3

1997 Words
     Mushin dan Dinar sudah siap memainkan kartu, dengan kacang yang dibelinya satu kresek. "Gue mau fanta aja.."ujar Mushin. Dinar pun memberikannya, Afwan sibuk mengocok kartu, Dinar membuka kacang lalu memakannya seraya melihat Afwan yang tengah mengocok kartu. "Wan.. Kalo kita berempat enak.. Bisa tanding dua lawan dua.."ujar Dinar santai. Afwan tak menggubrisnya, saat hendak membagikan Dinar bersuara. "Ajak Harumi! Gue liat tadi princess didapur.."goda Dinar yang langsung ditatap tajam oleh Afwan. "Biar seru elah!"sambung Dinar. "Dia ga akan bisa!"jawab Afwan acuh. "Kita main truth or dare!"seru Dinar semakin antusias. "Ga!"tolak Afwan final. "Kenapa lo takut?" *** Afwan menatap tajam Dinar, anak itu memang selalu bisa menyinggung egonya. "Ga papa Harumi jangan takut ada aku.."ujar Dinar lembut. Afwan mual mendengarnya. Anak itu emang ga kapok kapok kalo aja deket Afwan jamin satu tinjuan udah kena diwajahnya. Harumi melirik Afwan yang kini terlihat datar, acuh. "Mulai!"seru Mushin seraya memutar botolnya. "Jangan gue!"pekik Dinar. "Jangan jangan jangan!"pekik Mushin. Harumi menggigit bibir bawahnya gugup, tangannya sudah basah oleh keringat. Kalo Afwan? Dia kalem aja. "oke! Yes bukan gue, tod?"tanya Mushin pada Harumi. Afwan melihat Harumi yang sangat gelisah jadu sedikit kasihan juga, tapi mau gimana lagi permainan ya permainan. "Truth.."ujar Harumi pelan dan gugup. "Kapan ciuman terakhir lo?"ujar Dinar lantang. Afwan semakin menajamkan tatapannya pada Dinar sedangkan Harumi wajahnya memerah Dengan ragu Harumi melirik Afwan. "Baru baru ini..sama gue"jelas Afwan kepalang santai. Dinar dan Mushin menatap keduanya dengan tak percaya. "Oke shin lo mau nanya apa lanjut!"ujar Dinar. "Berapa kali lo ciuman sama Afwan?"tanya Mushin walau ragu, Diliriknya Afwan yang kini menatapnya. Harumi menyesali pilihannya, dia benar benar malu. "Ga kehitung!"jawab Afwan yang lagi lagi santai.  Harumi menatap Afwan sedikit kaget walau sesaat. Dinar dan Mushin menggeleng tak habis pikir dengan sahabatnya itu. "kok lo mulu yang jawab?"ujar Mushin pada akhirnya. "Kasian.. lo galiat?"ujar Afwan tenang. Dinar dan Mushin melirik Harumi yang menunduk dengan wajah memerah. "Ah! Oke lanjut lanjut.." Afwan melirik Harumi, memilih pertanyaan apa yang baik untuknya. "Sepatu yang aku kasih udah dicoba?" Dinar dan Mushin menatap tak percaya. Hanya itu? Pikir keduanya  "Udah.."Jawab Harumi langsung. Afwan mengangguk kecil lalu menatap kedua sahabatnya. "Lanjut!" ***    Afwan membukakan kulit kacang untuk Harumi, gadis itu benar benar manja. Membuka satu kacang saja hampir bermenit menit. Afwan mendekatkan kacangnya kemulut Harumi, dengan ragu Harumi memakannya. matanya membola,"Enak.."gumam Harumi disela sela kunyahannya. "lo baru makan kacang?"tanya Dinar tak percaya. Harumi mengangguk polos Afwan juga heran, kenapa gadis ini belum pernah memakan cemilan enak ini. "Semua cemilan mama yang beliin.."ujar Harumi polos. Sekarang dirinya terlihat sedikit lebih tenang. Dinar terlihat kurang fokus, "Wan cewe lo pake rok.." Afwan melirik Harumi yang duduk bersila, matanya membola lalu menatap Dinar bengis. "Tutup mata b**o!"bentaknya yang membuat kedua sahabatnya itu menutup mata repleks. Afwan meraih jaketnya yang terongok dimeja, lalu menatap tajam Harumi. "duduk yang bener!" Harumi berujar polos, "Pake celana pendek kok" Afwan menyelimuti kakinya, masih kurang terima entahlah. Dinar menghela nafas lega, "jadi celana syukur deh, gue liat sekilas doang ko wan.. Sans aja" "Lanjut lanjut"ujar Mushin menengahi. *** Harumi kembali dilanda rasa gugup, sedangkan Afwan benar benar berang pada Dinar, "Tantangan lo gila nar!"desis Afwan tak suka. "Elah.. sama pacar sendiri, sekilas doang"negonya santai, tak terusik dengan Tatapan siap membunuh milik Afwan. Mushin terkekeh pelan melihat Harumi yang kembali merona. "Liat dia.. Lucu njir"ujar Mushin. Dinar ikut terkekeh. Afwan masih setia dengan keberangannya. lalu menoleh seraya menangkup kedua pipi Harumi, mengecup bibir Harrumi tiga kali sesuai tantangan dari Dinar. "Oke.. Sip" ujar Dinar sebelum kembali terbahak bersama Mushin. Keduanya begitu puas "Malam minggu kali ini rame gilak!"pekik Mushin disela tawanya. Benar benar puas mengerjai Afwan.  Walau sering menyambar bibir Harumi tapi Afwan masih tetap manusia, dan dirinya tentu saja punya rasa malu, berciuman didepan sahabatnya, gila saja batinnya mencak mencak. Kalo soal pengakuan memang tidak membuatnya malu, tapi jika harus beradegan langsung Afwan tak bisa lagi menutupinya, kedua pipinya yang sedikit merona sudah menjawabnya. "Pulang lo pada!"jengkel Afwan. "Oke oke.. kita pulang, tapi dengerin dulu tantangan dari Mushin wan. "Ujar Dinar dengan seringai menyebalkan. "Setelah kita pergi, lo berdua harus pelukan sambil ditandain lehernya sama Harumi, besok  disekolah gue cek!"teriaknya seraya beranjak kabur disusul Dinar. Keduanya terbahak. "Kita balik!"teriaknya. *** Afwan memeluk Harumi yang kini menegang. "tantangan.."ujar Afwan yang kini diiringi seringai m***m. Afwan langsung saja menarik Harumi dengan lembut. "Emut, hisep sampe merah.."jelas Afwan datar Plus sedikit gugup, karena leher benar benar area sensitifnya. "Maksudnya?"cicit Harumi gelisah.  Afwan mengurai pelukannya,"Kayak gini.." Afwan menghisap dan sedikit menggigit lengan kiri Harumi hingga merah, Afwan menatap Harumi lalu kembali membuat tandanya ditempat baru Dekat yang tadi. "Gitu.. Bisa? Cepet!"  Afwan kembali memeluk Harumi, Harumi menengadah, dengan takut dan ragu bibirnya menempel dileher Afwan. Afwan repleks merem, dan sialnya Harumi begitu lama dan kaku, gigitannya pun sangat ragu, Afwan dibuat gelisah. 's****n lo shin!' Afwan benar benar terangsang, tangannya hendak masuk kedalam kaos Harumi namun alarm didalam jiwanya langsung Berbunyi. Seberengsek berengseknya Afwan. Dia tak ingin merusak perempuan yang belum diyakininya akan hidup bersamanya selamanya. "udah!" Afwan perlahan melepaskan dekapannya tanpa melepaskan tatapannya. Harumi menatap Afwan polos, otak Afwan sedang spaneng! Bisa gawat.  Afwan mengecup bibir Harumi sekilas dengan gemas. "Sana Kekamar.. Tidur!"usirnya sedikit ketus. Lalu beranjak meninggalkan Harumi menuju kamar mandi. *** Afwan menyugar rambutnya asal, kenapa dirinya jadi begini. Harusnya dirinya ingat saat awal awal bertemu dengan gadis itu, sifatnya yang lancang. Kenapa jadi kepikiran. Afwan merasa dirinya mulai kacau, Afwan harus kembali menyusun rencana atau mencari jawaban dari semua ini. Afwan mengetik pesan untuk kedua sahabatnya itu. Afwan. ToD s****n! Awas lo berdua! Mushin. Gimana malam minggunya? Gue mah baiklah hahah Dinar. ToD = tandanya orang dimiliki hahah Afwan. dasar m**o lo berdua! Cari cewe sana! Mushin. Anj* lo wan! Haha Dinar. Najis lo! Hahah *** Afwan menyimpan tasnya dimeja makan sampingnya yang kosong, matanya melirik Harumi yang matanya terlihat sembab? "Mau sarapan apa sayang?" Afwan menatap sang mama, "Telor sama nasi putih aja ma.." Ana beranjak, kembali kedapur untuk menyiapkan sarapan sang anak. Afwan menatap sang mama yang kini memunggunginya. Afwan mendekatkan kursinya ke Harumi. "Kenapa nangis?"tanya Afwan penuh selidik. Harumi menelan nasinya gugup, kepalanya hanya menggeleng, tak bersuara. "Jawab!" ujar Afwan tegas, menatap Harumi tak suka. "Cuma.. Ka..kangen mama"cicitnya dengan kembali berkaca kaca. Harumi mengaduk nasinya yang tersisa sedikit lagi, tak berani menatap Afwan. Afwan diam, kembali menegakkan tubuhnya. Mengabaikan Harumi yang kini mengusap kedua matanya. Tak lama sang mama datang, Afwan menerima piring yang diberikan sang mama. Dengan cepat Harumi menunduk, memperbaiki sikafnya seolah tak terjadi apa apa. Gadis itu tidak ingin membebani Ana atau memberi tahu Ana yang pastinya akan sampai pada sang mama, Harumi tak ingin mengganggu kesibukan sang mama. Harumi hanya rindu, biar dirinya yang menikmati rasa itu sendiri. Afwan memakan makanannya dengan lahap, Harumi selesai. Dirinya membawa piring kotor itu hendak dicucinya. "Ga usah biar mama aja sayang.." Harumi menggeleng. "Biar Harumi aja sambil nunggu Afwan"terangnya yang membuat Afwan menatap Harumi sekilas. Suara Harumi saat membalas sang mama tadi benar benar manja dan seperti anak kecil, tak ada kegugupan dan takut dalam nada suaranya. "Yaudah.." Harumi melanjutkan langkahnya, lalu bergegas mencuci piring. walau belum pernah mencuci tapi Harumi harus belajar dari sekarang itu yakinnya. Harumi menatap apapun didepannya, tangannya meraih sabun dengan ragu lalu spons kuning, Harumi meneteskan sabun kepiringnya dengan ragu hingga sesuatu yang basah menempel dipipinya. Harumi menoleh, hampir saja piringnya dia lepas, bisa saja pecah. "Bukan begitu.." Afwan meraih sabun dan spons, lalu meneteskan sabunnya dispons, dan mulai mencuci piring. Harumi melupakan soal ciuman dipipinya tadi, matanya sibuk melihat Afwan yang sedang mencontohkan bagaimana mencuci piring. Mata polosnya terlihat serius, malah jatuhnya lucu. "Lalu bilas.."ucap Afwan datar. Afwan meniriskan piringnya, lalu meraih lap untuk tangannya yang basah. "Coba!" Harumi mengangguk ragu, lalu mulai mempraktekkan yang dilakukan Afwan. Setelah selesai, Harumi tersenyum puas dan bangga. Lesung pipinya benar benar dalam saat tersenyum merekah begitu. Afwan mematung, menatap Harumi tanpa berkedip. "Berhasil.."serunya manja sarat akan kepuasan. melupakan rasa gugup dan takutnya pada Afwan. Afwan mengerjapkan matanya dengan masih berekspresi datar, Harumi ikut gabung dengan lap yang dipegang Afwan. Mengeringkan tangannya dengan wajah polos. Tidak tau bahwa Afwan tengah kacau terutama dijantungnya. *** Harumi gelagapan takut ditambah heran, Afwan menepikan mobilnya entah dimana lalu memeluknya gemas, menciumi rambut dan wajahnya. "Af..Afwan"cicit Harumi risih saat wajahnya dihujani ciuman kilas.  Afwan tak berhenti, malah mulai melumat bibir Harumi tapi lagi lagi sekejap. Afwan melempar seringai kecil, sebelum dirinya kembali melajukan mobilnya. *** Afwan melirik Harumi yang kini berjalan disampingnya menuju kelas. Afwan membungkuk, wajahnya dia dekatkan ketelinga Harumi, siswa yang melihatnya mulai berbisik dan menatap keduanya penasaran. "bibir kamu jangan dipakein apa apa, kalau ga mau kejadian dimobil keulang lagi!"bisik Afwan tenang namun berhasil membuat Harumi menciut.  Afwan menggandeng tangan Harumi, membawanya masuk kekelas, Dikelas seperti biasanya, semua mata menatap keduanya. "Pagi umi udah sarapan?"tanya Dinar perhatian, lalu turun dari meja yang didudukinya, kebetulan itu meja Harumi. "Udah dong pasti ya?"tanya Mushin yang diangguki Harumi tak lupa dengan senyumnya yang manis dan polos. Dinar kembali terpesona, Dan Afwan sangat peka akan hal itu, entah disengaja atau tidak , Afwan melewati Dinar dengan menginjak sebelah kaki Dinar. "Akh! a***y lo wan! kaki jalan dimatain dong! Injek kaki gue tadi!"dumelnya dengan ringisan.  Afwan acuh, malah duduk lalu memainkan ponselnya, sedangkan Harumi hanya diam disamping Afwan. "hari ini kelas kosong, semua guru rapat"ujar Afwan santai. afwan merapikan rambut poni Harumi. "kamu bosenkan.. Jadi aku ajak aja kesekolah walau ga belajar.."jelas Afwan lembut. Tuhkan Afwan berubah lagi pikir Harumi yang kini semakin berantakan. Afwan benar benar seperti fuzel bagi Harumi. "Kalo rindu, ajakin mama kamu vc"sambungnya yang kembali datar.  'Afwan mirip bunglon!' Harumi hanya mengangguk lesu, ucapan Afwan membuatnya diingatkan kembali dengan rindunya pada sang mama. *** Harumi berbincang dengan Kalista, sang mantan dari Afwan. Afwan tentu saja tak suka, apalagi kini Kalista terlihat seperti penjilat. "Jadi kamu pacarnya Afwan?"tanya Kalista setelah cukup lama berbincang. Harumi menoleh menatap Afwan yang duduk dibelakangnya. "Iya! Udah dapet jawabannya! Jadi lo pergi!"ujar fwan datar namun menatap Kalista sinis. "Dan kamu sini"lanjutnya pada Harumi. Menyuruhnya kembali duduk disampingnya. "Ga papa.. Kamu kesana aja, seneng kenalan sama kamu"ujarnya terdengar sendu. Harumi mengangguk polos. "Seneng aku juga"ucapnya pelan.  Kalista beranjak pergi tanpa menoleh, apalagi pamit. "Jangan bergaul dengannya"tekan Afwan tegas, lalu merangkul pinggang Harumi diduduknya.  Harumi hendak beranjak namun kembali duduk dikursi saat Afwan menahan pinggangnya erat. "diem!" Afwan menatap Dinar dan Mushin yang baru datang, memberikan minuman dan cemilan yang diinginkan Afwan. "Kalian udah ambil?"tanya Afwan. "Udah.. Kita jajan ini" Mushin mengangkat kreseknya. "Kita mojok dulu"sambung Mushin dengan seringai m***m. "Biasa bo end kep"kode Dinar pada Afwan.  Afwan menggeleng, pernah dulu Mushin mengajaknya nonton, dan Afwan ya ikut ikut aja, Afwan malah jijik melihatnya, walau jujur saja Afwan terangsang miliknya sampai mengeras dibalik celana, tapi ya balik lagi, Afwan jijik melihat kelamin orang lain dan melihatnya segamblang itu tanpa penghalang,  Jadi Afwan memutuskan, tak ingin lagi nonton, lebih baik nanti praktek sendiri aja langsung pikirnya Final.Dan Harumi berhasil membangunkan sisinya itu, Afwan selalu ingin menyentuh Harumi. "Afwan..." panggilan manja itu berhasil membuat Afwan mengalihkan fokusnya padanya. "Apa?"tanya Afwan datar. Harumi memberikan ponselnya, "bingung, bisa to..tolong balesin"cicitnya dengan menatap Afwan ragu. Afwan meraih ponsel Harumi, ternyata Kalista mengirim pesan. Kalista. Harumi, kita main yu, supaya kita lebih dekat.. Harumi. main? Kemana? Kalista. nonton, atau club? Afwan berdecak tak suka saat membacanya, membuat Harumi menggigit bibirnya gugup. Harumi. club? Kita masih muda Kalista Kalista. kamu norak! Kita udah 17 tahun, jangan munafik deh.. Aku tau kamu satu atap sama Afwan.. Jadi mau ya? Aku maksa loh Harumi hhe Afwan mengetik, dengan serius dan cukup panjang. Harumi. ini pacarnya, jangan membawa atau mengajaknya! Dan jangan menghubungi Harumi.. Ini peringatan! Afwan langsung memblokir nomor Kalista saat pesannya sudah dibaca. "jangan mau diajaknya! Kemana pun!"Afwan benar benar menyesal pernah menjadi mantannya dulu, dia perempuan tidak baik baik.  Hampir saja menjebak Mushin disebuah kamar di club kalau saja Afwan tak ada. Untung Afwan dan ushin kenal dengan salah satu pegawai disana, jadi kebusukan perempuan itu sudah diendus olehnya. Jangan bermain main dengan Afwan yang cuek dan acuh itu. Jika berani maka akan berakhir menyesal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD