masih saja dilanda gelisah, "Kita beli sepatu yang samaan.." Harumi mendongkak dengan gelengan kecil, "Ga usah.."tolaknya tak enak hati. Afwan yang memang keras kepala dan tak ingin dibantah pada akhirnya meraih sepatu yang menurutnya pas untuk keduanya. "Mba.. Beli yang ini dua, yang satu ukurannya 44 yang satu 36.." Harumi melirik Afwan, Afwan membalas lirikan itu, "Benerkan?" Harumi mengangguk kikuk. "Iya.."Jawabnya dengan semakin tidak nyaman. "Jangan sungkan..minta aja yang kamu mau sama aku.."jelas Afwan acuh, dirinya sibuk memilih sepatu yang kembali menarik perhatiannya. Afwan memang penggila sepatu, sudah banyak sepatu bermerk dilemari sepatunya. "ada yang kamu mau?"tanya Afwan menatap Harumi yang berdiri dibelakangnya. "Pulang.."cicit Harumi dengan wajah menunduk. Afwan menegakkan tubuhnya yang awalnya membungkuk didepan rak sepatu. Harumi memegang tali tasnya erat erat, takut Afwan marah. Afwan melewati Harumi menuju kasir, mengeluarkan kartu pembayaran kekasir, setelah dibayar, Afwan menarik sebelah tangan Harumi. "Kita pulang" *** Harumi meraih tas yang berisikan sepatu untuknya."Ma..makasih.."Afwan hanya bergumam, lalu menyalakan mobilnya. "Kamu pernah pacaran?"tanya Afwan tanpa menoleh ke harumi. "Belum.." Afwan menoleh sekilas, sedikit tak percaya mengingat kecantikan Harumi yang siapapun pasti akan jatuh hati seperti dirinya. "Laki laki yang deket sama kamu?"tanya Afwan masih penasaran. "Ada, sahabat.."cicit Harumi. Afwan berdecih dalam hati, lagi lagi mengatas namakan sahabat! "Siapa?"tanya Afwan dingin. "Ga..galih.." *** Afwan berjalan seperti biasa dengan Harumi yang mengekor. Afwan mengedarkan pandangannya mencari sosok sang mama. namun nihil. Afwan menaiki tangga, masih dengan Harumi yang mengekor gugup dibelakangnya. Harumi yang melamun dan banyak berpikir sampe tidak sadar langkahnya terlalu jauh mengikuti Afwan. "Mau ikut sampe kemana?"suara dingin itu membuat Harumi mendongkak dan tersentak. Harumi memandang sekitar, dirinya sudah ada sikamar Afwan, gawat! "Maaf.." Harumi membalik tubuhnya dengan berjalan cepat. Afwan mengulum senyum kecil, selalu aja ada hal lucu pikirnya. Afwan membuka kaosnya dan menggantinya dengan kaos oblong hitam plus kolor merah. Afwan kembali keluar kamar, batang hidung Harumi masih belum terlihat mungkin masih dikamar Afwan tak ambil pusing. "Kamu udah dirumah?"tanya Ana yang baru saja datang, Afwan meminum jus digelasnya sedikit lalu mengangguk. Afwan melangkahkan kakinya menuju sofa ruang keluarga. "Mama beli martabak, kalo mau ada dikulkas, mama mandi dulu ga enak gerah.."Afwan hanya mengangguk, lalu kembali fokus mencari chanel tv yang menurutnya seru. Hingga ponsel disakunya bergetar, disana tertera nama Dinar. "Hallo wan.. kita main yu.. Malam minggu ga keluar gue ngerasa miris.. Udah jomblo lagi"curhatnya. "dateng aja.."jawab Afwan acuh. Memang malam minggu biasanya nongkrong entah kenapa hari ini malas. Mungkin karena Tadi saja jalan jalan sama Harumi cukup lama jadi lelah kalau harus keluar lagi. "Oke.. Ajak dulu si Mushin.. Main kartu aja.. Biar gue yang beli kacang sama minuman.." "Sip.." Afwan memasukan lagi ponselnya kedalam saku. tak lama Harumi turun dengan baju tidur selutut bergambar princess. 'Bocah banget' Afwan menepuk sebelahnya yang kosong, "Duduk! Nonton.." Harumi menggeleng ragu, "Mau kerjain tugas.." Afwan mengernyit. "Tugas? Didapur?"tanya Afwan dengan alis terangkat satu, seolah meragukan alasan Harumi. "Mau ambil cemilan.."jelas Harumi dengan setenang mungkin. Afwan kembali datar. "Oh.. Ada es krim.. Ambil aja.." matanya kembali ia alihkan ketelevisi. "Makasih.."Harumi melanjutkan langkahnya, setelah mengambil cemilan Harumi kembali kekamarnya Tanpa pamit pada Afwan yang memang tengah asyik menonton tv. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD