DUA

910 Words
“Egh..” erang Aisha yang sebenarnya enggan membuka matanya. Badannya masih lemas dan suhu tubuhnya masih hangat. Untunglah hari ini adalah hari bebas jadi tidak masalah bila Aisha tidak berangkat sekolah. Fyi, Aisha dan Erick adalah kelas dua belas yang sebentar lagi lulus tinggal menunggu pengumuman kelulusan saja. Aisha terpaksa membuka matanya ketika dia merasakan kecupan-kecupan ringan diwajahnya. Aisha langsung terduduk bangun begitu menyadari siapa pelakunya. "Erick.. Kamu masih disini?" tanya Aisha gugup, melirik takut-takut kearah Erick. Oh Tuhan, bagiamana bisa dia membiarkan seorang laki-laki bermalam di rumahnya? Tidak ada yang terjadi bukan tadi malam? Selain, alerginya yang kumat, tunggu Kenapa bajunya berbeda dengan yang Aisha ingat? Aisha menggigit bibir bawahnya, kakinya gemetar, pikirannya kemana-mana dia takut kalo dia sudah tak lagi per-- "Gak usah mikir yang aneh-aneh. Tadi malem kamu muntah kena bajunya" ujar Erick mengetahui raut tegang Aisha. Aisha itu termasuk gadis yang lugu dan polos, jadi wajar saja jika dia sangat menjaga mahkotanya. Meski sudah mendengar jawaban Erick, Aisha masih tetap tak bisa tenang. Siapa yang menggantikan pakaiannya? Pertanyaan itu terus bercokol dalam hatinya, sampai akhirnya Aisha tidak tahan untuk mengatakannya. "Kamu pikir sendiri lah" jawab Erick ambigu. "Hari ini, gak usah masuk dulu. Aku udah order sarapan buat kamu. Aku pulang" ujar Erick mengecup kening Aisha singkat, mengabaikan Aisha yang masih berkutat dengan pikirannya sendiri. Bahkan, Aisha tidak sadar bila Erick sudah pergi, sampai teriakan ojol membuat Aisha tersadar. “Ya Tuhan, jadi Erick yang gantiin?” ujar Aisha syok, sesungguhnya Aisha ingin tidak percaya, tapi jika dipikir-pikir lagi, siapa lagi kalau bukan Erick? Keesokan harinya, Aisha berangkat pergi sekolah setelah sebelumnya mengantarkan kue yang dibuatnya ke beberapa warung tempat ia tinggal sebagai tambahan pemasukan. Sebenarnya Aisha ke sekolah sekedar mengisi waktunya saja, karena dia bingung mau melakukan apa dirumah. Fyi, Aisha dan Erick masih berstatus sebagai murid tingkat akhir, hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan yang tinggal menghitung hari. “Sha, kemarin kemana? Tumben gak masuk” celetuk Intan, satu-satunya sahabat dekat Aisha karena berasal dari keluarga yang sama dengan dirinya. “Alergi ku kambuh kemarin” sahut Aisha “Tapi, sekarang udah gak papa kan?” Aisha tersenyum melihat nada khawatir sahabatnya “Udah gak papa kok, buktinya aku bisa masuk” Intan hanya berohria, sebelum mengerutkan keningnya bingung “Kok bisa alergi kamu kambuh?” “Kemarin aku gak sengaja makan makanan yang dibawa Erick” jelas Aisha “Erick? Siapa Erick? Kok aku baru denger, bukannya pacar kamu itu Jojo ya” tanya Intan penuh selidik, matanya memicing, badannya condong kearah Aisha. Aisha mendorong bahu Intan menjauh, risih bila ditatap secara intimidasi begitu. Kesannya, Aisha adalah orang jahat yang patut dicurigai. “Erick itu Jojo” “Wait.. wait, kok bisa begitu sih? Aku jadi bingung Sha” “Kamu aja bingung apalagi aku tan. Intinya, beberapa hari yang lalu Jojo minta aku buat manggil dia Erick” “Mungkin supaya beda, kesannya jadi sweet gitu. Panggilan kesayangan istilahnya” goda Intan, matanya berkilat jahil. Aisha menggelengkan kepalanya tegas “Gak mungkin, masalahnya dia udah terbiasa dipanggil Jojo dan gak mungkin kan tiba-tiba pengin ganti. Selain itu, sikap Jojo yang sekarang berubah seratus delapan puluh derajat. Kayak bukan Kenzo yang aku kenal” “Berubah gimana maksud kamu” “Ya, dia itu sekarang lebih pose—“ ucapan Aisha harus terhenti karena sorakan kagum teman-temannya. Ada apa sih? “Gila! Itu cowok ganteng banget sih” “Wajahnya kayak gak asing sama seseorang deh” “Tunggu, dia masuk kelas 12 IPA satu? Sekelas dong sama gue, tapi kok gue gak tahu ada cowok sekeren dia sih selama ini” “Ai” panggil si cowok yang jadi pusat perhatian, siapa lagi kalau bukan Erick. “Er..erick” balas Aisha gugup. Dirinya sekarang menjadi pusat perhatian “Si cupu itu kenal cowok keren ini?” “Pake pelet apa dia?” Erick menatap tajam ke arah orang-orang yang tadi berkomentar buruk terhadap Aishanya. Yang sayangnya, dibalas dengan mereka senyuman malu-malu kucing dan bertingkah sok cantik. Di mata Erick, itu malah lebih terkesan bitchy. “Sekali lagi gue denger kalian ngomong yang enggak-enggak tentang Aisha, habis lo semua sama gue” ancam Erick, nadanya mampu membuat orang-orang disekitar merinding bahkan Aisha. Pasalnya, Aisha baru melihat sisi Erick yang seperti ini. Padahal dulu Jojo lah yang sering ditindas dan diintimidasi bahasa kasarnya dibully tapi sekarang lihatlah? Semuanya seakan terbalik, membuat Aisha makin yakin bahwa ada yang tak beres dengan Jojo alias Erick. “Memangnya lo siapanya si cup-, maksud gue Shasa” ralat salah satu orang perempuan yang tadi diperingati oleh Erick. Dari tatapannya saja sudah tahu bahwa laki-laki ini akan membuktikan omongannya bukan hanya sekedar ancaman belaka. “Sebelumnya gue tanya. Kalian tahu siapa gue?” tanya Erick mengangkat alisnya sambil tersenyum miring melihat raut wajah bingung semuanya yang seakan penasaran akan siapa dirinya. Memangnya Erick sebeda itu dengan dia yang dulu , sampai tidak ada yang mengenalinya? Ckckck, Erick berdecak dalam hatinya. “Ehm.. lo Jojo bukan sih?” celetuk salah seorang laki-laki dengan berani dan ragu-ragu. Aisha bertaruh dalam hatinya, bila ini Jojonya yang dulu pasti tahu siapa nama laki-laki itu karena dia itu salah satu teman yang Jojo kenal cukup baik. Bila sebaliknya, Aisha yakin didepannya bukan Jojonya meskipun wajahnya sama. “Seratus buat lo-- bi” ada jeda sedikit diakhir kalimatnya, tapi itu tak ditangkap oleh Aisha karena Aisha sudah sibuk dengan pikirannya yang berkata bahwa orang itu adalah Jojonya yang asli, spekulasinya salah. "Gue emang Jojo, temen sekelas kalian" pernyataan Erick membuat semua orang membulatkan matanya terkejut tidak percaya. Apa iya dia Jojo yang selama ini terkenal cupu? Belum pulih atas keterkejutan tadi, pernyataan Erick selanjutnya membuat semua syok berkali-kali lipat "Dan Aisha adalah pacar gue. Bagi kalian yang berani macam-macam sama Aisha, berhadapan langsung sama gue" tukas Erick sebelum menarik tangan Aisha dan membawanya pergi tanpa peduli orang-orang yang masih terkejut dan bingung akan perubahan Jojo yang bagi mereka begitu tiba-tiba. Tidak terkecuali Intan yang dalam hati membenarkan ucapan Aisha tadi bahwa Jojo memang berbeda bahkan sangat-sangat berbeda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD