bc

Mengandung Benih Calon Kakak Ipar

book_age18+
825
FOLLOW
9.3K
READ
HE
arrogant
boss
doctor
drama
bxg
office/work place
musclebear
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

"Ternyata kamu masih perawan."

Dengan teganya, pria yang merupakan kakak dari tunanganku itu menyeringai jahat setelah berhasil menodaiku.

Restu yang tak kunjung kudapatkan dari calon mertuaku, membawaku dalam petaka kala dengan kejinya calon kakak ipar yang telah dihasut calon mertuaku merenggut kesucianku agar tidak bisa meneruskan hubunganku dengan tunanganku lagi.

Hidupku hancur. Kehormatanku lenyap dalam semalam menyisakan rasa sakit di dalam hati akibat penghinaan yang ditorehkan oleh calon kakak iparku.

"Ini peringatan untukmu, Zia. Putuskan hubunganmu dengan adikku atau aku akan menjualmu ke rumah bordil sekalian."

Sakit, sungguh perih hatiku mendengar ancaman dari lelaki itu. Aku bersumpah, akan membenci lelaki itu seumur hidupku. Namun, takdir memang belum berpihak padaku kala tak sengaja aku melamar pekerjaan di perusahaan b******n itu. Hidupku kian tersiksa saat benih yang pria itu tabur, bertumbuh menjadi seorang bayi dalam rahimku.

Apa yang harus aku lakukan? Haruskah kugugurkan saja kandungan ini?

chap-preview
Free preview
Kejadian Tragis
“Ternyata kamu masih perawan.” Suara berat itu mengalun di telinga Zia yang saat ini sedang disumpal mulutnya dengan selembar sapu tangan. Sungguh ia tidak menyangka kalau kehormatannya akan dicabik-cabik oleh seseorang yang sangat ia kenal, yaitu calon kakak iparnya sendiri. Tubuhnya sakit karena diikat di sebuah ranjang. Area sensitifnya perih akibat perbuatan calon kakak iparnya yang begitu keji padanya. Kenapa takdir begitu kejam? Di saat dirinya akan segera menikah tak kurang dari satu bulan lagi dengan tunangannya yang bernama Reynald, tiba-tiba kejadian ini terjadi. “Aku ingatkan kamu, jangan pernah mendekati adikku lagi! Aku sudah memberimu peringatan berkali-kali untuk mundur teratur karena mama tidak pernah menyetujui kamu, tapi kamu masih saja bersikeras untuk melanjutkan pertunangan sialan itu dengan adikku,” ujar laki-laki itu terus bergerak liar di atas tubuh Zia, berusaha menuntaskan gelora di dalam tubuhnya. Tak ia pedulikan lagi rintihan Zia. Yang Rein tahu, ia harus menyelesaikan tugas dari sang mama untuk menyingkirkan wanita materialistis dan binal ini dari hidup Rey—adik kandungnya. Rein lalu menarik sapu tangan yang menyumpal mulut Zia, kemudian mengerang panjang kala luapan hasrat menerjang hingga tumpah di rahim wanita yang seharusnya menjadi adik iparnya itu. Lelaki tampan itu segera mengatur napasnya agar kembali tenang. Sementara wanita cantik itu penampilannya tampak mengenaskan di mana bercak darah di area intimnya terlihat jelas. Zia langsung menjerit histeris kala mulutnya berhasil terbebas dari sumpalan sapu tangan yang membuatnya tak bisa berteriak ketika calon kakak iparnya mencabik-cabiknya di bawah sana. “Dasar berengsek, kurang ajar! Kenapa kamu tega melakukan ini? Tidak bisakah kita bicara baik-baik? Kenapa harus menodaiku seperti ini?” Sambil menahan rasa sesak di d**a, juga menahan nyeri, Zia terus memaki calon kakak iparnya. Saat ini harga dirinya lenyap. Ia diikat dengan kuat dalam posisi terlentang. Kakinya diikat terbuka tanpa bawahan sama sekali. Atasannya juga telah sobek tak berbentuk lagi karena perbuatan kejam Rein yang bermain kasar di atas tubuhnya. Zia tak pernah menduga kalau pertemuannya dengan calon kakak iparnya akan berakhir tragis. Tega-teganya Rein membohonginya, mengatakan bahwa calon mama mertuanya ingin meminta syarat agar bisa merestui pernikahan yang rencananya akan tetap dihelat sang tunangan dengan atau tanpa restu dari sang mama. Namun ternyata, pertemuannya dengan Rein yang tanpa sepengetahuan tunangannya itu berakhir petaka. Bukannya bertemu calon mama mertua, Zia malah berakhir kehilangan keperawanannya di kamar laknat itu setelah sebelumnya Rein berhasil membuatnya tidak berdaya seusai meminum air mineral yang disuguhkan olehnya di kafe hotel beberapa waktu lalu. Ketika ia terbangun, betapa hancurnya hatinya ketika mendapati sang kakak ipar tengah bergerak liar di atas tubuhnya. “Diam kamu!” bentak Rein sambil meraih boxer-nya dan kembali mengenakannya. Pria kejam itu mendekati Zia lalu menyeringai jahat. “Salahmu sendiri kenapa begitu keras kepala. Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali. Mama juga telah menegaskan tidak sudi menerimamu menjadi menantu. Namun, kamu tidak pernah menggubrisnya.” Mata Zia melotot tajam. Kenapa calon kakak iparnya tega melakukan ini padanya? Zia juga sudah berusaha mundur sejak ia tahu calon mama mertuanya menolak merestuinya. Namun, Rey berhasil meyakinkannya kalau restu akan didapatkan seiring waktu. Terpenting, mereka menikah dulu, urusan restu belakangan. Tak pernah ia duga, perihal restu akan menghancurkan masa depannya seperti ini. “Kamu kejam. Kamu tega ....” pekik Zia tak bisa membendung air matanya. “Sampai kapan pun aku tidak akan pernah melupakan penghinaan ini.” Rein naik pitam. Ia mencengkeram rahang Zia dengan tangan kekarnya hingga perempuan yang telah berhasil ia nodai itu mendesis kesakitan. “Oh, ya? Baiklah, jangan pernah lupakan malam panas kita sampai kamu mati! Ingatlah ini sepanjang hidupmu sebagai hukuman berani menentang keluarga Haditama. Aku pun aku tidak akan pernah melepaskan kamu, tahu kamu?” Rein kembali mencengkeram rahang Zia dengan kasar hingga warna kulit Zia yang tadinya putih, berubah menjadi merah. “Aku akan terus memata-matai dan mengawasi kamu agar kamu tidak mendekati adikku lagi. Jika Rey menemuimu, putuskan dia segera! Jangan berpikir untuk melanjutkan hubungan kalian lagi! Ingat, aku memegang video saat aku menodaimu! Apa kamu mau aku menyebar video panas kita ke publik?” ancam Rein sambil menunjuk ke arah sebuah laptop yang mengarah ke ranjang. Zia terhenyak. Artinya, laptop itu merekam semua perbuatan biadab sang calon kakak ipar padanya. Ini kejam. Sungguh ini perbuatan laknat. Gadis yang telah kehilangan keperawanannya itu menatap sengit pada pria j*****m di depannya lalu mendesis tajam. “Bagaimana mungkin aku melanjutkan hubunganku dengannya, Berengsek? Tubuhku sudah kotor karenamu. Kamu bukan manusia, kamu binatang. Kamu biadab, kurang ajar!?” “Diam!?” Rein naik darah. Ia mencekik Zia lalu melotot tajam. Sedetik kemudian, lelaki itu mendesis mengultimatum Zia. “Awas, ini peringatan terakhirku! Jangan pernah dekati adikku lagi atau bukan hanya aku yang akan mencicipi tubuhmu, tapi aku akan mengundang semua teman-temanku untuk mencicipimu beramai-ramai. Camkan itu!” Laki-laki itu melepaskan cengkeraman tangannya dari leher Zia lalu melepas semua ikatan di tubuhnya. Kemudian dengan kejamnya, Rein melemparkan pakaian ganti di tubuh calon adik iparnya itu. “Tutup tubuh kotormu itu dan segeralah berpakaian lalu tinggalkan kamar ini secepatnya! Ingat, aku masih akan memantaumu sampai kamu memang benar-benar lepas dari adikku. Jika sampai kamu membuat adikku membantah mamaku lagi, aku bersumpah akan mengulangi ini berkali-kali padamu,” tegas Rein lalu mengambil laptop di atas meja, kemudian meninggalkan Zia begitu saja. Dengan terseok-seok menahan perih di area sensitifnya, Zia memungut pakaian yang dilemparkan oleh laki-laki itu. Tangisnya tertahan. Ia berusaha tegar. Yang Zia pikirkan adalah pergi dari sana sebelum laki-laki itu keluar dari kamar mandi. Hatinya hancur, tubuhnya remuk. Zia tidak tahu harus bagaimana. Masa depannya hancur berkeping-keping. Dengan menahan semua duka, wanita itu segera meninggalkan hotel, pulang menuju rumah kontrakannya dan setibanya di sana, tangisnya pun pecah. Wanita itu meraung sejadi-jadinya, terutama ketika ia menatap tubuhnya di mana bercak merah tanda kebuasan calon kakak iparnya penuh mewarnai tubuhnya. “Ya, Tuhan! Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau ibu dan ayahku tahu soal ini? Bagaimana kalau sepupu juga adikku mengetahui ini,” ratap Zia histeris. Tangisnya pun semakin menjadi-jadi. Membayangkan kekecewaan di mata sanak saudaranya saat mengetahui pesta pernikahan yang sudah dipersiapkan bulan depan dibatalkan begitu saja. Itu sungguh membuat Zia pilu. Yang paling membuatnya perih adalah bagaimana reaksi tunangannya saat ia memutuskannya nanti. Bagaimana ia menjelaskan semuanya pada Rey? Jika Zia berterus terang, pasti ia akan dapatkan hukuman lagi dari laki-laki sialan itu. Salah satunya video pemaksaan tadi akan tersebar luas di penjuru kota. Namun, jika ia memutuskan Rey tanpa sebab, tunangannya itu pasti akan mencurigainya. “Apa yang harus aku lakukan, ya, Tuhan? Kenapa semua ini menimpaku? Kenapa takdirku begitu buruk?” jerit Zia beruraian air mata. Bersambung ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook